Memahami Alkimia atau Alchemy dan Alchemists

Alkimia, ada yang tau apa itu Alkimia? . Usut punya usut ternyata banyak film - film yg mengangkat cerita tentang alchemy ini misalnya model mengenai film Supernatural, FMA, Harry Potter serta masih poly lagi baik menyinggung juga yg berakibat topik utamanya mengenai Alkimia. Ane lihat pada kaskus belum poly yang membuat Alkimia menjadi topik utama tritnya. Maka berdasarkan itu ane selaku TS akan mencoba menjabarkan berdasarkan beberapa hal hingga poly hal mengenai Alkimia . Alkimia merupakan pseudosains yang menggabungkan unsur-unsur kimia, fisika, astrologi, seni, semiotika, metalurgi, kedokteran, mistisisme, serta agama. Alkemis merupakan orang yang pakar dalam bidang alkimia


Istilah dalam alkemia :


Pseudosains : Sebuah pengetahuan, metodologi, keyakinan atau praktik yg pada "klaim" sebagai ilmiah akan tetapi nir memenuhi persyaratan metode ilmiah yg bisa diuji serta sering berbenturan menggunakan konvensi/mufakat ilmiah yg umum
Astrologi : Sebuah pseudosains tentang ilmu pebintangan

Semiotika : Studi mengenai pengambilan keputusan dalam mengamati hal - hal fisik (Terlihat)

Metalurgi : Ilmu, Seni serta Teknologi yg mengkaji proses pengolahan dan perekayasaan logam serta mineral

Mistisisme : paham yang memberikan ajaran yang serba mistis (misal ajarannya berbentuk misteri atau ajarannya serba misteri, tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kekelaman) sehingga hanya dikenal, diketahui atau dipahami oleh orang-orang tertentu saja, terutama sekali penganutnya.

Hermetisisme : Kerahasiaan

Cleric : Orang - orang dari golongan rohaniawan.

Etimologi : Salah satu cabang dalam ilmu bahasa dan sastra yg menyelidiki dari - asul sebuah istilah.

Asimilasi : pembauran 2 kebudayaan yg disertai dengan hilangnya karakteristik spesial kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru

Okultis : Kepercayaan terhadap hal - hal supranatural seperti ilmu sihir

Oke, Kita bahas menurut dari usul istilah alkimia. Alkimia dari menurut bahasa arab yg diklaim Alkimia jua  (Al-khimiya) yg merupakan dasar bahasa serapan asing bagi kultur barat . Etimologi lain membahas Al - Kemi yg berarti seni Mesir, lantaran bangsa Mesir Kuno menyebut negerinya "Kemi" dan dipandang menjadi penyihir sakti di semua global kuno. Alkimia ini adalah merupakan galat satu anggota pseudosains seperti sepupunya ESPer, Astrology serta Horoscope. Yah, Alkimia berada pada lingkup Pseudosains yang menyebabkan Alkimia nir bisa memasuki kurikulum pelajaran pada dunia. Alkimia sekarang lebih banyak dipercaya legenda oleh para Cleric tetapi nir sedikit dari mereka yang mencoba menilik Alkimia ini.

Apa itu Alkimia?:



Alkimia atau disebut pada literatur inggris menjadi Alchemy merupakan cabang ilmu pengetahuan yang memfokuskan diri terhadap Transmutasi Unsur. Awalnya, Orang beranggapan bahwa Alkemis adalah seorang pakar pseudosains yg berupaya membarui timah (lebih luasnya logam) sebagai emas (dianggap pula logam mulia ). Seorang Alkimia beranggapan bahwa seluruh materi terdiri atas 4 unsur yakni Api (Fire), Air (Water), Tanah (Earth) dan Udara (Wind). Dari sudut pandang masa kini , upaya serta keyakinan mereka dianggap memiliki keabsahan yang berakhir nihil walaupun beberapa hal dalam alkimia membentuk banyak pengetahuan buat kimia terkini saat ini. Namun tidak halnya dalam konteks zaman mereka, mereka mencoba menjelajahi dan menilik alam sebelum ditemukannya aneka macam macam indera serta praktik ilmiah dasar, dan berpedoman dalam pegalaman, tradisi, pengamatan dasar, dan kekuatan mistis buat "menambal" sebagian besar hal - hal yang belum bisa dijelaskan pada Alkimia.

