Kisah Mistis Tsunami Aceh Diselamatkan Ular Raksasa

Tsunami yg meluluhlantakan aceh 26 tahun silam menyimpan banyak rahasia dan kisah kisah pada luar akal sehat. Seperti beberapa bangunan yg selamat waktu gelombang menerjang, bayi bayi mungil yg selamat meski ribuan orang mati, serta bermacam keajaiban aneh yg mungkin sulit di jabarkan menggunakan nalar dan pikiran. 

Dialah Ummikasum (60) yg masih diberi umur panjang sang Tuhan. Ada keajaiban saat tsunami menerjang Aceh. Kisah ini terjadi 10 tahun silam. Saat tsunami memporak-porandakan Aceh, terdapat seseorang nenek bisa selamat sesudah ditolong sang seekor ular.
Kisah ini memang misalnya tidak lumrah, tetapi ini sebuah kisah konkret. Kisah pada pulang selamatnya warga Aceh ketika diterjang tsunami pada tanggal 26 Desember 2018 lalu. Hingga memakan korban sebesar 126.761 orang mati, 93.285 hilang, 25.572 terluka, dan 125.572 orang kehilangan tempat tinggal.
Ummikasum yg akrap disapa Maksum berprofesi sebagai juru memandikan mayat. Dia jua bidan kampung dan sudah melakoni pekerjaan ini selama 35 tahun. Dia berkisah saat dirinya diselamatkan oleh seekor ular.
bekas tsunami aceh. (merdeka)

Kendati demikian, dia tidak ingat secara persis bagaimana cara dililit oleh ular tadi. Hingga beliau bisa selamat berdasarkan hantaman gelombang tsunami ini yg mencapai ketinggian gelombang sebatang pohon ketua tua.
Mulanya, Minggu pagi hari malapetaka bagi semua masyarakat Aceh, Maksum sedang asyik menyiram serta membersihkan bunga yg ada pada pekarangan rumahnya. Tiba-tiba kurang lebih pukul 08.00 WIB, bumi Aceh bergetar, bergoyang ke arah kiri dan ke nanan. Baru dia sadar ternyata gempa berkekuatan 9,8 SR. Dia beserta seseorang cucu yg masih berusia 5 tahun dalam gendongannya menjauh menurut bangunan serta mencari tanah lapang.
"Dulu rumah saya akbar serta saya sedang pada luar, sedang tanam bunga," jelas Maksum pada merdeka.com.
Saat bercerita, paras Maksum yg telah keriput permanen tersenyum. Meskipun kisah pilu yg ia ceritakan menciptakan dia teringat insiden masa lalu. Ada 30 orang famili intinya tewas, tetapi ia sudah sanggup tertawa lepas sembari bercerita kisah unik dirinya selamat menurut gelombang tsunami.
Saat itu anak keduanya berlarian ke arah dirinya serta mengatakan air laut naik ke darat. "Lalu aku jawab, yang nir terdapat jangan minta ya," katanya, dia pun terus melanjutkan membereskan bunga-bunga yg ada di pekarangan rumahnya.
Tiba-tiba, air laut benar-benar menerjang dirinya dari belakang. Letak rumah Maksum dengan bibir pantai hanya berkisar 400 meter. Hingga dirinya terjatuh dan cucunya dalam gendongan pun terlepas.
Meskipun saat itu dirinya berusaha buat meraih cucunya, namun derasnya gelombang tidak sebanding dengan kekuatan tangannya waktu itu berusia 50 tahun. "Sempat saya tarik cucu saya, tetapi kawat yg terpegang, hingga luka ini jari saya," jelasnya sembari memperlihatkan bekas jarinya yg luka. Sedangkan cucunya waktu itu sangat jelas terlihat olehnya digulung oleh gelombang tsunami.
Saat itu dirinya tidak sadarkan diri lagi. Sehingga dia tidak sanggup menceritakan bagaimana cara dirinya digulung oleh gelombang tsunami. Akan namun datang-tiba dirinya telah berada pada daerah jembatan Krueng Cut yg berjarak sekitar 800 meter menurut rumahnya.
Saat itulah beliau baru sadar, bahwa bersamanya terdapat seekor ular besar yang melilit tubuhnya. Kepala ular tadi menjulur ke arah paras Maksum. Tetapi saat itu, Maksum nir sedikit merasa takut.
Justru Maksum mengaku, sempat berbisik menggunakan suara nada lemas, meminta supaya bisa diselamatkan ke daratan. "Saya bilang waktu itu, tolong selamatkan saya ke darat," pungkasnya dengan bahasa Aceh.
Lantas, ular itu mengantar ke darat eksklusif beranjak serta menenggelamkan dirinya pada sungai dan lagi-lagi datang-tiba dirinya sudah berada pada jembatan Lamnyong, Darussalam menggunakan Jaraknya kurang lebih 300 meter.
Ketika itu, dirinya sudah mulai sadarkan diri. Bahkan dia mengaku mampu mendengar ada jeritan orang yang meminta tolong, termasuk melihat poly orang yg digulung dalam gelombang arus sungai Krueng Cut tersebut.
"Saya waktu itu nir terdapat lagi sandang sehelai pun serta aku pada sampah dan ular itu masih melilit tubuh saya," jelasnya.
Maksum sejak usia 25 tahun sudah sebagai seseorang bidan desa serta juga sebagai orang yang selalu dipanggil saat terdapat orang mangkat . Profesi ini, Maksum mengaku akan terus dilakukan hingga hayat menjemputnya.
Lalu kisah Maksum bisa keluar menurut tumpukan sampah serta lilitan ular di tubuhnya sehabis 3 orang anak belia dari petugas Palang Merah Indonesia (PMI) menghampirinya. Mereka pun langsung mengangkat tubuh Maksum berdasarkan sungai tadi.
"Saya sempat bilang, terdapat ular di tubuh aku melilit, namun keliru satu dari mereka bilang tidak apa-apa, ular itu nir menggigit kita," kenangnya.
Namun ia sendiri tidak jangan lupa lagi ketiga anak belia itu. Padahal beliau ingin sekali mengucapkan terimakasih dalam relawan PMI ini. Namun, sayangnya Maksum tidak mengenalinya.
Lalu Maksum pulang berkisah, waktu dirinya diangkat oleh 3 relawan PMI ini. Secara perlahan-lahan ular yang melilit tubuhnya tadi pribadi melepaskan dirinya dan lalu menghilang dalam sekejap ke dalam sungai.
Kini Maksum menempati sebuah tempat tinggal donasi di lokasi semula. Untuk mengisi ketika luang, beliau membuka sebuah kios berjualan makan anak-anak dan jua kebutuhan bahan pokok rumah tangga.

Popular posts from this blog

Pembagian Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Terbaru

ADZAN IQOMAH DAN DOA SESUDAH ADZAN TERBARU

Mencari Keliling dan Luas Gabungan Dari Persegi Panjang dan Setengah Lingkaran Terbaru