Kisah Misteri di Gunung lawu
Gunung lawu memang terkenal menjadi gunung yang memiliki rahasia dan keangkeran yg luar biasa. Oleh karena itu, gunung lawu jua kerap dijadikan tempat ritual serta tirakat eksklusif bagi orang orang yang mempercayai kekuatan gaib dari gunung lawu. Beberapa hari belakangan, gunung lawu terbakar, hingga menjadi heboh pada pemberitaan media. Tercata beberapa orang pendaki mangkat dampak terbakarnya gunung lawu ini. Kebanyakan pendaki ini adalah para pelaku tirakat eksklusif dengan tujuan eksklusif. Terbukti, saat tim sar berusaha mengevakuasi para pendaki waktu terjadi kebakaran, sebagian akbar pendaki menolak d pengungsian dan ingin terus melanjutkan perjalanan lantaran ingin meneruskan tirakat. (wong edian).
Lalu apa saja sebenarnya rahasia dan kengerian yang populer menurut gunung lawu? keliru satunya merupakan suara aneh serupa menggunakan deru pertempuran di masa kerajaan.
Gunung Lawu pula dikenal menggunakan tempat-tempat yg disakralkan rakyat. Itu terlihat saban malam satu Suro, pada mana banyak terlihat orang berziarah menggunakan mendaki hingga ke puncak .
Sebelum zenit gunung, terdapat lapangan bernama Bulak Peperangan. Konon katanya, loka ini adalah loka peperangan kerajaan Majapahit pimpinan Brawijaya V menggunakan kerajaan Demak yang dipimpin Raden Patah.
Menurut cerita masyarakat, apabila malam hari kemah pada Bulak Peperangan sanggup mendengarkan suara pertempuran.
Tak hanya itu, sepanjang bepergian banyak ditemukan loka-loka unik. Seperti Pasar Dieng contohnya. Orang menyebutnya pula pasar Setan. Pasar Dieng merupakan batu-batu yg banyak yg menyerupai pasar. Warga jua menyebutnya menggunakan pasar setan.
“Saat malam serta berkabut suasananya seperti setan, terdengar bunyi-suara dan lapak-lapak yang seperti orang jual beli,” kata pendaki gunung yg pernah naik Gunung Lawu, Arief.
Jalur menyesatkan
Sebenarnya, tidak disarankan lewat pasar setan malam hari. Jalurnya sedikit menyesatkan. Dengan rambu yang nir jelas, pendaki disarankan buat memperhatikan beberapa indikasi serta menciptakan jejak di pasar setan ini agar nir tersesat.
Meski jalur pendakian telah terbentuk buat memudahkan para pendaki, tetapi peziarah juga pendaki disarankan untuk tetap memperhatikan aturan-aturan atau pantangan yg berlaku selama pendakian.
“Pantangannya antara lain tidak boleh bicara kotor selama pada bepergian serta dilarang mengeluh, apapun kondisinya. Apabila sudah capek lebih baik istirahat saja, jangan malah mengeluh,” ungkapnya.
Selain itu dalam soal pakaian juga terdapat pantangannya. Apabila naik gunung ini tidak boleh menggunakan ikat ketua rona hitam dengan hiasan batik melati. Tidak boleh memakai kain sutra warna hijau belia.
Pendaki jua akan menjumpai Sendang Derajat yang kerap dirituali sang komunitas eksklusif. Tetapi tempat ini pula dipakai bagi para pendaki untuk mengisi ulang botol mereka.
Di dekat sendang, terdapat beberapa bilik setinggi dada orang dewasa yg terbuat berdasarkan bata bersemen. Di tempat itu para pendaki bahkah peziarah mengguyurkan air yg mereka ambil berdasarkan sendang untuk ritual mandi.
“Konon air tadi memiliki manfaat rezeki, keberkahan, jodoh, pangkat serta drajat. Tak heran apabila sendang ini disebut Sendang Drajat,” tambah Arif sebagaimana dikutip VivaNews.
Mata air suci ini dahulunya merupakan loka pemandian Raja Brawijaya V. Menurut agama rakyat setempat, jika para pengunjung memiliki harapan atau niat eksklusif bisa terkabul jika mandi di sendang ini.
Selain Sendang Drajat, ada beberapa situs lain yaitu Sumur Jalatunda. Sumur ini adalah sebuah gua vertikal sedalam lima meter yang dipakai buat bertapa. Gua ini dipercaya sebagai tempat Raja Brawijaya V menerima ilham pada bepergian naik ke Puncak Lawu.
