Gambaran Indahnya Toleransi IslamKristen di Indonesia
Agama memang menjadi hal no 1 yang paling urgen pada kehidupan insan beragama tentunya. Bahkan kepercayaan lebih krusial dari apapun. Makanya bila terdapat masalah menyangkut agama langsung akan terasa sangat heboh. Apalagi pada indonesia yg mayorita umatnya beragama.
Kasus pembakaran masjid pada tolikara papua beberapa saat yang kemudian, Walaupun sesudah itu perwakilan menurut kedua belah pihak yang berseteru telah melakukan berbincangan, saling meminta maaf, serta berdamai, isu disparitas dalam perkara Tolikara tersebut masih menjadi buah bibir yg seksi pada masyarakat.
Sampai sekarang.
Padahal, pada luar insiden Tolikara, ada banyak lho bentuk toleransi antar umat beragama yg lebih seru buat diangkat. Seperti masjid serta gereja yang sudah relatif usang berdiri berdampingan dan saling menjaga tempat ibadah satu sama lain.
Di wilayah Tanjung Priok, Jakarta, Gereja Mahanaim serta Masjid Al-Muqarrabien berdiri saling berdempetan.
Hidup berdampingan
Terletak pada tempat Tanjung Priok, Masjid Al-Muqarrabien serta Gereja Mahanaim ini telah berdiri berdempetan selama sekitar 50 tahun. Pada jam 6 sore, bunyi lonceng gereja akan terdengar serta tidak lama disusul menggunakan kumandang adzan maghrib berdasarkan masjid. Masjid serta gereja ini kono didirikan sang pelaut beragama islam dan kristen yang singgah ke Tanjung Priok.
Letaknya yang berhimpitan tadi tak membuat pengelola masjid maupun gereja merasa terganggu. Bahkan, waktu ada seremoni keagamaan besar galat satunya membantu menjaga keamaan. Pada saat ada kebaktian Natal, contohnya, pemuda masjid tadi turut menjaga. Sebaliknya, pada waktu menggelar sholat Ied para pemuda gereja yang bergiliran membantu. Gereja pula pernah membatalkan kebaktian hari Minggu lantaran tahun itu sholat Ied juga jatuh pada hari Minggu. Supaya umat Muslim yg akan ikut sholat Ied sanggup mendapat loka buat sembahyang, pengurus gereja menunda pelaksanaan kebaktian hari Minggu.
Gereja Kristen Jawa (GKJ) Joyodiningratan dan Masjid Al Hikmah pada Solo menyebarkan satu alamat surat.
Satu alamat via www.kompasiana.com
Kamu yg tinggal ke Solo atau pernah berkunjung ke Solo mungkin akan melintas pada Jalan Gatot Subroto. Kamu akan melihat bangunan gereja serta masjid yg bersebelahan. Menariknya, masjid dan gereja tadi tak hanya sekedar berjejer tapi juga mempunyai alamat yg sama. Baik gereja juga masjid beralamat pada Jalan Gatot Subroto 222, Surakarta. Sekilas memang nir mungkin, akan tetapi begitulah kenyataannya. Di masjid dan gereja tadi masih ada sebuat prasasti yang merupakan simbol toleransi. Prasasti tersebut dimaksudkan supaya warga gereja dan masjid selalu menjaga kerukunan satu sama lain. Hal itu pun dilakukan secara konkret. Ketika bulang puasa, contohnya, gereja tersebut jua menyiapkan santapan berbuka puasa buat jemaah masjid yg datang.
Selama 17 tahun, Gereja Kristus Yesus berdiri berdampingan menggunakan Masjid Awwabin.
bersebelahan menggunakan masjid via megapolitan.kompas.com
Selama kurang lebih tujuh belas tahun, Gereja Kristus Yesus ini hidup berdampingan menggunakan Masjid Awwabin pada Sepatan, Tangerang, Jawa Barat. Selama itu jua, mereka selalu hidup menggunakan serasi. Saling berkomunikasi rupanya menjadi kunci utama ke 2 loka ibadah tadi buat menjaga kerukunan. Pada saat ibadat Jumat Agung contohnya, bertepatan dengan sholat Jumat pada Masjid. Pihak masjid pun tahu serta berusaha tidak memasang speaker keras-keras. Begitu pula menggunakan pihak pengelola gereja, selalu berkomunikasi terlebih dahulu pada pengurus masjid ketika hendak membunyikan lonceng atau menciptakan kegiatan. Harmoni keduanya jua ditunjukkan menggunakan cara yang luar biasa. Kedua pengurus tempat ibadah tersebut kerap membuat kegiatan sosial bersamaan misalnya donor darah, kerja bakti, serta lain sebagainya.
