Lahan Potensial dan Lahan Kritis di Wilayah Dataran Pantai Dataran Rendah dan Pegunungan
Lahan potensial dan lahan kritis
tersebar di bagian atas bumi ini. Mau memahami dimana saja sebarannya?. Cek di bawah ini:
tersebar di bagian atas bumi ini. Mau memahami dimana saja sebarannya?. Cek di bawah ini:
1. Wilayah Dataran Pantai
Lahan potensial di daerah pantai adalah wilayah-daerah pantai yang belum dikembangkan secara maksimal .
Kehidupan pantai bagi penduduk sangat dipengaruhi sang keadaan tanah (tanah berpasir atau tanah berawa). Dengan syarat misalnya ini, matapencarian penduduk umumnya sebagai nelayan atau bercocok tanam pada lahan pertanian pasang surut.
Pantai landai yang diselingi sang bukit-bukit pasir bisa dimanfaatkan buat budi daya flora pangan atau sebagai objek wisata/pantai untuk mendukung perekonomian rakyat setempat. Lahan pantai berawa adalah endapan lumpur. Tanah permukaan yg agak kering cocok untuk tumbuhan pangan (padi) sedangkan pada wilayah air pasang diusahakan pertanian terpadu dan perikanan, jenis huma ini yang disebut sawah bencah.
Tanah endapan lumpur yg selalu basah adalah tempat tumbuhnya pohon-pohon bakau (hutan bakau) yang berakar panjang. Hutan bakau yang tumbuh di tepi pantai bisa berfungsi mencegah pengikisan atau erosi air laut, di samping menjadi loka hidup ikan (hewan laut) serta memperkaya oksigen.
Pantai Berbukit Kapur (Pegunungan Kapur atau Pantai Klif)
Kehidupan pantai bagi penduduk sangat dipengaruhi sang keadaan tanah (tanah berpasir atau tanah berawa). Dengan syarat misalnya ini, matapencarian penduduk umumnya sebagai nelayan atau bercocok tanam pada lahan pertanian pasang surut.
Pantai landai yang diselingi sang bukit-bukit pasir bisa dimanfaatkan buat budi daya flora pangan atau sebagai objek wisata/pantai untuk mendukung perekonomian rakyat setempat. Lahan pantai berawa adalah endapan lumpur. Tanah permukaan yg agak kering cocok untuk tumbuhan pangan (padi) sedangkan pada wilayah air pasang diusahakan pertanian terpadu dan perikanan, jenis huma ini yang disebut sawah bencah.
Tanah endapan lumpur yg selalu basah adalah tempat tumbuhnya pohon-pohon bakau (hutan bakau) yang berakar panjang. Hutan bakau yang tumbuh di tepi pantai bisa berfungsi mencegah pengikisan atau erosi air laut, di samping menjadi loka hidup ikan (hewan laut) serta memperkaya oksigen.
Pantai Berbukit Kapur (Pegunungan Kapur atau Pantai Klif)
Bentuk pantai berbukit kapur curam dampak erosi yg terus-menerus. Di bagian dasar adalah endapan batu serta kapur yg nir subur, sedangkan tanah bagian atas tidak produktif untuk flora pangan. Untuk mendukung upaya peningkatan pendapatan wilayah serta pembangunan wilayah, tanah tersebut dimanfaatkan buat flora industri.
Hampir setiap pantai di Indonesia me-miliki huma potensial yg baik.
Contoh:
1) Objek wisata Pantai Pasir Putih, Pantai Carita (Jawa Barat).
2) Krakal-Samar-Baron/Kukup (Pantai Selatan pada Yogyakarta).
3) Wisata bahari Pulau Seribu dan Pantai Ambon.
4) Perikanan (Tambak ikan) Pantai Timur Pulau Sumatera dan Pantai Utara Pulau Jawa.
5) Tambak garam pada Pantai Pulau Madura dan pesisir Utara Jawa.
Hampir setiap pantai di Indonesia me-miliki huma potensial yg baik.
Contoh:
1) Objek wisata Pantai Pasir Putih, Pantai Carita (Jawa Barat).
2) Krakal-Samar-Baron/Kukup (Pantai Selatan pada Yogyakarta).
3) Wisata bahari Pulau Seribu dan Pantai Ambon.
4) Perikanan (Tambak ikan) Pantai Timur Pulau Sumatera dan Pantai Utara Pulau Jawa.
