Posts

Showing posts matching the search for Teori Lokasi Industri Weber

Teori Lokasi Industri Weber

Image
Jika anda ingin mendirikan suatu pabrik/usaha, dimana kira-kira anda mendirikannya?Apakah dekat dengan lokasi bahan standar?Apakah dekat dengan lokasi pasar?Atau pada tengah-tengah antara keduanya?Apabila anda masih bingung mungkin sedikit teori pada bawah ini dapat membantu tahu masalah tersebut. Alfred Weber seorang ahli ekonomi Jerman mengemukakan sebuah teori keruangan yg dinamakan Teori Lokasi Industri pada 1909. Teori Weber ini acapkali dianggap jua  least cost location atau lokasi porto minimal. Intinya suatu industri wajib didirikan pada wilayah yg memilliki porto paling minimal, baik porto angkut (transportasi) maupun porto energi kerja (upah). Ada tiga faktor primer yg memengaruhi lokasi industri yaitu: 1. Biaya transportasi 2. Upah energi kerja 3. Aglomerasi ekonomi Untuk menganalisa lokasi industri tadi Weber memakai istilah location triangle  (segitiga lokasi)  untuk memilih lokasi optimal  M adalah Pasar P adalah lokasi biaya terendah S merupakan lokasi bahan baku Unt

TeoriTeori Lokasi dan Aglomerasi Industri

Image
Dalam geografi tentunya istilah "lokasi" adalah konsep utama yang selalu menjadi perhatian utama saat belajar geografi. Dengan demikian Teori-Teori Lokasi poly bermunculan pada global geografi buat menjabarkan kenyataan yg terjadi di setiap wilayah berdasarkan sudut pandang lokasi. Dari sekian banyak teori lokasi dan teori perwilayahan yang telah terdapat, beberapa antara lain adalah Von Thunen (1826), A. Weber (1909), Christaller (1933), A. Losch (1944), Perroux (1955), Issard (1956) serta Friedman (1964). Von Thunen mengembangkan interaksi antara perbedaan lokasi dalam rapikan ruang (spatial location) dan pola penggunaan lahan. Menurut Von Thunen jenis pemanfaatan huma dipengaruhi sang tingkat sewa lahan dan berdasarkan jua pada aksesibilitas nisbi. Lokasi berbagai jenis produksi pertanian dipengaruhi oleh kaitan antara harga barang-barang hasil dalam pasar serta jarak antara wilayah produksi menggunakan pasar penjualan. Kegiatan yang mampu menghasilkan panen fisik terting

Growth Pole Atau Kutub Pertumbuhan

Image
Kalian tentu acapkali bertanya kenapa terdapat daerah atau kota yg berkembang dengan pesat serta ada yang lambat. Potensi serta kemampuan tiap wilayah nir sama serta masalah utama yang dihadapi nir sama sehingga usaha pembangunan sektoralnya tidak sama. Itulah sebabnya tidak semua wilayah dapat sebagai kutub pertumbuhan. Lihatlah disparitas Jabodetabek dengan Cianjur atau Sukabumi misalnya. Baca pula: Teori Tempat Sentral Teori lokasi klasik ternyata tidaklah berlaku secara sempurna karena beranggapan bahwa semua kegiatan berlangsung di atas bagian atas yang sama, disparitas geografis ditiadakan, fasilitas transportasi tersedia ke semua arah, bahan standar industri, pengetahuan teknis serta kesempatan produksi adalah seragam pada semua daerah (homogen).  Akibat berdasarkan ketidaksempurnaan teori lokasi klasik itu maka munculah pemikiran baru yaitu Teori Kutub Pertumbuhan atau Growth Pole Theory. Francois Perroux menyatakan bahwa pembangunan atau pertumbuhan tidak terjadi pada seluruh