FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Perbedaan Temperatur Udara Di Bumi
Suhu atau temperatur bagian atas bumi berbeda-beda lantaran banyak faktor. Ada suatu wilayah yang panas sekali, adapula yang dingin dan terdapat jua yang sedang-sedang saja. Berikut ini faktor penyebab terjadinya perbedaan temperatur di bumi.
Baca jua:
Peta sebaran rawa pada Indonesia
Tipe-tipe irigasi pertanian pada dunia
Tekanan udara
Tekanan udara-adalah gava berat yg ditimbulkan oleh bobot udara pada bidang datar seluas 1 centimeter persegi. Untuk mengukur tekanan udara dipakai indera yang dinamakan barometer. . Hasil pengukuran tekanan udara dinyatakan pada satuan Atmosfer (atm) atau Milibar (mb).
Baca jua:
Peta sebaran rawa pada Indonesia
Tipe-tipe irigasi pertanian pada dunia
Tekanan udara
Tekanan udara-adalah gava berat yg ditimbulkan oleh bobot udara pada bidang datar seluas 1 centimeter persegi. Untuk mengukur tekanan udara dipakai indera yang dinamakan barometer. . Hasil pengukuran tekanan udara dinyatakan pada satuan Atmosfer (atm) atau Milibar (mb).
1 Atmosfer = 760 mmHg = 1013 mb
Tekanan udara ditentukan oleh kerapatan udara itu sendiri. Tekanan udara berubah dan tidak sinkron berdasarkan tempat, ketinggian, serta waktu. Tekanan udara akan berkurang sebanyak 1 mmHg setiap ketinggian naik 11 m atau tekanan udara akan berkurang sebanyak 1 mb setiap ketinggian naik 8 m. Tempat yang memiliki tekanan udara tinggi disebut wilayah tekanan maksimum (+). Tempat yg mempunyai tekanan udara rendah disebut daerah tekanan minimum (-). Adanya disparitas tekanan udara inilah yang mengakibatkan teijadinya angin.
Kelembapan udara
Kelembapan udara (humidity) adalah jumlah uap air yg dikandung oleh udara pada saat serta tempat eksklusif. Semua uap air yang terdapat pada atmosfer terjadi karena adanya proses penguapan terhadap badan air di permukaan bumi. Kelembapan udara diukur menggunakan indera yang dinamakan hygrometer atau psychrometer.
Kelembapan udara dapat dinyatakan dengan beberapa cara berikut.
• Kelembapan Absolut menyatakan jumlah uap air yg dikandung udara pada setiap 1 m3 udara (Kelembapan Absolut = gr/1 m3).
Kelembapan udara (humidity) adalah jumlah uap air yg dikandung oleh udara pada saat serta tempat eksklusif. Semua uap air yang terdapat pada atmosfer terjadi karena adanya proses penguapan terhadap badan air di permukaan bumi. Kelembapan udara diukur menggunakan indera yang dinamakan hygrometer atau psychrometer.
Kelembapan udara dapat dinyatakan dengan beberapa cara berikut.
• Kelembapan Absolut menyatakan jumlah uap air yg dikandung udara pada setiap 1 m3 udara (Kelembapan Absolut = gr/1 m3).
• Kelembapan Spesifik, menyatakan jumlah uap air yg dikandung udara dalam setiap 1 kg udara (Kelembapan Spesifik = gram/1 kg).
• Kelembapan nisbi yaitu perbandingan pada persen (%) antara jumlah uap yg ada menggunakan jumlah uap air maksimum yg bisa dikandung udara dalam temperatur yg sama (RH = PA / Ps x 100 %-, RH = kelembapan nisbi).
Kelembapan udara nisbi yang mencapai 100% diklaim udara jenuh. Udara jenuh dapat diperoleh melalui penambahan uap air serta penurunan temperatur.
Kelembapan udara nisbi yang mencapai 100% diklaim udara jenuh. Udara jenuh dapat diperoleh melalui penambahan uap air serta penurunan temperatur.
Awan
Awan merupakan perpaduan partikel air yang melayang-layang di atmosfer. Awan terjadi karena adanya kondensasi (pengembunan) dari uap air yg terdapat pada udara lantaran udara sudah jenuh (kelembapan udara relatifnya mencapai 100%). Temperatur dalam keadaan ini dinamakan titik embun. Baca jua: Tipe-tipe delta sungai yg unik
Awan terjadi karena uap air dipaksa naik ke atas serta mengalami penurunan temperatur. Penurunan temperatur tadi dapat disebabkan sang:
• massa udara yg dipaksa mendaki pegunungan;
Awan merupakan perpaduan partikel air yang melayang-layang di atmosfer. Awan terjadi karena adanya kondensasi (pengembunan) dari uap air yg terdapat pada udara lantaran udara sudah jenuh (kelembapan udara relatifnya mencapai 100%). Temperatur dalam keadaan ini dinamakan titik embun. Baca jua: Tipe-tipe delta sungai yg unik
Awan terjadi karena uap air dipaksa naik ke atas serta mengalami penurunan temperatur. Penurunan temperatur tadi dapat disebabkan sang:
• massa udara yg dipaksa mendaki pegunungan;
• tunmnya temperatur pada sore hari
• rendezvous massa udara panas dengan massa udara dingin;
• massa udara naik secara vertikal.
