12 Perbedaan agama Kristen Katolik dan Kristen Protestan
Pada sejarahnya, agama kristen katolik berumur lebih tua ketimbang kristen protestan khususnya di indonesia. Agama Katolik buat pertama kalinya masuk ke Indonesia dalam bagian pertama abad ketujuh di Sumatera Utara. Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian diikuti bangsa Spanyol yg berdagang rempah-rempah.
Banyak orang Portugis yang mempunyai tujuan untuk mengembangkan kepercayaan Katolik Roma pada Indonesia, dimulai dari kepulauan Maluku pada tahun 1534. Antara tahun 1546 dan 1547, pelopor misionaris Kristen, Fransiskus Xaverius, mengunjungi pulau itu dan membaptiskan beberapa ribu penduduk setempat.
Pada abad ke-16, Portugis dan Spanyol mulai memperluas pengaruhnya di Manado serta kawasan Minahasa, dan mencapai Flores serta Timor. Portugis serta Spanyol berperan membuatkan kepercayaan Kristen Katolik, tetapi hal tadi tidak bertahan lama semenjak VOC berhasil mengusir Spanyol dan Portugis berdasarkan Sulawesi Utara dan Maluku. VOC pun mulai menguasai Sulawesi Utara, buat melindungi kedudukannya di Maluku.
Selama masa VOC, poly penyebar serta penganut kepercayaan Katolik Roma yang ditangkap. Belanda adalah negara basis Protestan, serta penganut Katolik dipercaya menjadi kaki-tangan Spanyol dan Portugis, musuh politik dan ekonomi VOC. Karena alasan itulah VOC mulai menerapkan kebijakan yang membatasi serta melarang penyebaran agama Katolik. Yang paling terdampak merupakan umat Katolik pada Sulawesi Utara, Flores dan Timor.
Di Sulawesi Utara sekarang lebih banyak didominasi adalah penganut Protestan. Meskipun demikian umat Katolik masih bertahan menjadi lebih banyak didominasi pada Flores, hingga sekarang Katolik merupakan kepercayaan lebih banyak didominasi di Nusa Tenggara Timur. Diskriminasi terhadap umat Katolik berakhir ketika Belanda dikalahkan sang Perancis dalam era perang Napoleon. Pada tahun 1806, Louis Bonaparte, saudara termuda Napoleon I yang penganut Katolik diangkat menjadi Raja Belanda, atas perintahnya kepercayaan Katolik bebas berkembang di Hindia Belanda.
Di Indonesia, masih ada tiga provinsi yang lebih banyak didominasi penduduknya adalah Protestan, yaitu Papua, Maluku,serta Sulawesi Utara menggunakan 90%,91%,94% menurut jumlah penduduk. Di Papua, ajaran Protestan sudah dipraktikkan secara baik oleh penduduk asli.di Ambon, ajaran Protestan mengalami perkembangan yg sangat akbar. Di Sulawesi Utara, kaum Minahasa, berpindah agama ke Protestan pada sekitar abad ke-18.[22] Saat ini, kebanyakan menurut penduduk orisinil Sulawesi Utara menjalankan beberapa aliran Protestan. Selain itu, para transmigran berdasarkan pulau Jawa dan Madura yg beragama Islam jua mulai berdatangan. Sepuluh persen lebih-kurang; menurut jumlah penduduk Indonesia merupakan penganut Kristen Protestan.
Berikut ini 12 point disparitas kepercayaan kristen katolik serta kristen protestan baik secara ritual peribadatan ataupun keyakinan yang dianut.
1. Katolik mengakui Paus, Protestan nir
Ini merupakan perbedaan paling primer antara Kristen Protestan dan Katolik. Paus adalah pemimpin tertinggi umat Katolik. Paus bertahta pada Vatikan, Roma. Paus pertama merupakan St. Petrus, pemimpin menurut ke-12 siswa Yesus. Dari kemunculan kepercayaan Kristen semenjak abad pertama sampai kini sudah terdapat sekitar 300-an Paus. Paus sekarang adalah Paus Fransiskus I yang menggantikan Paus Benedictus XVI. Namun kepercayaan Protestan nir mengakui Paus dan nir memiliki pemimpin tertinggi. Alasannya bisa ditelusuri berdasarkan abad pertengahan di Eropa.