Untuk tahu para pakar alkimia, cobalah merenungkan betapa ajaibnya perubahan suatu zat sebagai zat lain, yang sebagai dasar metalurgi semenjak dimulainya ilmu ini dalam akhir zaman Neolitikum, bagi kebudayaan yg nir memahami fisika atau kimia secara formal. Bagi pakar alkimia, tak ada alasan kuat buat memisahkan ranah pengetahuan kimiawi (material) menggunakan ranah pengetahuan penafsiran, perlambangan, atau filsafat.
Transmutasi logam biasa menjadi emas melambangkan upaya menuju kesempurnaan dari hirarki tertinggi. Ahli alkimia meyakini bahwa seluruh alam semesta sedang berkiprah menuju keadaan sempurna dimana emas, karena tak bisa rusak, dipercaya zat yang paling paripurna. Dengan mencoba membarui logam biasa sebagai emas, mereka sebenarnya mencoba membantu alam semesta. Maka, relatif logis jika mereka berpikir bahwa dengan memahami rahasia ketidakberubahan emas, mereka akan menemukan kunci buat menangkal penyakit dan pembusukan organik, demikianlah hubungan antara tema-tema kimiawi, spiritual, serta astrologi sebagai karakteristik-ciri alkimia zaman pertengahan.

Bukan hanya itu saja Alkemis ini berupaya mencari atau menerima rumus kimia buat pembuatan Philosopher's Stone yg berfungsi buat mengganti logam menjadi emas, pembuatan Elixir yaitu obat yg menyembuhkan segala macam jenis penyakit dan Elixir of Life/Youth yang memungkinkan mereka hidup lebih usang daripada Manusia pada umumnya.
Selain itu, bidang alkimia banyak berubah sepanjang zaman, dimulai sebagai cabang metalurgis/obat kepercayaan , sebagai bidang studi yang kaya serta sah, berdevolusi (perubahan yg semu) menjadi mistisisme dan penipuan blak-blakan, serta akhirnya menaruh sebagian pengetahuan realitas dasar buat bidang kimia dan obat-obatan terbaru.
Hingga abad ke-18, alkimia dipercaya menjadi ilmu serius pada Eropa; misalnya, Isaac Newton mengabdikan poly saat untuk ilmu ini. Ahli alkimia terkemuka lainnya di global Barat adalah Roger Bacon, Santo Thomas Aquinas, Tycho Brahe, Thomas Browne, dan Parmigianino. Alkimia inilah yg nantinya sebagai cikal bakal menurut Kimia modern abad ke - 18

Asal - Usul Alkimia


Spoiler for Alkimia dan Astrologi:

Awalnya Alkimia serta Astrologi berkaitan erat serta memiliki pemahaman bahwa 7 planet dalam tata matahari ini melambangkan logam - logam tertentu (misalnya yg kita memahami bahwa Mars merupakan planet yang memiliki unsur dasar Iron/Metal).
Karena Isaac Newton merupakan pakar alkimia yg populer pada masanya, sedangkan astrologi dan alkimia (sampai kini pun) begitu berkaitan erat, adanya kemungkinan bahwa Newton memiliki pengetahuan yg baik mengenai astrologi, atau setidaknya pemahaman dasar tentang metodologi astrologi yg berkaitan menggunakan alkimia. Maka, secara logis, seorang pastilah tahu poly mengenai astrologi supaya dapat menggunakan alkimia secara efektif, serta Newton dan para pakar alkimia terkemuka lainnya tentu mengetahui hal ini.
Alkimia dan Cina:

