Erosi dan Deposisi
Erosi adalah fenomena alam yg lumrah serta karena itu bagian atas bumi ini beranekaragam. Erosi didefinisikan sebagai pelepasan partikel tanah, sedimen, regolith dan fragmen batuan permukaan bumi. Bukti erosi banyak masih ada dimana-mana. Erosi merupakan energi pembentuk bukit, lembah. Erosi akan mengikis sedimen dari daerah zenit glasial serta menciptakan garis pantai, danau serta mengangkut material menurut lereng gunung.
Ada 3 buah proses yg membangun erosi yaitu: divestasi, sedimentasi dan transportasi. Erosi membutuhkan media buat memindahkan material yg terlepas tersebut. Angin, air serta es adalah media utama yg bertanggung jawab terhadap erosi. Akhirnya, proses erosi berhenti ketika partikel diangkut jatuh menggunakan media transportasi dan mengendap pada daerah yang landai. Proses ini disebut deposisi. Gambar dibawah ini mendeskripsikan daerah Death Valley, California di mana dampak berdasarkan erosi serta deposisi dapat menggunakan mudah dilihat. Baca pula: Jenis permabatan panas permukaan di bumi
Ada 3 buah proses yg membangun erosi yaitu: divestasi, sedimentasi dan transportasi. Erosi membutuhkan media buat memindahkan material yg terlepas tersebut. Angin, air serta es adalah media utama yg bertanggung jawab terhadap erosi. Akhirnya, proses erosi berhenti ketika partikel diangkut jatuh menggunakan media transportasi dan mengendap pada daerah yang landai. Proses ini disebut deposisi. Gambar dibawah ini mendeskripsikan daerah Death Valley, California di mana dampak berdasarkan erosi serta deposisi dapat menggunakan mudah dilihat. Baca pula: Jenis permabatan panas permukaan di bumi
Energi Erosi
Energi pembangun erosi dari berdasarkan beberapa asal. Pegunungan membentuk ketidakseimbangan pada lanskap bumi karena penciptaan kemiringan atau relief beragam. Gravitasi bertindak dalam hal pergerakan vertikal berdasarkan wilayah dataran tinggi ke ketinggian rendah buat menghasilkan keseimbangan. Gravitasi jua bekerja dalam media erosi mengakibatkan mereka mengalir ke wilayh landai.
Radiasi mentari dan pengaruhnya terhadap proses atmosfer merupakan sumber energi buat erosi. Air hujan mempunyai tenaga kinetik waktu jatuh berdasarkan atmosfer. Salju memiliki energi potensial apabila disimpan pada loka yang lebih tinggi. Energi potensial ini bisa diubah sebagai energi gerak saat salju diubah sebagai mengalir es glasial. Demikian juga, angin karena perbedaan tekanan atmosfer bisa mengikis permukaan material saat kecepatan yg cukup tinggi buat menyebabkan terangkutnya partikel.
Urutan Proses Erosi
Erosi bisa dipandang menjadi urutan 3 insiden: pengelupasan, pengendapan, serta transportasi. Ketiga proses seringkali terkait erat dan kadang-kadang nir mudah dibedakan antara satu sama lain. Sebuah partikel tunggal bisa mengalami pengelupasan, pengendapan dan berpindah beberapa kali.
Pengelupasan
Erosi dimulai menggunakan terlepasnya partikel dari bahan sekitarnya. Kadang-kadang pengelupasan membutuhkan terputusnya ikatan yg memegang partikel beserta-sama. Tingkat kohesi partikel mengakibatkan daya penglupasan batuan berbeda-beda. Beberapa ikatan mineral terkuat ditemukan pada batuan beku. Daya ikat batuan beku terbentuk selama proses pendingan. Pada batuan sedimen, daya ikat mulai melemah dan terutama ditimbulkan sang dampak sementasi senyawa seperti oksida besi, silika, atau kalsium. Partikel yg ditemukan pada batuan sedimen pasir bahkan lebih lemah karena didapatkan berdasarkan pengaruh kohesi air serta ikatan elektronika-kimia yang ditemukan dalam tanah liat serta partikel bahan organik.
Pelapukan fisika, hayati dan kimia jua berperan melemahkan partikel antar mineral batuan sebagai akibatnya mudah buat hancur. Para agen erosi pula bisa mengerahkan pasukan mereka sendiri buat menghancurkan batuan serta tanah melalui prosedur berikut:
- Plucking = es membeku di permukaan, kemudian masuk dalam rekahan serta celah batuan serta menarik fragmen batuan buat keluar.
