Beberapa Faktor Penyebab Jakarta Selalu Banjir
Kalau mendengar kata jakarta, seolah padanan ucapnya adalah BANJIR. Sebegitu lekatnya jakarta dengan kejadian banjir yg menciptakan jakarta tidak sanggup dipisahkan dari kata banjir. Banjir sebagai momok bagi warga jakarta. Banjir jua sebagai barometer serta tolak ukur keberhasilan pemerintah DKI dalam mengelola kota no 1 pada indonesia ini.
Banjir jua, bisa dijadikan media kampanye pada ajang pilkada, baik sebagai black campain maupun sebagai klaim keberhasilan. Minggu lalu, ahok kalang kabut terutama diserang media serta golongan yg anti ahok. Maklum mendekati Pilkada 2018, banjir bisa sebagai peluru tajam buat menyerang ahok.
Kalau masih banjir, apa bedanya Ahok dengan gubernur sebelumnya, dan yg sebelumnya lagi? Ahok cuma jago ngomong kasar dan teriak2 gak kentara? Banjir yang terbaru ini terjadi pada daerah elit kemang. Mobil horang kayah yg lagi parkir pada cafe terendam pada susu coklat.
Sebegitu parahkah, hingga Kawasan elit mampu kebanjiran. Sampe-sampe warga Bekasi yang dulu tak jarang pada-bully mulai bales nge-bully Jakarta.
Sebegitu parahkah, hingga Kawasan elit mampu kebanjiran. Sampe-sampe warga Bekasi yang dulu tak jarang pada-bully mulai bales nge-bully Jakarta.
ini beberapa meme rakyat bekasi buat warga jakarta yang tak jarang kebanjiran
Lagi
Lalu apa tanggapan pemerintah terhadap banjir yg terjadi baru baru ini?
Meme ahok stres hapadi banjir
Jawaban ahok mengejutkan, dan sebagai kointroversi bagi beberapa orang. Ahok menyalahkan rakyat yg tinggal di bantaran kali krukut yang sebagai biang kerok banjir. Menurut Ahok Kemang banjir karena banyaknya masyarakat yg bangun rumah pada bantaran kali krukut. Dinding rumah mereka yang jebol tadi bikin air mengalir deras ke arah Kemang. Tidak cuma itu, air yang mengalir itu kebetulan mengarah ke wilayah yang gak terdapat pompanya, sehingga menyebabkan banjir parah.
Lagi
Lalu apa tanggapan pemerintah terhadap banjir yg terjadi baru baru ini?
Meme ahok stres hapadi banjir
Jawaban ahok mengejutkan, dan sebagai kointroversi bagi beberapa orang. Ahok menyalahkan rakyat yg tinggal di bantaran kali krukut yang sebagai biang kerok banjir. Menurut Ahok Kemang banjir karena banyaknya masyarakat yg bangun rumah pada bantaran kali krukut. Dinding rumah mereka yang jebol tadi bikin air mengalir deras ke arah Kemang. Tidak cuma itu, air yang mengalir itu kebetulan mengarah ke wilayah yang gak terdapat pompanya, sehingga menyebabkan banjir parah.
Padahal ahok dulu pernah berkoar, jakarta tidak bakalan banjir meski diguyur hujan tiga hari terus menerus. Nyatanya, baru disiram 3 jam jakarta jadi kolah susu coklat.
Gak keliru pula sih menurut ane. Lantaran masyarakat pula punya kewajiban mengurangi banjir. Jangan nyalahin pemerintah kalau masyarakat sendiri masih suka buang sampah sembarangan. Bener gak?
Memang pada dasarnya, banjir jakarta ini adalah problem seluruh orang penduduk jakarta. Bukan tanggung jawab seseorang gubernur ahok semata. Makanya, tidak fair jua apabila ahok dijadikan ujung tombak caci maki atas kejadian banjir jakarata yang terus menerus.
Ini beberapa contoh kelakuan bejat rakyat jakarta, dimana saat bersamaan mereka mengeluh saat banjir datang.
Memang banjing jakarta bahkan sudah terjadi semenjak zaman belanda. Atau bahkan lebih usang yakni semenjak jaman kerajaan tarumanegara. Lihat foto pada bawah.