Sementara alkimia Barat akhirnya berpusat pada transmutasi logam biasa menjadi logam mulia, di Tiongkok justru para Alkemi tadi mencoba membuatkan obat - obatan. Philosopher's Stone milik alkimiawan Eropa memiliki kemiripan dengan Grand Elixir of Immortality yg dicari-cari para alkimiawan Tiongkok. Dengan demikian, ke 2 tradisi ini mungkin mempunyai lebih banyak kesamaan daripada yang diperkirakan semula.
Bubuk hitam mungkin merupakan kreasi terpenting alkimiawan Tiongkok. Disebut-sebut pada teks abad ke-9 dan telah dipakai pada kembang api dalam abad ke-10, bubuk ini jua telah dipakai pada meriam dalam 1290 serta serbuk ini yg kita sebut dikemudian hari menjadi bubuk mesiu.
Alkimia dan India:

hanya sedikit yg diketahui di Barat mengenai ciri-karakteristik dan sejarah alkimia India. Seorang alkimiawan Iran abad ke-11 bernama al-Biruni melaporkan bahwa mereka "mempunyai ilmu yg seperti dengan alkimia yang asing bagi mereka, ilmu yg dianggap Rasavatam. Nama ini berarti seni yang terbatas pada operasi, obat, senyawa, dan obat-obatan tertentu, yg sebagian besar diambil menurut flora. Prinsipnya adalah mengembalikan kesembuhan bagi orang yg sakit parah, dan mengembalikan kemudaan bagi usia tua." Contoh teks terbaik yg dari pada sains ini merupakan The Vaishashik Darshana karya Kanada (fl. 600 SM), yang mendeskripsikan teori atom seabad sebelum Democritus.
Alkimia serta Mesir Kuno:

Alkimiawan Barat umumnya menelusur berasal usul Alkimia barat ke Mesir Kuno. Metalurgi serta mistisisme bekerjasama erat pada dunia antik, lantaran perubahan biji timah sebagai emas niscaya bagi mereka adalah sihir. Oleh karena itu, diperkirakan alkimia pada Mesir Kuno dikuasai oleh kelas pendeta.
Kota Iskandariyah pada Mesir adalah pusat pengetahuan alkimia, dan tetap diagungkan hingga setelah keruntuhan budaya Mesir Kuno sekalipun, selama masa-masa Yunani dan Romawi. Sayangnya, hampir tak ada dokumen Mesir orisinil tentang alkimia yang masih tersisa kini . Andaikan terdapat, tulisan-tulisan itu kemungkinan akbar hilang waktu Kaisar Diocletian memerintahkan pembakaran buku-buku alkimia selesainya meredam pemberontakan pada Iskandariyah, yg adalah pusat alkimia Mesir. Alkimia Mesir sebagian besar dikenal melalui tulisan para filsuf Yunani kuno dan kini yg tersisa hanya ditulis pada terjemahan Islam.
Menurut legenda, pendiri alkimia Mesir adalah Dewa Thoth, yang disebut Hermes-Thoth atau Thrice-Great Hermes (Hermes Trismegistus) sang bangsa Yunani. Konon dia menulis sesuatu yg diklaim 42 Kitab Pengetahuan, yang mencakup semua bidang pengetahuan — termasuk alkimia. Lambang Hermes merupakan caduceus atau tongkat ular, yg menjadi salah satu berdasarkan poly lambang utama alkimia. "Tablet Emerald" atau Hermetica karya Thrice-Greatest Hermes, yang dikenal hanya melalui terjemahan Yunani dan Arab, secara generik diakui sudah menciptakan dasar praktik dan filsafat alkimia Barat, yg diklaim filsafat rahasia sang para praktisi.
Inti pertama "Tablet Emerald" membicarakan tujuan ilmu hermetis: "sebenar-benarnya, seyakin-yakinnya, serta tanpa keraguan, apa yang di bawah itu sama menggunakan apa yang di atas, dan apa yg pada atas sama dengan apa yg di bawah, untuk dapat membentuk karamah satu hal". Ini merupakan keyakinan makrokosmos-mikrokosmos inti bagi filsafat hermetis. Dengan kata lain, tubuh manusia (mikrokosm) ditentukan oleh dunia luar (makrokosm), yang mencakup langit melalui astrologi, dan bumi melalui unsur
Alkimia serta Yunani:

