MacamMacam Teori Terjadinya Tata Surya

Di bagian depan telah dijelaskan adanya 2 pendapat mengenai pusat beredaraya planet-planet dan satelit pada sistem Tata Surya.yang pertama disebut Sistem Geosentris yg dikemukakan sang Claudius Ptolomeus pada abad ke-dua Masehi. Yang ke 2 disebut Sistem Heliosentris yg dikemukakan oleh Nicolaas Copernicus pada abad ke-16.
Pendapat Copernicus mcndapat banyak dukungan, diantaranya serta Yohannes Kepler serta Galilei, yg aturan-hukumnya telah disinggung sedikit. Lantaran itu Copernicus dianggap menjadi Bapak Astronomi Modern.

Kant-Lapiace, Chamberlain-Moulton, serta James-Jeffreys iebih memusatkan perhatian pada cara terjadinya rapikan matahari, penyelidikannya tidak selaras menggunakan Ptolomeus dan Copernicus.

Menurut para ahli astronomi, terjadinya rapikan mentari merupakan scbagai berikut:

1.teori Kabut Kant Laplace

Kedua ahli ini nir bekcrja sama, namun kebetulan pendapat mereka mempunyai persamaan.

Immanuel Kant, seorang pakar filsafat bangsa Jerman, dalam tahun 1755 mengemukakan teori yang diklaim teori kabut. Menurut teorinya terjadinya mentari serta planet-planet asal berdasarkan gumpalan kabut (nebula) yg berputar serta memadat. Adanya gaya tarik-menarik dan tolak menolak, maka terjadilah pada bagian pusatnya sebuah inti kabut yang dianggap surya. Benda seperti itu (nebula) banyak terdapat di antara benda-benda angkasa pada galaksi kita (Bimasakti).
Pierre Simon de Laplace (1796), seorang pakar astronomi bangsa Prancis, menemukan teori terjadinya tata mentari , yg diberi nama nebular hypothesis (nebulae = kabut)
Walaupun kedua orang itu belum pernah bekerja sama  namun ke 2 pendapatnya mempunyai persamaan. Yang kentara Laplace tidak meniru atau mencontoh penemuan Kant walaupun teorinya lebih lalu. Oleh karenanya para pendukung dan penerusnya mempersatukan ke 2 teori itu dan menyebutnya.dengan Teori Kabut Pilin Kant-Laplace yang hingga sekarang tetap dipelajari.
Menurut teori Kabut Kant-Laplace, mentari dan pula planet-planet yang ada di jagat raya (termasuk bumi kita), dahulu dari berdasarkan gumpalan kabut pilin yg berputar cepat. Ketika berputar maka akan terdapat yg terlepas. Lepasan kabut itu juga tetap berputar, makin usang makin dingin serta mengeras. Yang besar menjadi mentari dan yang terlepas sebagai planet. Kebenaran teori Kabut Kant-Laplace diragukan sebab mungkinkah sebuah kabut sanggup mengeras sekeras planet bumi atau planet Mars? Apabila mungkin, seberapa besar kabut yang orisinil?

2.teori planetisimal Chamberlain-Moulton

Chamberlain dan Moulton, seseorang geolog serta pakar astronomi dari Amerika mengetengahkan teori yang mereka sebut Teori Planetesimal Teori ini sebetulnya pula adalah teori kabut pilin seperti halnya teori Kant-Laplace. Bedanya, (menurut Chamberlain dan Moulton) dalam kabut-kabut tadi masih ada zat-zat padat yang berfungsi-menjadi inti kabut. Zat-zat padat itu sang Chamberlain Moulton disebut planetesimal.
Dengan adanya inti kabut, maka akan mudah terjadi gumpatan kabut yg lebih besar yang akhimya menjadi planet.