Sebelum kita ikut-ikutan nyalahin galat satu pihak. Kita cari tau dulu yuk apa aja sih penyebab banjir di Jakarta. Berikut kami kutip dari data Urban Poor Consortium.
1. Kiriman menurut kota tetangga
Salah satu penyebab banjir yg klasik yaitu kiriman menurut Bogor serta Depok. Dua wilayah itu memang berkembang . Banyak lahan yg tadinya hutan atau daerah terbuka beralih fungsi jadi villa, kebun serta hunian masyarakat. Akibatnya, daya serap tanah jadi berkurang. Alhasil, air hujan yang harusnya diserap tanah malah mengalir ke Jakarta yg memang lokasinya lebih rendah. DItambah lagi, pada Jakarta setidaknya ada 13 sungai yang mengalir pada pada kota. Makin aja deh...
2. Berkurangnya jumlah waduk serta rawa
Air kiriman Bogor dan Depok makin gak terbendung lantaran semenjak zaman Belanda, jumlah waduk pada Jakarta berkurang drastis. Dulu jumlahnya sektiar 800 dan sekarang gak lebih dari 200. Begitu pula rawa, sebagian besar wilayah di Jakarta yg dulunya rawa sekarang sudah berganti. Apa penyebabnya? Gak lain dipake buat hunian (kebanyakan ilegal) dan sisanya mengering atau jadi bangunan lain.
3. Penurunan muka tanah
Nah ini nih yang bahaya. Sebagai bunda kota, tentu Jakarta menarik minat poly pendatang. Makin poly masyarakat pendatang berarti makin banyak pula hunian. Makin banyak hunian, makin banyak pula air tanah yg diambil. Akibatnya, tanah di Jakarta dikabarkan turun tiga sampe 10 cm per tahun. Bisa dibayangkan apa yang bakalan terjadi 20 tahun lalu? Area banjir makin meluas!
4. Perubahan iklim
Sekitar 4 % wilayah Jakarta berada di bawah bagian atas air bahari serta menghadapi resiko peningkatan bagian atas air bahari dan hujan. Akibatnya, hujan ekstrem acapkali terjadi.
5. Ombak tinggi
Akibat berdasarkan penurunan muka tanah dan perubahan iklim, maka ancaman ombak juga makin gede gan. Buktinya, banjir besar dalam 2018 yang menenggelmkan sebagain akbar daerah Jakarta.
Kenapa ya Jakarta banjir terus?
1. Normalisasi sungai
Sejak Ahok menggalakan normalisasi kali Ciliwung, setidaknya telah beberapa pemukiman pinggir kali yang digusur. Misalnya Kampung Pulo. Selanjutnya, Pemprov menutupi bantaran kali menggunakan semen. Kini kurang lebih 9 Km bantaran kali Ciliwung udah ditutup. Niatnya sih supaya genre air lancar. Tapi,semen yg menutupi bantara kali justru menciptakan air gak terserap sama tanah di sana. Selain itu, rakyat sektiar kali jua jadi kesulitan air tanah lantaran gak terserap.
2. Zona Hijau
Buat pelanggan setia Kali Jodo, pasti sedih nih. (emot smiley). Kali Jodo kini homogen sama tanah lantaran mau dijadiin Zona Hijau gan. Niatnya sama, supaya air hujan bisa diserap sama tanah. Sampai 2018 lalu, total udah terdapat 113 penggusuran buat merealisasikan normalisasi bantaran kali dan menciptakan zona hijau.
3. Reklamasi
Reklamasi awalnya bertujuan buat menghalau air laut yang sebagai biang banjir rob di Utara Jakarta. Tapi, beberapa pihak justru menuding bahwa reklamasi justru jadi keliru satu penyebab banjir. Gimana mampu? Reklamasi atau pembentukan pulau protesis membuat genre air berdasarkan 13 sungai di Jakarta ketahan gan.
Mungkin anda juga pasti punya pemikiran sendiri dong soal banjir Jakarta. Gak terdapat salahnya jikalau pemikiran anda itu dituliskan di komentar supaya kita seluruh pada melek soal banjir Jakarta serta tau apa yang mesti kita perbuat agar banjir pada Jakarta berkurang.