CONTOH PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN KAREKTER DALAM MAPEL PKN TERBARU
BAGIAN I
PANDUAN UMUM
PANDUAN UMUM
A.Latar Belakang
Pasal 3 Undang-undang angka 20 tahun 2018 mengenai Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi menyebarkan kemampuan dan membangun tabiat serta peradaban bangsa yang bermartabat pada rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan buat berkembangnya potensi siswa supaya sebagai manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yg demokratis dan bertanggung jawab.”
Sehubungan dengan hal tersebut, salah satu program primer Kementerian Pendidikan Nasional pada rangka mempertinggi mutu proses dan hasil pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah merupakan pengembangan pendidikan karakter.
Sebenarnya pendidikan karakter bukan hal yang baru dalam sistem pendidikan nasional Indonesia. Pada saat ini, setidak-tidaknya sudah ada 2 mata pelajaran yg diberikan buat membina akhlak serta budi pekerti peserta didik, yaitu Pendidikan Agama serta PKn. Namun demikian, pelatihan watak melalui kedua mata pelajaran tadi belum mengakibatkan hasil yang memuaskan lantaran beberapa hal. Pertama, ke 2 mata pelajaran tadi cenderung baru membekali pengetahuan tentang nilai-nilai melalui materi/substansi mata pelajaran. Kedua, aktivitas pembelajaran dalam kedua mata pelajaran tersebut dalam umumnya belum secara memadai mendorong terinternalisasinya nilai-nilai oleh masing-masing siswa sebagai akibatnya siswa berperilaku menggunakan karakter yg andal. Ketiga, menggantungkan pembentukan watak siswa melalui kedua mata pelajaran itu saja tidak cukup. Pengembangan karakter peserta didik perlu melibatkan lebih banyak lagi mata pelajaran, bahkan seluruh mata pelajaran. Selain itu, aktivitas training kesiswaan dan pengelolaan sekolah menurut hari ke hari perlu jua dibuat dan dilaksanakan buat mendukung pendidikan karakter.
======================================
======================================
Merespons sejumlah kelemahan dalam pelaksanaan pendidikan akhlak dan budi pekerti yg telah diupayakan inovasi pendidikan karakter. Inovasi tadi adalah:
1)Pendidikan karakter dilakukan secara terintegrasi ke dalam semua mata pelajaran. Integrasi yg dimaksud meliputi pemuatan nilai-nilai ke pada substansi pada semua mata pelajaran dan pelaksanaan aktivitas belajar mengajar yang memfasilitasi dipraktikkannya nilai-nilai dalam setiap aktivitas pembelajaran pada dalam serta di luar kelas buat seluruh mata pelajaran.
2)Pendidikan karakter pula diintegrasikan ke dalam aplikasi aktivitas training kesiswaan.
3)Selain itu, pendidikan karakter dilaksanakan melalui kegiatan pengelolaan seluruh urusan di sekolah yang melibatkan semua rakyat sekolah.
Pelaksanaan pendidikan karakter secara terpadu di dalam semua mata pelajaran (sebagaimana dimaksud oleh buah 1 pada atas) adalah hal yang baru bagi sebagain besar SMP di Indonesia. Oleh karenanya, pada rangka membina aplikasi pendidikan karakter secara terpadu di dalam semua mata pelajaran, perlu disusun panduan pelaksanaan pendidikan karakter yg terintegrasi ke dalam pembelajaran pada SMP, terutama ketika pengajar menggunakan Buku Sekolah Elektronik (BSE).
B.Pengertian Pendidikan Karakter Terintegrasi di pada Pembelajaran
Yang dimaksud dengan pendidikan karakter secara terintegrasi pada dalam proses pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya pencerahan akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke pada tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yg berlangsung pada dalam juga di luar kelas dalam seluruh mata pelajaran. Dengan demikian, aktivitas pembelajaran, selain buat mengakibatkan siswa menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, pula didesain dan dilakukan buat mengakibatkan siswa mengenal, menyadari/peduli, serta menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya konduite.
C.Strategi Integrasi Pendidikan Karakter pada Pembelajaran
Integrasi pendidikan karakter pada pada proses pembelajaran dilaksanakan mulai menurut termin perencanaan, aplikasi, hingga penilaian pembelajaran pada seluruh mata pelajaran.
1.perencanaan integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran
Pada tahap perencanaan dilakukan analisis SK/KD, pengembangan silabus, penyusunan RPP, dan penyiapan materi ajar.
Analisis SK/KD dilakukan buat mengidentifikasi nilai-nilai karakter yg secara substansi dapat diintegrasikan pada SK/KD yg bersangkutan. Perlu dicatat bahwa identifikasi nilai-nilai karakter ini tidak dimaksudkan buat membatasi nilai-nilai yang dapat dikembangkan pada pembelajaran SK/KD yang bersangkutan.
Pengembangan silabus dapat dilakukan menggunakan merevisi silabus yang sudah dikembangkan dengan menambah komponen (kolom) karakter sempurna pada sebelah kanan komponen (kolom) Kompetensi Dasar. Pada kolom tadi diisi nilai(-nilai) karakter yg hendak diintegrasikan dalam pembelajaran. Nilai-nilai yang diisikan nir hanya terbatas dalam nilai-nilai yang sudah ditentukan melalui analisis SK/KD, tetapi bisa ditambah dengan nilai-nilai lainnya yg bisa dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran (bukan lewat substansi pembelajaran). Setelah itu, aktivitas pembelajaran, indikator pencapaian, dan/atau teknik evaluasi, disesuaikan atau dirumuskan ulang menyesuaikan karakter yg hendak dikembangkan. Dalam kegitan pembelajaran bukan dicantumkan nilai karakternya akan namun diskripsi menurut nilai karakter tersebut.
Sebagaimana langkah-langkah pengembangan silabus, penyusunan RPP dalam rangka pendidikan karakter yang terintegrasi pada pembelajaran dilakukan dengan cara merevisi RPP yg sudah terdapat. Pertama-tama rumusan tujuan pembelajaran direvisi/diubahsuaikan. Revisi/adaptasi tujuan pembelajaran dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: (1) rumusan tujuan pembelajaran yang sudah terdapat direvisi sampai satu atau lebih tujuan pembelajaran tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif dan psikomotorik, tetapi jua karakter, dan (dua) ditambah tujuan pembelajaran yang spesifik dirumuskan buat karakter.
Ke dua, pendekatan/metode pembelajaran diubah (bila diharapkan) supaya pendekatan/metode yang dipilih selain memfasilitasi siswa mencapai pengetahuan dan keterampilan yang ditargetkan, pula membuatkan karakter. Ketiga, langkah-langkah pembelajaran direvisi. Kegiatan-aktivitas pembelajaran pada setiap langkah/termin pembelajaran (pendahuluan, inti, serta penutup), direvisi dan/atau ditambah agar sebagian atau semua aktivitas pembelajaran pada setiap tahapan memfasilitasi siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan yg ditargetkan serta mengembangkan karakter. Prinsip-prinsip pendekatan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran aktif yg selama ini digalakkan aplikasinya oleh Direktorat PSMP sangat efektif berbagi karakter peserta didik.
Ke 3, bagian evaluasi direvisi. Revisi dilakukan menggunakan cara mengubah serta/atau menambah teknik-teknik evaluasi yang telah dirumuskan. Teknik-teknik penilaian dipilih sehingga secara keseluruhan teknik-teknik tadi mengukur pencapaian peserta didik dalam kompetensi dan karakter. Di antara teknik-teknik evaluasi yg bisa dipakai buat mengetahui perkembangan karakter merupakan observasi, penilaian antar teman, serta penilaian diri sendiri. Nilai dinyatakan secara kualitatif, misalnya:
·BT: Belum Terlihat (bila siswa belum menunjukkan indikasi-pertanda awal perilaku/karakter yg dinyatakan pada indikator).