Bangsa Yunani mengambil keyakinan kuno bangsa Mesir serta memadukannya menggunakan filsafat Pythagoreanisme, ionianisme, dan gnostisisme. Pada intinya, Filsafat Pythagorean adalah keyakinan bahwa sapta mengatur alam semesta, keyakinan yang berasal menurut pengamatan bunyi, bntang, bentuk geometris misalnya segitiga, atau apa pun yang perhitungannya dapat menghasilkan nomor rasio.
Pemikiran Ionia berdasarkan dalam keyakinan bahwa alam semesta dapat dijelaskan melalui menilik fenomena alam; filsafat ini diyakini diciptakan oleh Thales serta muridnya Anaximander, dan kemudian dikembangkan oleh Plato serta Aristoteles, yg karya-karyanya menjadi bagian alkimia.
Menurut keyakinan ini, alam semesta dapat digambarkan sang beberapa aturan alam yang dapat diketahui melalui penjelajahan filosofis yang hati-hati, akurat, teliti. Komponen ketiga yang dimasukkan ke filsafat hermetis sang bangsa Yunani adalah gnotisisme, keyakinan yg beredar luas pada Kekaisaran Romawi Kristen, bahwa dunia itu nir sempurna karena diciptakan dengan cara yg cacat, serta mengusut sifat materi spiritual akan menuntun kita ke keselamatan.
Mereka juga meyakini bahwa Tuhan nir "membentuk" alam semesta dalam makna klasik, tetapi bahwa alam semesta diciptakan "berdasarkan-Nya", tetapi kemudan rusak (bukan dirusakkan sang pelanggaran Adam dan Hawa, yakni dosa waris). Menurut keyakinan Gnostisisme, memuja kosmos, alam, dan makhluk dunia, itulah memuja Tuhan Sejati. Kaum Gnostik tidak mencari keselamatan menurut dosa, melainkan berupaya melepaskan diri menurut ketidaktahuan, meyakini bahwa dosa hanyalah konsekuensi berdasarkan ketidaktahuan. Teori Platonis dan neo-Platonis mengenai universal dan ke-Mahakuasa-an Tuhan jua diserap.
Sebuah konsep yg sangat penting yang diperkenalkan dalam masa ini, dari menurut Empedocles serta dikembangkan Aristoteles, adalah bahwa seluruh hal di alam semesta terbentuk berdasarkan hanya empat unsur: tanah, udara, air, dan barah. Menurut Aristoteles, setiap unsur mempunyai lingkup asalnya, tempatnya pulang bila tidak terganggu.
Keempat unsur bangsa Yunani lebih adalah aspek kualitatif materi (Kualitas Materi), bukan kuantitatif (Banyaknya Materi : jangan lupa kata nomor atom dkk.
) sebagaimana unsur kimia terbaru. "...alkimia sejati tak pernah menduga tanah, udara, air, serta barah sebagai zat fisik atau kimia sebagaimana makna katanya pada masa kini . Keempat unsur ini sederhananya adalah sifat-sifat utama dan umum. Melalui sifat-sifat ini, zat nirbentuk dan kuantitatif menurut seluruh benda mewujudkan dirinya pada bentuk-bentuk yang kentara". Para alkimiawan selanjutnya (apabila Plato dan Aristoteles boleh diklaim alkimiawan) menyebarkan aspek mistis konsep ini secara luas.
Alkimia serta Kekaisaran Romawi:

