Google Doodle Profil Dr Samaun Samadikun Dosen ITB Bapak Mikroelektronika Indonesia
Google doodle hari ini lepas 15 apriil 2018 memperingati hari kelahiran Prof. Dr. Samaun samadikun. Prof. Dr samaun samadikun merupakan ilmuan indonesia yg mendunia. Google doodle sendiri adalah sebuah info grafik berdasarkan google yg berbeda beda tiap harinya yg menampilkan keterangan dari beberapa tokoh global yang dipercaya krusial bagi kemanusiaan. Biasanya google doodle memperingati hari lahir tokoh yg bersangkutan.
Sebagaimana juga dr samaun samadikun, dia lahir tepat lepas 15 april 1931, pada Magetan, jawa timur. mangkat di Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia, 15 November 2018 dalam umur 75 tahun). Jadi hari ini lepas 15 april 2018 adalah ulang tahun Dr samun samadikun yang ke - 85. Satu hal yg mungkin membuat Prof samaun samadikun kemudian menjadi lebih "dihargai" google merupakan karena samaun samadikun bercita cita membentuk silicon valley pada indoneisa, sebagaimana di amerika tempatnya markas google silicon valley. Namun sayang, hingga hari ini cita cita ini belum kesampaian.
Samaun Samadikun dengan Bintang Mahaputra Utama. Bintang Mahaputra Utama adalah Bintang Mahaputra kelas III. Bintang ini adalah penghargaan sipil yang tertinggi, tetapi dimuntahkan dan diberikan sesudah Bintang Republik Indonesia kepada anggota korps militer. Bintang ini diberikan bagi mereka yang berjasa secara luar biasa dalam bidang militer juga.
Pendidikan
Prof. Samaun Samadikun sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro pada ITB dalam athun baru 1950an dan lulus sebagai insinyur. Ia lalu memperoleh gelar M.sc. (1957) serta Ph.D. (1971) pada bidang teknik elektronik berdasarkan Universitas Stanford di Amerika Serikat. Ia jua memperoleh Postgraduate Diploma bidang Nuclear Engineering berdasarkan Queen Mary, Universitas London (1960). Di Universitas Stanford pada tahun 1975, bersama K.D Wise, Prof. Samaun menciptakan paten, US Patent No tiga,888,708 yang bertajuk, "Method for forming regions of predetermined in silicon".
Karier
Di ITB
Kariernya sebagai dosen diawali di Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung, 1957. Ia sebagai profesor bidang elektronika tahun 1974. Semasa bertugas di ITB ia pernah menjabat sebagai ketua Jurusan Teknik Elektro (1964-1967), dan mendirikan sekaligus menjabat menjadi direktur pertama berdasarkan Pusat Antar Universitas (PAU) Mikroelektronika ITB (1984-1989), yang sekarang dikenal sebagai Pusat Mikroelektronika ITB.
Foto Samaun Samadikun beserta sebagian anak didiknya yang menjadi peneliti PAU-ME (Pusat Mikroelektronika) ITB. Baris bawah, berdasarkan kiri ke kanan: Reka Rio, Richard Mengko, Irman Idris, Armein Langi, serta Samaun Samadikun. Baris atas, dari kiri ke kanan: Sarwono Sutikno, Mas Sarwoko, Kastam Astami dan Budi Rahardjo.
Semasa beliau sebagai mahasiswa ITB, terjadi konfrontasi antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Belanda terkait dengan Irian Barat (sekarang Papua). Hal ini menyebabkan hengkangnya dosen-dosen ITB yang dari menurut Eropa, sehingga pendidikan di ITB terganggu akibat kekosongan staf. Samaun Samadikun termasuk gelombang pertama mahasiswa senior bangsa Indonesia yg direkrut sebagai dosen ITB. Mereka dikirim ke luar negeri buat memperoleh gelar pascasarjana, serta balik ke ITB buat mengajar. Oleh sebab itu beliau sering jua dianggap galat satu pendiri Jurusan Teknik Elektro ITB pada bentuk yg dikenal sekarang.