Pada zaman itu, Paus Leo X ingin menciptakan gereja terbesar dan terindah di global yg dianggap Basilika St. Petrus di Vatikan (sampai sekarang gerejanya terdapat). Paus Leo X lalu melakukan hal-hal yg sebenarnya nggak sesuai dengan ajaran Katolik sendiri buat mencukupi dana pembangunan gereja tadi, salah satunya menggunakan menjual surat pengakuan dosa. Hal ini diprotes oleh seorang rahib bernama Martin Luther yang akhirnya menetapkan buat memisahkan diri dari gereja Katolik. Karena memprotes gereja Katolik, maka pengikut Martin Luther kemudian disebut “Protestan”.
2. Orang Katolik membuat tanda salib, orang Protestan nir
Cara termudah membedakan yg mana orang Katolik serta yang mana orang Protestan merupakan menggunakan memperhatikan saat mereka mau makan. Sebelum makan, umumnya orang Katolik menciptakan tanda salib, sedangkan orang Protestan nir (cuma berdoa aja biasa). Tanda salib ini dipakai sebelum dan selesainya berdoa. Tanda salib dibentuk dengan tangan telunjuk kanan menyentuh dahi – dada – bahu kiri – bahu kanan secara urut.
3. Perbedaan buku kudus
Apakah nama buku suci orang Kristen? Aku seringkali “gubrak” kalo denger ada yang jawab kitab suci kepercayaan Kristen itu Injil. Sebenarnya nama kitab suci orang Katolik serta Protestan itu sama, yaitu Alkitab. Injil hanyalah sebagian kecil berdasarkan Alkitab yg khusus menceritakan kehidupan Yesus. Nah, Alkitab orang Katolik dan Protestan ternyata berbeda. Alkitab Katolik lebih tebal daripada Alkitab Protestan soalnya pada pada Alkitab Katolik ada tambahan 12 kitab yg dinamakan Deutero-Kanonika. Kitab-kitab tadi nggak diakui kebenarannya pada kepercayaan Protestan. Implikasi dari nggak diakuinya kitab2 ini, orang Protestan nir mempercayai adanya “Api penyucian” atau “Purgatory” (daerah di antara nirwana serta neraka) yang dipercayai sang orang Katolik soalnya doktrin ini cuma terdapat di kitab Deutero-Kanonika.
4. Masalah penafsiran kitab kudus
Kalo buku sucinya aja udah beda, apalagi penafsirannya. Dalam Katolik, orang biasa nggak boleh menafsirkan kitab suci. Satu-satunya yang boleh menafsirkan buku kudus hanyalah Magisterium, yaitu para ahli2 agama yg berpusat di Roma. Orang-orang Katolik di semua global tinggal mengikuti aja penafsiran Magisterium tadi serta nggak boleh menafsirkan buku suci berdasarkan pengertian mereka sendiri. Sedangkan menurut ajaran Protestan, semua orang punya hak yang sama dalam menafsirkan kitab kudus, nggak dimonopoli pemuka2 kepercayaan aja.
Sekilas keliatannya lebih enak ajaran Protestan ya, soalnya lebih bebas. Tetapi ternyata ada dampak signifikannya. Umat Katolik pada semua dunia lebih bersatu karena mempunyai satu pendapat yang sama mengenai kitab suci. Jadi agama Katolik tuh cuma terdapat satu di dunia ini dan nggak terbagi-bagi menjadi genre-genre lain.
Sebaliknya kaum Protestan yg kalo diitung-itung sebenarnya jumlah pengikutnya lebih banyak berdasarkan Katolik, terpecah-pecah menjadi genre-genre yg lebih mini yg diklaim “denominasi”. Aliran-genre ini timbul karena disparitas penafsiran antara satu gerombolan menggunakan gerombolan lain, contohnya ada GPIB, Kharismatik, Pentakosta, Metodis, Baptis (GBI), Gereja Kristen Jawa (GKJ), Gereja Batak (HKBP), Adven, Mormon, serta lain-lain.
Implikasi praktisnya, orang Katolik sanggup bebas beribadat di gereja Katolik manapun. Mau di Jakarta, Bandung, Malang, Manado, New York, terserah deh soalnya ajarannya sama Tapi orang Protestan umumnya hanya pergi ke satu gereja yg sama seumur hidupnya. Misalnya penganut Baptis harus pulang ke gereja GBI yg mungkin jaraknya 15 kilometer dan nggak sanggup pergi ke gereja GPIB yg letaknya cuma di depan tempat tinggal soalnya ajarannya beda (walaupun keduanya sama2 gereja Protestan). Bahkan nggak jarang, antara denominasi Protestan yang satu dengan yg lain berselisih paham gara2 perbedaan pandangan itu.
5. Pemuka kepercayaan Katolik mempunyai hierarki (strata), sedangkan Protestan nir
Para pemuka kepercayaan Katolik mempunyai hierarki menjadi berikut: romo/pastur – uskup – kardinal – paus. Dengan adanya tangga hierarki itu, para pemuka kepercayaan Katolik sanggup naik jabatan, bahkan bisa jadi Paus. Semua Paus pula dulunya berawal dari romo biasa kok. Akan tetapi, pemuka kepercayaan Protestan (pendeta) tidak mempunyai hierarki semacam itu.
Karena pemuka kepercayaan Katolik ada hierarkinya, maka gereja Katolik pula punya hierarki, yaitu kapel (gereja kecil) – gereja paroki (tempat kedudukan pastur) – katedral (tempat kedudukan uskup/kardinal) – basilika (loka kedudukan paus). Semakin tinggi tingkatannya umumnya ukurannya juga semakin akbar. Sedangkan gereja Protestan nggak punya hierarki. Jadi, umumnya yang namanya katedral itu gereja Katolik (walaupun ada jua beberapa gereja Protestan yg pakai kata katedral).
6. Pemuka agama Katolik nir boleh menikah, sedangkan Protestan boleh
Para pemuka kepercayaan Katolik mulai dari pastur hingga Paus nggak boleh menikah alias hayati membujang selamanya. Istilahnya dalam Katolik “hidup selibat”. Hal ini agar beliau2 bisa berkonsentrasi pada mengajarkan kepercayaan Katolik. Tapi dalam gereja Protestan, rahib diperbolehkan menikah.
7. Perempuan sanggup menjadi pemuka kepercayaan dalam Protestan, sedangkan dalam Katolik tidak boleh
Dalam Katolik hanya pria yg boleh pastur, sedangkan wanita nir boleh. Sedangkan dalam Protestan, baik laki-laki dan perempuan diberikan hak yang sama sebagai pendeta (namun lebih seringnya kita melihat rahib pria). Namun pada agama Katolik, wanita yg ingin mempersembahkan hidupnya pada Tuhan dapat menjadi suster (biarawati). Syarat menjadi suster sama dengan syarat sebagai pastur, yaitu nggak boleh menikah (makanya sayang juga kalo liat terdapat suster manis hehehe). Seorang suster pula harus memakai kerudung seumur hidupnya. Bahkan di negara2 Barat, pakaian suster yg serba tertutup ini sekilas seperti banget ama jilbab. Suster ini dulu biasa bekerja sebagai perawat, karena itulah terdapat norma pada negara kita untuk memanggil perawat dengan sebutan “suster”.
8. Perbedaan peribadatan
Peribadatan orang Katolik diklaim misa, sedangkan peribadatan orang Protestan dianggap kebaktian. Keduanya berbeda pada hal isi juga rapikan cara pelaksanaannya, walaupun sama-sama dilaksanakan pada hari Minggu.