Hargo Dalem, kurang lebih 15 menit perjalanan dari Sendang Drajat, adalah loka peristirahatan Raja Brawijaya V. Di sini terdapat bangunan khusus yang dipakai buat berdoa atau moksa. Suasana mistis begitu terasa di tempat ini.
Hargo Dumilah yang sebagai tujuan utama para pendaki adalah puncak tertinggi Gunung Lawu (3265m dpl). Puncak ini jua dianggap sebagai tahta Raja Brawijaya V. Tetapi sebelum menuju Hargo Dumilah, terdapat satu warung yg populer pada kalangan pendaki, yakni warung Mbok Yem.
Gunung Lawu yg terletak di perbatasan Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, serta Magetan, Jawa Timur belakangan ini sebagai sentra perhatian. Kebakaran di daerah hutan gunung kelima tertinggi di Pulau Jawa tersebut menelan 7 korban jiwa.
Seperti diketahui, Gunung Lawu sebagai salah satu dari ‘Seven Summits of Java’ (7 zenit pulau Jawa). Di kembali pemandangan yang menakjubkan, ternyata tersimpan juga sejumlah kisah rahasia, sejarah dan pantangannya. Menurut seorang anggota Tim SAR yang pernah bertugas pada wilayah itu, mereka mengungkapkan ini gunung paling menyeramkan serta mistis pada Indonesia sebab menyembunyikan ‘jati dirinya’.
Sebelumnya baca pula:
Kisah tragis sepasang kekasih korban kebakaran Gunung Lawu
Tragedi kebakaran Gunung Lawu, ini penyebab dan kronologi lengkapnya!
Tragedi kebakaran Gunung Lawu, ini identitas 6 korban meninggal
Bahkan bagi warga kurang lebih, Lawu seolah ‘bernyawa’ dan tidak asal-asalan orang diterima sang gunung itu. Penampakan-penampakan aneh sering terjadi serta ini dirasakan jua sang masyarakat yang bermukim di kaki Lawu.
1. Peristirahatan Brawijaya V
Gunung kelima tertinggi pada Pulau Jawa itu adalah peristirahatan terakhir raja Majapahit penghabisan yakni Prabu Brawijaya V. Namun anehnya tak satupun ditemukan jasad sang prabu. Dia disinyalir menghilang bersama raganya alias moksa. Sang prabu ditemani abdi dalemnya yang setia yakni Kyai Jalak. Sama seperti tuannya, Kyai Jalak jua bermoksa dan bermetamorfosis menjadi burung Jalak sinkron namanya. Tetapi Jalak jelmaan kyai bukan berwarna hitam melainkan gading. Tak seluruh pendaki sanggup bertemu menggunakan Jalak ini.
2. Kyai Jalak
Kyai yg berubah menjadi sebagai jalak gading ini dipercaya memberikan petunjuk bagi pendaki buat sampai ke puncak . Namun bagi pendaki yang dikehendaki oleh Jalak Lawu ini. Sebaliknya, bila pendaki itu tidak memiliki hati higienis, Jalak Lawu nir akan timbul. Pendaki umumnya nir akan sampai puncak sebab tak mempunyai restu menurut Kyai Jalak.
3.terjadi seperti perkataan
Gunung Lawu seolah mempunyai nyawa yang bisa mendengar setiap istilah-katamu. Apa pun yg engkau keluhkan biasanya terwujud. Apabila engkau berkata kelelahan mendaki Lawu, engkau sahih-benar dibuat lelah. Apabila kamu menyampaikan sangat dingin, engkau sanggup dibikin kedinginan.
4. Pasar Setan
Pasar Setan ternyata nir hanya terdapat di Gunung Merapi. Pasar mistis ini jua diyakini ada pada Gunung Lawu. Pasar ini tak terlihat dengan mata biasa namun terdengar keramaian. Hanya orang-orang eksklusif yang mampu mendengarnya. Apabila engkau mendengar bunyi ‘arep tuku apa mas/mbak?’ (mau beli apa mas/mbak), usahakan kamu membuang uangmu, berapa pun nilainya. Lalu petiklah daun misalnya sedang berbelanja. Jika ini tidak dilakukan, konon kamu bakal menghadapi masalah di Lawu.
5.kupu-kupu hitam serta bulatan biru
Kupu-kupu hitam menggunakan bulatan biru di sayapnya. Kalau kamu melihat kupu-kupu ini pertanda engkau diterima baik pada gunung tersebut. Bahkan beberapa orang mempercayai ketemu berkah sehabis pergi mendaki. Tetapi jangan sampai menangkap, mengusir, mengganggu, bahkan membunuh si kupu-kupu, ya. Penunggu Lawu sanggup marah sama kamu!
