Klasifikasi Kelas Kemampuan Lahan

Apakah setiap lahan pada permukaan bumi ini memiliki kemampuan yang sama satu sama lain?Ataukah mereka berbeda
dan memiliki tingkatan tersendiri. Kalian tentu seringkali melihat warta seputar banjir atau longsor yang seringkali melanda daerah-wilayah pada Indonesia ketika trend hujan. Setiap lahan mempunyai kelas atau strata kemampuan yg bhineka khususnya pada bidang pertanian. Dalam geografi dikenal kata kemampuan dan kesesuaian huma. Kedua hal tadi merupakan satu kesatuan yg saling berkaitan erat pada memilih kualitas dan daya dukung lahan buat mendukung proses kehidupan di atasnya. Baca pula: Trickle down effect pembangunan wilayah
Dalam hal ini  adalah sifat-sifat  tanah yang mempengaruhi erosi dan taraf erosi yang terjadi. Jadi langkah pertama agar kita bisa mengunakan tanah dengan tepat adalah menilik dan menyimpulkan data tentang sifat-sifat tanah dan factor-faktor pembatas yang dibutuhkan. Lalu dari data tersebut kita menentukan kombinasi antara pemakaian lahan menggunakan menginginkannya buat pemakaian bisnis pertanian yg paling intensif yg nir menimbulkan erosi. 
Baca pula:
Bentuk bagian atas bumi secara generik
Contoh soal konsep geografi serta cara jawabnya
Dengan demikian semua lahan yang termasuk dalam suatu grup tentunya akan mempunyai kepekaan yg sama terhadap kerusakan huma. Hasil menurut penjabaran kemampuan lahan dilanjutkan menggunakan pengelompokan huma dari kesesuaiannya terhadap jenis tanaman eksklusif, yang dikenal menggunakan klasifikasi kesesuaian huma. Sistem klasifikasi yang banyak dipakai pada global merupakan sistem USDA dimana terdapat VIII kelas kemampuan lahan. Kelas I sampai kelas IV adalah kelas yg bisa diusahakan buat pertanian sedangkan kelas V sampai VIII merupakan kelas yg nir bisa diusahakan buat pertanian.
  1. Kelas I, tanah dalam kelas ini memiliki sedikit faktor pembatas dan memiliki resiko kerusakan yg kecil. Jenis tanah pada kelas ini sangat baik serta bisa diusahakan buat segala jenis pertanian. Tanah ini umumnya nisbi datar, bahaya erosi kecil, solum tanah dalam, drainase baik, mudah diolah, hambatan air yg baik dan responsif terhadap pemupukan.
  2. Kelas II, tanah dalam kelas ini mempunyai sedikit faktor pembatas yang bisa mengurangi pilihan penggunaannya atau membutuhkan tindakan  konservasi yang sedang. Oleh sebab itu tanah dalam kelas ini membutuhkan pengelolaan tanah yg relatif hati-hati meliputi tindakan perlindungan, menghindari kerusakan dan memperbaiki hubungan air-udara dalam tanah apabila ditanami faktor pembatas dalam kelas ini bisa adalah satu atau kombinasi menurut faktor-faktor lereng landai, kepekaan erosi sedang serta struktur tanah yg kurang baik. Adanya  faktor-faktor ini tentu saja memerlukan perhatian yang relatif serius bila kita ingin mengusahakan tanah, seperti pengolahan tanah secara kontur, strip cropping, pergiliran tumbuhan, pemupukan serta pengapuran, dan pembuatan saluran – saluran air.
  3. Kelas III, tanah dalam kelas ini mempunyai lebih poly faktor pembatas daripada tanah pada kelas II, serta apabila digunakan buat usaha pertanian akan memerlukan tindakan konservasi yang serius, yang umumnya lebih sulit baik dalam pelaksanaan maupun pemeliharaannya. Faktor – faktor pembatas dalam lahan kelas ini bisa berupa lereng yang relatif miring, cukup peka terhadap erosi, drainase jelek, permeabilitas tanah sangat lambat, solum dangkal, kapasitas menahan air rendah, kesuburan serta produk aktifitas tanah rendah dan sulit buat diperbaiki.
  4. Kelas IV, tanah pada kelas ini merupakan faktor pembatas yang lebih besar dari pada kelas III, sehingga jenis penggunaan / jenis tanaman yg diusahakan pula sangat terbatas. Tanah pada kelas ini terletak pada lereng yg cukup curam (15% - 30%), sehingga sangat peka terhadap erosi, drainase nya tidak baik, solumnya dangkal, dan kapasitas menahan air rendah.
  5. Kelas V, tanah pada kelas ini terletak dalam loka yang datar/ agak cekung, selalu basah / tergenang air,atau terlalu poly batu di atas permukaan tanah. Karena itu tanah dalam kelas ini tidak sesuai untuk usaha pertanian tanaman semusim, namun lebih sesuai buat ditanami menggunakan vegetasi permanen seperti tumbuhan kuliner ternak/ dihutankan.
  6. Kelas VI, tanah dalam kelas ini terletak dalam wilayah yang mempunyai lereng yg cukup curam, sehingga mudah ter-erosi/ telah mengalami erosi yang sangat berat/ mempunyai solum yang sangat dangkal. Tanah pada kelas ini tidak sesuai di jadikan lahan pertanian tetapi lebih sesuai buat vegetasi tetap.
  7. Kelas VII, tanah dalam kelas ini terletak dalam lereng yang cukup curang, sudah tererosi berat, solum sangat dangkal serta berbatu. Karena itu tanah ini hanya cocok buat ditanami dengan vegetasi permanen.
  8. Kelas VIII, tanah pada kelas ini terletak dalam lereng yang sangat curam, bagian atas sangat kasar, tertutup batuan tanggal/ batuan singkapan/ tanah pasir pantai. Lantaran itu tanah dalam kelas ini dibiarkan dalam keadaan alami dibawah vegetasi alami (cagar alam, hutan lindung, atau tempat rekreasi). 
Posisi strategis Indonesia dan pengaruhnya
Update kode bonus quipper video terbaru
Sumber:
Ilmu Tanah. Suryatna Rafii
BSE GEografi X

Popular posts from this blog

Pembagian Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Terbaru

ADZAN IQOMAH DAN DOA SESUDAH ADZAN TERBARU

Mencari Keliling dan Luas Gabungan Dari Persegi Panjang dan Setengah Lingkaran Terbaru