9. Katolik mengkultuskan Bunda Maria, sedangkan Protestan melarang
Nah, kalo tadi perbedaan Katolik serta Protestan pada bagian atas, kini kita akan lebih menyentuh ke inti ajarannya (cailah bahasanya, kayak faham2 aja hehehe). Umat Katolik sangat mengkultuskan Bunda Maria, yaitu ibunda dari Yesus Kristus. Umumnya yg namanya orang Katolik memang sangat mengasihi serta menghormati Bunda Maria. Sebagai penghormatan pada Bunda Maria, pada kepercayaan Katolik terdapat kebiasaan berdoa rosario (semacam tasbih dengan liontin salib) serta berziarah ke Goa Maria setiap bulan Mei dan Oktober. Tapi di Protestan, nggak terdapat kebiasaan semacam itu karena ajarannya memang melarang pengkultusan dalam Bunda Maria. Jadi kalo ada yang gunakan rosario ataupun pulang ke Goa Maria bisa dipastikan beliau merupakan orang Katolik.
10. Katolik mengakui para orang kudus (santo-santa) sementara Protestan tidak
Para orang kudus (“saint” pada bahasa Inggris, disingkat “St” dan ditaruh pada depan nama) merupakan orang-orang yg mempunyai iman yang sangat bertenaga sehingga dianggap sudah masuk nirwana. Orang suci pria disebut santo, ad interim yg perempuan disebut santa.
Nama-nama para saint ini umumnya dipakai menjadi nama gereja, misalnya gereja Santa Maria, gereja Santo Petrus, serta lain-lain. Para saint ini punya hari perayaannya sendiri2 (misalnya hari raya St Valentine dirayakan tiap 14 Februari). Nama-nama para saint ini pula dipakai sebagai nama baptis menggunakan harapan saat dewasa, mereka mampu meneladani para orang suci yg namanya dipakai tadi. Nama-nama para santo pada agama Katolik umumnya diakhiri –us, misalnya Petrus, Paulus, Fransiskus, dan lain-lain.
Dalam agama Protestan, pemujaan dalam para santo/santa dilarang keras. Bahkan orang Protestan umumnya memakai nama-nama nabi, bukannya nama-nama santo/santa sebagai nama baptisnya, misalnya Abraham, Samuel, Daniel, serta lain-lain.
11. Katolik boleh memakai patung, sedangkan Protestan nir
Gereja Katolik umumnya dihias menggunakan patung-patung, entah itu patung Yesus, Bunda Maria, atau para santo/santa, sampai patung malaikat. Maksudnya agar punya pandangan seperti apa mereka itu (nggak abstrak). Akan tetapi, kaum Protestan mengharamkan penggunaan patung dalam gereja soalnya dipercaya berhala. Nah akibat menurut pelarangan patung ini, salib Katolik mempunyai patung Yesus di tengahnya, sedangkan salib Protestan hanya salib biasa tanpa patung di tengahnya. Jadi mampu lah kalian membedakan apakah seorang itu Katolik atau Protestan menurut salib di rumahnya.
12. Katolik mengakui 7 sakramen, ad interim Protestan hanya dua
Sakramen merupakan bentuk upacara kudus yg harus dilakukan penganut Kristiani sepanjang hayati mereka. Gereja Katolik mengakui ada 7 sakramen, yaitu Baptis (masuk kepercayaan Kristen), Krisma (diberikan pas menginjak remaja), Ekaristi (yg biasa dilakuin umat Katolik pada gereja tiap hari Minggu), Imamat (pentahbisan sebagai pastur/romo), Pernikahan, Pengakuan Dosa, dan Pengurapan Orang Sakit (diberikan saat sakit parah serta hampir meninggal). Tetapi pada gereja Protestan, hanya diakui 2 sakramen, yaitu Baptis serta Ekaristi. Sakramen Ekaristi dalam ajaran Protestan juga nir dilakukan setiap hari Minggu, namun hanya pada perayaan hari-hari akbar saja.
referensi: //id.pedoman materi Belajar.org/wiki/Agama_di_Indonesia
//mengakubackpacker.blogspot.com/2012/10/perbedaan-katolik-dan-kristen-protestan.html
Banyak orang Portugis yang mempunyai tujuan untuk mengembangkan kepercayaan Katolik Roma pada Indonesia, dimulai dari kepulauan Maluku pada tahun 1534. Antara tahun 1546 dan 1547, pelopor misionaris Kristen, Fransiskus Xaverius, mengunjungi pulau itu dan membaptiskan beberapa ribu penduduk setempat.
