Kisah Cinta Bule Ermina Fransisca dan Sumardin Sang Pemuda Desa

Ermina Fransisca merupakan seorang bule berasal jerman berumur 35 tahun, menikah dengan seseorang pemuda desa bernama Sumardin berusia 29 tahun. Begitulah jikalau jodoh, asam pada gunung garam di laut dalam tempurung bertemua juga.
Layaknya Ermina Fransisca dan sumardin, Ermina Fransisca berasal dari jerman yang jaraknya beribu2 kilometer dari indonesia. Sedang sumardin tinggal di Desa Baloli, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Dan, keduanya kini menjadi suami istri. (11 Jenis dan Unsur Cinta antara Sepasang Kekasih)

foto pernikahan Ermina Fransisca dan sumardin
Lupakan dulu soal kecantikan, lantaran memang tidak semua bule cantik. Tapi setidaknya, menggunakan menikahi bule, minimal mampu memperbaiki keturunan. Soalnya penelitian pertanda, pernikahan antara sepasang suami istri yang berlainan suku atau ras, kemungkinan akbar akan melahirkan keturunan cerdas serta unggul.
Dan itulah yang terjadi pada Ermina Fransisca dan sumardin. Kedua insan dengan ras berbeda ini menikah. Ermina Fransisca yang sebelumnya nonmuslim, buru2 mualaf demi bisa dipersuting pujaan hati sumardin. Mereka menikah baru baru ini Selasa, 17 Januari 2018, di Kantor Urusan Agama (KUA) Masamba tanpa dihadiri orang  tua dari pihak perempuan. Mungkin sudah kebelet.
Kisah cinta
“Ini sudah jodoh kami,” kata Sumardin, singkat.
Sebelum mereka menghalkan interaksi, seperti gaya hidup pemuda-pemudi masa kini , mereka juga sempat menjalani masa pacaran selama beberapa bulan.
Mereka pun akhirnya memutuskan naik ke pelaminan sehabis merasa hatinya sanggup disatukan.
awal pertemuan mereka terjadi ketika Ermina berkunjung ke Baloli.
Awal dari cinta
Di desa yang hanya berjarak lebih kurang 2 kilometer berdasarkan sentra Kota Masamba, bunda kota Luwu Utara itu, Ermina beserta beberapa rekannya mendirikan sebuah Rumah Pohon, tempat tinggal buat loka belajar bahasa Inggris buat rakyat setempat.
“Awal bulan tiga (2016) saya datang pada sini (Baloli) tinggal pada rumah Adnan (rekannya) buat project Rumah Pohon,” istilah Ermina pada bahasa Indonesia yg terbata-bata.
Dalam project Rumah Pohon itu tadi Sumardin pula ikut menjadi penggiat.
Aktivitas menjadi penggiat Rumah Pohon menjadi sambilan, dimana pekerjaan sehari-hari Sumardin merupakan mengelola kebun. Pekerjaan itu dilakoni lantaran pendidikan rendah.
“Saya nir tamat Sekolah Dasar (sekolah dasar),” ujar Sumardin.
Kendati pendidikannya rendah, namun jiwa sosial Sumardin tinggi. Semangatnya buat menaikkan kemampuan berbahasa bagi warga warga di desanya tak pernah pudar. Sama menggunakan istrinya kini . Semangat, jiwa yg ditumpahkan di Rumah Pohon menciptakan mereka bisa menyatu.
“Di situ awalnya kita mulai kenalan,” tambahnya.
Setelah berpacaran beberapa bulan, cita-cita buat hayati bersama selamanya muncul pada bulan September 2018.
“Pada bulan sembilan (September), kami mengurus berbagai persyaratan buat sanggup menikah,” katanya.
Sebelum menikah, Ermina menetapkan sebagai mualaf. Saat akad nikah, Sumardin mengenakan kopiah, ad interim Ermina mengenakan kerudung.
Kepala KUA Masamba, Hatta Yasin, membenarkan pernikahan keduanya.
“Iya sahih ada laki-laki asal Balebo (Baloli) menikah menggunakan bule tadi pagi,” kata Hatta.
Pada Juli 2018 kemudian, TribunLutra.com memberitakan, seorang pemuda berasal Medan, Sumatera Utara, Edi Suranta Ginting (37) mendirikan Rumah Pohon.
Sesuai namanya, Rumah Pohon dibangun dalam sebuh pohon yang berada pada pinggir Sungai Masamba.
Selain unik, tempat tinggal pohon itu pula dijadikan loka belajar bahasa Inggris buat warga setempat.
Sejak dirintis pada Februari 2018 kemudian, rumah 3 lantai itu sudah didatangi wisatawan asing yg ingin mengabdikan dirinya mengajar bahasa Inggris.
Selain dijadikan tempat belajar, Rumah Pohon itu juga dijadikan pilot project tempat tinggal yang dibuat dari berbagai jenis sampah tempat tinggal tangga.
“Salah satu yg kami lakukan di rumah pohon ini yakni membuka kelas belajar bahasa Inggris dan menghadirkan orang-orang asing dari aneka macam negara yg sedang berwisata di Indonesia,” ujar Edi sebagaimana dilansir TribunNews.
“Bule-bule yg mengajar pada sini merupakan bule yg sedang kunjungan wisata ke Indonesia serta menyempatkan diri datang di sini. Mereka nir terdapat yg usang lantaran visa yg dipakai adalah visa wisata,” ucapnya.

Popular posts from this blog

Pembagian Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Terbaru

ADZAN IQOMAH DAN DOA SESUDAH ADZAN TERBARU

Mencari Keliling dan Luas Gabungan Dari Persegi Panjang dan Setengah Lingkaran Terbaru