·MT: Mulai Terlihat (apabila peserta didik telah mulai menampakan adanya indikasi-pertanda awal perilaku/karakter yg dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten).
·MB: Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah menampakan banyak sekali tanda konduite/karakter yg dinyatakan pada indikator dan mulai konsisten).
·MK: Membudaya (bila peserta didik terus menerus menampakan perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
Ke empat, materi ajar disiapkan. Bahan/buku ajar merupakan komponen pembelajaran yang paling berpengaruh terhadap apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses pembelajaran. Banyak pengajar yg mengajar menggunakan semata-mata mengikuti urutan penyajian serta kegiatan-aktivitas pembelajaran (task) yg sudah dirancang oleh penulis kitab ajar, tanpa melakukan adaptasi yang berarti.
Melalui program Buku Sekolah Elektronik atau buku murah, dewasa ini pemerintah sudah membeli copyright sejumlah buku ajar dari hampir seluruh mata pelajaran yang telah memenuhi kelayakan pemakaian berdasarkan penilaian BSNP berdasarkan para penulis/penerbit. Pengajar harus memakai kitab -kitab tersebut dalam proses pembelajaran.
Walaupun kitab -buku tersebut telah memenuhi sejumlah kriteria kelayakan - yaitu kelayakan isi, penyajian, bahasa, serta grafika – bahan-bahan ajar tadi masih belum secara memadai mengintegrasikan pendidikan karakter pada dalamnya. Apabila guru sekedar mengikuti atau melaksanakan pembelajaran menggunakan berpatokan dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran pada kitab -buku tersebut, pendidikan karakter secara memadai belum berjalan. Oleh karenanya, sejalan menggunakan apa yg telah dirancang dalam silabus serta RPP yg berwawasan pendidikan karakter, bahan ajar perlu diubahsuaikan. Adaptasi yg paling mungkin dilaksanakan oleh pengajar adalah dengan cara menambah aktivitas pembelajaran yg sekaligus bisa membuatkan karakter. Cara lainnya merupakan dengan mengadaptasi atau mengubah aktivitas belajar pada buku ajar yang digunakan. Selain itu, adaptasi bisa dilakukan dengan merevisi substansi pembelajarannya.
Sebuah kegiatan belajar (task), baik secara eksplisit atau tersirat terbentuk atas enam komponen. Komponen-komponen yg dimaksud adalah:
1)Tujuan
2)Input
3)Aktivitas
4)Pengaturan (Setting)
5)Peran guru
6)Peran peserta didik
Dengan demikian, perubahan/adaptasi kegiatan belajar yg dimaksud menyangkut perubahan dalam komponen-komponen tersebut.
Secara umum, aktivitas belajar yg potensial bisa membuatkan karakter peserta didik memenuhi prinsip-prinsip atau kriteria berikut.
1)Tujuan
Dalam hal tujuan, aktivitas belajar yg menanamkan nilai merupakan apabila tujuan aktivitas tadi tidak hanya berorientasi pada pengetahuan, tetapi juga perilaku. Oleh karena itu, pengajar perlu menambah orientasi tujuan setiap atau sejumlah aktivitas belajar dengan pencapaian perilaku atau nilai tertentu, contohnya kejujuran, rasa percaya diri, kerja keras, saling menghargai, serta sebagainya.
2)Input
Input dapat didefinisikan menjadi bahan/acum sebagai titik tolak dilaksanakannya aktivitas belajar oleh peserta didik. Input tersebut bisa berupa teks lisan juga tertulis, grafik, diagram, gambar, contoh, charta, benda sesungguhnya, film, dan sebagainya. Input yg bisa memperkenalkan nilai-nilai adalah yang tidak hanya menyajikan materi/pengetahuan, namun yg juga menguraikan nilai-nilai yang terkait menggunakan materi/pengetahuan tadi.
3)Aktivitas
Aktivitas belajar adalah apa yg dilakukan oleh siswa (bersama dan/atau tanpa pengajar) dengan input belajar untuk mencapai tujuan belajar. Aktivitas belajar yang bisa membantu siswa menginternalisasi nilai-nilai adalah kegiatan-kegiatan belajar aktif yg antara lain mendorong terjadinya autonomous learning dan bersifat learner-centered. Pembelajaran yang memfasilitasi autonomous learning serta berpusat pada siswa secara otomatis akan membantu murid memperoleh banyak nilai. Contoh-contoh aktivitas belajar yg memiliki sifat-sifat demikian antara lain diskusi, eksperimen, pengamatan/observasi, debat, presentasi sang siswa, serta mengerjakan proyek.
4)Pengaturan (Setting)
Pengaturan (setting)pembelajaran berkaitan dengan kapan serta di mana aktivitas dilaksanakan, berapa usang, apakah secara individu, berpasangan, atau dalam grup. Masing-masing setting berimplikasi terhadap nilai-nilai yg terdidik. Setting ketika penyelesaian tugas yang pendek (sedikit), contohnya akan mengakibatkan siswa terbiasa kerja menggunakan cepat sehingga menghargai ketika menggunakan baik. Sementara itu kerja kelompok bisa berakibat murid memperoleh kemampuan bekerjasama, saling menghargai, dan lain-lain.
5)Peran guru
Peran guru dalam kegiatan belajar dalam buku ajar biasanya tidak dinyatakan secara eksplisit. Pernyataan eksplisit peran pengajar pada umumnya ditulis dalam buku petunjuk pengajar. Lantaran cenderung dinyatakan secara tersirat, guru perlu melakukan inferensi terhadap peran pengajar dalam kebanyakan aktivitas pembelajaran bila kitab guru tidak tersedia.
Peran guru yg memfasilitasi diinternalisasinya nilai-nilai oleh murid antara lain guru menjadi fasilitator, motivator, partisipan, serta pemberi umpan balik . Mengutip ajaran Ki Hajar Dewantara, guru yg dengan efektif dan efisien mengembangkan karakter anak didik adalah mereka yg ing ngarsa sung tuladha(pada depan guru berperan sebagai teladan/memberi contoh), ing madya mangun karsa(pada tengah-tengah peserta didik pengajar membentuk prakarsa serta bekerja sama menggunakan mereka), tut wuri handayani (pada belakang pengajar memberi daya semangat dan dorongan bagi siswa).
6)Peran peserta didik
Seperti halnya menggunakan peran guru dalam aktivitas belajar pada buku ajar, kiprah siswa umumnya nir dinyatakan secara eksplisit pula. Pernyataan eksplisit peran siswa pada biasanya ditulis pada kitab petunjuk guru. Lantaran cenderung dinyatakan secara implisit, pengajar perlu melakukan inferensi terhadap peran siswa pada kebanyakan aktivitas pembelajaran.
Agar peserta didik terfasilitasi dalam mengenal, menjadi peduli, serta menginternalisasi karakter, siswa wajib diberi kiprah aktif dalam pembelajaran. Peran-kiprah tersebut diantaranya sebagai partisipan diskusi, pelaku eksperimen, penyaji hasil-output diskusi serta eksperimen, pelaksana proyek, dsb.