Pada abad ke-16, Portugis dan Spanyol mulai memperluas pengaruhnya di Manado serta kawasan Minahasa, dan mencapai Flores serta Timor. Portugis serta Spanyol berperan membuatkan kepercayaan Kristen Katolik, tetapi hal tadi tidak bertahan lama semenjak VOC berhasil mengusir Spanyol dan Portugis berdasarkan Sulawesi Utara dan Maluku. VOC pun mulai menguasai Sulawesi Utara, buat melindungi kedudukannya di Maluku.
Selama masa VOC, poly penyebar serta penganut kepercayaan Katolik Roma yang ditangkap. Belanda adalah negara basis Protestan, serta penganut Katolik dipercaya menjadi kaki-tangan Spanyol dan Portugis, musuh politik dan ekonomi VOC. Karena alasan itulah VOC mulai menerapkan kebijakan yang membatasi serta melarang penyebaran agama Katolik. Yang paling terdampak merupakan umat Katolik pada Sulawesi Utara, Flores dan Timor.
Di Sulawesi Utara sekarang lebih banyak didominasi adalah penganut Protestan. Meskipun demikian umat Katolik masih bertahan menjadi lebih banyak didominasi pada Flores, hingga sekarang Katolik merupakan kepercayaan lebih banyak didominasi di Nusa Tenggara Timur. Diskriminasi terhadap umat Katolik berakhir ketika Belanda dikalahkan sang Perancis dalam era perang Napoleon. Pada tahun 1806, Louis Bonaparte, saudara termuda Napoleon I yang penganut Katolik diangkat menjadi Raja Belanda, atas perintahnya kepercayaan Katolik bebas berkembang di Hindia Belanda.
Di Indonesia, masih ada tiga provinsi yang lebih banyak didominasi penduduknya adalah Protestan, yaitu Papua, Maluku,serta Sulawesi Utara menggunakan 90%,91%,94% menurut jumlah penduduk. Di Papua, ajaran Protestan sudah dipraktikkan secara baik oleh penduduk asli.di Ambon, ajaran Protestan mengalami perkembangan yg sangat akbar. Di Sulawesi Utara, kaum Minahasa, berpindah agama ke Protestan pada sekitar abad ke-18.[22] Saat ini, kebanyakan menurut penduduk orisinil Sulawesi Utara menjalankan beberapa aliran Protestan. Selain itu, para transmigran berdasarkan pulau Jawa dan Madura yg beragama Islam jua mulai berdatangan. Sepuluh persen lebih-kurang; menurut jumlah penduduk Indonesia merupakan penganut Kristen Protestan.
Berikut ini 12 point disparitas kepercayaan kristen katolik serta kristen protestan baik secara ritual peribadatan ataupun keyakinan yang dianut.
1. Katolik mengakui Paus, Protestan nir
Ini merupakan perbedaan paling primer antara Kristen Protestan dan Katolik. Paus adalah pemimpin tertinggi umat Katolik. Paus bertahta pada Vatikan, Roma. Paus pertama merupakan St. Petrus, pemimpin menurut ke-12 siswa Yesus. Dari kemunculan kepercayaan Kristen semenjak abad pertama sampai kini sudah terdapat sekitar 300-an Paus. Paus sekarang adalah Paus Fransiskus I yang menggantikan Paus Benedictus XVI. Namun kepercayaan Protestan nir mengakui Paus dan nir memiliki pemimpin tertinggi. Alasannya bisa ditelusuri berdasarkan abad pertengahan di Eropa.
