Penjelasan Lengkap Sistem Ekskresi pada Hewan Invertebrata Terbaru

Penjelasan Lengkap Sistem Ekskresi dalam Hewan Invertebrata - Makhluk hidup memang mengalami proses ekskresi dalam tubuh. Proses Ekskresi tadi dapat terjadi dalam tanaman , manusia maupun hewan. Hewan tadi melakukan ekskresi pada tubuhnya melalui 2 cara yaitu sistem ekskresi invertebrata dan sistem ekskresi vertebrata. Kali ini buen humorii akan membahas tentang sistem ekskresi dalam fauna invertebrata. Apa sih sistem ekskresi hewan invertebrata? Sistem ekskresi fauna invertebrata adalah sistem pengeluaran zat sisa pada hewan yang memiliki indera pengeluaran berupa ginjal dan paru paru.
Pada dasarnya penerangan sistem ekskresi dalam serangga invertebrata baik itu cacing, belalang, dan lain sebagainya dapat dengan gampang kita temukan dalam materi hayati pada SMA. Tetapi pada kali ini aku akan mencoba membantu memahami materi sistem eksresi pada serangga invertebrata ini menggunakan jelas dan singkat.

Penjelasan Lengkap Sistem Ekskresi dalam Hewan Invertebrata

Pada fauna invertebrata sistem pengeluarannya melalui ginjal serta paru paru  Proses pengeluaran zat residu dalam fauna invertebrata lebih sederhana dibandingkan sistem ekskresi yg terjadi pada fauna vertebrata. Contoh fauna invertebrata yaitu cacing tanah atau cacing pipih dan belalang atau serangga, namun ikan tidak bisa disebut menjadi fauna invertebrata. Ikan nir bisa dimasukkan kedalam contoh invertebrata karena pernafasan pada ikan terjadi melalui insang. Mari kita simak model ekskresi dalam hewan invertebrata beserta penjelasannya.

Sistem Ekskresi dalam Cacing Tanah

Cacing pipih serta cacing tanah atau Filum Annelida adalahcontoh fauna invertebrata, namun ke 2 jenis cacing tadi tidak mempunyai indera ekskresi yg sama,melainkan tidak selaras. Pada cacing tanah terdapat indera ekskresi yang khusus. Alat ekskresi tadi masih ada pada setiap segmen tubuh cacing. Alat ekskresi pada cacing tanah disebut menggunakan nefridium. Nefridum tersebut berjumlah sepasang dan dapat disebut sebagai pengganti ginjal. Di dalam cacing masih ada beberapa segmen, namun tiga segmen awal dan 3 segmen akhir yg terdapat dalam cacing nir memliki indera ekskresi. 

Baca juga : Contoh Simbiosis Mutualisme Dan Pengertian Simbiosis Mutualisme

Di pada segmen tadi masih ada celah yang merupakan sekat pemisah berdasarkan setiap segmen. Sekat tersebut dilengkapi menggunakan corong bersilia yg terbuka. Corong bersilia ini disebut dengan nefrosom. Nefrosom merupakan indera dalam cacing yang memiliki fungsi buat menarik cairan tubuh yang masih ada pada setiap segmen cacing. Nefrosom membuat zat metabolisme lalu dimuntahkan menuju lubang yg disebut nefridiopori. Pada saat nefrosom yg masih ada dalam silia bergetar maka cairan akan mengalir menuju nefridium. Kemudian zat zat yang masih digunakan misalnya glukosa dan ion lain diserap serta dialirkan keseluruh tubuh cacing melalui pembuluh kapiler. Sedangkat zat residu yang nir dipakai seperti garam, air, serta nitrogen dimuntahkan melalui nefridiopori.

Sistem Ekskresi dalam Serangga Belalang

Selain cacing masih ada jua belalang yang termasuk dalan hewan invertebrata. Pada belalang indera ekskresinya lebih paripurna dibandingkan cacing pipih juga cacing tanah karena tingkatannya lebih tinggi. Pada belalang alat ekskersinya terjadi dalam pembuluh malpighi atau tubula. Pembuluh malpighi merupakan indera ekskresi pada belalang yg berfungsi menjadi pengganti ginjal. Di pada pembuluh tadi masih ada sekumpulan benang halus yang berwarna kekuningan. Pembuluh tersebut Terletak diantara usus dengan perut bagian tengah. Zat zat yg berguna bagi tubuh belalang diedarkan melalui hemolimfa. Hemolimfa merupakan cairan yang terdapat dalam pembuluh darah. Kemudian zat zat misalnya garam, air ,urea dan senyawa nitrogen yg dihasilkan oleh badan malpighi dikeluarkan menurut hemolimfa menuju rongga pembuluh atau limfa.
Itulah materi lengkap sistem ekskresi pada hewan invertebrata cacing serta serangga belalang yang bisa saya sampaikan kali ini. Terimakasih.