Kenapa Banyak Muncul Motivator Gadungan
Indonesia, negara berpenduduk 250 juta lebih adalah suatu hadiah luar biasa. Dengan data tersebut maka tidak heran negara ini masuk peringkat penduduk keempat terbesar di bawah Cina, India dan Amerika Serikat. Dari segi kuantitas penduduk sudah mumpuni untuk kapital pembangunan, namun apakah cukup?. Tentu nir, ada sisi lain yaitu kualitas yang harus diperhatikan. Di minggu ini, saya memberikan materi seputar dinamika kependudukan pada anak-anak saya kelas XI Sosial. Sebelum masuk ke dalam materi inti, aku memberikan appersepsi di awal tentang syarat atau kenyataan sosial yg terjadi akhir-akhir ini pada Indonesia. Saya ambil contoh kasus Dimas Kanjeng "stupit" serta beberapa motivator yang selalu menghiasi layar kaca.
Membawa sesuatu hal yg konkrit tentu akan membuat wawasan dan daya analisa siswa lebih meningkat. Di postingan ini aku hanya ingin menyebarkan sedikit tulisan mengenai "mengapa banyak sekali motivator-motivator atau kyai gadungan alias abal-abal yg muncul pada rakyat?". Dan lebih gilanya lagi merupakan poly orang yg tertipu serta terperdaya olehnya!.
Saya hanya akan berbagi sedikit pengalaman saja, akan tetapi sebelumnya aku ingin berikan cuplikan karakteristik-karakteristik karakter warga Indonesia menurut Mochtar Lubis. Beliau mengemukakan kurang salah ada 7 karakter manusia Indonesia. Dua antara lain adalah: percaya takhayul serta suka menerabas jalan pintas. Tentunya kedua sifat tersebut nir terelakan lagi bila dikaitkan dengan judul postingan ini. Disaat negara lain pada dunia tengah sibuk mempercanggih teknologi, kita masih ngurusi jin iprit atau tuyul lah atau setan lain buat menerima uang. Di era globalisasi ini, memang gempuran produk menciptakan orang-orang yang tidak mempunyai skill dan keimanan sebagai gelap mata, hati serta pikiran.
Saya dulu pernah mengajar pada keliru satu sekolah pada seberang Jawa dan kebetulan si pemiliknya mengaku "motivator". Gaya bahasa serta pengetahuan public speakingnya memang rupawan. Namun ternyata sesudah lama -kelamaan, rasa muak mulai timbul karena yang diomongkan hanya pepesan kosong belaka. Keseringan kedap dan ngasih ceramah kadang hingga malam ngasih nasihat-nasihat. Memang insan perlu nasihat, akan tetapi jikalau tiap hari, sampai malem nir kenal waktu ya jengkel pula usang-lama bos, lu kira kaga punya keluarga pa di tempat tinggal ?.
Saya bahkan pernah di bilang orang yg nir mau belajar serta nilai geografi jelek gara-gara aku . Itu ia bilang ke sahabat saya, tidak di depan saya. Apakah itu sifat seorang yang mengaku "motivator"?. Di depan bilang cantik tapi pada belakang menjelekan orang lain.
Anda harus sadari bahwa seseorang itu punya kemampuan untuk menggerakan dirinya sendiri. Menurut saya motivator terbaik adalah diri sendiri dan keluarga (khususnya orang tua). Pandanglah serta lihatlah paras cape nya orang tua kalian selama mendidik serta menafkahi kalian. Itu sebenarnya sudah sebagai motivasi agar anak sanggup belajar sungguh-sungguh supaya sukses demi melihat orang tuanya bahagia. Bicara itu gampang, tapi melakukan yang anda bicarakan itu yang susah. Kita lihat juga program-program motivator yg mematok tarif mahal sekali buat mejual omongan saja. Masa motivator, niatnya bantu orang kok matok biaya mahal. Kasian dong yang mau dibantuin?. Saya telah dari SMA mengikuti aneka macam aktivitas motivasi sampai nangis-nangis pada ruangan, akan tetapi eh selesainya keluar ruangan biasa lagi. Lalu apa fungsinya itu orang bikin anak nangis-nangis ga jelas?. Memang ada beberapa event buat menaikkan motivasi yg baik, tidak matok tarif mahal dan pada dalamnya bukan hanya mendengarkan omongan kosong saja.
Jadi marilah kita gunakan akal sehat serta keimanan kita buat mengarungi hayati ini. Hidup ini banyak rintangannya buat menggapai kesuksesan serta dengan nalar itulah kita berupaya buat menaklukan rintangannya. Jadilah motivator buat diri sendiri serta jauhkan sifat ingin cepat mendapatkan kesuksesan tanpa kapital. Motivator-motivator gadungan atau kanjeng kyai abal-abal hanya membicarakan angan-angan di negeri utopis saja, sedangkan di depan sejatinya adanya rintangan dan rencana yg harus kalian susun untuk ditaklukan. Tidak ada motivator yg akan membantu menaruh arahan dan rencana hayati anda, emang sia lu katanya?. Jadi belajarlah buat bijak dalam mengarungi hidup di era globalisasi waktu ini. Perbanyak sahabat baik, asah skill terbaik engkau serta hukuman buat meraih kesuksesan. Selamat belajar serta bekerja.