Pada zaman itu, Paus Leo X ingin menciptakan gereja terbesar dan terindah di global yg dianggap Basilika St. Petrus di Vatikan (sampai sekarang gerejanya terdapat). Paus Leo X lalu melakukan hal-hal yg sebenarnya nggak sesuai dengan ajaran Katolik sendiri buat mencukupi dana pembangunan gereja tadi, salah satunya menggunakan menjual surat pengakuan dosa. Hal ini diprotes oleh seorang rahib bernama Martin Luther yang akhirnya menetapkan buat memisahkan diri dari gereja Katolik. Karena memprotes gereja Katolik, maka pengikut Martin Luther kemudian disebut “Protestan”.
2. Orang Katolik membuat tanda salib, orang Protestan nir
Cara termudah membedakan yg mana orang Katolik serta yang mana orang Protestan merupakan menggunakan memperhatikan saat mereka mau makan. Sebelum makan, umumnya orang Katolik menciptakan tanda salib, sedangkan orang Protestan nir (cuma berdoa aja biasa). Tanda salib ini dipakai sebelum dan selesainya berdoa. Tanda salib dibentuk dengan tangan telunjuk kanan menyentuh dahi – dada – bahu kiri – bahu kanan secara urut.
3. Perbedaan buku kudus
Apakah nama buku suci orang Kristen? Aku seringkali “gubrak” kalo denger ada yang jawab kitab suci kepercayaan Kristen itu Injil. Sebenarnya nama kitab suci orang Katolik serta Protestan itu sama, yaitu Alkitab. Injil hanyalah sebagian kecil berdasarkan Alkitab yg khusus menceritakan kehidupan Yesus. Nah, Alkitab orang Katolik dan Protestan ternyata berbeda. Alkitab Katolik lebih tebal daripada Alkitab Protestan soalnya pada pada Alkitab Katolik ada tambahan 12 kitab yg dinamakan Deutero-Kanonika. Kitab-kitab tadi nggak diakui kebenarannya pada kepercayaan Protestan. Implikasi dari nggak diakuinya kitab2 ini, orang Protestan nir mempercayai adanya “Api penyucian” atau “Purgatory” (daerah di antara nirwana serta neraka) yang dipercayai sang orang Katolik soalnya doktrin ini cuma terdapat di kitab Deutero-Kanonika.
4. Masalah penafsiran kitab kudus
Kalo buku sucinya aja udah beda, apalagi penafsirannya. Dalam Katolik, orang biasa nggak boleh menafsirkan kitab suci. Satu-satunya yang boleh menafsirkan buku kudus hanyalah Magisterium, yaitu para ahli2 agama yg berpusat di Roma. Orang-orang Katolik di semua global tinggal mengikuti aja penafsiran Magisterium tadi serta nggak boleh menafsirkan buku suci berdasarkan pengertian mereka sendiri. Sedangkan menurut ajaran Protestan, semua orang punya hak yang sama dalam menafsirkan kitab kudus, nggak dimonopoli pemuka2 kepercayaan aja.
Sekilas keliatannya lebih enak ajaran Protestan ya, soalnya lebih bebas. Tetapi ternyata ada dampak signifikannya. Umat Katolik pada semua dunia lebih bersatu karena mempunyai satu pendapat yang sama mengenai kitab suci. Jadi agama Katolik tuh cuma terdapat satu di dunia ini dan nggak terbagi-bagi menjadi genre-genre lain.
Sebaliknya kaum Protestan yg kalo diitung-itung sebenarnya jumlah pengikutnya lebih banyak berdasarkan Katolik, terpecah-pecah menjadi genre-genre yg lebih mini yg diklaim “denominasi”. Aliran-genre ini timbul karena disparitas penafsiran antara satu gerombolan menggunakan gerombolan lain, contohnya ada GPIB, Kharismatik, Pentakosta, Metodis, Baptis (GBI), Gereja Kristen Jawa (GKJ), Gereja Batak (HKBP), Adven, Mormon, serta lain-lain.
