MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH MBS TERBARU

Konsep Dasar MBS

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada hakikatnya adalah penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua grup kepentingan (stakeholder) yg terkait menggunakan sekolah secara eksklusif dalam proses pengambilan keputusan buat memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah atau buat mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya manajemen berbasis sekolah dilaksanakan dengan meletakkan seluruh urusan penyelenggaraan pendidikan pada sekolah. Pengurangan administrasi pusat adalah konsekwensi menurut yg pertama menggunakan diikuti pendelegasian wewenang serta urusan pada sekolah. Inovasi kurikulum menekankan pada pembaharuan kurikulum sebesar-besarnya untuk menaikkan kualitas dan persamaan hak bagi semua peserta didik. Kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan siswa pada wilayah atau sekolah. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yg telah diberlakukan, sentra hanya akan menetapkan kompetensi-kompetensi lulusan dan materi-materi minimal. Daerah diberi keleluasaan untuk mengembangkan silabus (GBPP) nya yang sesuai menggunakan kebutuhan peserta didik dan tuntutan wilayah. Pada umumnya acara pendidikan yg tercermin pada silabus sangat erat dengan acara-acara pembangunan daerah. Sebagai contoh, suatu daerah yg memutuskan untuk mengembangkan ekonomi wilayahnya melalui bidang pertanian, implikasinya silabus IPA akan diperkaya dengan materi-materi hayati pertanian serta hal-hal lain yg berkaitan dengan pertanian.
Manajemen berbasis sekolah, akan menaikkan otonomi sekolah serta menaruh kesempatan pada energi sekolah, orangtua, anak didik, serta anggota rakyat pada pembuatan keputusan.

Ciri Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Apabila manajemen berbasis lokasi lebih difokuskan dalam tingkat sekolah, maka MBS akan menyediakan layanan pendidikan yg komprehensif dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat di mana sekolah itu berada.
Ciri-ciri manajemen sekolah yg mengacu pada MBS:
  • Visi serta misi dirumuskan bersama oleh Kepala Sekolah, Guru, unsur anak didik, Alumni, dan Stakeholder;
  • RPS, RKS, RAKS mengacu dalam visi serta misi yang sudah dirumuskan;
  • Penyusunan RAPBS/RAKS sinkron menggunakan RPS/RKS yg disusun bersama oleh kepala sekolah, guru, dan komite sekolah secara transparan;
  • Akuntabel (tanggung gugat);
  • Otonomi sekolah terwujud yg ditandai kemandirian serta dinamika sesuai dengan kebutuhan warga ;
  • Pengambilan keputusan dilaksanakan secara partisipatif dan demokratis;
  • Terbuka mendapat masukan, kritik, dan saran berdasarkan pihak manapun demi penyempurnaan acara;
  • Mampu membentuk komitmen semua warga sekolah buat mewujudkan visi dan misi yg sudah ditetapkan;
  • Pemberdayaan seluruh potensi rakyat sekolah dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan;
  • Terciptanya suasana kerja yg aman buat peningkatan kinerja sekolah;
  • Mampu menaruh rasa bangga pada semua pihak (warga rakyat serta sekolah);
  • Ada transparansi serta akuntabilitas publik didalam melaksanakan semua kegiatan.
Dengan demikian, MBS yang akan dikembangkan merupakan bentuk cara lain sekolah pada program desentralisasi bidang pendidikan, yg ditandai menggunakan adanya otonomi luas pada taraf sekolah, partisipasi masyarakat yang tinggi akan tetapi masih pada kerangka kebijakan pendidikan nasional. Tetapi semua ini harus menyebabkan peningkatan proses belajar mengajar. Sekolah yang menerapkan prinsip-prinsip MBS merupakan sekolah yg wajib lebih bertanggungjawab (high responsibility), kreatif pada bertindak serta mempunyai wewenang lebih (more authority) dan bisa dituntut pertanggungjawabannya oleh yang berkepentingan/tanggung gugat (public accountability by stake holders).
Diharapkan dengan menerapkan manajemen pola MBS, sekolah lebih berdaya dalam beberapa hal berikut:
  • menyadari kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman bagi sekolah tersebut
  • mengetahui sumberdaya yg dimiliki dan “input” pendidikan yg akan dikembangkan
  • mengoptimalkan asal daya yang tersedia buat kemajuan lembaganya
  • bertanggungjawab terhadap orangtua, masyarakat, lembaga terkait, dan pemerintah pada penyelengaraan sekolah
  • persaingan sehat dengan sekolah lain dalam bisnis-usaha kreatif-inovatif buat menaikkan layanan serta mutu pendidikan.
Adapun beberapa ciri-ciri sekolah yang sudah menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah, antara lain:
  • Terwujudnya upaya menaikkan kiprah serta Komite Sekolah, rakyat, DUDI (global bisnis dan dunia industri) buat mendukung kinerja sekolah
  • Program sekolah disusun serta dilaksanakan menggunakan mengutamakan kepentingan proses belajar mengajar (kurikulum), bukan kepentingan administratif saja.
  • Menerapkan prinsip efektivitas serta efisiensi pada penggunaan asal daya sekolah (aturan, personil dan fasilitas)
  • Mampu mengambil keputusan yg sesuai menggunakan kebutuhan, kemampuan, serta kondisi lingkungan sekolah walau tidak sama menurut pola generik atau norma.
  • Menjamin terpeliharanya sekolah yg bertanggung jawab pada rakyat.
  • Meningkatkan profesionalisme personil sekolah.
  • Meningkatnya kemandirian sekolah di segala bidang.
  • Adanya keterlibatan seluruh unsur terkait dalam perencanaan program sekolah (misal: KS, pengajar, Komite Sekolah, tokoh rakyat,dll).
  • Adanya keterbukaan dalam pengelolaan aturan pendidikan sekolah


= Baca Juga =


Popular posts from this blog

Pembagian Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Terbaru

ADZAN IQOMAH DAN DOA SESUDAH ADZAN TERBARU

Mencari Keliling dan Luas Gabungan Dari Persegi Panjang dan Setengah Lingkaran Terbaru