Hasil UKG 2018 di Bawah Standar
Kompetensi pengajar pada mengajar masih pada bawah standarminimal. Hal itu terlihat berdasarkan hasil uji kompetensi pengajar (UKG) menurut tahun ketahun masih jeblok. Tahun ini (2015) hasil uji kompetensi rata-homogen nilai hanya53,05 poin,naik sedikit dari 2018 yang mencapai 42,5 poin. Namun, KementerianPendidikan serta Kebudayaan (Kemendikbud) tidak mempersoalkan capaian nilai UKGini.
Hasil tabulasi dari Kemendikbud, homogen-homogen nilai UKG2015 merupakan 53,05 poin. Nilai rerata itu didapat dari output tes 2,43 juta guru.dengan nilai tertinggi 100 poin dan terendahnya 10 poin.
Provinsi Jogjakartatercatat sebagai provinsi terbaik dengan nilai homogen-rata 62,36 poin.
ProvinsiJawa Tengah mendapat nilai 58,93 poin serta
Provinsi Jawa Timur dengan nilai56,71 poin.
Provinsi paling rendah nilai rerata UKG 2018 adalah Maluku Utaradengan nilai 41,96 poin.
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan KemendikbudPranata Surapranata berkata, data nilai UKG yg tersebar itu sejatinya belumresmi dipublikasi. Sebab belum dimasukkan nilai menurut peserta UKG susulan. Jadidata yg beredar pada masyarakat itu adalah rangkuman berdasarkan nilai UKG utama yangdigelar 9-27 November.
Mendikbud Anies Baswedan permanen bersikap positifterhadap nilai UKG yg belum menyentuh standar minimal itu. Kemendikbudsebelumnya memutuskan baku minimal nilai UKG merupakan 55 poin. "Jangandilihat berdasarkan rata-homogen itu saja. Tetapi dilihat juga bahwa kami sekarangmemiliki rapor buat setiap individu pengajar," paparnya.
Mantan rektor Universitas Paramadina Jakarta itumengatakan, nir apa-apa ada guru yang mendapatkan nilai UKG 2018 rendah.tetapi yang lebih krusial bagi Anies adalah, harus ada peningkatan nilai UKGtahun depan. Menurutnya penilaian pembinaan pengajar bakal sulit dilakukan jikatidak terdapat acuan nilai kompetensinya.
Anies mengingatkan bahwa indikator kompetensi yangdiujikan pada UKG terdapat banyak. Jadi waktu terdapat guru mendapatkan rerata nilai,misalnya, 50 poin, belum tentu tidak baik semuanya. Sebab sanggup jadi terdapat beberapaindikator kompetensinya menerima nilai tinggi. Anies berjanji akan mengkajihasil UKG secara utuh, sehingga diagnosa kompetensi guru bisa seksama.
Sekjen Federasi Serikat Pengajar Indonesia (FSGI) Retno Listyarti berkata, nilaiUKG yg belum aporisma itu jangan dijadikan vonis bahwa kualitas homogen-rataguru rendah. Sebab menurut beliau soal UKG sendiri pula bermasalah. "Dilapangan poly guru yang nir percaya menerima nilai UKG rendah,"ucapnya.
Retno pada antaranya menyebut banyak guru Sekolah Dasar yangkewalahan menjawab soal ujian. Menurutnya dalam Kurikulum 2018 di SD itu adaguru mata pelajaran keterampilan dan kesenian. Nah waktu mengikuti UKG, merekadiuji sebagai pengajar kelas. Akibatnya guru mata pelajaran ini diuji matapelajaran lainnya seperti bahasa Indonesia, matematika, serta mata pelajaranlainnya.
Kondisi hampir sama pula dialami guru-pengajar Sekolah Menengah Kejuruan. Diamengatakan berdasar Kurikulum 2018, ada beberapa mata pelajaran pada bidangkeahlian tertentu yang dihapus. Namun pada dalam UKG, banyak soal ujian yangmengacu pada mata pelajaran yang telah dihapus. "Jadi pengajar blank saatmengisi soal UKG," jelas beliau.
Sumber : //www.sumeks.co.id