Canggih Ultrafiltrasi dan Arsenum bisa Ubah Air Banjir jadi Air Minum

Badan Penerapan Pengkajian Teknologi (BPPT) memperkenalkan indera yg bisa mengubah air banjir menjadi air minum bernama arsenum.
Menurut Imam Setiyadi, keliru satu perekayasa, alat yg bernama Ultrafiltrasi serta Arsenum ini dapat melakukan penyaringan mikro bakteri yg terdapat dalam air kotor sebagai akibatnya air yang dihasilkan higienis dan kondusif buat dikonsumsi.
Alat ini mempunyai 2 tahap pekerjaan. Pertama, air yang tidak layak minum misalnya air hujan, air laut bahkan air banjir ditampung dalam sebuah tabung besar . Dalam tabung ini terjadi proses yang bernama ultrafiltrasi.
Dalam proses ini, air disaring menggunakan sebuah indera yg berbentuk seperti sarang tawon menggunakan lubang membran berukuran 1/100 menurut diameter sehelai rambut. Lubang membran ini menjaring bakteri-bakteri yg terdapat pada air kotor.
"Bukan hanya mikroorganisme mini yang tersaring. Alat ini juga sanggup menghilangkan warna air keruh serta baunya," ujar Imam pada sela-sela acara Seminar Nasional Inovasi Teknologi Lingkungan pada Gedung BPPT, Jakarta.
Setelah air kotor sebagai air yg kadar bakunya relatif baik, maka proses pemurnian air ini masuk pada tahap berikutnya dengan memakai indera bernama Arsenum (Air Siap Minum).
Sama seperti Ultrafiltrasi. Arsenum juga menggunakan sebuah filter berbentuk tabung yang mempunyai lubang membran sampai 1/1000mikron atau 1.000 kali lebih mini dari berukuran diameter rambut.
Imam menampakan, dalam prosesnya, air yang didapatkan pasa proses penyaringan pertama masuk dalam sebuah filter.
Di sini, dengan teknologi molekuler, indera ini dapat menyaring kandungan garam, logam, bakteri dan pecahan bakteri yang lebih kecil. Proses penyaringan ini juga tidak memakan saat yang lama . Proses ini terjadi secara instan waktu air kotor dimasukan ke dalam alat.
"Dari pengolahan molekular ini, padatan seperti garam serta logam dihilangkan. Setelah padatan berkurang, maka air ini layak untuk diminum meskipun memiliki kandungan mineral di bawah air biasa" istilah Imam, Senin (15/12).
Dalam pembuatan indera ini, modal yang perlu dimuntahkan buat pembuatan satu unit alat ini tergolong cukup tinggi yaitu sebanyak Rp 125 juta hingga Rp 160 juta. Tetapi hal ini akan menjadi investasi jangka panjang dan sangat bermanfaat buat digunakan pada wilayah terpencil.
Sejauh ini, penerapan teknologi menggunakan daya guna yg tinggi ini baru diaplikasikan dalam beberapa daerah kepulauan yg kesulitan menerima air higienis.
Rencananya, alat ini akan terus dikembangkan buat dapat digunakan pada masyarakat luas, mengingat pemerintah Indonesia memiliki acara nasional Gerakan Nasional Indonesia Bersih (GNIB) dari tahun 2018 dan Gerakan Penghematan Air melalui instruksi Presiden No. 13 Tahun 2018.

Popular posts from this blog

Pembagian Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Terbaru

Contoh Soal PG Pendidikan Agama Islam PAI Kelas XI Semester 1 K13 Beserta Jawaban Part3 Terbaru

INILAH CONTOH ISIAN CATATAN FAKTA PKG 14 KOMPETENSI