Di forum lain
Prof. Samaun Samadikun merogoh sabbatical leave ("perlop berdasarkan mengajar") menurut ITB buat menerima jabatan dalam pemerintah pusat menjadi Direktur Binsarak DIKTI (1973-1978), Dirjen Energi, Departemen Pertambangan dan Energi (1978-1983), serta ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) (1989-1995). Selepas masa jabatan pada LIPI, Prof. Samaun Samadikun tetapkan buat balik ke ITB buat mengajar di Departemen Teknik Elektro serta meneliti di PAU Mikroelektronika.
Piagam penghargaan ITB pada Samaun Samadikun
Dalam periode ini ia tetap aktif menjadi Wakil Ketua Dewan Riset Nasional (1993-1996) serta Komisaris Utama PT Lembaga Elektronika Nasional (LEN) (1993-1999). Meskipun lalu resmi purna tugas menurut pegawai negeri sipil pada Departemen Teknik Elektro, Prof. Samaun Samadikun tetap diminta buat aktif serta berkegiatan baik pada Departemen juga pada PAU Mikroelektronika (yang saat itu berganti nama menjadi PPAU Mikroelektronika). Bahkan dari tahun 2018 hingga akhir hayatnya PPAU Mikroelektronika ITB menetapkannya sebagai peneliti senior.
Selain menjabat menjadi pimpinan, dia jua anggota Persatuan Insinyur Indonesia (PII). PII memberikannya penghargaan Adhikara Rekayasa tahun 1984. Ia juga memperoleh penghargaan medali Pengabdi Ilmiah Nasional (1978), dan Medali Mahaputra Utama (1994) dari pemerintah Indonesia. Samaun Samadikun pula memperoleh "The 1998 Award of the Association of South Eastern Asian Nations (ASEAN)" buat menghargai dedikasinya pada global ilmu pengetahuan.
Penghargaan tinggi lainnya yg diterimanya adalah Satya Lencana Karya Satya Kelas I, Hadiah Ilmu Pengetahuan 1979, Satya Lencana Dwidyasistha 1983 menurut Menhankam/Pangab, dan "Meritorious Service Award", ASEAN COST, 1999.
Jasa-jasa
Prof. Samaun Samadikun merupakan keliru satu pendiri dari Akademi Ilmu Pengetahuan Islam (1986) serta salah satu pendiri Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Pada tahun 1987-1992 beliau menjadi Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat RI menjadi Utusan Golongan.
Ia adalah penulis serta turut menulis banyak publikasi ilmiah nasional juga internasional pada bidang tunnel diodes, instrumentasi nuklir, fabrikasi IC, tenaga, industri elektronik, serta pendidikan dan editor kitab "mikroelektronika".
Jasa-jasanya pada bidang elektronik diakui dunia ilmu pengetahuan, termasuk cita-citanya berakibat kota Bandung menjadi "Kota Chip" pada Indonesia. Ia memprakarsai acara Bandung High Technology Valley (BHTV). Ia selalu mendorong adanya investasi global buat industri elektronika supaya terbuka lapangan kerja di bidang ini. Ia jua menginginkan industri elektro Indonesia buat lebih berorientasi ekspor, supaya industri ini dapat membentuk devisa. Baginya, kemajuan industri elektronika Indonesia harus diukur berdasarkan jumlah nilai ekspor dan jumlah lapangan kerja.
Kematian
Pada tahun 2018, Prof. Samaun Samadikun mulai menderita sakit tetapi berhasil menjalani operasi pada Perth Australia Oktober 2018. Sekembalinya menurut Perth, ia pulang aktif misalnya sediakala. Tetapi penyakit yg sama pulang menyerangnya dalam bulan September 2018. Setelah dirawat beberapa usang, ia wafat lepas 15 November 2018 pukul 9.51 di Rumah Sakit MMC Kuningan Jakarta dan dimakamkan sehari berikutnya pada Taman Makam Pahlawan Kalibata sehabis disemayamkan pagi harinya di LIPI Jakarta. Wafatnya Prof Samaun Samadikun sebagai peristiwa serta warta nasional.