Implikasi praktisnya, orang Katolik sanggup bebas beribadat di gereja Katolik manapun. Mau di Jakarta, Bandung, Malang, Manado, New York, terserah deh soalnya ajarannya sama Tapi orang Protestan umumnya hanya pergi ke satu gereja yg sama seumur hidupnya. Misalnya penganut Baptis harus pulang ke gereja GBI yg mungkin jaraknya 15 kilometer dan nggak sanggup pergi ke gereja GPIB yg letaknya cuma di depan tempat tinggal soalnya ajarannya beda (walaupun keduanya sama2 gereja Protestan). Bahkan nggak jarang, antara denominasi Protestan yang satu dengan yg lain berselisih paham gara2 perbedaan pandangan itu.
5. Pemuka kepercayaan Katolik mempunyai hierarki (strata), sedangkan Protestan nir
Para pemuka kepercayaan Katolik mempunyai hierarki menjadi berikut: romo/pastur – uskup – kardinal – paus. Dengan adanya tangga hierarki itu, para pemuka kepercayaan Katolik sanggup naik jabatan, bahkan bisa jadi Paus. Semua Paus pula dulunya berawal dari romo biasa kok. Akan tetapi, pemuka kepercayaan Protestan (pendeta) tidak mempunyai hierarki semacam itu.
Karena pemuka kepercayaan Katolik ada hierarkinya, maka gereja Katolik pula punya hierarki, yaitu kapel (gereja kecil) – gereja paroki (tempat kedudukan pastur) – katedral (tempat kedudukan uskup/kardinal) – basilika (loka kedudukan paus). Semakin tinggi tingkatannya umumnya ukurannya juga semakin akbar. Sedangkan gereja Protestan nggak punya hierarki. Jadi, umumnya yang namanya katedral itu gereja Katolik (walaupun ada jua beberapa gereja Protestan yg pakai kata katedral).
6. Pemuka agama Katolik nir boleh menikah, sedangkan Protestan boleh
Para pemuka kepercayaan Katolik mulai dari pastur hingga Paus nggak boleh menikah alias hayati membujang selamanya. Istilahnya dalam Katolik “hidup selibat”. Hal ini agar beliau2 bisa berkonsentrasi pada mengajarkan kepercayaan Katolik. Tapi dalam gereja Protestan, rahib diperbolehkan menikah.
7. Perempuan sanggup menjadi pemuka kepercayaan dalam Protestan, sedangkan dalam Katolik tidak boleh
Dalam Katolik hanya pria yg boleh pastur, sedangkan wanita nir boleh. Sedangkan dalam Protestan, baik laki-laki dan perempuan diberikan hak yang sama sebagai pendeta (namun lebih seringnya kita melihat rahib pria). Namun pada agama Katolik, wanita yg ingin mempersembahkan hidupnya pada Tuhan dapat menjadi suster (biarawati). Syarat menjadi suster sama dengan syarat sebagai pastur, yaitu nggak boleh menikah (makanya sayang juga kalo liat terdapat suster manis hehehe). Seorang suster pula harus memakai kerudung seumur hidupnya. Bahkan di negara2 Barat, pakaian suster yg serba tertutup ini sekilas seperti banget ama jilbab. Suster ini dulu biasa bekerja sebagai perawat, karena itulah terdapat norma pada negara kita untuk memanggil perawat dengan sebutan “suster”.
8. Perbedaan peribadatan
Peribadatan orang Katolik diklaim misa, sedangkan peribadatan orang Protestan dianggap kebaktian. Keduanya berbeda pada hal isi juga rapikan cara pelaksanaannya, walaupun sama-sama dilaksanakan pada hari Minggu.
