Arti Kebahagiaan 7 Tanda Anda bahagia dalam Hidup

Manusia berlomba lomba mengumpulkan harta. Coba lihat ke diri anda kini , apapun status serta pekerjaan anda. Apakah anda mahasiswa, niscaya tujuan anda mendapat nilai bagus serta agar diterima kerja menggunakan gaji tinggi. Anda guru, pasti tujuan anda merupakan gaji pada akhir bulan, anda wiraswasta, pasti tujuan anda uang serta untung yg banyak. Nyaris seluruh aktivitas umat manusia yang berkiprah pada muka bumi ini tujuanya merupakan uang.
Namun, apakah menggunakan uang kita sanggup bahagia. Sebab hakikat kehidupan ini sejatinya merupakan mencari kebahagiaan. Apa sebennarnya arti bahagia? Bagaimana cara mencari kebahagiaan sejati?
foto doc indonesiana.tempo.co

Menurut Ibnu Abbas. Sahabat senior yg selalu menyertai baginda Rosulullah sallallahu alaihi wasallam. Dikalangan para mufassir, beliaulah terunggul di antara yang lain. Pada umur 9 tahun saja ibnu Abbas kecil telah hafal Al-Qur’an dan menjadi imam masjid. Sampai Nabi pun pernah berdo’a spesifik untuk beliau.
“Allahumma faqqohhu fiidaini,wa a’llamhutta’wiila”
artinya:“ya Allah,berilah kepadanya pemahaman tentang agama dan ajarilah dia tentang takwil”
Suatu hari beliau pernah ditanya sang para tabi’in tentang tentang apa yg dimaksud menggunakan kebahagiaan global.
Ibnu Abbas menjawab, ada 7 indikator mengenai kebahagiaan dunia:
1. Qalbun syakirun atau hati yg selalu bersyukur.
Memiliki jiwa syukur berarti selalu mendapat apa adanya (qona’ah), sehingga tidak terdapat ambisi yg hiperbola, tidak terdapat stress, inilah nikmat bagi hati yg selalu bersyukur. Seorang yang pintar bersyukur sangatlah cerdas tahu sifat-sifat Allah SWT, sebagai akibatnya apapun yg diberikan Allah dia malah tergoda dengan pemberian dan keputusan Allah.
Bila sedang kesulitan maka dia segera jangan lupa sabda Rasulullah SAW yaitu :
“Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yg lebih sulit menurut kita”. Jika sedang diberi kemudahan, beliau bersyukur menggunakan memperbanyak amal ibadahnya, kemudian Allah pun akan mengujinya menggunakan kemudahan yang lebih besar lagi. Jika dia tetap “bandel” dengan terus bersyukur maka Allah akan mengujinya lagi menggunakan kemudahan yang lebih akbar lagi.
Maka berbahagialah orang yang pandai bersyukur!
2. Al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh.
Pasangan hayati yg sholeh akan menciptakan suasana rumah serta keluarga yang sholeh juga. Di akhirat kelak seorang suami (menjadi imam famili) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri serta anaknya kepada kesholehan. Berbahagialah sebagai seorang istri jika mempunyai suami yang sholeh, yg pasti akan bekerja keras buat mengajak istri serta anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian jua seorang istri yang sholeh, akan memiliki kesabaran serta keikhlasan yang luar biasa pada melayani suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan suaminya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami yg memiliki seorang istri yg sholeh.
3. Al auladun abrar, yaitu anak yang soleh.
Saat Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seseorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya pada anak belia itu : “Kenapa pundakmu itu ?” Jawab anak muda itu : “Ya Rasulullah, aku dari Yaman, saya mempunyai seseorang ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintai beliau dan aku tidak pernah melepaskan beliau. Saya melepaskan mak saya hanya ketika buang hajat, saat sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya aku selalu menggendongnya”. Lalu anak muda itu bertanya: ” Ya Rasulullah, apakah aku telah termasuk kedalam orang yang telah berbakti kepada orang tua ?”
Nabi SAW sambil memeluk anak belia itu dan mengungkapkan: “Sungguh Allah ridho kepadamu, engkau anak yang soleh, anak yg berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu”. Dari hadist tersebut kita menerima gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata nir cukup untuk membalas cinta serta kebaikan orang tua kita, namun minimal kita bisa memulainya dengan sebagai anak yg soleh, dimana doa anak yg sholeh pada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah. Berbahagialah kita apabila memiliki anak yang sholeh.
4. Albiatu sholihah, yaitu lingkungan yg aman buat iman kita.
Yang dimaksud menggunakan lingkungan yang aman adalah, kita boleh mengenal siapapun tetapi untuk menjadikannya menjadi sahabat karib kita, haruslah orang-orang yg memiliki nilai tambah terhadap keimanan kita. Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah menganjurkan kita buat selalu berteman menggunakan orang-orang yg sholeh. Orang-orang yang sholeh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita apabila kita berbuat keliru.
Orang-orang sholeh merupakan orang-orang yang bahagia lantaran nikmat iman dan nikmat Islam yang selalu terpancar dalam cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut menyinari orang-orang yg ada disekitarnya.
Berbahagialah orang-orang yg selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sholeh.
5. Al malul halal, atau harta yg halal.
Paradigma pada Islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta namun halalnya. Ini nir berarti Islam tidak menyuruh umatnya buat kaya.