6.pantangan pakaian hijau
Pantangan lain yakni dihentikan memakai busana berwarna hijau daun. Hijau merupakan pakaian ratu Pantai Selatan yakni Kanjeng Ratu Kidul yang tidak sembarangan digunakan di Jawa.
7. Rombongan jumlah ganjil
Anda yang hendak mendaki Gunung Lawu, diimbau jangan pernah mendaki Gunung Lawu dengan rombongan berjumlah gasal. Konon hal itu mampu mendatangkan kesialan.
Sosok mahluk gaib memancarkan mata merah membara. Mahluk tersebut terkesan seperti tengah marah menggunakan kebakaran tadi. Begitulah kenyataan penampakan aneh yang tertangkap kamera milik Komandan Karanganyar Emergency Joko Sunarto ketika tengah memotret kobaran api yang membakar balik hutan Gunung Lawu.
Lebih jelasnya pada foto tersebut digambarkan demikian, di mana pada kobaran barah tersebut terlihat kurang jelas sebuah sosok tinggi besar tengah berada pada belakang kobaran barah yg melahap petak 63F, 63G, dan 63H. Foto tersebut tersebar pada Facebook dan mengundang banyak komentar dari para netizen.
“Foto ini aku ambil dini hari sekira jam 00.00 WIB tersebut malam. Awalnya saya nir begitu memperhatikan adannya sosok aneh. Ini bukan editan ini orisinil,” papar pria yang akrab disapa Polet, Kamis (27/08/2015).
Polet berkata, pada foto tersebut terlihat kentara sosok mahluk gaib yang memancarkan mata merah membara. Terkesan mahluk tersebut misalnya tengah murka menggunakan kebakaran tadi.
Menurut Polet, di pulang sosok aneh tersebut, Gunung Lawu yg termasuk tujuh puncak gunung tertinggi pada pulau Jawa ini memang populer menyimpan rahasia aneh yang belum terungkap.
“Seperti adanya pasar setan, sumur jalatunda yang bisa mendengar deburan ombak menurut puncak Lawu juga ditemuka di puncak Lawu. Tapi itu semua rahasia, yg sangat sulit ditangkap menggunakan akal sehat,” tuturnya.
Ini beliau foto penampakannya :
Penampakan mahluk aneh saat kebakaran pada Hutan Gunung Lawu. (Facebook/Polet)
Terkait menggunakan kebakaran pada hutan Gunung Lawu, hingga ketika ini belum bisa dipadamkan. Sebanyak 250 personil adonan menurut BPBD Karanganyar, Polisi Republik Indonesia, TNI, Perhutani, relawan serta warga telah dikerahkan.
Untuk menjangkau lokasi kebakaran sendiri membutuhkan ketika tiga hingga empat jam lamanya. Selain medan yg relatif sulit, tiupan angin kencang pun mempunyai andil cukup akbar barah sulit dipadamkan.
Lalu apa saja sebenarnya rahasia dan kengerian yang populer menurut gunung lawu? keliru satunya merupakan suara aneh serupa menggunakan deru pertempuran di masa kerajaan.
Gunung Lawu pula dikenal menggunakan tempat-tempat yg disakralkan rakyat. Itu terlihat saban malam satu Suro, pada mana banyak terlihat orang berziarah menggunakan mendaki hingga ke puncak .
Sebelum zenit gunung, terdapat lapangan bernama Bulak Peperangan. Konon katanya, loka ini adalah loka peperangan kerajaan Majapahit pimpinan Brawijaya V menggunakan kerajaan Demak yang dipimpin Raden Patah.
Menurut cerita masyarakat, apabila malam hari kemah pada Bulak Peperangan sanggup mendengarkan suara pertempuran.
Tak hanya itu, sepanjang bepergian banyak ditemukan loka-loka unik. Seperti Pasar Dieng contohnya. Orang menyebutnya pula pasar Setan. Pasar Dieng merupakan batu-batu yg banyak yg menyerupai pasar. Warga jua menyebutnya menggunakan pasar setan.
“Saat malam serta berkabut suasananya seperti setan, terdengar bunyi-suara dan lapak-lapak yang seperti orang jual beli,” kata pendaki gunung yg pernah naik Gunung Lawu, Arief.
Jalur menyesatkan
Sebenarnya, tidak disarankan lewat pasar setan malam hari. Jalurnya sedikit menyesatkan. Dengan rambu yang nir jelas, pendaki disarankan buat memperhatikan beberapa indikasi serta menciptakan jejak di pasar setan ini agar nir tersesat.
Meski jalur pendakian telah terbentuk buat memudahkan para pendaki, tetapi peziarah juga pendaki disarankan untuk tetap memperhatikan aturan-aturan atau pantangan yg berlaku selama pendakian.