Awan memiliki banyak sekali bentuk. Namun demikian, secara generik, bentuk dasar awan terdiri atas tiga jenis, yaitu sirrus, cumulus, serta stratus.
• Awan Sirrus (Cirrus),yaitu awan tipis halus misalnya kapas, umumnya sangat tinggi serta terbentuk berdasarkan kristal-kristal es.
Awan memiliki banyak sekali bentuk. Namun demikian, secara generik, bentuk dasar awan terdiri atas tiga jenis, yaitu sirrus, cumulus, serta stratus.
• Awan Sirrus (Cirrus),yaitu awan tipis halus misalnya kapas, umumnya sangat tinggi serta terbentuk berdasarkan kristal-kristal es.
• Awan Kumulus (Cumulus) yaitu awan yg bergumpal-gumpal (bertumpuk-tumpuk) seperti bulu domba.
• Awan Stratus yaitu awan berlapis-lapis sangat tebal serta berwarna kelabu.
Curah hujan
Akumulasi titik-titik air (awan) yg sudah terlalu berat dan mempunyai kandungan air yang cukup tinggi, akhirnya jatuh ke permukaan bumi sebagai presipitasi atau hujan. Presipitasi, adalah semua bentuk curahan yang jatuh ke 4 permukaan bumi seperti curahan air (hujan), hujan batu es atau salju.
Curah hujan yg jatuh pada bagian atas bumi, jumlahnya bhineka. Perbedaan ini merupakan S output akhir dari deretan berbagai faktor yg mencakup topografi atau bentuk medan, arah serta kecepatan angin, arah hadapan lereng, serta kelembapan udara.
Jumlah curah hujan diamati serta diukur dengan alat penakar hujan (fluviometer). Garis pada peta yg menghubungkan fempat-tempat yang memiliki curah hujan yg sama dianggap isohyet.
Berdasarkan proses terjadinya, hujan dibedakan sebagai hujan orografis, hujan konveksi, hujan frontal, hujan siklon, serta hujan demam isu.
Berdasarkan proses terjadinya, hujan dibedakan sebagai hujan orografis, hujan konveksi, hujan frontal, hujan siklon, serta hujan demam isu.
- Hujan konveksi. Hujan yg terjadi karena massa udara yg mengandung uap air naik secara vertikal. Sampai pada ketinggian eksklusif, massa udara akan mengalami kondensasi dan terbentuk awan yang akhirnya menurunkan hujan.
- Hujan orografis. Hujan yang teijadi karena massa udara yg mengandung uap air menaiki lereng pegunungan. Sampai dalam ketinggian tertentu massa udara akan mengalami kondensasi serta terbentuk awan yg akhirnya turun menjadi hujan.
- Hujan frontal. Hujan yg terjadi lantaran rendezvous dua massa udara yang tidak selaras temperatumya. Akibatnya, terjadi kondensasi serta terbentuk awan yang bisa menurunkan hujan. Hujan frontal ini terjadi di daerah lintang sedang.berikut ini adalah gambar hujan frontal.
- Hujan Siklon. Hujan yg terjadi jika massa udara yg mengandung uap air dibawa oleh angin siklon naik sehingga terjadi kondensasi serta terbentuk awan yang akhimya menurunkan hujan.
- Hujan Musim. Hujan yg terjadi karena dampak angin monsun (animo) serta hanya terjadi setahun sekali.
Angin
Atmosfer selalu pada keadaan bergerak. Gerak atmosfer terhadap permukaan bumi memiliki dua arah yaitu arah horizontal serta arah vertikal.gerak atmosfer arah horizontal dinamakan angin. Adapun gerakan atmosfer arah vertikal dinamakan genre udara.
Angin terjadi lantaran disparitas tekanan antara 2 tempat. Hal ini sinkron menggunakan Hukum Buys Ballot yaitu:
- Udara berkecimpung berdasarkan daerah bertekanan tinggi (maksimum) ke daerah bertekanan udara rendah (minimum)
- di belahan bumi utara, arah angin akan berbelok ke kanan serta pada belahan bumi selatan arah angin akan berbelok ke arah kiri.
Kecepatan angin diukur menggunakan anemometer serta dinyatakan pada satuan knot/jam (knot = 1 mil/jam = 0,5 meter/dtk). Kecepatan angin memilih kekuatan angin. Hal ini sesuai menggunakan Hukum Stevensen: “Kekuatan angin berbanding lurus dengan gradient barometriknya.” Kecepatan angin ditentukan oleh gradient barometrik, relief permukaan bumi, ketinggian tempat, serta vegetasi (tanaman ).
Untuk menentukan kecepatan angin, digunakan Skala Beaufort. Berdasarkan skala ruang serta saat, peredaran angin dibedakan sebagai 2 golongan yaitu peredaran global serta aliran lokal.
Baca jua:
Proses terbentuknya batu konglomerat
Bentuk gunung barah strato, shield serta cone
Gambar: disini
Baca jua:
Proses terbentuknya batu konglomerat
Bentuk gunung barah strato, shield serta cone
Gambar: disini