2.pelaksanaan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran berdasarkan tahapan aktivitas pendahuluan, inti, dan penutup, dipilih serta dilaksanakan agar siswa mempraktikkan nilai-nilai karakter yg ditargetkan. Sebagaimana disebutkan di depan, prinsip-prinsip Contextual Teaching and Learning disarankan diaplikasikan dalam semua tahapan pembelajaran karena prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sekaligus bisa memfasilitasi terinternalisasinya nilai-nilai. Selain itu, perilaku guru sepanjang proses pembelajaran harus merupakan model pelaksanaan nilai-nilai bagi siswa.
D.Nilai-nilai Karakter buat SMP
Ada banyak nilai (80 butir) yg dapat dikembangkan pada peserta didik. Menanamkan semua buah nilai tadi merupakan tugas yg sangat berat. Oleh karenanya perlu dipilih nilai-nilai tertentu menjadi nilai primer yg penanamannya diprioritaskan. Untuk tingkat SMP, nilai-nilai primer tersebut disarikan menurut buah-buah SKL, yaitu:
1.Kereligiusan
Pikiran, perkataan, serta tindakan seseorang yang diupayakan selalu dari pada nilai-nilai Ketuhanan serta/atau ajaran agamanya.
2.Kejujuran
Perilaku yang berdasarkan pada upaya menjadikan dirinya menjadi orang yg selalu bonafide dalam perkataan, tindakan, serta pekerjaan, baik terhadap diri serta pihak lain.
3.Kecerdasan
Kemampuan seseorang pada melakukan suatu tugas secara cermat, tepat, dan cepat.
4.Ketangguhan
Sikap dan perilaku pantang menyerah atau tidak pernah putus asa ketika menghadapi berbagai kesulitan dalam melaksanakan aktivitas atau tugas sehingga mampu mengatasi kesulitan tadi dalam mencapai tujuan.
5.Kedemokratisan
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yg menilai sama hak serta kewajiban dirinya dan orang lain.
6.Kepedulian
Sikap dan tindakan yg selalu berupaya mencegah serta memperbaiki penyimpangan dan kerusakan (insan, alam, dan tatanan) di lebih kurang dirinya.
7.Kemandirian
Sikap dan konduite yg nir mudah tergantung dalam orang lain pada menyelesaikan tugas-tugas.
8.Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
Berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau akal buat membentuk cara atau output baru serta termutakhir berdasarkan apa yg telah dimiliki.
9.Keberanian mengambil risiko
Kesiapan mendapat risiko/dampak yang mungkin muncul dari tindakan nyata.
10.Berorientasi dalam tindakan
Kemampuan untuk mewujudkan gagasan menjadi tindakan konkret.
11.Berjiwa kepemimpinan
Kemampuan mengarahkan dan mengajak individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dengan berpegang dalam asas-asas kepemimpinan berbasis budaya bangsa.
12.Kerja keras
Perilaku yg memperlihatkan upaya benar-benar-sungguh dalam mengatasi aneka macam hambatan guna merampungkan tugas (belajar/pekerjaan) menggunakan sebaik-baiknya.
13.Tanggung jawab
Sikap serta perilaku seseorang buat melaksanakan tugas serta kewajibannya sebagaimana yg seharusnya beliau lakukan, terhadap diri sendiri, warga , lingkungan (alam, sosial, serta budaya), negara serta Tuhan YME.
14.Gaya hidup sehat
Segala upaya buat menerapkan kebiasaan yang baik pada membangun hidup yang sehat serta menghindarkan kebiasaan jelek yg bisa mengganggu kesehatan.
15.Kedisiplinan
Tindakan yang menampakan konduite tertib serta patuh pada banyak sekali ketentuan dan peraturan.
16.Percaya diri
Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan serta harapannya.
17.Keingintahuan
Sikap dan tindakan yg selalu berupaya buat mengetahui lebih mendalam serta meluas dari apa yang dipelajarinya, ditinjau, serta didengar.
18.Cinta ilmu
Cara berpikir, bersikap serta berbuat yg menerangkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan.
19.Kesadaran akan hak serta kewajiban diri serta orang lain
Sikap memahami serta mengerti dan melaksanakan apa yg menjadi milik/hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain.
20.Kepatuhan terhadap aturan-anggaran sosial
Sikap dari dan taat terhadap aturan-anggaran berkenaan dengan warga serta kepentingan umum.
21.Menghargai karya serta prestasi orang lain
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya buat membentuk sesuatu yang berguna bagi warga , serta mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.
22.Kesantunan
Sifat yang halus serta baik berdasarkan sudut pandang tata bahasa juga rapikan perilakunya ke seluruh orang.
23.Nasionalis
Cara berfikir, bersikap dan berbuat yg menampakan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, serta politik bangsanya.
24.Menghargai keberagaman
Sikap memberikan respek/hormat terhadap aneka macam macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat, tata cara, budaya, suku, serta kepercayaan .
Di antara butir-butir nilai tadi pada atas, enam butir dipilih sebagai nilai-nilai utama menjadi pangkal tolak pengembangan, yaitu:
1.kereligiusan
2.kejujuran
3.kecerdasan
4.ketangguhan
5.kedemokratisan
6.kepedulian
Keenam butir nilai tersebut ditanamkan melalui semua mata pelajaran dengan intensitas penanaman lebih dibandingkan penanaman nilai-nilai lainnya.
E.Pemetaan Nilai-nilai Karakter buat Integrasi pada Mata Pelajaran
Apabila semua nilai tersebut pada atas wajib ditanamkan dengan intensitas yg sama dalam setiap mata pelajaran, penanaman nilai sebagai sangat berat. Oleh karena itu perlu dipilih sejumlah nilai primer sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai lainnya pada setiap mata pelajaran. Dengan kata lain, nir setiap mata pelajaran diberi integrasi seluruh butir nilai tetapi beberapa nilai utama saja walaupun tidak berarti bahwa nilai-nilai yang lain tadi tidak diperkenankan diintegrasikan ke dalam mata pelajaran tadi. Dengan demikian setiap mata pelajaran memfokuskan dalam penanaman nilai-nilai utama tertentu yg paling dekat menggunakan ciri mata pelajaran yg bersangkutan. Tabel 1.1 menyajikan model distribusi nilai-nilai utama dan utama ke pada semua mata pelajaran.
