Kelebihan Metode Pembelajaran Kurikulum Cambridge

Bagi seseorang pengajar atau pendidik, menyampaikan kurikulumtentunya akan terasa sangat menarik bahkan menggelikan khususnya pada negeri ini.menggelikan karena setiap beberapa periode kurikulum selalu berganti tanpaadanya persiapan yang matang pada berbagai aspek sehingga akhirnya gurukelabakan di sekolah. Kurikulum secara sederhana dapat diartikan sebagaisekumpulan perangkat/indera yg digunakan sekolah buat mencapai tujuan sekolahitu sendiri. 

Saya sudah beberapa kali mengikuti pembinaan mengenai kurikulumkhususnya kurikulum nasional dan setelah ditinjau, perubahan kurikulum diIndonesia lebih banyak bersifat administratif sedangkan esensi yg didapattidak berubah, jadi pengajar nantinya sibuk merubah perangkat administrasi kurikulumbukan merubah pola pendekatan belajar bagi anak didik. Kurikulum merupakan jantungyasebuah institusi pendidikan serta tanpa kurikulum yg handal maka prosespendidikan dan pembelajaran akan tidak berjalan baik serta keluar dari target. Kurikulumpendidikan yg berlaku pada Indonesia waktu ini merupakan KTSP dengan pengembanganselanjutnya sebagai Kurikulum Nasional 2018. Pendekatan yg digunakan dalamkurikulum 2018 dalam prinsipnya telah modern yaitu mengacu pada Scientific Method seperti dalamCambridge.


Dalam modul Cambridge Preparation yang saya baca, banyaksekali persiapan yang wajib dilakukan oleh sekolah bila ingin menyelenggarakanprogram Cambridge. Kesiapan tadi mulai dari pengajar, sarpras, sistem dankebijakan sekolah dan lainnya. Memang perlu waktu bagi GIBS buat mengeksekusisemua persyaratan yang ada jika ingin menggunakan kurikulum Cambridge secara utuh.namun esensi Cambridge yg bisa sekolah ambil serta terapkan sekarang adalahbagaimana mengaplikasikan pendekatan pembelajaran yang digunakan Cambridge yaitumembuat siswa sebagai “reflectivelearner”. Kata “reflective learner”bagi aku baru pertama kali didengar serta agak sulit nampaknya untukmendefinisikan dengan jelas maknanya. 


Dari berbagai literasi yg aku carimemang belum terdapat definisi yg niscaya mengenai arti “reflective learner”  namundari ciri yang dicantumkan di modul Cambridge bisa aku simpulkanbahwa “reflective learner” adalahbagaimana menciptakan anak didik menjadi seseorang pembelajar sejati, belajar bagaimanabelajar dan bagaimana mengelola perubahan baik buat dirinya maupunlingkungannya. Konsep “reflectivelearner” sebenarnya sama saja menggunakan metode pendekatan belajar keseluruhan yangsudah diajarkan dalam Islam yaitu 4 tahapan “iqra”.
1.Iqra yg pertama adalah How to read?
Proses ini berawal darimengamati (observe) objek-objek di lingkungan kurang lebih menggunakan panca indera. Pengamatan inilah yg membuka akal insan pada mencari memahami tentang apa sesungguhnya yang terjadi dalam objek tersebut. Ingat bahwa Issac Newton melahirkan Teori Gravitasi dari mengamati buah apel yg jatuh ke bawah dari pohon.
2.Iqra yang kedua adalah How to learn?
Tahapan ini adalah tahapan mencari tahu/mengkaji/menguji tentang suatu kenyataan yg telah terekam oleh panca indera. Pengkajian secara mendalam membutuhkan banyak sekali literasi dan disiplin ilmu agar diperoleh teori.
3.Iqra yang ketiga merupakan How to understand?
Tahap ini adalah bagaimana seseorang manusia tahu secara holistik tentang sebuah kenyataan karena adanya suatu ikatan sebab dampak yang dilandasi sang hasil sebuah pencarian/penelitian/belajar.
4.Iqra yang keempat adalah How to meditate?
Iqra yang terakhir merupakan tahapan zenit daripembelajaran yaitu bagaimana menyadari, menghayati dan merenungi keberadaanobjek/kenyataan pada alam raya menjadi kekuasaan Tuhan. Semuapencapaian berdasarkan pembelajaran nir lain merupakan buat balik kepada Tuhansebagai pemilik semua ilmu.