5) Tambak garam pada Pantai Pulau Madura dan pesisir Utara Jawa.
2. Wilayah Dataran Rendah serta Pegunungan
Lahan potensial di dataran rendah, biasanya berupa lahan tidur, yaitu daerah-wilayah yg terlantar atau nir diolah.
Contoh:
Dataran rendah pada Pantai Timur Pulau Sumatera serta Kalimantan Selatan dikembangkan buat daerah sawah pasang surut. Dataran rawa dikeringkan serta diuruk lalu dikembangkan buat daerah perumahan. Sementara itu, daerah pegunungan yang berhutan sangat potensial buat wisata alam dan wisata berburu.
Pemanfaatan lahan dataran rendah serta pegunungan di bidang pertanian mencakup pengusahaan flora pangan, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Kegiatan ini dilaksanakan buat memenuhi kebutuhan penduduk.
Contoh:
Dataran rendah pada Pantai Timur Pulau Sumatera serta Kalimantan Selatan dikembangkan buat daerah sawah pasang surut. Dataran rawa dikeringkan serta diuruk lalu dikembangkan buat daerah perumahan. Sementara itu, daerah pegunungan yang berhutan sangat potensial buat wisata alam dan wisata berburu.
Pemanfaatan lahan dataran rendah serta pegunungan di bidang pertanian mencakup pengusahaan flora pangan, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Kegiatan ini dilaksanakan buat memenuhi kebutuhan penduduk.
Upaya buat meningkatkan produksi pertanian bisa dilakukan dengan beberapa cara berikut.
a. Intensifikasi (menaikkan produksi tanpa memperluas huma).
b. Ekstensifikasi (menaikkan produksi menggunakan cara memperluas lahan).
c. Diversifikasi (pengelompokan flora berdasarkan jenisnya).
d. Rehabilitasi (penggantian flora yang sudah tua/tidak produktif)
Petani dalam mulanya mengelola lahan pertanian secara tradisional tanpa poly memperoleh pengetahuan menurut dinas pertanian sehingga produktivitas flora dari tahun ke tahun berkurang. Lahan yg tadinya fertile dapat berubah sebagai lahan yang kritis atau nir menguntungkan.
Melihat lahan yg terdapat pada dataran rendah dan pegunungan adalah konsen-trasi aktivitas penduduk pada bidang agraris yang menopang kebutuhan pangan, pemerintah menduga perlu menerjunkan tenaga penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang bertugas menaruh bimbingan kepada para petani dalam melaksanakan panca usaha tani.
Di dataran rendah suhunya lebih panas bila dibandingkan menggunakan daerah pegunungan, sehingga jenis tumbuhan yang tumbuh pun pula tidak selaras. Misalnya di daerah dataran rendah tumbuh tanaman padi, jagung, tebu, dan tembakau sedangkan di daerah pegunungan teh, kopi, karet, pinus, serta lain-lain. Gambar: disini
a. Intensifikasi (menaikkan produksi tanpa memperluas huma).
b. Ekstensifikasi (menaikkan produksi menggunakan cara memperluas lahan).
c. Diversifikasi (pengelompokan flora berdasarkan jenisnya).
d. Rehabilitasi (penggantian flora yang sudah tua/tidak produktif)
Petani dalam mulanya mengelola lahan pertanian secara tradisional tanpa poly memperoleh pengetahuan menurut dinas pertanian sehingga produktivitas flora dari tahun ke tahun berkurang. Lahan yg tadinya fertile dapat berubah sebagai lahan yang kritis atau nir menguntungkan.
Melihat lahan yg terdapat pada dataran rendah dan pegunungan adalah konsen-trasi aktivitas penduduk pada bidang agraris yang menopang kebutuhan pangan, pemerintah menduga perlu menerjunkan tenaga penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang bertugas menaruh bimbingan kepada para petani dalam melaksanakan panca usaha tani.
Di dataran rendah suhunya lebih panas bila dibandingkan menggunakan daerah pegunungan, sehingga jenis tumbuhan yang tumbuh pun pula tidak selaras. Misalnya di daerah dataran rendah tumbuh tanaman padi, jagung, tebu, dan tembakau sedangkan di daerah pegunungan teh, kopi, karet, pinus, serta lain-lain. Gambar: disini