“Pantangannya antara lain tidak boleh bicara kotor selama pada bepergian serta dilarang mengeluh, apapun kondisinya. Apabila sudah capek lebih baik istirahat saja, jangan malah mengeluh,” ungkapnya.
Selain itu dalam soal pakaian juga terdapat pantangannya. Apabila naik gunung ini tidak boleh menggunakan ikat ketua rona hitam dengan hiasan batik melati. Tidak boleh memakai kain sutra warna hijau belia.
Pendaki jua akan menjumpai Sendang Derajat yang kerap dirituali sang komunitas eksklusif. Tetapi tempat ini pula dipakai bagi para pendaki untuk mengisi ulang botol mereka.
Di dekat sendang, terdapat beberapa bilik setinggi dada orang dewasa yg terbuat berdasarkan bata bersemen. Di tempat itu para pendaki bahkah peziarah mengguyurkan air yg mereka ambil berdasarkan sendang untuk ritual mandi.
“Konon air tadi memiliki manfaat rezeki, keberkahan, jodoh, pangkat serta drajat. Tak heran apabila sendang ini disebut Sendang Drajat,” tambah Arif sebagaimana dikutip VivaNews.
Mata air suci ini dahulunya merupakan loka pemandian Raja Brawijaya V. Menurut agama rakyat setempat, jika para pengunjung memiliki harapan atau niat eksklusif bisa terkabul jika mandi di sendang ini.
Selain Sendang Drajat, ada beberapa situs lain yaitu Sumur Jalatunda. Sumur ini adalah sebuah gua vertikal sedalam lima meter yang dipakai buat bertapa. Gua ini dipercaya sebagai tempat Raja Brawijaya V menerima ilham pada bepergian naik ke Puncak Lawu.
Hargo Dalem, kurang lebih 15 menit perjalanan dari Sendang Drajat, adalah loka peristirahatan Raja Brawijaya V. Di sini terdapat bangunan khusus yang dipakai buat berdoa atau moksa. Suasana mistis begitu terasa di tempat ini.
Hargo Dumilah yang sebagai tujuan utama para pendaki adalah puncak tertinggi Gunung Lawu (3265m dpl). Puncak ini jua dianggap sebagai tahta Raja Brawijaya V. Tetapi sebelum menuju Hargo Dumilah, terdapat satu warung yg populer pada kalangan pendaki, yakni warung Mbok Yem.
Gunung Lawu yg terletak di perbatasan Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, serta Magetan, Jawa Timur belakangan ini sebagai sentra perhatian. Kebakaran di daerah hutan gunung kelima tertinggi di Pulau Jawa tersebut menelan 7 korban jiwa.
Seperti diketahui, Gunung Lawu sebagai salah satu dari ‘Seven Summits of Java’ (7 zenit pulau Jawa). Di kembali pemandangan yang menakjubkan, ternyata tersimpan juga sejumlah kisah rahasia, sejarah dan pantangannya. Menurut seorang anggota Tim SAR yang pernah bertugas pada wilayah itu, mereka mengungkapkan ini gunung paling menyeramkan serta mistis pada Indonesia sebab menyembunyikan ‘jati dirinya’.
Sebelumnya baca pula:
Kisah tragis sepasang kekasih korban kebakaran Gunung Lawu
Tragedi kebakaran Gunung Lawu, ini penyebab dan kronologi lengkapnya!
Tragedi kebakaran Gunung Lawu, ini identitas 6 korban meninggal
Bahkan bagi warga kurang lebih, Lawu seolah ‘bernyawa’ dan tidak asal-asalan orang diterima sang gunung itu. Penampakan-penampakan aneh sering terjadi serta ini dirasakan jua sang masyarakat yang bermukim di kaki Lawu.
Nah, ini dia informasi-fakta mistis mengenai Gunung Lawu yang dikutip dari beberapa asal :
1. Peristirahatan Brawijaya V
Gunung kelima tertinggi pada Pulau Jawa itu adalah peristirahatan terakhir raja Majapahit penghabisan yakni Prabu Brawijaya V. Namun anehnya tak satupun ditemukan jasad sang prabu. Dia disinyalir menghilang bersama raganya alias moksa. Sang prabu ditemani abdi dalemnya yang setia yakni Kyai Jalak. Sama seperti tuannya, Kyai Jalak jua bermoksa dan bermetamorfosis menjadi burung Jalak sinkron namanya. Tetapi Jalak jelmaan kyai bukan berwarna hitam melainkan gading. Tak seluruh pendaki sanggup bertemu menggunakan Jalak ini.