Salah satu bagian lain yang aku sukai dari CambridgeCurriculum merupakan pada prosedur evaluasi hasil belajar perserta didik.pendekatan yang dipakai pada kurikulum ini secara umum dikuasai merupakan inkuiri dansistematika penilaian dijabarkan pada silabus mata pelajaran, jadi gurutinggal mambaca dan mengikuti prosedur tersebut. Ini tentunya sebagai salahsatu kelebihan Cambridge disbanding kurikulum nasional yg tidak menjabarkansecara eksplisit tentang sistematika evaluasi berbasis kolaboratif inkuiri. Contoh tahapan inkuiri dalam penilaiangeografi Cambridge adalah sebagai berikut:
A. MATERI POKOK
PEMUKIMAN DAN POLA KERUANGANNYA
B. IDENTIFIKASI MASALAH 
Siswa memilih atau memilihbeberapa hipotesa atau tema seputar kasus pemukiman misalnya berikut:
“pemukiman yang besar akan berdampakpada peningkatan jumlah jasa”
“gerak penduduk yang tinggiberkaitan menggunakan arus barang yang tinggi”
“pelayanan pada pemukiman mini melibatkankomunitas lokal”
C.  MENENTUKAN TUJUAN
Siswamengidentifikasi karakteristik setiap pemukiman menurut sisi lokasi, lingkungan,ukuran, populasi, jumlah pusat pelayanan dan dampaknya. Berapa jumlah variabelyang diharapkan buat diinvestigasi?, Jenis data dan peta apa yang dibutuhkan?.setiap kelompok berdiskusi untuk menentukan variabel tadi agar nantinya dapatmendukung dalam pengambilan hipotesa serta solusi. 
D. PROSEDUR KERJA
Siswamengobservasi model di lingkungan kurang lebih tentang kaitan antara pemukimandengan layanan jasa. Bukti dicatat masing-masing anggota grup dan didiskusikanbersama pada kelas. Jika observasi lapangan tidak memungkinkan makan penggunaangoogle map mampu sebagai solusi. 
E. PENGUMPULAN DATA
Penyeleksiandata pendukung dibantu sang guru namun anak didik permanen diberikan kebebaasan untukmenentukan jumlah data supaya mendukung terhadap verifikasi/hipotesa atas masalahyang terjadi 
F. PRESENTASI 
Siswamempresentasikan hasil diskusi dalam sebuah peta, diagram atau media lain yangdirasa mendukung dan mampu dicerna baik sang responden.  

Dari model contoh studi pemeriksaan pada atas, murid akandituntut buat belajar secara holistik dan jawaban/hasil belajar akan diperolehdengan jalan berfikir secara mendalam. Kemampuan murid pada mencari berbagailiterasi dengan menggunakan ICT juga absolut diharapkan.
Pada akhirnya setiap guru wajib mempunyai kemampuan sebagaimanajer kurikulum dengan baik. Pakar kurikulum terkenal dari Amerika John Deweypernah menyampaikan ‘’berikan aku kurikulum palingburuk di global maka aku akan desain menggunakan kegiatan belajar yg menarik agarsiswa belajar dengan baik pada kelas’’. Kurikulum dalam dasarnya merupakan alatbantu dan penggunaan indera tadi tergantung dalam pengajar itu sendiri (man behind the gun). Sebaik apapunkurikulum nir akan berarti tanpa guru yg kreatif serta mau belajar. Dari sisisistematika, indera ukur, serta kedalaman materi saya berkesimpulan bahwa kurikulumCambridge memang mempunyai konten dan sistematika yang baik karena didukung olehpengalaman serta sejarah panjang berdasarkan kurikulum itu sendiri. Kita sebagai gurusecara hukum permanen memakai kurikulum nasional tetapi kekurangan-kekuranganyang masih ada pada kurikulum nasional dapat diatasi menggunakan mengadopsipendekatan Cambridge dalam pembelajaran. Baca juga: Benarkah Pendidikan Terbaik ada di Finlandia?

Popular posts from this blog

Pembagian Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Terbaru

ADZAN IQOMAH DAN DOA SESUDAH ADZAN TERBARU

Mencari Keliling dan Luas Gabungan Dari Persegi Panjang dan Setengah Lingkaran Terbaru