- Cavitation = erosi intens akan menghasilkan gelembung udara pada arus air yang cepat. Gelembung udara tadi menghasilkan tenaga jet yang relatif buat merusak partikel di sekitarnya. Cavitation ini hanya terbentuk di genre air berkecepatan tinggi.
- Hujan = kekuatan berdasarkan hujan yg jatuh ke tanah atau bagian atas batu seringkali relatif buat memutuskan ikatan partikel batuan. Jumlah gaya yg diberikan oleh hujan tergantung kecepatan dan besarnya butiran partikel hujan.
- Abrasi = abrasi bisa terjadi di daerah pantai atau wilayah zenit bersalju/gletser.
Pelepasan
Pelepasan adalah proses pengangkatan partikel sang agen erosi. Dalam poly situasi, sulit buat membedakan antara pengendapan dan pengelupasan. Ada beberapa kekuatan yg menyediakan partikel menggunakan resistensi terhadap proses ini. Kekuatan yg paling penting merupakan ketahanan tabrakan. Hambatan gesek berkembang berdasarkan hubungan antara partikel menggunakan lingkungannya. Sejumlah faktor menaikkan daya tahan gesek, termasuk: gravitasi, partikel sudut kemiringan nisbi terhadap arah aliran mengikis media, massa partikel, serta kekasaran bagian atas.
Pelepasan jua wajib mengatasi perlawanan yg terjadi karena ikatan kohesif partikel. Ikatan partikel dilemahkan sang pelapukan atau kekuatan yang diciptakan oleh agen erosi (abrasi, pengelupasan, efek hujan, dan kavitasi).
Sedimentasi
Faktor utama berdasarkan sedimentasi adalah kecepatan genre. Kekuatan tarikan cairan bervariasi (air 9000 kali lebih padat dari udara) dan lebih cepat. Tarikan cairan menyebabkan partikel berkecimpung karena gaya horizontal dan vertikal. Dalam media erosi, kedua kekuatan ini dikendalikan sang kecepatan. Gaya horizontal terjadi menekan partikel tererosi. Jika dorongan ini cukup buat mengatasi ukiran dan perlawanan terhadap daya ikat kohesi maka partikel akan beranjak horizontal. Gaya angkat vertikal didapatkan dari tuebulensi atau pusaran pada genre yg mendorong partikel ke atas.
Setelah partikel terangkat satu-satunya kekuatan menolak transportasi adalah gravitasi menjadi kekuatan goresan, sudut kemiringan, dan kohesi sekarang tidak terdapat. Partikel pula bisa diangkut pada kecepatan sedimentasi yang lebih mini arena pengurangan gaya yg bekerja padanya. Lumpur dan tanah lihat cenderung memilki kohesi yang lebih besar sebagai akibatnya agak berat buat terkelupas.
Grafik di atas mendeskripsikan hubungan antara kecepatan genre sungai dan erosi partikel, transportasi, serta deposisi. Garis melengkung berlabel "erosi kecepatan" mendeskripsikan kecepatan yang diperlukan untuk mengangkut partikel dari tempat asalnya. Kurva kecepatan erosi digambar menjadi garis tebal karena partikel erosi cenderung dipengaruhi sang banyak sekali faktor yg berubah dari sungai ke sungai. Juga, perhatikan bahwa pengelupasan dari lumpur serta tanah liat membutuhkan kecepatan lebih akbar dibanding partikel pasir yang lebih akbar.
Baca pula:
Sumber daya terbarukan serta tak terbarukan
Potensi fisik serta non fisik desa
Situasi ini terjadi lantaran lumpur serta tanah liat memiliki kemampuan buat membangun batas kohesif antara partikel. Karena ikatan, kecepatan aliran yang lebih besar dibutuhkan buat memutus ikatan serta menggerakan partikel ini. Grafik tadi pula memperlihatkan bahwa transportasi partikel membutuhkan kecepatan genre rendah waktu mengerosi. Hal ini terutama berlaku untuk lumpur dan tanah liat partikel. Akhirnya, garis berlabel "kecepatan endapan" memperlihatkan kecepatan pengendapan tiap partikel eksklusif.