Mata Pelajaran
Nilai Utama
1. Pendidikan Agama
Kereligiusan, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, kedemokratisan, kesantunan, kedisiplinan, bertanggung jawab, cinta ilmu, keingintahuan, percaya diri, menghargai keberagaman, kepatuhan dalam aturan sosial, bergaya hidup sehat, kesadaran akan hak serta kewajiban, kerja keras
2. PKn
Kereligiusan,kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, kedemokratisan, nasionalisme, kepatuhan dalam aturan sosial, menghargai keberagaman, pencerahan akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
3. Bahasa Indonesia
Kereligiusan,kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, kedemokratisan, berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, percaya diri, bertanggung jawab, keingintahuan, kesantunan, nasionalisme
4. Matematika
Kereligiusan,kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, kedemokratisan, berpikir logis, kritis, kerja keras, keingintahuan, kemandirian, percaya diri
5. IPS
Kereligiusan,kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, kedemokratisan, nasionalisme, menghargai keberagaman, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, peduli sosial serta lingkungan, berjiwa wirausaha, kerja keras
6. IPA
Kereligiusan, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, kedemokratisan, keingintahuan, berpikir logis, kritis, kreatif, serta inovatif, jujur, bergaya hidup sehat, percaya diri, menghargai keberagaman, kedisiplinan, kemandiran, tanggung jawab, cinta ilmu
7. Bahasa Inggris
Kereligiusan, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, kedemokratisan, menghargai keberagaman, kesantunan, percaya diri, berdikari, bekerjasama, kepatuhan dalam aturan sosial
8. Seni Budaya
Kereligiusan, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, kedemokratian, menghargai keberagaman, nasionalisme, serta menghargai karya orang lain, ingin memahami, kedisiplinan
9. Penjasorkes
Kereligiusan,kejujuran, keerdasan, ketangguhan, kepedulian, kedemokratisan, bergaya hayati sehat, kerja keras, kedisiplinan, percaya diri, berdikari, menghargai karya dan prestasi orang lain
10.tik/Keterampilan
Kereligiusan, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulan, kedemokratisan, berpikir logis, kritis, kreatif, serta inovatif, kemandirian, bertanggung jawab, serta menghargai karya orang lain
11. Muatan Lokal
Kereligiusan, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, kedemokratisan, menghargai keberagaman, menghargai karya orang lain, nasionalisme
Tabel 1.1. Contoh Distribusi Nilai-Nilai Utama ke pada Mata Pelajaran
F.Pembelajaran yang Mengembangkan Karakter
Sebagaimana disebutkan pada depan, integrasi pendidikan karakter pada pada proses pembelajaran dilaksanakan mulai menurut termin perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran. Di antara prinsip-prinsip yang bisa diadopsi pada menciptakan perencanaan pembelajaran (merancang kegiatan pembelajaran dan evaluasi dalam silabus, RPP, dan materi ajar), melaksanakan proses pembelajaran, serta evaluasi yang menyebarkan karakter merupakan prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) yg selama ini telah diperkenalkan kepada pengajar, termasuk guru-guru SMP seluruh Indonesia sejak 2018.
Pada dasarnya pembelajaran kontekstual adalah konsep pembelajaran yg membantu guru dalam mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan konkret anak didik, dan memotivasi anak didik membuat interaksi antara pengetahuan yang dipelajarinya dengan kehidupan mereka. Pembelajaran kontekstual menerapkan sejumlah prinsip belajar. Prinsip-prinsip tersebut secara singkat dijelaskan berikut adalah.
1.konstruktivisme (Constructivism)
Konstrukstivisme adalah teori belajar yang menyatakan bahwa orang menyusun atau membentuk pemahaman mereka terhadap sesuatu berdasarkan pengalaman-pengalaman baru dan pengetahuan awal dan kepercayaan mereka.
Pemahaman konsep yang mendalam dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman belajar otentik dan bermakna; guru mengajukan pertanyaan pada anak didik buat mendorong kegiatan berpikirnya. Pembelajaran dikemas sebagai proses ‘mengkonstruksi’ bukan ‘menerima’ pengetahuan. Dalam proses pembelajaran, murid membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif pada proses belajar mengajar. Pembelajaran dirancang pada bentuk murid bekerja, praktik mengerjakan sesuatu, berlatih secara fisik, menulis karangan, mendemonstrasikan, menciptakan gagasan, dan sebagainya.
Tugas guru dalam pembelajaran konstruktivis merupakan memfasilitasi proses pembelajaran dengan:
(a)membuahkan pengetahuan bermakna dan relevan bagi anak didik,
(b)memberi kesempatan murid menemukan dan menerapkan idenya sendiri,
(c)menyadarkan anak didik supaya menerapkan strategi mereka sendiri pada belajar.
Penerapan teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran bisa menyebarkan berbagai karakter, diantaranya berfikir kritis dan logis, mandiri, cinta ilmu, rasa ingin memahami, menghargai orang lain, bertanggung jawab, dan percaya diri.
2.bertanya (Questioning)
Penggunaan pertanyaan buat menuntun berpikir siswa lebih baik daripada sekedar memberi murid kabar untuk memperdalam pemahaman murid. Siswa belajar mengajukan pertanyaan tentang kenyataan, belajar bagaimana menyusun pertanyaan yang bisa diuji, dan belajar buat saling bertanya tentang bukti, interpretasi, dan penjelasan. Pertanyaan dipakai pengajar buat mendorong, membimbing, serta menilai kemampuan berpikir murid.
Dalam pembelajaran yg produktif, aktivitas bertanya bermanfaat buat:
(a)menggali warta, baik teknis maupun akademis
(b)mengecek pemahaman siswa
(c)membangkitkan respon siswa
(d)mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa
(e)mengetahui hal-hal yang telah diketahui siswa
(f)memfokuskan perhatian siswa dalam sesuatu yang dikehendaki guru
(g)menyegarkan pulang pengetahuan siswa
Pembelajaran yg menggunakan pertanyaan-pertanyaan buat menuntun siswa mencapai tujuan belajar bisa berbagi aneka macam karakter, antara lain berfikir kritis serta logis, rasa ingin memahami, menghargai pendapat orang lain, santun, dan percaya diri.
3.inkuiri (Inquiry)
Inkuiri adalah proses pembelajaran yang diawali menggunakan pengamatan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yg muncul. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut didapat melalui siklus menyusun hipotesis, berbagi cara pengujian hipotesis, menciptakan pengamatan, serta menyusun teori serta konsep yang berdasar pada data dan pengetahuan.
Langkah-langkah aktivitas inkuiri:
a)merumuskan kasus (pada mata pelajaran apapun)
b)Mengamati atau melakukan observasi
c)Menganalisis dan menyajikan output dalam goresan pena, gambar, laporan, bagan, tabel, serta karya lain
d)Mengkomunikasikan atau menyajikan output karya pada pembaca, sahabat sekelas, guru, atau yang lain
Pembelajaran yang menerapkan prinsip inkuiri bisa mengembangkan banyak sekali karakter, diantaranya berfikir kritis, logis, kreatif, dan inovatif, rasa ingin memahami, menghargai pendapat orang lain, santun, jujur, dan tanggung jawab.
4.masyarakat Belajar (Learning Community)
Masyarakat belajar merupakan sekelompok siswa yg terikat dalam kegiatan belajar agar terjadi proses belajar lebih dalam. Semua siswa harus memiliki kesempatan buat bicara dan menyebarkan ilham, mendengarkan wangsit siswa lain menggunakan cermat, dan berafiliasi buat menciptakan pengetahuan menggunakan sahabat pada pada kelompoknya. Konsep ini berdasarkan dalam inspirasi bahwa belajar secara bersama lebih baik daripada belajar secara individual.
Masyarakat belajar mampu terjadi apabila ada proses komunikasi 2 arah. Seseorang yang terlibat dalam aktivitas rakyat belajar memberi kabar yang dibutuhkan sang sahabat bicaranya serta sekaligus pula meminta warta yang diperlukan dari sahabat belajarnya. Kegiatan saling belajar ini sanggup terjadi bila tidak terdapat pihak yg lebih banyak didominasi dalam komunikasi, nir terdapat pihak yg merasa segan buat bertanya, tidak terdapat pihak yang menganggap paling tahu. Semua pihak mau saling mendengarkan.
Praktik rakyat belajar terwujud pada:
(a)Pembentukan gerombolan kecil
(b)Pembentukan kelompok besar
(c)Mendatangkan ‘pakar’ ke kelas (tokoh, olahragawan, dokter, petani, polisi, dan lainnya)
(d)Bekerja dengan kelas sederajat
(e)Bekerja grup menggunakan kelas pada atasnya
(f)Bekerja menggunakan masyarakat
Penerapan prinsip warga belajar pada pada proses pembelajaran dapat menyebarkan aneka macam karakter, antara lain kerjasama, menghargai pendapat orang lain, santun, demokratis, patuh dalam turan sosial, dan tanggung jawab.