2. Kyai Jalak
Kyai yg berubah menjadi sebagai jalak gading ini dipercaya memberikan petunjuk bagi pendaki buat sampai ke puncak . Namun bagi pendaki yang dikehendaki oleh Jalak Lawu ini. Sebaliknya, bila pendaki itu tidak memiliki hati higienis, Jalak Lawu nir akan timbul. Pendaki umumnya nir akan sampai puncak sebab tak mempunyai restu menurut Kyai Jalak.
3.terjadi seperti perkataan
Gunung Lawu seolah mempunyai nyawa yang bisa mendengar setiap istilah-katamu. Apa pun yg engkau keluhkan biasanya terwujud. Apabila engkau berkata kelelahan mendaki Lawu, engkau sahih-benar dibuat lelah. Apabila kamu menyampaikan sangat dingin, engkau sanggup dibikin kedinginan.
4. Pasar Setan
Pasar Setan ternyata nir hanya terdapat di Gunung Merapi. Pasar mistis ini jua diyakini ada pada Gunung Lawu. Pasar ini tak terlihat dengan mata biasa namun terdengar keramaian. Hanya orang-orang eksklusif yang mampu mendengarnya. Apabila engkau mendengar bunyi ‘arep tuku apa mas/mbak?’ (mau beli apa mas/mbak), usahakan kamu membuang uangmu, berapa pun nilainya. Lalu petiklah daun misalnya sedang berbelanja. Jika ini tidak dilakukan, konon kamu bakal menghadapi masalah di Lawu.
5.kupu-kupu hitam serta bulatan biru
Kupu-kupu hitam menggunakan bulatan biru di sayapnya. Kalau kamu melihat kupu-kupu ini pertanda engkau diterima baik pada gunung tersebut. Bahkan beberapa orang mempercayai ketemu berkah sehabis pergi mendaki. Tetapi jangan sampai menangkap, mengusir, mengganggu, bahkan membunuh si kupu-kupu, ya. Penunggu Lawu sanggup marah sama kamu!
6.pantangan pakaian hijau
Pantangan lain yakni dihentikan memakai busana berwarna hijau daun. Hijau merupakan pakaian ratu Pantai Selatan yakni Kanjeng Ratu Kidul yang tidak sembarangan digunakan di Jawa.
7. Rombongan jumlah ganjil
Anda yang hendak mendaki Gunung Lawu, diimbau jangan pernah mendaki Gunung Lawu dengan rombongan berjumlah gasal. Konon hal itu mampu mendatangkan kesialan.
Ada penampakan ‘hantu murka ’ ketika kebakaran di Gunung Lawu
Lebih jelasnya pada foto tersebut digambarkan demikian, di mana pada kobaran barah tersebut terlihat kurang jelas sebuah sosok tinggi besar tengah berada pada belakang kobaran barah yg melahap petak 63F, 63G, dan 63H. Foto tersebut tersebar pada Facebook dan mengundang banyak komentar dari para netizen.
“Foto ini aku ambil dini hari sekira jam 00.00 WIB tersebut malam. Awalnya saya nir begitu memperhatikan adannya sosok aneh. Ini bukan editan ini orisinil,” papar pria yang akrab disapa Polet, Kamis (27/08/2015).
Polet berkata, pada foto tersebut terlihat kentara sosok mahluk gaib yang memancarkan mata merah membara. Terkesan mahluk tersebut misalnya tengah murka menggunakan kebakaran tadi.
Menurut Polet, di pulang sosok aneh tersebut, Gunung Lawu yg termasuk tujuh puncak gunung tertinggi pada pulau Jawa ini memang populer menyimpan rahasia aneh yang belum terungkap.
“Seperti adanya pasar setan, sumur jalatunda yang bisa mendengar deburan ombak menurut puncak Lawu juga ditemuka di puncak Lawu. Tapi itu semua rahasia, yg sangat sulit ditangkap menggunakan akal sehat,” tuturnya.
Ini beliau foto penampakannya :
Penampakan mahluk aneh saat kebakaran pada Hutan Gunung Lawu. (Facebook/Polet)
Terkait menggunakan kebakaran pada hutan Gunung Lawu, hingga ketika ini belum bisa dipadamkan. Sebanyak 250 personil adonan menurut BPBD Karanganyar, Polisi Republik Indonesia, TNI, Perhutani, relawan serta warga telah dikerahkan.
Untuk menjangkau lokasi kebakaran sendiri membutuhkan ketika tiga hingga empat jam lamanya. Selain medan yg relatif sulit, tiupan angin kencang pun mempunyai andil cukup akbar barah sulit dipadamkan.