Transportasi
Setelah partikel yg mengelupas, dia cenderung buat bergerak sepanjang kecepatan medium relatif tinggi buat mengangkut partikel secara horizontal. Dalam kecepatan medium, transportasi bisa terjadi pada empat cara yg tidak sama.
Suspension merupakan di mana partikel yang dibawa sang media agen erosi tanpa menyentuh bagian atas berasal mereka (bagian atas tanah). Hal ini dapat terjadi di udara, air, dan es.
Saltation merupakan pada mana partikel bergerak berdasarkan permukaan ke media dengan cepat daur berulang terus menerus. Tindakan kembali ke bagian atas umumnya mempunyai kekuatan yg cukup buat mengakibatkan pengelupasan partikel baru. Proses ini hanya aktif pada udara serta air.
Traction adalah gerakan partikel dengan rolling, sliding, dan menyeret sepanjang permukaan terkikis. Hal ini terjadi di seluruh media erosi.
Soltion adalah mekanisme transport yg terjadi hanya pada lingkungan berair. Solusi melibatkan bahan terkikis sebagai larut serta terbawa pada air menjadi ion individu.
Berat partikel, ukuran, bentuk, konfigurasi permukaan, serta jenis media merupakan faktor primer yg memilih proses ini beroperasi. Baca pula: Konsep jagat raya mengembang
Deposisi
Transportasi erosi material melalui lanskap sporadis terus terjadi menerus. Sebaliknya, kita menemukan bahwa partikel dapat mengalami daur berulang menurut pengelupasan, transportasi, dan deposisi. Transportasi tergantung pada keseimbangan kekuatan partikel serta media agen erosi. Penurunan kecepatan medium, atau peningkatan perlawanan menurut partikel bisa mengganggu keseimbangan dan mengakibatkan terjadnya deposisi.
Kecepatan aliran dapat dikurangi secara lokal sang impak berlindung menurut batu-batu akbar, bukit, vegetasi atau penghalang lainnya. Biasanya, deposisi ini terjadi karena pengurangan skala akbar di kecepatan yang mengalir menurut cepat ke arah menengah. Untuk angin, pengurangan kecepatan bisa herbi variasi dalam pemanasan spasial serta pendinginan yg membentuk tekanan gradien serta angin. Baca pula: Macam-macam gejala optik atmosfer
Dalam air, kecepatan rendah bisa ditimbulkan oleh penurunan debit atau perubahan di kelas sungai. Arus glasial es bisa sebagai lebih lambat apabila input curah hujan berkurang atau ketika bertemu es mencair. Deposisi pula dapat ditimbulkan oleh curah hujan partikel serta flokulasi. Kedua proses ini hanya aktif dalam air. Curah hujan adalah proses pada mana ion terlarut menjadi padat karena perubahan suhu atau kimia dari air.
Flokulasi merupakan proses kimia dimana garam mengakibatkan agregasi partikel tanah liat sebagai massa yang lebih besar yang terlalu berat buat permanen dilarutkan.
Baca pula:
Proses terjadinya angin fohn
Angin lembah dan angin gunung
Sedimentasi
Faktor utama berdasarkan sedimentasi adalah kecepatan genre. Kekuatan tarikan cairan bervariasi (air 9000 kali lebih padat dari udara) dan lebih cepat. Tarikan cairan menyebabkan partikel berkecimpung karena gaya horizontal dan vertikal. Dalam media erosi, kedua kekuatan ini dikendalikan sang kecepatan. Gaya horizontal terjadi menekan partikel tererosi. Jika dorongan ini cukup buat mengatasi ukiran dan perlawanan terhadap daya ikat kohesi maka partikel akan beranjak horizontal. Gaya angkat vertikal didapatkan dari tuebulensi atau pusaran pada genre yg mendorong partikel ke atas.
Setelah partikel terangkat satu-satunya kekuatan menolak transportasi adalah gravitasi menjadi kekuatan goresan, sudut kemiringan, dan kohesi sekarang tidak terdapat. Partikel pula bisa diangkut pada kecepatan sedimentasi yang lebih mini arena pengurangan gaya yg bekerja padanya. Lumpur dan tanah lihat cenderung memilki kohesi yang lebih besar sebagai akibatnya agak berat buat terkelupas.
