Klasifikasi Iklim Schmidt Ferguson
Pada postingan kali ini akan dijelaskan tentang pembagian terstruktur mengenai iklim berdasarkan Schmidt Ferguson. Schmidt Ferguson mengkasifikasikan iklim dari ukuran bulan basah, bulan lembab serta bulan kering. Kriteria tersebut mengacu dalam jumlah curah hujan yg diterima setiap wilayah.
Baca juga:
Perbedaan sirkum pasifik dan mediterania
Letak strategis Indonesia serta pengaruhnya
5 potensi fisik wilayah Indonesia
Pengertian asal daya alam terestrial
Faktor perubahan iklim dan dampaknya
Klasifikasi iklim Oldeman
Klasifikasi iklim Schmidt Ferguson dikembangkan dalam tahun 1950. Schmidt merupakan pengajar besar dan pejabat Direktur Lembaga Meteorologi serta Geofisika di Jakarta, sedangkan Ferguson adalah seseorang guru akbar pengelolaan hutan Fakultas Pertanian Universitas Indonesia pada saat itu. Mereka berdua membuat pembagian terstruktur mengenai iklim ini menggunakan alasan sistem klasifikasi yang sudah dikenal seperti Koppen, Thornwaite. SistemThornwaite kurang sesuai menggunakan keadaan di Indonesia khususnya mengenai teknik menilai curah hujan. Baca pula: Kode promo quipper terupdate
Baca juga:
Perbedaan sirkum pasifik dan mediterania
Letak strategis Indonesia serta pengaruhnya
5 potensi fisik wilayah Indonesia
Pengertian asal daya alam terestrial
Faktor perubahan iklim dan dampaknya
Klasifikasi iklim Oldeman
Klasifikasi iklim Schmidt Ferguson dikembangkan dalam tahun 1950. Schmidt merupakan pengajar besar dan pejabat Direktur Lembaga Meteorologi serta Geofisika di Jakarta, sedangkan Ferguson adalah seseorang guru akbar pengelolaan hutan Fakultas Pertanian Universitas Indonesia pada saat itu. Mereka berdua membuat pembagian terstruktur mengenai iklim ini menggunakan alasan sistem klasifikasi yang sudah dikenal seperti Koppen, Thornwaite. SistemThornwaite kurang sesuai menggunakan keadaan di Indonesia khususnya mengenai teknik menilai curah hujan. Baca pula: Kode promo quipper terupdate
Kriteria yang digunakan buat memilih bulan basah, bulan lembab serta kemarau adalah menjadi berikut :
Bulan Basah (BB) : jumlah curah hujan lebih dari 100 mm/bulan.
Bulan Lembab (BL) : jumlah curah hujan antara 60-100 mm/bulan.
Bulan Kering (BK) : jumlah curah hujan kurang berdasarkan 60 mm/bulan
Baca pula:
Cara menjawab soal konsep geografi
Menghitung kontur interval peta topografi
Katakter letusan gunung api Indonesia
Jenis-jenis lipatan pegunungan
Menghitung proyeksi penduduk geometrik
Kaitan zero population serta kemakmuran
Jenis-jenis pencemaran lingkungan
Fenomena aurora pada atmosfer kutub
Baca pula:
Cara menjawab soal konsep geografi
Menghitung kontur interval peta topografi
Katakter letusan gunung api Indonesia
Jenis-jenis lipatan pegunungan
Menghitung proyeksi penduduk geometrik
Kaitan zero population serta kemakmuran
Jenis-jenis pencemaran lingkungan
Fenomena aurora pada atmosfer kutub
Schmidt dan Ferguson memilih BB, BL dan BK tahun demi tahun selama pengamatan, yang kemudian dijumlahkan dan dihitung homogen-ratanya. Penentuan tipe iklimnya mempergunakan tipe iklimnya menggunakan mempergunakan nilai Q yaitu:
Q : Banyak Bulan Kering x 100persen
Banyak Bulan Basah
Berdasarkan besarnya nilai Q, maka tipe iklim Schmidt Ferguson digolongkan ke dalam tipe berikut:
Contoh Soal:
Diketahui data curah hujan Kota Majalengka sebagai berikut:
Tentukan jenis iklimnya, silahkan yg mau jawab di komentar aja ok.
Baca juga: