5 Pasukan khusus elite yang dimiliki TNI

Menurut beberapa asal, Tentara Nasional Indonesia tentara nasional indonesia menjadi tentara paling paling disegani no 12 pada global. Memang belum jadi no 1, tapi mengingat indonesia masih berstatus sebagai negara berkembang, posisi tentara indonesia yg menjadi terbaik no 12 patut dibanggakan. Apalagi menggunakan melihat prestasi skill menembak TNI yg diadakan di ausi beberapa waktu yang kemudian, indonesia tampil menjadi yg terbaik mengalahkan pasukan dari negara maju amerika, dll.
Dan, dalam tubuh Tentara Nasional Indonesia, ada beberapa pasukan elit, pasukan ini memiliki tugas spesifik serta berbeda dari pasukan reguler biasa. Yg paling populer merupakan kopassus (komando pasukan spesifik). Tetapi tahukah anda, selain kopassus, ternyata TNI pula memiliki beberapa unit satuan khusus yg selama ini sporadis diketahui publik. Apa saja? Yuk kita lihat.

1. Peleton Intai Tempur (Tontainpur)



Tontainpur adalah pasukan elite yg berada di bawah Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Para anggotanya diambil menurut kesatuan pada bawah Kostrad, dan tidak semuanya sanggup sebagai bagian menurut pasukan ini.
Para prajurit yg bergabung harus melalui pembinaan berat yg berlangsung selama tujuh bulan lamanya. Kualifikasi yang diberikan jua relatif tinggi, alhasil cuma 500 prajurit saja yg lulus, tidak heran jika jumlahnya tak terlalu besar .
Sesuai namanya, para prajurit tidak hanya dilatih buat menguasai kemampuan darat saja, akan tetapi jua laut serta udara. Seluruh latihan dilakukan di markas-markas pasukan elite yg dimiliki Tentara Nasional Indonesia, yakni latihan tempur di Gunung Sangga Buana, latihan intelijen/Sandha di Pusdik Passus, latihan teknik tempur bawah air di Satuan Pasukan Katak Armada RI Kawasan Barat dan latihan aplikasi latihan berganda pada Situ Lembang.
Seluruh latihan ini untuk menguji kemampuan para prajurit agar efektif pada medan tempur. Seluruh termin tadi tak cuma diperuntukkan bagi Tamtama, akan tetapi pula Bintara juga Perwira. Hingga kini , latihan berat Tontainpur hanya bisa meluluskan 100 personel pada 5 gelombang.

2. Detasemen Jala Mangkara (Denjaka)



Denjaka merupakan pasukan elite di bawah garis komando Marinir Tentara Nasional Indonesia AL. Mereka yang menjadi bagian dari pasukan ini telah menjalani training yg sangat berat, setiap tahunnya hanya 50 orang yang lulus berdasarkan pelbagai latihan.
Awalnya, para prajurit dilatih keras pada kawah candradimuka pada Situbondo. Latihan yg berat menciptakan detasemen ini sempat diperkuat belasan prajurit saja. Mereka yang tidak lulus dikembalikan pada kesatuannya masing-masing.
Sebagai calon prajurit Denjaka, setiap peserta tak cuma dituntut fisik yg prima, akan tetapi pula kecerdasan yang tinggi. Syarat ini diberikan mengingat pasukan ini seringkali ditugaskan buat melakukan infiltrasi di wilayah operasi secara individu maupun kelompok.
Teori yg diberikan juga hanya 20 persen, sisanya dilakukan di hutan, bahari dan udara, baik menyusup dengan terjun payung, berkecimpung lincah di laut, dan bertahan hayati pada darat. Tugas-tugas yang diberikan harus dilaksanakan serta diselesaikan secara sempurna, tidak ada kata gagal pada hal ini.
Dari seluruh latihan yg pernah dijalani, latihan yang dilakukan di Banyuwangi merupakan yg paling berat. Di mana setiap prajurit diikat kaki dan tangannya dan dibuang ke pada laut. Dengan keadaan itu, mereka diminta bertahan hidup serta meloloskan diri.
Selanjutnya, mereka tidak dibolehkan membawa perbekalan apapun, termasuk minum waktu berlatih di dalam hutan. Selama 3 hari 3 malam, para prajurit tidur di tengah hutan rimba, terkadang lebih menurut itu.
Selain fisik, prajurit pula dilatih mental, mulai berdasarkan terjun tempur baik siang serta malam, menyelam hingga renang pada tengah laut tanpa donasi apapun. Setelah lulus, mereka bisa mendapatkan baret ungu.