3. Teori kondensasi Wiszacker serta Gerald P. Kuiper

Teori terbentuknya tata matahari yg dikemukakan sang C. F. Van Wiszacker pads, tahun 1944 serta sang Gerald P. Kuiper pada tahun 1951, bersifat lebih modern daripada teori-teori sebelumnya. Tetapi, bila dipelajari secara teliti sebetulnya teori ini hanya merupakan penyempurnaan teori kabut yang, dikemukakan oleh Kant-Laplace. Prinsip teori kondensasi ini sebagai berikut: 
Mulamula ada kabut dan debu yang diklaim nebulae atau nebula.
Nebula merupakan.homogen kabut yang terdiri atas gas helium serta hidrogen. Gas semacam ini poly terdapat pada jagad raya, baik pada wilayah galaksi kita (Bima Sakti) atau pada luar galaksi Bimasakti (ekstragalaksi). Kemudian nebula ini adai yang menghilang tetapi ada jua yg mendingin.
Yang mendingin akan terus menyusut dan mulai berputar. Karena berputar cepat dan masih belum keras sahih maka bentuk nebula itu menjadi bulat pipih seperti cakram. Apabila berputar terus, sebagian akan terlempar keluar. Inti cakram terus berputar sedang bagian tepi yang terlempar jua permanen berputar. Yang merupakan inti akan sebagai matahari, sedang bagian tepi yang terlempar akan menjadi planet-planet.
Teori ini banyak penganutnya jika teori ini benar. Maka di jagad raya ini tentu poly tata matahari lain. Para pakar astronomi menganggap setiap 1.000 bintang masih ada satu rapikan surya.

4.teori pasang surut berdasarkan James-Jeffreys

Berbeda menggunakan teori-teori sebagaimana telah diuraikan pada atas maka James dan Jeffreys, keduanya dari menurut Inggris mengemukakan teorinya sebagai berikut:

Planet-planet yg ada pada sekitar tata mentari , sebetulnya merupakan sebagian bahan surya yg terlempar akibat adanya daya tarik dari bintang lain yang mendekati mentari . Bahan matahari yg terlempar itu berputar dan makin lama makin dingin. Bahan inilah yang kemudian sebagai planet-planet menjadi anggota tata matahari.
Teori ini dapat dianalogkan menggunakan teori pasang surut air laut dampak mendekatnya bulan ke bumi. Hanya saja teori James-Jeffreys, mengungkapkan oleh lantaran bagian yang pasang lantaran gaya tarik merupakan gas maka bagian yg terlepas tidak bisa surut pulang ke kedudukan semula.

5. Teori bintang kembar

Teori ini sebetulnya hampir sama dengan teori pasang surut James-Jeffreys. Menurut teori ini, terjadihya rapikan surya adalah-menjadi berikut:
Mula-mula mentari kita adalah bintang kembar yang letaknya berdekiatan. Kemudian salah satu bintang itu meledak. Pecahan-pecahannya berputar mengelilingi bintang satunya yg tidak meledak. Perputaran itu dampak gaya gravitasi sang bintang besar yang nir meledak. Bintang yang nir meledak menjadi surya, sedangkan pecahan bintang yg meledak menjadi planet-planet dan satelit.
Di jagad raya ini masih ada beberapa bintang kembar, yg letaknya berdekatan satu sama lain. Di antara kedua bintang itu terdapat hubungan unik. Walaupun bintang satunya bukan satelit bintang yang lain, namun dengan setia mengelilinginya. Ada beberapa bintang kembar misalnya Alpha Centuri dan Antares (rasi Scorpio), serta Aldebaran (rasi Taurus).
Di samping itu masih ada gerombolan bintang yg diklaim cluster. Ada yg bentuknya membulat seperti bola disebut globular duster. Ada pula yg bentuknya tidak beraturan yang disebut menggunakan open cluster. Jika dipandang dengan mata bugil (tanpa indera) maka cluster ini misalnya satu bintang yg agak akbar. Tetapi apabila dipandang-menggunakan indera (teropong), akan nampak bahwa sebetulnya terdiri menurut ribuan bintang yang ukurannya sangat mini yg letaknya bergerombol.

Teori pasang surut James-Jeffreys. Dan teori bintang kembar yang ada lebih kurang tahun 1930, kurang mempunyai efek karena sulit pada bayangkan. Gambar: disini

Popular posts from this blog

Pembagian Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Terbaru

ADZAN IQOMAH DAN DOA SESUDAH ADZAN TERBARU

Mencari Keliling dan Luas Gabungan Dari Persegi Panjang dan Setengah Lingkaran Terbaru