Lipatan Dan Gejala Perlipatan Pada Bumi

Gejala perlipatan terjadi karena penyebab dari adanya gaya tektonik yang menekan secara terus menerus dan secara posisi horizontal pada suatu lapisan batuan, baik pada salah satu tepi lapisan juga pada ke 2 tepi lapisan. Akibatnya, lapisan yang mengalami tekanan tersebut terlipat dalam bagian-bagian yang nisbi lemah.  Bagian-bagian yang membentuk struktur lipatan terdiri atas sinklin, antiklin, dan sayap. Antiklin merupakan bagian dari struktur lipatan yg berbentuk cembung ke atas. Sinklin adalah bagian dari struktur lipatan yg berbentuk cekung ke atas. Sayap (limb) adalah bagian berdasarkan struktur lipatan yang terletak miring, dimulai menurut puncak suatu antiklin sampai titik paling bawah suatu sinklin.
Bentuk tanda-tanda perlipatan pada muka bumi beragam. Perbedaan bentuk lipatan ini terjadi karena kekuatan pembentuk lipatan yang tidak sama serta lapisan batuan yang berbeda juga. Secara generik ditemukan beberapa variasi bentuk lipatan berikut.
  1. Lipatan tegak, merupakan bagian lipatan menggunakan bidang poros pada posisi yg vertikal.
  2. Lipatan condong, yaitu lipatan dengan bidang poros miring.
  3. Lipatan isoklin, yaitu lipatan menggunakan posisi ke 2 sayap hampir sejajar. Bidang porosnya mampu tegak lurus juga miring.
  4. Lipatan menggantung, yaitu lipatan yg kemiringan sayap dan kecuramannya telah melalui poros vertikal.
  5. Lipatan rebah, yaitu lipatan yg bidang porosnya sudah mendekati horizontal.
  6. Monoklin, yaitu suatu pencuraman setempat pada suatu daerah yang umumnya ditandai sang kemiringan yang sangat landai.  
  7. Lipatan terbuka, yaitu lipatan yg masih mempunyai potensi buat lebih melengkung lagi.
Proses perlipatan terjadi ketika tumbukan antara dua lempeng litosfer (lempeng benua dengan lempeng benua) yg beranjak dan arah berlawanan secara mendatar. Proses perlipatan menyebabkan terbentuknya pegunungan lipatan. Contoh jalur pegunungan lipatan pada dunia adalah Sirkum Mediteran, Sirkum Pasifik serta jalur pegunungan lipatan Busur Australia (Irian Jaya).
Pegunungan Sirkum Mediterania memanjang mulai berdasarkan Pegunungan Atlas (di Afrika Utara) berlanjut ke Pegunungan Alpen (di Eropa Selatan) ke Pegunungan Himalaya (pada Asia), sampai ke rangkaian pegunungan yang terdapat pada wilayah Indonesia (Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan berakhir pada Kep. Maluku). Di Indonesia sendiri jalur pegunungan lipatan Sirkum Mediteran tersebut terbagi menjadi dua bagian berikut.

a.busur Dalam yaitu jalur pegunungan yang bersifat vulkanik (kegunungapian). Termasuk ke dalam jalur pegunungan ini adalah Bukit Barisan di Pulau Sumatera, pegunungan yang ada pada Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Lombok, Sumbawa, Flores, Alor, Solor, Wetar, Kepulauan Banda, dan berakhir di Pulau Saparua.


b.busur Luar yaitu jalur pegunungan yg bersifat non vulkanik (tidak menampakkan sifat-sifat kegunungapian). Rangkaian pegunungan ini hanya adalah rangkaian pegunungan lipatan saja. Sebagian jalur pegunungan ini berada pada atas bagian atas laut (daratan) serta sebagian lainnya berada di bawah permukaan laut. Termasuk jalurpegunungan ini merupakan Pulau Simulue, Pulau Nias, Kepulauan Mentawai, Pulau Enggano, lalu karam (di sepanjang bagian selatan Pulau Jawa). Pegunungan ini muncul balik ke atas permukaan bahari menjadi Pulau Sawu, Pulau Roti, Pulau Timor, Pulau Babar, Kepulauan Kai, Pulau Seram, dan berakhir pada Pulau Burn.


Pegunungan Sirkum Pasifik dimulai antara Pegunungan Andes yang ada (di Amerika Selatan) lalu akan berlanjut ke Pegunungan Rocky (Rocky Mountains) tepatnya yang ada di Amerika Utara, lalu berbelok ke daerah Kepulauan Jepang kemudian kemudian kontiniu menggunakan pegunungan di Kepulauan Filipina. Selanjutnya, pada Kepulauan Indonesia, jalur pegunungan ini bercabang dua. Kedua cabang tadi merupakan sebagai berikut. 

a.cabang pertama, dimulai dari Pulau Luzon pada Filipina berlanjut ke pegunungan di Pulau Kalimantan melalui Pulau Palawan serta Kepulauan Sulu.

b.cabang kedua, dimulai berdasarkan Pulau Luzon, berlanjut ke Pulau Samar, Pulau Mindanau, Kepulauan Sangihe, serta berakhir pada Pulau Sulawesi.


Jalur pegunungan lipatan Busur Australia (Irian Jaya), apabila kita amati lebih akurat sesungguhnya lebih merupakan cabang kelanjutan menurut Sirkum Pasifik. Jalur ini menyusuri sisi barat daya Samudera Pasifik, dimulai menurut Puluu Luzon, Pulau Mindanau di Filipina, lalu berlanjut ke Pulau Halmahera, Pulau Irian (Papua), serta bersambung ke Pegunungan Alpen pada Australia. Hanya saja, di wilayah Indonesia seolah jalur pegunungan ini merupakan jalur pegunungan lipatan tersendiri.

Demikian artikel mengenai Lipatan Dan Gejala Perlipatan Pada Bumi.semoga bermanfaat.
Gambar: disini, disini

Popular posts from this blog

Pembagian Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Terbaru

ADZAN IQOMAH DAN DOA SESUDAH ADZAN TERBARU

Mencari Keliling dan Luas Gabungan Dari Persegi Panjang dan Setengah Lingkaran Terbaru