9. Katolik mengkultuskan Bunda Maria, sedangkan Protestan melarang
Nah, kalo tadi perbedaan Katolik serta Protestan pada bagian atas, kini kita akan lebih menyentuh ke inti ajarannya (cailah bahasanya, kayak faham2 aja hehehe). Umat Katolik sangat mengkultuskan Bunda Maria, yaitu ibunda dari Yesus Kristus. Umumnya yg namanya orang Katolik memang sangat mengasihi serta menghormati Bunda Maria. Sebagai penghormatan pada Bunda Maria, pada kepercayaan Katolik terdapat kebiasaan berdoa rosario (semacam tasbih dengan liontin salib) serta berziarah ke Goa Maria setiap bulan Mei dan Oktober. Tapi di Protestan, nggak terdapat kebiasaan semacam itu karena ajarannya memang melarang pengkultusan dalam Bunda Maria. Jadi kalo ada yang gunakan rosario ataupun pulang ke Goa Maria bisa dipastikan beliau merupakan orang Katolik.
10. Katolik mengakui para orang kudus (santo-santa) sementara Protestan tidak
Para orang kudus (“saint” pada bahasa Inggris, disingkat “St” dan ditaruh pada depan nama) merupakan orang-orang yg mempunyai iman yang sangat bertenaga sehingga dianggap sudah masuk nirwana. Orang suci pria disebut santo, ad interim yg perempuan disebut santa.
Nama-nama para saint ini umumnya dipakai menjadi nama gereja, misalnya gereja Santa Maria, gereja Santo Petrus, serta lain-lain. Para saint ini punya hari perayaannya sendiri2 (misalnya hari raya St Valentine dirayakan tiap 14 Februari). Nama-nama para saint ini pula dipakai sebagai nama baptis menggunakan harapan saat dewasa, mereka mampu meneladani para orang suci yg namanya dipakai tadi. Nama-nama para santo pada agama Katolik umumnya diakhiri –us, misalnya Petrus, Paulus, Fransiskus, dan lain-lain.
Dalam agama Protestan, pemujaan dalam para santo/santa dilarang keras. Bahkan orang Protestan umumnya memakai nama-nama nabi, bukannya nama-nama santo/santa sebagai nama baptisnya, misalnya Abraham, Samuel, Daniel, serta lain-lain.
11. Katolik boleh memakai patung, sedangkan Protestan nir
Gereja Katolik umumnya dihias menggunakan patung-patung, entah itu patung Yesus, Bunda Maria, atau para santo/santa, sampai patung malaikat. Maksudnya agar punya pandangan seperti apa mereka itu (nggak abstrak). Akan tetapi, kaum Protestan mengharamkan penggunaan patung dalam gereja soalnya dipercaya berhala. Nah akibat menurut pelarangan patung ini, salib Katolik mempunyai patung Yesus di tengahnya, sedangkan salib Protestan hanya salib biasa tanpa patung di tengahnya. Jadi mampu lah kalian membedakan apakah seorang itu Katolik atau Protestan menurut salib di rumahnya.
12. Katolik mengakui 7 sakramen, ad interim Protestan hanya dua
Sakramen merupakan bentuk upacara kudus yg harus dilakukan penganut Kristiani sepanjang hayati mereka. Gereja Katolik mengakui ada 7 sakramen, yaitu Baptis (masuk kepercayaan Kristen), Krisma (diberikan pas menginjak remaja), Ekaristi (yg biasa dilakuin umat Katolik pada gereja tiap hari Minggu), Imamat (pentahbisan sebagai pastur/romo), Pernikahan, Pengakuan Dosa, dan Pengurapan Orang Sakit (diberikan saat sakit parah serta hampir meninggal). Tetapi pada gereja Protestan, hanya diakui 2 sakramen, yaitu Baptis serta Ekaristi. Sakramen Ekaristi dalam ajaran Protestan juga nir dilakukan setiap hari Minggu, namun hanya pada perayaan hari-hari akbar saja.
referensi: //id.pedoman materi Belajar.org/wiki/Agama_di_Indonesia
//mengakubackpacker.blogspot.com/2012/10/perbedaan-katolik-dan-kristen-protestan.html