Pada hari Selasa, 11 Desember 2018, LIPI mengadakan program peluncuran buku sebagai salah satu usaha buat mengenang Samaun Samadikun. Buku setebal 253 laman ini diterbitkan oleh LIPI Press. Berisi perpaduan tulisan-goresan pena dari orang-orang yg pernah dekat menggunakan Samaun Samadikun semasa hidupnya.
Puisi Petani Silikon ciptaan samaun samadikun
Sampul buku "Profesor Samaun Samadikun: Sang Petani Silikon Indonesia" yang diterbitkan sang LIPI Press.
Petani Silikon
Kami adalah petani silikon. Lahan kami merupakan silikon. Garapan kami merupakan silikon. Hasil kami adalah silikon.
Kami pupuk silikon dengan boron. Kami pupuk silikon dengan fosfor. Kami cangkul silikon dengan plasma. Kami siram silikon menggunakan metal.
Berjuta transistor tumbuh dengan subur. Beribu gerbang terkait serta terukur. Sinyal diubah menjadi warta. Informasi dituai buat sarapan rohani.
Dan seluruh bisnis buat kemakmuran bangsa. Dan semua kelelahan untuk keagungan insan. Dan semua output merupakan hasil karunia-Nya. Dan petani silikon terus berusaha
Sebuah buku diluncurkan buat mengenang sosok almarhum yg sudah wafat pada 15 November 2018. Buku itu berjudul "Profesor Samaun Samadikun Sang Petani Silikon Indonesia" yang diluncurkan LIPI di Gedung LIPI, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (11/12/2007).
Tentu saja silikon yang dimaksud bukanlah yg biasa dikenal umum sebagai zat buat memperbesar bagian tubuh seperti payudara maupun bokong, atau buat kebutuhan bedah plastik lainnya.
Silikon yg dimaksud mantan Kepala LIPI periode 1986-1995 tadi justru buat bidang IT serta computer science
"Dia merintis gagasan silicon valley di Indonesia, tepatnya di Bandung, Jawa Barat. Tapi gagasan itu hingga kini belum terwujud karena tidak terdapat dukungan," kata mantan wakil ketua LIPI Aprilani Sugiharto yang menjadi kepala tim penyusun buku.
Dituturkan dia, selama ini Indonesia hanya sebagai konsumen silikon. Samaun ingin agar Indonesia sebagai industri silikon. Namun perlu investor. Gagasan ini pernah didukung presiden saat itu, Soeharto, serta menristek saat itu, BJ Habibie dalam tahun 1980-an.
"Namun Pak Harto lengser serta Pak Habibie pindah ke global politik. Gagasan itu sebagai kandas. Kalau terwujud, mungkin kita lebih maju dari India," kata Aprilani.
Microsoft
Sementara Kepala LIPI Prof Dr Umar Anggara Jenie mengatakan, Samaun merupakan scientist elektro yg dimiliki Indonesia.
"Dia bercita-cita membangun semacam silicon valley di Bandung. Kalau di AS, silicon valley ini misalnya microsoft. Di India ada bangelor valley" jelasnya.
Dalam bidang IT atau computer science, lanjut dia, dibutuhkan material untuk dikembangkan menjadi teknologi pelaksanaan yg berbasis dalam silikon. Teknologi misalnya radio dan televisi hampir seluruhnya memakai material silikon.
Umar menggambarkan Samaun sebagai ilmuwan pelopor serta ahli di bidang mikroelektronika. "Sosoknya sebagai panutan. Banyak yg menganggap beliau menjadi Bapak Elektronika Indonesia," katanya.
Buku setebal 253 page yg merupakan gugusan lebih berdasarkan 40 goresan pena sumbangan rekan kerja, teman, teman, bekas mahasiswa dan famili Samaun pun diluncurkan sebagai simbol mengenang Sang Petani Silikon itu.