Grafik di atas mendeskripsikan hubungan antara kecepatan genre sungai dan erosi partikel, transportasi, serta deposisi. Garis melengkung berlabel "erosi kecepatan" mendeskripsikan kecepatan yang diperlukan untuk mengangkut partikel dari tempat asalnya. Kurva kecepatan erosi digambar menjadi garis tebal karena partikel erosi cenderung dipengaruhi sang banyak sekali faktor yg berubah dari sungai ke sungai. Juga, perhatikan bahwa pengelupasan dari lumpur serta tanah liat membutuhkan kecepatan lebih akbar dibanding partikel pasir yang lebih akbar.
Baca pula:
Sumber daya terbarukan serta tak terbarukan
Potensi fisik serta non fisik desa
Situasi ini terjadi lantaran lumpur serta tanah liat memiliki kemampuan buat membangun batas kohesif antara partikel. Karena ikatan, kecepatan aliran yang lebih besar dibutuhkan buat memutus ikatan serta menggerakan partikel ini. Grafik tadi pula memperlihatkan bahwa transportasi partikel membutuhkan kecepatan genre rendah waktu mengerosi. Hal ini terutama berlaku untuk lumpur dan tanah liat partikel. Akhirnya, garis berlabel "kecepatan endapan" memperlihatkan kecepatan pengendapan tiap partikel eksklusif.
Transportasi
Setelah partikel yg mengelupas, dia cenderung buat bergerak sepanjang kecepatan medium relatif tinggi buat mengangkut partikel secara horizontal. Dalam kecepatan medium, transportasi bisa terjadi pada empat cara yg tidak sama.
Suspension merupakan di mana partikel yang dibawa sang media agen erosi tanpa menyentuh bagian atas berasal mereka (bagian atas tanah). Hal ini dapat terjadi di udara, air, dan es.
Saltation merupakan pada mana partikel bergerak berdasarkan permukaan ke media dengan cepat daur berulang terus menerus. Tindakan kembali ke bagian atas umumnya mempunyai kekuatan yg cukup buat mengakibatkan pengelupasan partikel baru. Proses ini hanya aktif pada udara serta air.
Traction adalah gerakan partikel dengan rolling, sliding, dan menyeret sepanjang permukaan terkikis. Hal ini terjadi di seluruh media erosi.
Soltion adalah mekanisme transport yg terjadi hanya pada lingkungan berair. Solusi melibatkan bahan terkikis sebagai larut serta terbawa pada air menjadi ion individu.
Berat partikel, ukuran, bentuk, konfigurasi permukaan, serta jenis media merupakan faktor primer yg memilih proses ini beroperasi. Baca pula: Konsep jagat raya mengembang
Deposisi
Transportasi erosi material melalui lanskap sporadis terus terjadi menerus. Sebaliknya, kita menemukan bahwa partikel dapat mengalami daur berulang menurut pengelupasan, transportasi, dan deposisi. Transportasi tergantung pada keseimbangan kekuatan partikel serta media agen erosi. Penurunan kecepatan medium, atau peningkatan perlawanan menurut partikel bisa mengganggu keseimbangan dan mengakibatkan terjadnya deposisi.
Kecepatan aliran dapat dikurangi secara lokal sang impak berlindung menurut batu-batu akbar, bukit, vegetasi atau penghalang lainnya. Biasanya, deposisi ini terjadi karena pengurangan skala akbar di kecepatan yang mengalir menurut cepat ke arah menengah. Untuk angin, pengurangan kecepatan bisa herbi variasi dalam pemanasan spasial serta pendinginan yg membentuk tekanan gradien serta angin. Baca pula: Macam-macam gejala optik atmosfer
Dalam air, kecepatan rendah bisa ditimbulkan oleh penurunan debit atau perubahan di kelas sungai. Arus glasial es bisa sebagai lebih lambat apabila input curah hujan berkurang atau ketika bertemu es mencair. Deposisi pula dapat ditimbulkan oleh curah hujan partikel serta flokulasi. Kedua proses ini hanya aktif dalam air. Curah hujan adalah proses pada mana ion terlarut menjadi padat karena perubahan suhu atau kimia dari air.
Flokulasi merupakan proses kimia dimana garam mengakibatkan agregasi partikel tanah liat sebagai massa yang lebih besar yang terlalu berat buat permanen dilarutkan.
Baca pula:
Proses terjadinya angin fohn
Angin lembah dan angin gunung