Bonus Demografi Indonesia dan Dampaknya

Kalian tau berapa jumlah penduduk Indonesia ketika ini?Menurut data sensus terakhir pada tahun 2018 total penduduk
Indonesia merupakan jika dibulatkan merupakan 237 juta jiwa. Angka tersebut bertambah sekitar 20 juta dibanding sensus tahun 2018. Dengan demikian pertumbuhan penduduk Indonesia merupakan 1,49 % setiap tahunnya. Jika dicermati secara kasat mata maka nomor tersebut sejatinya merupakan potensi yang sangat besar bagi pembangunan pada Indonesia. Baca pula: Fokus kerja geografer jaman now
Akhir-akhir ini ada kata "Bonus Demografi" dalam global kependudukan Indonesia. Lalu apa yang dimaksud insentif demografi tersebut?Apakah menguntungkan atau merugikan?Yuk kita diskusi beserta-sama buat memecahkan kata tadi. 

Bonus Demografi merupakan suatu istilah yang menerangkan sebuah fenomena dimana populasi penduduk suatu negara banyak diisi sang penduduk usia produktif. Dengan dasar itulah pemerintah menganggap hal tersebut merupakan potensi yang luar biasa yg bisa dioptimalkan sepenuhnya bagi peningkatan pembangunan Indonesia khususnya menuju Indonesia Emas pada Ulang tahun kemerdekaan ke 100 nanti. Tetapi apakah sahih insentif demografi tersebut bisa dikelola menggunakan aporisma oleh pemerintah sebagai akibatnya pada Ulang Tahun Indonesia ke 100 nanti akan banyak pemimpin-pemimpin baru yg andal serta Indonesia menjadi negara yg maju?. Kita tentunya harus optimis sebagai pemuda Indonesia agar nanti bisa bahu-membahu mendorong percepatan pembangunan di Indonesia. Baca pula: Ciri daerah suburban fringe
Akan namun ada beberapa hal yg dapat merubah Bonus Demografi tadi sebagai sebuah Bencana Demografi. Bagaimana tidak sekarang ini kita lihat banyak sekali masalah kependudukan Indonesia begitu kompleks baik dilihat berdasarkan sisi kuantitatif juga kualitatif. Dari sisi kuantitatif, penduduk Indonesia tidak tersebar secara merata serta banyak terpusat pada Pulau Jawa khususnya kota besar misalnya Jakarta, Bandung dan Jogjakarta. Hal ini tentunya akan menyebabkan kutub pertumbuhan penduduk hanya akan berkutat di daerah itu saja. Alhasil pesatnya pembangunan hanya akan berada pada Jawa sedangkan pada daerah lain kurang berkembang. Jadi berdasarkan segi kuantitas, penyebaran penduduk Indonesia yang nir merata merupakan sebuah persoalan yg harus segera dipecahkan. Baca pula: Pengertian pendekatan kewilayahan
Dari sisi kualitatif, ini berkaitan menggunakan mentalitas, karakter dan kompetensi penduduk Indonesia itu sendiri. Mentalitas koruptor, menggunjing, tidak patuh, cari jalan pintas dan lainnya masih melekat pada diri penduduk Indonesia. Ini tentunya akan menghambat pembangunan itu sendiri. Contoh sederhana seperti ini saja, masyarakat Jakarta menginginkan Jakarta bebas banjir lalu gubernur berusaha melakukan pemugaran sungai serta waduk tetapi mereka tetap buang sampah ke sungai kemudian ketika terdapat pembongkaran bangunan liar tepi sungai mereka protes bukan main padahal jelas melanggar. Ya, sama aja dusta apabila sifat penduduk kita masih seperti itu, ingin segala sesuatu instan tanpa proses dan pengorbanan. Ini memang sinkron dengan apa yang ditulis oleh Koentjaraningrat mengenai sifat/mentalitas masyarakat Indonesia. Baca pula: Konsep trickle down effect
Jadi itulah problem kompleks yg sedang menghinggapi kependudukan pada Indonesia. Sekiranya dunia belum kiamat, masih ada asa buat berubah mulai berdasarkan diri kita sendiri. Tentunya kita ingin melihat penduduk Indonesia mempunyai pola pikir misalnya negara maju serta tidak selamanya seperti ini. 
Jadi berdasarkan aku terdapat beberapa hal yang perlu segera dilakukan untuk mengantisipasi bencana demografi ini.
  • Adanya revolusi karakter penduduk melalui pendidikan yang berkelanjutan serta handal, Ini merupakan tanggung jawab pendidikan Indonesia lantaran dengan pendidikanlah insan dapat dibuat sebagai apa pun. Diperlukan guru-guru yang tangguh, handal dan bisa menjadi teladan yg baik baik peserta didiknya. Kesejahteraan pengajar juga wajib mempunyai baku agar mereka bisa bekerja menggunakan aporisma. 
  • Pemerataan pembangunan pada semua daerah Indonesia, percepatan pembangunan di luar Jawa adalah hal yang menjadi prioritas supaya daerah lain tidak tertinggal jauh dari Jawa. Pembangunan yang merata tentunya akan menghasilkan kutub-kutub pertumbuhan baru yg nantinya memancing penduduk lain buat tiba serta bekerja. Sehingga tanah impian bukan hanya di Jawa saja melainkan pada seluruh pelosok negeri ini.
  • Program televisi yg mendidik rakyat bukan memberi model negatif, nir dipungkiri lagi TV merupakan galat satu media pembentuk karakter yg paling cepat ketika ini selain internet tentunya. Kita lihat program-program televisi Indonesia nir variatif dan hanya menonjolkan sisi bisnis dan sporadis sekali yang menunjukkan sisi positif bagai rakyat. Bandingkan dengan pada luar negeri sebut saja BBC, National Geographic Channel dan lainnya. Program tersebut memberikan edukasi-edukasi bagi rakyat tentang teknologi, science serta ilmu lainnya. Beda halnya menggunakan Indonesia yg dijejali sinetron, lawakan tidak cerdas, liputan info negatif dan lainnya. Ini tentunya wajib segera dibenahi jika kita ingin berubah menjadi negara maju. Baca pula: Peta skala mini , sedang serta besar
Sumber serta Gambar
Badan Pusat Statistik

Popular posts from this blog

Pembagian Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Terbaru

Contoh Soal PG Pendidikan Agama Islam PAI Kelas XI Semester 1 K13 Beserta Jawaban Part3 Terbaru

INILAH CONTOH ISIAN CATATAN FAKTA PKG 14 KOMPETENSI