5.pemodelan (Modeling)
Pemodelan merupakan proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja, serta belajar. Pemodelan tidak jarang memerlukan murid buat berpikir menggunakan mengeluarkan suara keras serta mendemonstrasikan apa yang akan dikerjakan siswa. Pada ketika pembelajaran, tak jarang guru memodelkan bagaimana supaya murid belajar. Pengajar memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu buat mempelajari sesuatu yg baru. Guru bukan satu-satunya model. Model bisa didesain dengan melibatkan murid.
Contoh praktik pemodelan di kelas:
a)Guru olah raga memberi contoh berenang gaya kupu-kupu di hadapan siswa
b)Pengajar PKn mendatangkan seseorang veteran kemerdekaan ke kelas, lalu murid diminta bertanya jawab menggunakan tokoh tersebut
c)Pengajar Geografi memberitahuakn peta jadi yg bisa digunakan sebagai contoh murid pada merancang peta daerahnya
d)Pengajar Biologi mendemonstrasikan penggunaan thermometer suhu badan
Pemodelan pada pembelajaran antara lain bisa menumbuhkan rasa ingin tahu, menghargai orang lain, serta rasa percaya diri.
6.refleksi (Reflection)
Refleksi dilakukan agar murid memikirkan pulang apa yang telah mereka pelajari serta lakukan selama proses pembelajaran buat membantu mereka menemukan makna personal masing-masing. Refleksi biasanya dilakukan pada akhir pembelajaran diantaranya melalui diskusi, tanya-jawab, penyampaian kesan dan pesan, menulis jurnal, saling memberi komentar karya, serta catatan dalam buku harian.
Refleksi pada pembelajaran antara lain dapat menumbuhkan kemampuan berfikir logis dan kritis, mengetahui kelebihan dan kekurangan diri sendiri, dan menghargai pendapat orang lain.
7.penilaian otentik (Authentic assessment)
Penilaian autentik sesungguhnya merupakan suatu istilah yg diciptakan buat menjelaskan aneka macam metode penilaian cara lain . Berbagai metode tersebut memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan kemampuannya buat menyelesaikan tugas-tugas, memecahkan perkara, atau mengekspresikan pengetahuannya menggunakan cara mensimulasikan situasi yg dapat ditemui pada pada dunia nyata pada luar lingkungan sekolah. Berbagai simulasi tadi semestinya bisa mengekspresikan prestasi (performance) yang ditemui di pada praktek dunia nyata seperti tempat kerja. Penilaian autentik seharusnya dapat menjelaskan bagaimana anak didik menyelesaikan masalah serta dimungkinkan memiliki lebih berdasarkan satu solusi yg benar. Strategi evaluasi yang cocok menggunakan kriteria yang dimaksudkan merupakan suatu kombinasi berdasarkan beberapa teknik penilaian.
Penilaian autentik dalam pembelajaran dapat membuatkan banyak sekali karakter diantaranya kejujuran, tanggung jawab, menghargai karya dan prestasi orang lain, kedisiplinan, serta cinta ilmu.
G.Penggunaan BSE buat Pendidikan Karakter
1.potensi penggunaan BSE dalam pendidikan karakter
Buku-buku pelajaran SMP yang telah masuk dalam daftar BSE memenuhi kelayakan isi, penyajian, bahasa, serta grafika. Dalam hal isi, setiap BSE memuat semua SK/KD sebagaimana ditetapkan melalui Permen Diknas 22/2006 dengan cakupan dan kedalaman pembahasan yg memadai. Selanjutnya isi/materi disajikan serta/atau dibelajarkan melalui pendekatan pembelajaran yg berpusat dalam siswa. Banyak pada antara kegiatan-kegiatan pembelajaran yg menempatkan siswa menjadi pelaku pembelajaran yang aktif. Bahasa buat menyajikan materi adalah bahasa Indonesia yang standar, sinkron dengan tingkat perkembangan kognitif murid Sekolah Menengah pertama, dan gagasan/pesan disajikan secara koheren. Dari sisi grafika, BSE memenuhi banyak sekali ketentuan kegrafikaan. Selain itu, BSE dalam umumnya tidak bias gender, berbagi keberagaman/kebhinekaan, dan jiwa kewirausahaan.
Memperhatikan cirri-karakteristik tersebut pada atas, BSE mempunyai potensi yang sangat akbar buat dipakai membuatkan karakter peserta didik secara terpadu pada pembelajaran. Hanya menggunakan melakukan sejumlah revisi, buku-buku tadi dapat digunakan buat melaksanakan pendidikan karakter secara terintegrasi pada pembelajaran.
2.strategi umum penggunaan BSE buat pendidikan karakter
Di depan disebutkan bahwa BSE mempunyai potensi yang sangat besar buat dipakai menyebarkan karakter siswa secara terpadu pada pembelajaran. Dengan melakukan adaptasi seperlunya, kitab -kitab pelajaran yg telah masuk daftar BSE akan dengan efektif memfasilitasi siswa memperoleh pengetahuan, menyebarkan keterampilan/kecakapan, serta membangun karakter. Berikut empat jenis adaptasi yg bisa dilakukan. Adaptasi jenis a, b, c, serta d berturut-turut dari yang paling dianjurkan ke yg kurang dianjurkan.
a.adaptasi lengkap sebelum pembelajaran dilaksanakan
Adaptasi jenis ini melibatkan revisi pada tiga aspek sekaligus, yaitu isi, aktivitas pembelajaran, dan teknik penilaian menurut bahan ajar. Revisi (misalnya penambahan isi, reformulasi serta/atau penambahan aktivitas pembelajaran, penambahan dan/atau perubahan teknik penilaian) dilakukan secara tertulis pada materi ajar yang direvisi. Setelah revisi terselesaikan bahan ajar tersebut dicetak dan diberikan kepada anak didik.
b.adaptasi sebagian/parsial sebelum pembelajaran dilaksanakan
Adaptasi jenis ini melibatkan revisi pada satu atau dua dari 3 aspek berikut: isi, aktivitas pembelajaran, dan penilaian berdasarkan materi ajar. Revisi (contohnya penambahan isi, atau reformulasi serta/atau penambahan kegiatan pembelajaran, penambahan serta/atau perubahan teknik evaluasi) dilakukan secara tertulis dalam materi ajar yg direvisi. Setelah revisi terselesaikan materi ajar tersebut dicetak dan diberikan kepada murid.
c.adaptasi sebagian/parsial sebelum pembelajaran dilaksanakan
Adaptasi jenis ini melibatkan revisi pada satu atau dua dari 3 aspek berikut: isi, kegiatan pembelajaran, dan penilaian menurut materi ajar. Guru membuat sejumlah adaptasi (contohnya penambahan isi, perubahan atau penambahan aktivitas pembelajaran, penambahan atau perubahan teknik evaluasi) secara tertulis namun pada lbr terpisah, nir menyatu menggunakan materi ajar. Catatan-catatan dalam lembar-lbr terpisah tadi digunakan sang guru selama proses pembelajaran.
BAGIAN II
PANDUAN KHUSUS MATA PELAJARAN PKn
A. Nilai-nilai Karakter buat Mata Pelajaran PKn
Nilai-nilai karakter untuk Mata Pelajaran PKn meliputi nilai karakter pokok serta nilai karakter utama. Nilai karakter pokok Mata Pelajaran PKn yaitu : Kereligiusan, , Kejujuran, Kecerdasan , Ketangguhan, Kedemokratisan, serta Kepedulian. Sedangkan nilai karakter primer Mata Pelajaran PKn yaitu : Nasionalis, Kepatuhan pada anggaran sosial, Menghargai keberagaman, Kesadaran akan hak serta kewajiban diri serta orang lain, Bertanggung jawab, Berpikir logis, kritis, kreatif, serta inovatif, serta Kemandirian.nilai-nilai karakter primer ini bisa dikembangkan lebih luas, buat upaya memperkokoh fungsi PKn menjadi pendidikan karakter.
Berikut ini disajikan nilai – nilai karakter utama dan pokok bersama indikatornya:
NO
KARAAKTER
INDIKATOR
1
Kereligiusan
a.memberikan senyum, sapa, salam, sopan serta santun.
b.berdoa setiap mengawali dan mengakhiri kegiatan/melaksanakan tugas;
c.mendoakan anak didik yg nir hadir lantaran sakit dalam awal pelajaran.
d.mengembangkan toleransi beragama
e.melaksanakan ibadah menggunakan baik.
f.menghotmati orang yg sedang melaksanakan ibadah
g.menolak setiap perilaku, tindakan dan kebijakan yg menyimpang atau menodai agama.
2
Kejujuran
a.menepati janji
b.berkata serta bertindak secara benar sinkron menggunakan berita/tidak berbohong;
c.bekerja dari kewenangan yg dimiliki.
d.berkemauan buat memelihara serta mengekspresikan kebenaran.
3
Kecerdasan
a.berkata serta bertindak secara benar, cepat, serta seksama.
b.mampu menerapkan pengetahuannya terhdap hal-hal yg baru
4
Ketangguhan
a.sikap dan perilaku pantang menyerah /tidak mudah putus harapan.
b.mampu mengatasi konflik dan kesulitan sehingga berhasil meraih tujuan atau cita-citanya.
5
Kedemokratisan
a.menghormati pendapat dan hak orang lain
b. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain
c. melaksanakan musyawarah dalam merogoh keputusan.
d.mengusahakan musyawarah buat mencapai mufakat
e.mendapat serta melaksanakan output keputusan musyawarah.
f.keputusan musyawarah dapat dipertanggungjawabkan secara moral.
g. menerima kekalahan dalam kompetisi yang jujur serta adil
h.berpikir terbuka (mau menerima pandangan baru baru atau pendapat orang lain walaupun berbeda),
i.emosinya terkendali(misalnya: menghindari argumentasi yg bermusuhan, sewenang-wenang dan nir lumrah),
j.berpartisipasi aktif dalam memecahkan kasus-masalah publik (termasuk aktif dalam aktivitas sekolah, menaruh masukkan dalam pembuatan peraturan kelas, peraturan sekolah, peraturan desa)
k.menyerasikan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan umum.
6
Kepedulian
a.memelihara kebersihan, estetika, serta kelestarian alam
b.memberikan donasi sinkron dengan kemampuan terhadap orang lain yang dilanda musibah atau kurang beruntung pada kehidupannya;
c.tidak bersifat masa kurang pandai terhadap perubahan atau keadaan lingkungan.
7
Nasionalisme
a.berbahasa Indonesia secara baik serta sahih.
b.memiliki rasa cinta tanah air (menghormati pahlawan, melakukan upacara bendera, memperingati hari-hari besar nasional, menyanyikan lagu-lagu kebangsaan; melakukan aktivitas pelestarian lingkungan, dsb.)
c.setia mitra terhadap sesama anak bangsa ;
d.menggunakan produksi dalam negeri.
e.mengutamakan persatuan serta kesatuan, kepentingan bangsa dan negara.
f.melestarikan dan berbagi nilai-nilai dan budaya wilayah juga nasional (misalnya: memakai sandang tradisional, menyanyikan lagu-lagu wilayah dsb.)
g.Memelihara serta berbagi pilar-pilar kenegaraan yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI serta Bhineka Tunggal Ika (contohnya, memasang bendera merah putih; aktif terlibat dalam setiap kegiatan peringatan, pemasyarakatan dan penegakan pilar-pilar kenegaraan tersebut).
8
Kepatuhan pada aturan sosial
a.mematuhi tata tertib sekolah.
b.mematuhi kebiasaan, kebiasaan, norma serta peraturan yang berlaku
c.tidak berbuat sewenang-wenang, anarkhis, main hakim sendiri atau melakukan tindakan diluar ketentuan
9
Menghargai keberagaman
a.saling menghormati serta berhubungan walaupun adanya perbedaan suku, agama, ras serta antar golongan (SARA).
b.tidak memilih-milh sahabat dalam pergaulan.
c.menghargai hasil karya atau produk suku lain, dengan cara mengapresiasi, mengkoleksi, menggunakan , menyanyikan;
10
Kesadaran akan hak serta kewajiban diri serta orang lain
a.bersikap dan bertindak adil
b.belajar dengan tekun serta disiplin
c. Menjaga keseimbangan antara hak serta kewajiban.
d.menghargai hak-hak orang lain.
e.melaksanakan kewajiban dengan baik.
11
Bertanggung jawab
a.melaksanakan tugas/pekerjaan tempat tinggal menggunakan baik serta sempurna saat.
b.berani menanggung resiko atau dampak berdasarkan segala perbuatannya
c.melakukan tugas serta kewajibannya sesuai ketentuan yg beraku.
d.bersedia meminta maaf apabila bersalah, serta berusaha nir mengulangi lagi perbuatannya.
e.bersedia mengundurkan diri karena gagal pada melaksankan tugas, apabila hal itu merupakan jalan keluar yang terbaik bagi kepentingan generik.
f.bersedia dikenai sanksi hukum yang berlaku jika telah terbukti melanggar peraturan.
12
Berpikir logis, kritis, kreatif, serta inovatif
a.mengemukakan/mengusulkan sesuatu yg lumrah dengan memakai logika yang sehat dan hati nurani yang luhur.
b.memberikan masukan yang bersifat mambangun
c.memberikan ide atau gagasan yang baik buat kepentingan umum
d.memaparkan pendapat didasarkan dalam warta empirik;
13
Kemandirian
a.tidak tergantung dalam orang lain;
b.melaksanakan kegiatan atas dasar kemampuan sendiri;
B.Kegiatan Pembelajaran PKn.
Kegiatan pembelajaran PKn mengacu kepada baku kompetensi serta kompetensi dasar yang termuat dalam baku isi. Sejalan dengan pengembangan karakter siswa, kegiatan pembelajaran PKn tersebut menuntut pengajar buat melaksanakan kegiatan pembelajaran aktif.
Pembelajaran aktif dalam PKn antara lain dilaksanakan melalui aktivitas menjadi berikut:
1.mencari keterangan berdasarkan banyak sekali sumber seperti buku teks, surat keterangan, majalah, tokoh masyarakat.karakter yang dapat dikembangkan melalui aktivitas pembelajaran ini antara lain : kereligiusan, kejujuran, kemandirian, kerja keras, kedisiplinan, keingintahuan, cinta ilmu.
2.membaca dan menelaah ( studi pustaka ). Karakter yg bisa dikembangkan melalui aktivitas pembelajaran ini diantaranya: kereligiusan, keingintahuan, cinta ilmu.
3.mendiskusikan. Karakter yg bisa dikembangkan melalui aktivitas pembelajaran ini diantaranya: kereligiusan, kecerdasan, demokratis, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif; kesantunan, menghargai keberagaman Kesadaran akan hak serta kewajiban diri serta orang lain.
4.mempresentasikan. Karakter yang dapat dikembangkan melalui aktivitas pembelajaran ini antara lain: percaya diri, kemandirian, tanggung jawab, demokratis, kesantunan, kejujuran.