Di Malang, jemaah Masjid Jami sholat Ied pada depan jalan Gereja Kristen dan Gereja Katolik dan itu biasa-biasa saja
Sholat ied pada page gereja via ngalam.co
Masjid Jami adalah masjid yang terletak pada pusat kota Malang, tepatnya berada di lebih kurang Alun-Alun Kota Malang. Letaknya yg berada pada jantung kota membuat masjid ini sebagai sentra jujukan orang Malang yang ingin menunaikan sholat di masjid. Saat lebaran, masjid ini tentu ramai dikunjungi jemaah yg ingin menunaikan ibadah sholat Ied. Setiap tahun, jemaah yg datang meluber hingga jalanan kurang lebih masjid tadi. Yang menarik, masjid tadi berdekatan menggunakan dua gereja. Satunya gereja kristen yg letaknya hanya selisih dua bangunan. Satunya lagi, gereja Katolik yg letaknya sekitar 200 meter dari masjid tersebut.
Lebaran tahun ini, jemaah yg tiba untuk sholat Ied pada Masjid Jami tadi relatif banyak. Untuk menampung jemaah yang akan melakukan sholat Ied, pihak gereja Katolik pun membuka halamannya supaya bisa dipakai sholat Ied.
Dan seperti yg kita memahami, Masjid Istiqlal serta Gereja Katedral Jakarta juga letaknya berdekatan.
Miniatur keberagaman di Indonesia via indonesiahebat.org
Tanpa disadari, Masjid Istiqlal di Jakarta yang kerap sebagai tempat beribadah presiden serta para aparat negara ini dibangun tidak jauh dari Gereja Katedral Jakarta. Masjid Istiqal menjadi masjid terbesar di Asia Tenggara, ad interim Gereja Katedral adalah gereja peninggalan Belanda yg pula besar dan megah, bergaya Gothik ala Eropa. Rupanya, Presiden Republik Indonesia Pertama, Soekarno, memang telah mendesain ke 2 loka ibadah ini supaya dapat sebagai model tauladan keharmonisan umat beragama di Indonesia.
Ternyata pada antara keterangan jelek mengenai keharmonisan antar umat beragama yg seolah tidak ada habisnya, ada jauh lebih banyak hal baik yg mengenai toleransi serta kerukunan antar umat beragama. Sayangnya, tak sedikit juga yang lebih suka menggoreng info anti-toleransi dengan banyak sekali bumbunya sebagai perdebatan yang tak terdapat habisnya.
marilah kita saling toleransi sebagaimana ajaran kepercayaan masing masing.
//www.hipwee.com/feature/masih-ribut-ribut-soal-tolikara-masjid-serta-gereja-ini-bertahun-tahun-hayati-berdampingan-menggunakan-tenang/
Kasus pembakaran masjid pada tolikara papua beberapa saat yang kemudian, Walaupun sesudah itu perwakilan menurut kedua belah pihak yang berseteru telah melakukan berbincangan, saling meminta maaf, serta berdamai, isu disparitas dalam perkara Tolikara tersebut masih menjadi buah bibir yg seksi pada masyarakat.
Sampai sekarang.
Padahal, pada luar insiden Tolikara, ada banyak lho bentuk toleransi antar umat beragama yg lebih seru buat diangkat. Seperti masjid serta gereja yang sudah relatif usang berdiri berdampingan dan saling menjaga tempat ibadah satu sama lain.
Di wilayah Tanjung Priok, Jakarta, Gereja Mahanaim serta Masjid Al-Muqarrabien berdiri saling berdempetan.
Hidup berdampingan
Terletak pada tempat Tanjung Priok, Masjid Al-Muqarrabien serta Gereja Mahanaim ini telah berdiri berdempetan selama sekitar 50 tahun. Pada jam 6 sore, bunyi lonceng gereja akan terdengar serta tidak lama disusul menggunakan kumandang adzan maghrib berdasarkan masjid. Masjid serta gereja ini kono didirikan sang pelaut beragama islam dan kristen yang singgah ke Tanjung Priok.
Letaknya yang berhimpitan tadi tak membuat pengelola masjid maupun gereja merasa terganggu. Bahkan, waktu ada seremoni keagamaan besar galat satunya membantu menjaga keamaan. Pada saat ada kebaktian Natal, contohnya, pemuda masjid tadi turut menjaga. Sebaliknya, pada waktu menggelar sholat Ied para pemuda gereja yang bergiliran membantu. Gereja pula pernah membatalkan kebaktian hari Minggu lantaran tahun itu sholat Ied juga jatuh pada hari Minggu. Supaya umat Muslim yg akan ikut sholat Ied sanggup mendapat loka buat sembahyang, pengurus gereja menunda pelaksanaan kebaktian hari Minggu.
Gereja Kristen Jawa (GKJ) Joyodiningratan dan Masjid Al Hikmah pada Solo menyebarkan satu alamat surat.
