Autis Pada Anak Sejarah dan Gejalanya

Autism atau autis adalah sebuah gangguan yg memengaruhi perkembangan sosial, emosi serta perilaku anak. Autis ditandai menggunakan kesulitan pada hal hubungan dan berkomunikasi dengan orang lain. Gejala autis umumnya muncul sebelum usia 3 tahun dan dapat terus berlangsung seumur hayati. Autis empat kali lebih banyak terjadi dalam anak pria dibanding wanita. Autis asal berdasarkan istilah Yunani "auto" yang berarti "diri" dan mengacu pada penarikan diri dari global luar. Psikiater Leo Kanner pertama kali menggambarkan gangguan ini pada tahun 1943. Autisme dalam awalnya dianggap sebagai bentuk skizofrenia namun sejak tahun 1960an dikenal menjadi gangguan perkembangan yg tidak sinkron. Peneliti terbaru kini mengidentifikasi karakteristik-ciri autisme dengan keparahan tidak sama tiap anak-anak.
Penyebab utama autis menjadi area utama penelitian serta perdebatan. Studi menunjukkan bahwa autis tak jarang dikaitkan dengan kelainan pada fungsi otak dan gangguan yg mungkin memiliki imbas genetik pada banyak perkara.
Mengasuh serta membesarkan anak autis memang sebagai tantangan khusus bagi famili. Tidak ada obat bagi sindrom ini tetapi beberapa perawatan dan terapi bisa mengurangi tanda-tanda-tanda-tanda yg timbul. Beberapa anak autis mungkin saja membutuhkan perawatan spesifik seumur hidupnya sementara yg lainnya bisa belajar berdikari dalam lingkungannya.
Jumlah anak penderita autis yg terdiagnosa semakin tinggi semenjak tahn 1990an. Hingga pertengahan 90-an autisme diperkirakan terjadi dalam satu dari tiga.000 anak. Perkiraan terkini menerangkan bahwa autisme terjadi  pada 1 dari 500 anak. Di negara maju misalnya Amerika Serikat saja diperkirakan ada 560.000 anak penderita autis.
Kenyataan mengenai mengapa semakin banyak laporan masalah autisme sudah menaikkan metode standar untuk mengenali gejala autisme terutama di kalangan ahli medis dan media. Anak dan dewasa menggunakan gejala autis ringan mungkin dapat terdiagnosa ketika ini dibanding 15 tahun kemudian. Di lain pihak beberapa peneliti percaya bahwa jumlah peningkatan resiko autisme adalah faktor lingkungan yg telah berubah drastis selama ini. Meski belum terdapat data ilmiah yg ketika ini bisa mengambarkan keterkaitan autisme dengan lingkungan namun faktor lingkungan mungkin dapat berpengaruh misalnya bahan kimia beracun, vaksin, polutan, makanan, infeksi serta impak obat-obatan.
Penjelasan ilmiah lain yang belum terpecahkan merupakan mengapa anak laki-laki 4 kali lebih banyak terserang sindrom ini dibanding wanita. Perempuan menggunakan autis cenderung menunjukkan gejala yang lebih berat dan gangguan mental. Untuk lebih memahami mengenai autisme akan dijelaskan dalam postingan berikut nya. Baca pula: Ciri-Ciri Anak Autis

Popular posts from this blog

Pembagian Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Terbaru

ADZAN IQOMAH DAN DOA SESUDAH ADZAN TERBARU

Mencari Keliling dan Luas Gabungan Dari Persegi Panjang dan Setengah Lingkaran Terbaru