5.memberi tanggapan. Karakter yang dapat dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran ini antara lain: kereligiusan, kecerdasan, ketangguhan, demokratis menghargai keberagaman, kejujuran, menghargai keberagaman, kemandirian Kesadaran akan hak serta kewajiban diri serta orang lain.
6.memecahkan masalah atau kasus. Karakter yang dapat dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran ini antara lain: kereligiusan, kecerdasan, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, kepatuhan pada aturan-aturan sosial, ketangguhan, nasionalisme, kemandirian, Kesadaran akan hak serta kewajiban diri serta orang lain kepedulian.
7.mengamati/mengobservasi. Karakter yang dapat dikembangkan melalui aktivitas pembelajaran ini antara lain: kerja keras, keingintahuan, kesantunan, kemandirian, kesadaran akan hak serta kewajiban diri dan orang lainmenghargai keberagaman, kejujuran.
8.mensimulasikan. Karakter yang dapat dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran ini antara lain : demokratis, kejujuran, nasionalisme, kepedulian, ketangguhan, kesadaran akan hak serta kewajiban diri serta orang lainmenghargai keberagaman, kepatuhan pada anggaran-anggaran social,
9.mendemonstrasikan. Karakter yg dapat dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran ini diantaranya nasionalisme, kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lainkedemokrasian, kejujuran, menghargai keberagaman.
10.memberikan model. Karakter yg dapat dikembangkan melalui aktivitas pembelajaran ini diantaranya: nasionalisme, kedemokrasian, kejujuran, menghargai keberagaman, kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
11.mempraktikan/menerapkan : Karakter yg bisa dikembangkan melalui aktivitas pembelajaran ini diantaranya: kedemokrasian, nasionalisme, pencerahan akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, kepatuhan pada aturan-anggaran sosial, menghargai keberagaman.
C.Penggunaan BSE Mata Pelajaran PKn buat Pendidikan Karakter
Gambaran generik BSE Mata Pelajaran PKn(berdasarkan pada output content analysis)
1.isi
Pada umumnya isi cakupannya cukup luas dan mendalam. Akurasi materi dapat dinyatakan baik, indikatornya sinkron dengan Standar Isi (SK dan KD), menyajikan fakta secara akurat, dan menyajikan konsep serta terori secara benar dan seksama. Misalnya, pada kitab BSE mata pelajaran PKn Bab tiga Perlindungan serta Penegakan Hak Asasi Manusia, isinya secara seksama sesua menggunakan Standar Kompetensi : Menampilkan sikap positif terhadap perlindungan serta penegakan Hak Azasi Manusia (HAM) , menggunakan Kompetensi Dasar: (1) Menguraikan hakikat, hukum serta kelembagaan HAM;(2) Mendeskripsikan perkara pelanggaran dan upaya penegakan HAM , dan (tiga) Menghargai upaya proteksi HAM dan (4) Menghargai upaya penegakan HAM.
Begitu juga materi sudah disesuaikan menggunakan perkembangan ilmu dan up to date. Substansi materi dalam umumnya telah mengandung nilai – nilai karakter, karena mata pelajaran PKn memang pada rangka membentuk karakter rakyat negara yang baik.
2.metode pembelajaran
Metoda pembelajaran tampak telah di kembangkan pembelajaran aktif menggunakan penerapan CTL dan dalam biasanya sudah mengandung nilai karakter namun belum dieksplisitkan.
3.bahasa
Penggunaan bahasa cukup komunikatif memudahkan keterpahaman terhadap pesan, menaruh kesesuaian citra atau ilustrasi menggunakan substansi pesan. Penggunaan bahasa telah bersifat dialogis dan interaktif yakni mendorong motivasi siswa buat merespons pesan dan berpikir kritis.
4.grafika
Peta konsep yg dikembangkan sudah mengacu pada Standar Isi (SK & KD). Gambar yg disajikan telah sesuai dengan materi serta bersifat kontekstual. Hal ini nir saja menjadi menarik namun jua memberikan gambaran yg konkrit sehingga sangat membantu buat tahu pesan yg terdapat di dalamnya. Gambar yang disajikan pula mendeskripsikan suatu realitas/kabar bukan fiksi.
5.potensi BSE mata pelajaran PKn buat pendidikan karakter.
Berdasarkan output content analysis pada atas berikut ini disajikan contoh sebuah unit materi ajar berdasarkan BSE.
Contoh sebuah unit materi ajar dari BSE ini dia diambil berdasarkan Kelas IX, BAB I PARTISIPASI DALAM USAHA PEMBELAAN NEGARA,
halaman dua -tiga.
A. PENTINGNYA USAHA PEMBELAAN NEGARA
Pada bagian ini kalian diajak buat mempelajari pentingnya usaha pembelaan negara. Materi ini krusial dipahami agar setiap warga negara mempunyai pemahaman, pencerahan, serta kemauan berpartisipasi pada bisnis pembelaan negara.
1. Pengertian Usaha Pembelaan Negara
Pernahkah kalian melihat atau meraba wujud negara? Tentu kalian sulit melihat atau meraba wujud negara, karena negara bersifat abstrak (in abstracto). Namun demikian, buat mengetahui wujud negara bisa kita telusuri dari unsur-unsur negara misalnya penduduk, daerah, pemerintah, dan pengakuan. Unsur-unsur itulah yang mesti kita bela.
Dalam UUD 1945 nir dijelaskan pengertian usaha pembelaan negara. Untuk mengetahui hal tersebut, dapat dilihat pada UU RI Nomor tiga Tahun 2018 tentang Pertahanan Negara. Istilah yg dipakai dalam undangundang tersebut bukan ”bisnis pembelaan negara” namun digunakan istilah lain yang mempunyai makna sama yaitu ”upaya bela negara”. Dalam penjelasan tadi ditegaskan, bahwa upaya bela negara merupakan perilaku dan perilaku warga negara yang dijiwai sang kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menurut Pancasila dan UUD 1945 pada mengklaim kelangsungan hayati bangsa dan negara.
Bab - 1 Partisipasi Dalam Usaha Pembelaan Negara
Berdasarkan pengertian upaya bela negara, apakah kalian pernah ikut dan dalam bisnis pembelaan negara? Apaapabila kalian pernah ikut serta menjaga daerah negara termasuk wilayah lingkungan sekitar menurut gangguan atau ancaman yang membahayakan keselamatan bangsa dan negara berarti kalian sudah berpartisipasi dalam
usaha pembelaan negara. Sikap hormat terhadap bendera, lagu kebangsaan, serta menolak campur tangan pihak asing terhadap kedaulatan NKRI jua memperlihatkan suatu perilaku pada usaha pembelaan negara.
Dengan demikian pengertian usaha pembelaan negara tidak terbatas memanggul senjata, namun mencakup berbagai perilaku serta tindakan buat menaikkan kesejahteraan warga negara. Untuk menaikkan kesejahteraan rakyat negara, misalnya menggunakan usaha untuk mewujudkan keamanan lingkungan, keamanan pangan, keamanan tenaga, keamanan ekonomi. Misalnya, yg sudah dilakukan Elan Wukak Victor, dari Nusa Tenggara Timur merupakan usaha pembelaan negara dalam bentuk keamanan lingkungan, misalnya tampak dalam
Gambar 1.
12.Usaha Pembelaan Negara Penting Dilakukan
Pernahkah kalian memiliki barang yg diganggu atau akan diambil alih orang lain yang nir berhak? Apakah kalian berusaha membela atau mempertahankannya? Pasti kalian mempertahankannya bukan? Setiap manusia normal secara naluriah pasti akan selalu melindungi, membela, serta mempertahankan apa yg dimiliki menurut ganguan orang lain. Lebih-lebih apabila sesuatu itu sangat disenangi, sangat krusial, serta sangat berharga bagi kalian.