Satu alamat via www.kompasiana.com
Kamu yg tinggal ke Solo atau pernah berkunjung ke Solo mungkin akan melintas pada Jalan Gatot Subroto. Kamu akan melihat bangunan gereja serta masjid yg bersebelahan. Menariknya, masjid dan gereja tadi tak hanya sekedar berjejer tapi juga mempunyai alamat yg sama. Baik gereja juga masjid beralamat pada Jalan Gatot Subroto 222, Surakarta. Sekilas memang nir mungkin, akan tetapi begitulah kenyataannya. Di masjid dan gereja tadi masih ada sebuat prasasti yang merupakan simbol toleransi. Prasasti tersebut dimaksudkan supaya warga gereja dan masjid selalu menjaga kerukunan satu sama lain. Hal itu pun dilakukan secara konkret. Ketika bulang puasa, contohnya, gereja tersebut jua menyiapkan santapan berbuka puasa buat jemaah masjid yg datang.
Selama 17 tahun, Gereja Kristus Yesus berdiri berdampingan menggunakan Masjid Awwabin.
bersebelahan menggunakan masjid via megapolitan.kompas.com
Selama kurang lebih tujuh belas tahun, Gereja Kristus Yesus ini hidup berdampingan menggunakan Masjid Awwabin pada Sepatan, Tangerang, Jawa Barat. Selama itu jua, mereka selalu hidup menggunakan serasi. Saling berkomunikasi rupanya menjadi kunci utama ke 2 loka ibadah tadi buat menjaga kerukunan. Pada saat ibadat Jumat Agung contohnya, bertepatan dengan sholat Jumat pada Masjid. Pihak masjid pun tahu serta berusaha tidak memasang speaker keras-keras. Begitu pula menggunakan pihak pengelola gereja, selalu berkomunikasi terlebih dahulu pada pengurus masjid ketika hendak membunyikan lonceng atau menciptakan kegiatan. Harmoni keduanya jua ditunjukkan menggunakan cara yang luar biasa. Kedua pengurus tempat ibadah tersebut kerap membuat kegiatan sosial bersamaan misalnya donor darah, kerja bakti, serta lain sebagainya.
Di Malang, jemaah Masjid Jami sholat Ied pada depan jalan Gereja Kristen dan Gereja Katolik dan itu biasa-biasa saja
Sholat ied pada page gereja via ngalam.co
Masjid Jami adalah masjid yang terletak pada pusat kota Malang, tepatnya berada di lebih kurang Alun-Alun Kota Malang. Letaknya yg berada pada jantung kota membuat masjid ini sebagai sentra jujukan orang Malang yang ingin menunaikan sholat di masjid. Saat lebaran, masjid ini tentu ramai dikunjungi jemaah yg ingin menunaikan ibadah sholat Ied. Setiap tahun, jemaah yg datang meluber hingga jalanan kurang lebih masjid tadi. Yang menarik, masjid tadi berdekatan menggunakan dua gereja. Satunya gereja kristen yg letaknya hanya selisih dua bangunan. Satunya lagi, gereja Katolik yg letaknya sekitar 200 meter dari masjid tersebut.
Lebaran tahun ini, jemaah yg tiba untuk sholat Ied pada Masjid Jami tadi relatif banyak. Untuk menampung jemaah yang akan melakukan sholat Ied, pihak gereja Katolik pun membuka halamannya supaya bisa dipakai sholat Ied.
Dan seperti yg kita memahami, Masjid Istiqlal serta Gereja Katedral Jakarta juga letaknya berdekatan.
Miniatur keberagaman di Indonesia via indonesiahebat.org
Tanpa disadari, Masjid Istiqlal di Jakarta yang kerap sebagai tempat beribadah presiden serta para aparat negara ini dibangun tidak jauh dari Gereja Katedral Jakarta. Masjid Istiqal menjadi masjid terbesar di Asia Tenggara, ad interim Gereja Katedral adalah gereja peninggalan Belanda yg pula besar dan megah, bergaya Gothik ala Eropa. Rupanya, Presiden Republik Indonesia Pertama, Soekarno, memang telah mendesain ke 2 loka ibadah ini supaya dapat sebagai model tauladan keharmonisan umat beragama di Indonesia.
Ternyata pada antara keterangan jelek mengenai keharmonisan antar umat beragama yg seolah tidak ada habisnya, ada jauh lebih banyak hal baik yg mengenai toleransi serta kerukunan antar umat beragama. Sayangnya, tak sedikit juga yang lebih suka menggoreng info anti-toleransi dengan banyak sekali bumbunya sebagai perdebatan yang tak terdapat habisnya.
marilah kita saling toleransi sebagaimana ajaran kepercayaan masing masing.
//www.hipwee.com/feature/masih-ribut-ribut-soal-tolikara-masjid-serta-gereja-ini-bertahun-tahun-hayati-berdampingan-menggunakan-tenang/