3. Satuan Bravo 90 (Sat Bravo-90)



Dibanding dua kakaknya di Sat-81 Tentara Nasional Indonesia AD dan Denjaka TNI AL, Bravo bisa dianggap anak bungsu. Den Bravo 90 dibentuk tahun 1990 di Markas Korps Pasukan Khas Tentara Nasional Indonesia AU, Margahayu Bandung. Lantaran lahir pada tubuh TNI AU, pasukan ini memiliki spesialisasi antiteror udara.
Tak cuma itu, Bravo-90 juga melengkapi personelnya menggunakan beragam kualifikasi spesifik tempur lanjut. Mulai dari combat free fall, scuba diving, pendaki serbu, teknik terjun HALO (High Altitude Low Opening) atau HAHO (High Altitude High Opening), para lanjut tempur, pertempuran jarak dekat dan antiteror.
Pasukan Bravo diseleksi dari anggota Korps Pasukan Khas Tentara Nasional Indonesia AU yang telah menyelesaikan pendidikan terjun serta komando. Hanya mereka yg lulusan terbaik bisa bergabung.

4. Batalyon Intai Amfibi (YonTaifib)



Sama seperti Denjaka, Yontgaifib merupakan satuan elite Korps Marinir. Satuan ini sebelumnya dikenal menggunakan nama Komando Intai Para Amfibi (Kipam).
Untuk sebagai bagian pada dalamnya, setiap calon anggota harus memenuhi syarat mental, fisik, kesehatan, serta telah berdinas aktif minimal dua tahun. Setelah lulus seleksi awal, latihan permulaan yg dilakukan adalah berenang dalam kondisi tangan serta kaki terikat, sejauh tiga km.
Perekrutan prajurit dilakukan secara sukarela berdasarkan anggota Marinir yg berada pada seluruh bagian tempur, baik infanteri, artileri, kavaleri, bantuan tempur dan pertahanan pangkalan, sebab mereka dipercaya telah mempunyai teknik pertempuran dasar.
Sama seperti pasukan elite lainnya, metode pelatihan dibagi pada beberapa tahap dalam tiga matra, yakni darat, laut, udara serta bawah air. Seluruhnya dijalani selama 9 bulan pada 8 Pusat Latihan Pertempuran (Puslatpur).

5. Batalyon Raiders Tentara Nasional Indonesia AD


Adalah Kepala Staf TNI AD Jenderal Ryamizard Ryacudu yg punya wangsit menciptakan pasukan elite pada seluruh Komando Daerah Militer (Kodam). Maka Ryamizard menaikkan kualifikasi 10 pasukan infanteri reguler menjadi Raiders. Sebagian personel Raiders dilatih kemampuan antiteror pada Pusdik Passus milik Kopassus.
Pasukan ini memiliki kemampuan menjadi pasukan anti-teroris untuk pertempuran jarak dekat, versus gerilya dengan mobilitas tinggi dan melakukan pertempuran-pertempuran berlanjut. Kemampuannya tiga kali pasukan infanteri biasa.
Tiap-tiap batalyon ini dilatih buat mempunyai kemampuan tempur tiga kali lipat batalyon infanteri biasa. Mereka dilatih untuk melakukan penyergapan dan mobil udara, misalnya terjun dari helikopter.
Pasukan elite ini diresmikan Jenderal Ryamizard lepas 22 Desember 2018. Mungkin karena Raiders, Indonesia bisa menerima predikat negara yg memiliki pasukan elite terbanyak.







Popular posts from this blog

Pembagian Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Terbaru

Contoh Soal PG Pendidikan Agama Islam PAI Kelas XI Semester 1 K13 Beserta Jawaban Part3 Terbaru

INILAH CONTOH ISIAN CATATAN FAKTA PKG 14 KOMPETENSI