Ini Alasan Penyebab Serge Areski Atlaoui Batal dieksekusi mati

Setelah banyak sekali protes serta kecaman datang silih berganti termasuk menurut penyanyi manis c sasmi yg kini berkewarganegaraan prancis, Serge Areski Atlaoui akhirnya sahih sahih lolos menurut eksekusi mati tahap 2, alias batal dibunuh yg berdasarkan rencana akan dilakukan malam ini. Serge Areski Atlaoui satu-satunya terpidana mangkat yang namanya dicabut menurut daftar hukuman tewas di eksekusi tewas gelombang kedua, Selasa, 28 April 2018.
Awalnya, pencabutan nama Serge diduga menjadi dampak berdasarkan besarnya tekanan menurut pemerintah Perancis. Pemerintah Perancis mengultimatum Indonesia akan terdapat konsekuensi diplomatik jika hukuman Serge dilanjutkan.

Namun, Kejaksaan Agung membantah dugaan itu. Serge melakukan upaya aturan baru di mnt-menit terakhir batas akhir pengajuan upaya hukum. Sebelumnya, Serge telah pernah mengajukan Peninjauan Kembali dan gugata ke Pengadilan Tata Usaha Negara.
"Bukan lantaran tekanan tetapi lantaran dia mengajukan perlawanan terhadap putusan PTUN yang menolak gugatannya terhadap Keppres Grasi,"ujar Kepala Pusat Penerangan dan Hukum Kejaksaan Agung Tony Spontana.
Serge merupakan laki-laki kelahiran Perancis, 16 Desember 1963. Ia merupakan keliru satu pembangun pabrik narkotika terbesar ketiga pada dunia yg berlokasi di Cikande, Tangeran.
Ia membentuk pabrik itu bersama 21 orang lainnya yang pula mendapat hukuman berat. Sembilan di antaranya dieksekusi tewas yaitu Benny Sudrajat alias Tandi Winardi, Iming Santoso alias Budhi Cipto, Zhang Manquan, Chen Hongxin, Jian Yuxin, Gan Chunyi, Zhu Xuxiong, Nicolas Garnick Josephus Gerardus alias Dick, serta Serge Areski Atloui.
Pabrik pada mana Serge sebagai teknisi itu berdiri pada atas lahan seluas 4 ribu meter persegi. Kemampuan produksinya mencapai 100 kilogram per minggu. Satu kilogram bungkus ekstasi produksi pabrik itu berisi 10 ribu butir pil. Satu pil berharga setidaknya Rp100 ribu. Satu pekan, omzet mencapai Rp100 miliar.
Pada 11 November 2018, Serge menggrebek pabrik tadi. Dari penggrebekan itu, pihak kepolisian menemukan berton-ton bahan pembuat ekstasi pada drum dan setidaknya 250 kilogram narkotika.
Namun sepertinya lantaran kekuasaan serta uang, Serge Areski Atlaoui berhasil lolos, sebagai mana freddy budiman bos kelas berat narkoba yang jua batal dieksekusi. Bandingkan dengan Mary Jane Fiesta Veloso yang hanya membawa 2, sekian kilogram, wajib dibunuh tanpa ampun. Uang berbicara bosssssss.... (update: mary jane batal dieksekusi lantaran temuan bukti baru)

Popular posts from this blog

Pembagian Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Terbaru

Contoh Soal PG Pendidikan Agama Islam PAI Kelas XI Semester 1 K13 Beserta Jawaban Part3 Terbaru

INILAH CONTOH ISIAN CATATAN FAKTA PKG 14 KOMPETENSI