Cerita Pengalaman Jadi Guru Honor Digaji 200 Ribu Per Bulan

Halo teman-teman guru seperjuangan gimana kabarnya nih?. Semoga baik-baik saja ya serta tetap semangat. Kali ini saya akan coba cerita sedikit pengalaman saya ketika menjadi pengajar hononer beberapa tahun lalu. Kisahnya akan sangat panjang tentunya serta baru kali terpikirkan buat dituliskan karena dulu gak hobi nulis. Meskipun telah 8 tahun berlalu akan tetapi aku masih jangan lupa kisah awal jadi guru honor dan akan saya tuliskan mumpung belum pikun, siapa tahu jadi sejarah nanti di masa tua aku serta buat cerita ke anak cucu serta teman-teman lain yg membacanya. Jadi guru honor memang banyak suka dukanya namun kita tentu wajib permanen optimis melanjutkan kehidupan. 
Jadi gini awal ceritanya, dulu aku kuliah pada salah satu universitas di Tasikmalaya dan pastinya sudah tau lah namanya. Saya masuk Prodi Pendidikan Geografi tahun 2018 skiiiiiiiiiip, singkat cerita aku lulus pula di April 2018. Lantaran saya lulusan FKIP tentunya nanti wajib jadi guru. Awal mula saya masuk prodi pendidikan guru, aku gak pernah ngerti tentang sistem pendidikan terutama honorarium pengajar. 
Jadi habis lulus alhamdulillah saya ditawari sahabat lulusan PJOK buat ngajar di galat satu sekolah swasta pada wilayah Sodonghilir. Namanya rezeki emang selalu nir terduga. Lalu saya coba hubungan teman aku buat menemui kepala sekolahnya. Lalu berangkatlah saya berdasarkan Sukaraja menuju Sodonghilir. Jalanannya luar biasa naik turun bukit dengan pemandangan yang luar biasa menakjubkan, namun hingga di Sodonghilir jalanan rusak parah serta tidak terdapat aspal sama sekali hanya batu serta lumpur. Dulu saya pakai motor Supra X serta lumayan andal buat  melewati jalanan misalnya itu.

Saya lalu bertemu menggunakan kepala Madrasah Aliyah kala itu buat basa-basi biasa. Ibu ketua madrasah tadi sangat ramah dan enak diajak bicara. Setelah berbincang usang tibalah pada monen penting yaitu seputar bayaran alias gaji. Saya waktu itu diamanahi buat ngajar sebesar 16 jam jikalau nir keliru seminggu. Bayarannya...eng...ing..eng...........12.500 rupiah per jam. Jadi total 16 jam x 12.500 = 200.000 rupiah per bulan. Kok mampu?. Jadi ternyat di sistem honor pengajar terdapat yang jam mangkat dan jam hayati, buset deh apalah itu. Lantaran sistem jam tewas maka satu minggu itu sama aj menggunakan satu bulan bayarnya, hebat kan Indonesiaku. 

Pertama kali mendengar hal tersebut aku tentu langsung melongo tapi ya sudahlah anggap saja menjadi pengalaman pertama ngajar lantaran baru lulus sekalian sambil belajar. Ternyata di kuliahan aku nir dikasih memahami mengenai sistem penggajian contoh honor pada Indonesia serta baru tahu betul waktu telah di lapangan. Tapi by the way itu masa kemudian serta menjadi sejarah dan kisah klasik bagi saya. 
Meskipun begitu tapi aku bersyukur karena dari pengajar honor ini lah yang membuka pintu keberhasilan saya selanjutnya sebagai guru profesional, gak papa lah sedikit berlebihan. Mau tahu cerita selanjutnya mengenai senang duka jadi guru gaji serta cerita saya bisa jadi guru berprestasi nasional/blogger/penulis waktu ini?. 
Nantikan di tulisan aku berikutnya, jadi jangan lupa like blog aku ya dan bila mau tanya-tanya silahkan komen saja. O..ya lantaran dulu belum punya kamera jadi gak sempat foto-foto mengenai syarat sekolah jaman dulu waktu jadi guru honor .

Popular posts from this blog

Pembagian Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Terbaru

Contoh Soal PG Pendidikan Agama Islam PAI Kelas XI Semester 1 K13 Beserta Jawaban Part3 Terbaru

INILAH CONTOH ISIAN CATATAN FAKTA PKG 14 KOMPETENSI