Dalam riwayat Imam Muslim di pada bab sadaqoh, Rasulullah SAW pernah bertemu menggunakan seseorang teman yg berdoa mengangkat tangan. “Kamu berdoa telah cantik”, kata Nabi SAW, “Tetapi sayang kuliner, minuman serta sandang serta tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan”. Berbahagialah menjadi orang yg hartanya halal karena doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal jua akan menjauhkan setan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan kokoh, sehingga memberi kenyamanan dalam hidupnya. Maka berbahagialah orang-orang yg selalu menggunakan teliti menjaga kehalalan hartanya.
6. Tafakuh fi dien, atau semangat buat memahami agama.
Semangat memahami kepercayaan diwujudkan dalam semangat tahu ilmu-ilmu agama Islam. Semakin beliau belajar, maka semakin ia terangsang buat belajar lebih jauh lagi ilmu tentang sifat-sifat Allah serta ciptaan-Nya.
Allah menjanjikan nikmat bagi umat-Nya yang menuntut ilmu, semakin beliau belajar semakin cinta beliau pada agamanya, meningkat cintanya pada Allah serta rasul-Nya. Cinta inilah yg akan memberi cahaya bagi hatinya.
Semangat tahu kepercayaan akan meng “hayati” kan hatinya, hati yg “hidup” merupakan hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat iman. Maka berbahagialah orang yang penuh semangat tahu ilmu agama Islam.
7. Yaitu umur yang baroqah.
Umur yg baroqah itu merupakan umur yang semakin tua semakin sholeh, yg setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya buat kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi menggunakan poly bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun cenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome). Disamping itu pikirannya terfokus dalam bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan global yg belum ia sempat rasakan, hatinya kecewa apabila beliau tidak sanggup menikmati kenikmatan yang diangankannya. Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan poly mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu beliau buat bertemu menggunakan Sang Penciptanya. Hari tuanya diisi menggunakan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih. Tidak terdapat rasa takutnya buat meninggalkan global ini, bahkan beliau penuh harap buat segera merasakan estetika alam kehidupan berikutnya misalnya yang dijanjikan Allah. Inilah semangat “hayati” orang-orang yang baroqah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yg umurnya baroqah.
Demikianlah pesan-pesan menurut Ibnu Abbas ra. Mengenai 7 indikator kebahagiaan dunia.
Bagaimana caranya agar kita dikaruniakan Allah ke tujuh buah indikator kebahagiaan dunia tersebut ? Selain bisnis keras kita buat memperbaiki diri, maka mohonlah kepada Allah SWT dengan sesering dan se-khusyu’ mungkin membaca doa `sapu jagat’ , yaitu doa yg paling tak jarang dibaca oleh Rasulullah SAW. Dimana baris pertama doa tadi “Rabbanaa aatina fid dun-yaa hasanaw” (yg merupakan “Ya Allah karuniakanlah saya kebahagiaan global “), mempunyai makna bahwa kita sedang meminta kepada Allah ke tujuh indikator kebahagiaan dunia yg disebutkan Ibnu Abbas ra, yaitu hati yg selalu syukur, pasangan hidup yg soleh, anak yang soleh, teman-sahabat atau lingkungan yg soleh, harta yang halal, semangat buat memahami ajaran agama, dan umur yang baroqah.
Walaupun kita akui sulit menerima ke 7 hal itu terdapat pada pada genggaman kita, setidak-tidaknya bila kita mendapat sebagian saja sudah patut kita syukuri.
Sedangkan tentang kelanjutan doa sapu jagat tadi yaitu “wa fil aakhirati hasanaw” (yang adalah “serta juga kebahagiaan akhirat”), buat memperolehnya hanyalah dengan rahmat Allah. Kebahagiaan akhirat itu bukan nirwana tetapi rahmat Allah, kasih sayang Allah. Surga itu hanyalah sebagian mini menurut rahmat Allah, kita masuk surga bukan lantaran amal soleh kita, namun karena rahmat Allah.
Amal soleh yang kita lakukan sepanjang hidup kita (walau setiap hari puasa serta sholat malam) tidaklah relatif buat menerima tiket masuk surga . Amal soleh sesempurna apapun yang kita lakukan seumur hayati kita tidaklah sebanding dengan nikmat surga yg dijanjikan Allah.
Kata Nabi SAW, “Amal soleh yang kalian lakukan nir bisa memasukkan kalian ke nirwana”. Lalu para teman bertanya: “Bagaimana dengan Engkau ya Rasulullah ?”. Jawab Rasulullah SAW : “Amal soleh saya pun juga nir relatif”. Lalu para sahabat pulang bertanya : “Kalau begitu menggunakan apa kita masuk surga ?”. Nabi SAW kembali menjawab : “Kita dapat masuk surga hanya lantaran rahmat serta kebaikan Allah semata”.
Jadi sholat kita, puasa kita, taqarub kita pada Allah sebenarnya bukan buat surga namun untuk mendapatkan rahmat Allah. Dengan rahmat Allah itulah kita menerima surga Allah (Insya Allah, Amiin).
Rohmat saputra
Mahasiswa STID M.natsir, Jakarta pusat
//www.eramuslim.com/oase-iman/7-indikator-kebahagiaan-global-dari-sahabat-ibnu-abbas.htm#.vzneidKqqko

Popular posts from this blog

Pembagian Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Terbaru

Contoh Soal PG Pendidikan Agama Islam PAI Kelas XI Semester 1 K13 Beserta Jawaban Part3 Terbaru

INILAH CONTOH ISIAN CATATAN FAKTA PKG 14 KOMPETENSI