CiriCiri Masyarakat Madani
Mendengar istilah "masyarakat madani" tentu sebagian orang masih galau menggunakan istilah yang satu ini. Istilah madani secara umum bisa diartikan menjadi "adab atau beradab". Masyarakat madani adalah warga yang mudun pada membentuk, menjalani dan memaknai kehidupannya. Apakah Indonesia sudah mencapai masyarakat madani?. Sebelum engkau menjawabnya, lihat dulu karakteristik rakyat madani ini dia:
1. Free public sphere atau ruang publik yg bebas
Ruang publik diartikan sebagai daerah dimana warga menjadi masyarakat negara memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik. Warga negara berhak melakukan kegiatan secara merdeka pada menyatakan pendapat, berserikat dan berkumpul serta mempublikasikan warta lewat berbagai media umum. Jadi aspirasi masyarakat bisa bebas disampaikan asal tidak melanggar etika sosial.
2. Demokratisasi
Dalam kerangka ini hanya negara yg demokratis yang mengklaim rakyat madani. Pelaku politik pada suatu negara cenderung menyumbat rakyat sipil. Mekanisme demokrasilah yang punya kekuatan buat mengoreksi kecenderungan tadi. Sementara itu buat menumbuhkan demokratisasi diharapkan kesiapan anggota warga berupa kesadaran langsung, kesetaraan serta kemandirian. Syarat-syarat tersebut berbanding lurus dengan kesediaan buat mendapat dan memberi secara berimbang. Dengan demikian, mekanisme demokrasi antar komponen bangsa terutama pelaku politik praktis adalah bagian yg terpenting dalam membentuk masyarkat madani.
3. Toleransi
Toleransi merupakan kesediaan individu buat mendapat pandangan-pandangan politik dan sikap sosial yg berbeda. Toleransi adalah sikap yg dikembangkan pada warga madani untuk menerangkan perilaku saling menghargai serta menghormati pendapat dan aktifitas yang dilakukan oleh atau gerombolan warga lain yg tidak selaras.
4. Pluralisme
Merupakan sikap mengakui dan mendapat kenyataan rakyat yang majemuk disertai perilaku ikhlas bahwa kemajemukan itu bernilai positif dan merupakan rahmat Tuhan. Karenanya nir ada rakyat yg tunggal, sejenis dan sebangun dalam segala segi.
5. Keadilan sosial
Keadilan yg dimaksud merupakan keseimbangan serta pembagian yg proporsional antara hak dan kewajiban setiap masyarakat negara yang meliputi seluruh aspek kehidupan. Ini memungkinkan bila nir adanya monopoli serta pemusatan galat satu aspek kehidupan dalam seseorang atau sekelompok masyarakat. Initnya warga mempunyai hak yang sama pada memeroleh kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah.
6. Partisipasi sosial
Partisipasi sosial yang sahih-sahih higienis berdasarkan rekayasa merupakan awal yang baik bagi terciptanya warga madani. Partisipasi sosial yg bersih bisa terjadi bila tersedia iklim yg memungkinkan otonomi individu terjaga. Lawan warga madani merupakan tirani yang memasung kehidupan bangsa secara kultural serta struktural dan menempatkan cara-cara manipulatif serta represif sebagai instrumen sosialnya. Lihat saja Korea Utara dengan Kim Jong Un yg bertindak sebagai ilahi. Tidak boleh sedikitpun warganya yg boleh menentang kebijakannya. Sekali menentang maka ancaman kematian adalah jawabannya. Partisipasi merupakan ciri yg harus ada pada rakyat madani. Tanpa adanya partisipasi yang terdapat hanyalah demokrasi semu (pseudo democracy) sebagaimana yang pernah dipraktikan rezim orde baru.
7. Supremasi hukum
Penghargaan terhadap supremasi aturan merupakan jaminan terciptanya keadilan. Tidak terdapat dispensasi buat memeroleh kebenaran pada atas hukum. Ini mampu terjadi apabila masih ada komitmen yang kuat antar komponen bangsa buat saling mengikat diri dalam sistem serta prosedur yang disepakati bersama. Penegakan aturan harus berjalan secara seimbang ke semua komponen rakyat. Jangana terdapat lapisan terentu yang kebal aturan karena kekuasaannya. Adanya kesenjangan hukum akan mencederai rasa keadilan sosial dalam rakyat.