Hal lain yang sangat krusial bagi kehidupan kita adalah negara. Pada dasarnya setiap orang membutuhkan suatu organisasi yg disebut negara. Apa yang akan terjadi apabila tidak ada negara? Thomas Hobbes pernah melukiskan kehidupan insan sebelum adanya negara yaitu ”insan merupakan serigala bagi insan lainnya” (Homo Homini Lupus) dan ”perang manusia versus insan” (Bellum Omnium Contra Omnes). Dengan demikian, apabila tidak ada negara niscaya tidak akan ada ketertiban, keamanan, serta keadilan.
Supaya hidup tertib, aman, dan tenang maka dibutuhkan negara. Negara akan tegak berdiri apabila dipertahankan oleh setiap masyarakat negaranya. Oleh karena itu, membela negara sangat krusial dilakukan sang setiap rakyat negaranya. Ada beberapa alasan mengapa bisnis pembelaan negara krusial dilakukan sang setiap masyarakat negara Indonesia, antara lain yaitu:
a.buat mempertahankan negara menurut banyak sekali ancaman;
b.buat menjaga keutuhan daerah negara;
c.adalah panggilan sejarah;
d.adalah kewajiban setiap masyarakat negara.
Alasan-alasan pentingnya usaha pembelaan negara tersebut bisa dihubungkan dengan pertama, teori fungsi negara, kedua, unsur-unsur negara, ketiga, aspek sejarah perjuangan bangsa (merupakan panggilan sejarah), serta keempat, peraturan perundang-undangan mengenai kewajiban membela negara. Kaitan hal – hal tersebut bisa disimak pada uraian ini dia.
13.Fungsi Negara dalam Kaitannya menggunakan Pembelaan Negara
Para ahli merumuskan fungsi negara secara tidak selarasbeda. Perbedaan itu tergantung pada titik berat perhatian latar belakang perumusan tujuan negara dan dipengaruhi sang pandangan atau ideologi yg dianut suatu negara atau pakar tersebut. Seorang pakar bernama Miriam Budiardjo menyatakan, bahwa setiap negara, apapun ideologinya, menyelenggarakan beberapa fungsi minimum yaitu:
a.fungsi penertiban (law and order). Untuk mencapai tujuan bersama serta mencegah friksi-friksi dalam warga , maka negara wajib melaksanakan penertiban atau bertindak sebagai stabilisator.
b.fungsi kesejahteraan serta kemakmuran. Untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran rakyat diperlukan campur tangan serta peran aktif dari negara.
c.fungsi Pertahanan, yaitu buat menjaga kemungkinan serangan dari luar, sebagai akibatnya negara wajib diperlengkapi menggunakan indera-indera pertahanan.
d.fungsi keadilan, yg dilaksanakan melalui badanbadan pengadilan.
Ke empat fungsi tersebut merupakan fungsi minimum, yang berarti fungsi negara tersebut sanggup berkembang lebih luas sinkron menggunakan tujuan yg hendak dicapai negara. Jadi fungsi negara tidak bisa dipisahkan menurut tujuan negara karena keduanya saling berkaitan, sebagai akibatnya para pakar acapkali menggandengkan tujuan menggunakan fungsi negara.
Kerja Individual
Kalian baca Pembukaan UUD 1945 serta tulis balik tujuan NKRI, kemudian kemukakan pendapat kalian mengenai fungsi NKRI. Tugas ini bersifat individual, hasilnya dipresentasikan pada kelas.
Penjelasan:
Unit bahan ajar di atas sarat dengan muatan nilai- nilai karakter atau substansinya adalah karakter. Nilai karakter utamanya nasionalisme dan patriotisme dalam arti yg luas termasuk nir hanya dalam arti fisik (memanggul senjata) namun termasuk segala tindakan warga negara buat kepentingan kesejahteraan generik, melakukan hal-hal yg baik demi kejayaan bangsa serta negara. Tindakan warga negara buat kepentingan kesejahteraan umum contohnya memelihara keamanan/ketahanan lingkungan, ketahanan pangan, ketahanan energi, serta ketahanan ekonomi. Sehingga berdasarkan hal ini bisa dimunculkan nilai karakter: peduli lingkungan serta kewirausahaan.
Isi yang sarat menggunakan muatan nilai-nilai karakter sebagai pola umum isi BSE PKn. Masalahnya nilai-nilai karakter tersebut belum dimunculkan dan dipraktekkan pada kegiatan pembelajaran. Masih bersifat informatif/ajaran atau bersifat kognitif. Hal ini wajar karena PKn substansinya sebagai pendidikan karakter.
Kemudian seperti tampak pada model pada atas, metode pembelajaran (kegiatan pembelajaran) yang terdapat dalam umumnya belum dimunculkan nilai karakter. Begitu juga belum terdapat evaluasi buat menilai perilaku serta konduite karakter.
6.Strategi penggunaan BSE mata pelajaran PKn buat pendidikan karakter
Mengacu pada hasil content analysis serta model salah satu unit BSE PKn dan komentarnya, maka taktik penggunaan BSE mata pelajaran PKn yang bisa digunakan merupakan:
a.mengeksplisitkan karakter berdasarkan substansi materi dengan cara mengembangkannya dalam bentuk aktivitas pembelajaran (menambah kegiatan pembelajaran berkarakter);
b.mengeksplisitkan karakter pada aktivitas pembelajaran yg sudah ada;
c.menciptakan instrument penilaian karakter.
Dengan gambaran syarat BSE PKn misalnya digambarkan pada atas, maka sangat potensial dijadikan materi ajar buat pembelajaran pendidikan karakter dengan mengunakan taktik :
a. Adaptasi lengkap sebelum pembelajaran dilaksanakan
Adaptasi jenis ini melibatkan revisi pada tiga aspek sekaligus, yaitu isi, kegiatan pembelajaran, dan teknik penilaian menurut materi ajar. Revisi (contohnya penambahan isi, reformulasi dan/atau penambahan kegiatan pembelajaran, penambahan dan/atau perubahan teknik penilaian) dilakukan secara tertulis pada bahan ajar yang direvisi. Setelah revisi terselesaikan bahan ajar tersebut dicetak dan diberikan kepada siswa.
b. Adaptasi sebagian/parsial sebelum pembelajaran dilaksanakan
Adaptasi jenis ini melibatkan revisi pada satu atau dua dari 3 aspek berikut: isi, aktivitas pembelajaran, dan penilaian berdasarkan materi ajar. Revisi (contohnya penambahan isi, atau reformulasi serta/atau penambahan kegiatan pembelajaran, penambahan serta/atau perubahan teknik evaluasi) dilakukan secara tertulis dalam materi ajar yg direvisi. Setelah revisi terselesaikan materi ajar tersebut dicetak dan diberikan kepada murid.
c. Adaptasi sebagian/parsial sebelum pembelajaran dilaksanakan
Adaptasi jenis ini melibatkan revisi pada satu atau dua dari 3 aspek berikut: isi, kegiatan pembelajaran, dan penilaian menurut materi ajar. Guru membuat sejumlah adaptasi (contohnya penambahan isi, perubahan atau penambahan aktivitas pembelajaran, penambahan atau perubahan teknik evaluasi) secara tertulis namun pada lbr terpisah, nir menyatu menggunakan materi ajar. Catatan-catatan dalam lembar-lbr terpisah tadi digunakan sang guru selama proses pembelajaran.
=====================================================