Bangsa Romawi mengambil alkimia dan metafisika Yunani, sebagaimana mereka menyerap sebagian besar pengetahuan dan filsafat Yunani. Pada akhir Kekaisaran Romawi, filsafat alkimia Yunani sudah digabungkan dengan filsafat bangsa Mesir dan membentuk aliran Hermetisisme.
Namun, perkembangan kepercayaan Kristen di Kekaisaran tersebut membawa jalur pemikiran yang bertolak belakang, berakar menurut Agustinus (354-430 M), seseorang filsuf Kristen awal yang menuliskan keyakinannya menjelang runtuhnya Kekaisaran Romawi. Pada pada dasarnya, beliau merasa bahwa akal dan iman dapat digunakan buat memahami Tuhan, tetapi filsafat itu tidak baik: "Dalam jiwa juga terdapat, melalui indra badaniah ini, sejenis asa serta keingintahuan hampa yg bertujuan bukan buat menikmati tubuh, namun memperoleh pengalaman melalui tubuh, serta keingintahuan hampa ini dihormati atas nama pembelajaran dan ilmu pengetahuan".
Gagasan Augustinian kentara-jelas menentang eksperimen, namun waktu teknik eksperimental Aristotelian tersedia bagi dunia Barat, teknik tersebut nir ditolak. Tetapi, pemikiran Augustinian sudah mendarah daging pada rakyat Zaman Pertengahan dan digunakan buat menuding alkimia menjadi ilmu yg nir ilahiah. Pada akhirnya, dalam akhir era pertengahan, arus pemikiran ini membangun celah permanen, yang memisahkan alkimia dari kepercayaan yg justru dahulu mendorong kelahirannya.
Sebagian akbar pengetahuan Romawi tentang alkimia, sebagaimana pengetahuan Yunani serta Mesir, sekarang hilang. Di Alexandria, pusat pengkajian alkimia pada Kekaisaran Roma, seni tersebut disampaikan berdasarkan verbal ke verbal dan buat mempertahankan kerahasiaan, hanya sedikit yg dituliskan. (Sejak itu kata "hermetis" berarti "misteri"). Mungkin saja terdapat sebagian yang ditulis pada Alexandria, serta lalu hilang atau terbakar pada masa-masa kericuhan itu.
Alkimia serta Islam:

Dunia Islam adalah tempat peleburan bagi alkmia. Pemikiran Platonis dan Aristotelian, yg telah sedikit-poly disisihkan menjadi ilmu hermetis, terus diasimilasi. Alkimiawan Islam misalnya Abu Bakar Muhammad bin Zakariya al-Razi (Rasis atau Rhazes pada Bahasa Latin) pula menyumbangkan temuan-temuan kimiawi penting, seperti teknik penyulingan (istilah alembic serta alkohol jua dari menurut Bahasa Arab), asam klorida, asam sulfat, dan asam nitrat, al-natrun, dan alkali yang kemudian membangun nama buat unsur natrium dan kalium serta poly lagi. Penemuan bahwa air raja atau aqua regia, campuran asam nitrat dengan asam klorida, bisa melarutkan logam termulia emas, merupakan inovasi yg memacu imajinasi para alkimiawan selama seribu tahun selanjutnya.
Para filsuf Islam jua menaruh sumbangan besar untuk hermetisisme alkimia. Penulis yang paling berpengaruh dalam hal ini merupakan Jabir bin Hayyan. Tujuan primer Jabir merupakan takwin, penciptaan buatan makhluk hidup pada laboratorium alkimia, sampai dan termasuk manusia. Ia menganalisis setiap unsur Aristotelian, panas, dingin, kering, serta lembap.
Menurut Jabir, dalam setiap logam, dua sifat ini berada pada pada serta 2 berada di luar. Misalnya, timah itu dingin serta kering di luar, sedangkan emas itu panas dan lembap. Maka, Jabir berteori, menggunakan mengatur ulang sifat-sifat sebuah logam, sanggup didapatkan logam lain. Dengan penalaran ini, pencarian batu filosof diperkenalkan pada alkimia Barat. Jabir membuatkan numerologi yg rumit, yakni huruf-akar berdasarkan nama sebuah zat dalam Bahasa Arab, apabila ditransformasi, akan berkaitan dengan sifat ekamatra unsur tersebut.for Alkimia dan Eropa Zaman Pertengahan:

Karena kuatnya interaksi menggunakan kebudayaan Yunani dan Romawi , alkimia diterima menggunakan mudah oleh filsafat Kristen, dan para alkimiawan Eropa zaman pertengahan memperluas penyerapannya terhadap pengetahuan alkimia Islam. Gerbert of Aurillac, yg lalu sebagai Paus Silvester II, (mangkat 1003) adalah galat seorang pada antara yg pertama membawa ilmu pengetahuan Islam ke Eropa berdasarkan Spanyol. Tokoh sesudahnya misalnya Adelard of Bath, yang hidup pada abad 12, membawa pengetahuan tambahan. Namun hingga menggunakan abad 13 gerakan-gerakan tadi terutama bersifat asimilatif.
Pada periode ini timbul beberapa penyimpangan terhadap prinsip Augustinian menurut para pemikir Kristen awal. Saint Anselm (1033–1109) adalah seseorang Benedictine (pengikut St. Benedict) yg mempercayai bahwa keyakinan/iman wajib mendahului rasionalisme, sebagaimana Augustine dan kebanyakan teolog sebelum Anselm mempercayai, akan tetapi Anselm lebih berpendapat bahwa iman serta rasionalisme bersifat sesuai dan ia menyemangati rasionalisme di dalam konteks Kristen. Pandangan-pandangannya menyiapkan loka terjadinya ledakan filsafat.
Saint Abelard seseorang penganut karya Anselm, meletakkan dasar diterimanya pemikiran Aristotelian sebelum karya-karya pertama Aristoteles menjangkau global Barat. Pengaruh besarnya dalam alkimia adalah keyakinannya bahwa alam semesta Platonis nir memiliki keberadaan terpisah pada luar kesadaran insan. Abelard jua men-sistematika-kan analisis berdasarkan pertentangan-kontradiksi filsafat.
[img]//upload.wikimedia.org/pedoman materi Belajar/commons/thumb/3/3c/Bishop_Robert_Grosseteste,_1896_(crop).jpg/220px-Bishop_Robert_Grosseteste,_1896_(crop).jpg[/img]
Robert Grosseteste (1170–1253) adalah perintis teori ilmiah yg lalu digunakan serta dipoles oleh para pakar kimia. Ia mengambil metode analisis Abelard dan menambahkan penggunaan pengamatan, eksperimentasi, dan penyimpulan dalam menciptakan penilaian ilmiah. Grosseteste jua poly menjembatani pemikiran Platonis dan Aristotelian.
Albertus Magnus (1193–1280) serta Thomas Aquinas (1225–1274) keduanya adalah pengikut Dominican yg menyelidiki Aristoteles dan berusaha mendamaikan kesenjangan antara filsafat menggunakan agama Kristen. Aquinas poly menyumbangkan karya dalam pengembangan metode ilmiah. Lebih jauh lagi, dia menyatakan bahwa alam semesta mampu diketahui menggunakan hanya melalui pemikiran logis: ini bertentangan menggunakan keyakinan Platonis yang biasanya dipegang bahwa alam semesta hanya mampu diketahui semata-mata melalui ide ketuhanan.
Magnus dan Aquinas adalah di antara yg pertama-tama menguji teori alkimiawi, dan mereka sanggup pula dipercaya sebagai alkimiawan, menggunakan perkecualian bahwa mereka hanya melakukan sedikit eksperimentasi. Salah satu sumbangan Aquinas yg primer merupakan keyakinan bahwa karena akal pikirantidak akan tidak (Mungkin para kaskuser gundah , ganti aja kata yg di bold menjadi kata "akan" niscaya pribadi mengerti) sejalan dengan kehendak Tuhan, maka logika pikiran pasti sesuai dengan teologi.

Seorang alkimiawan sejati pertama pada Eropa Zaman Pertengahan merupakan Roger Bacon. Karyanya buat alkimia adalah sebesar yang didapatkan Robert Boyle buat ilmu kimia dan Galileo Galilei buat astronomi dan ekamatra. Bacon (1214–1294) merupakan Fransiskan Oxford yang menjelajahi bidang ilmu optik dan bahasa selain alkimia.
Ide pengikut Fransiskan buat ambil bagian pada global bukannya menolak dunia dan membawanya dalam keyakinan bahwa eksperimentasi lebih penting daripada pemikiran: " Di antara tiga cara di mana insan merasa memperoleh pengetahuan: otoritas (karenanya merupakan haknya), pemikiran, pengalaman; maka hanya yg terakhirlah yang efektif dan mampu mendamaikan akal budi." (Bacon p. 367) "Ilmu Pengetahuan Eksperimental menguasai konklusi seluruh bidang ilmu pengetahuan. Ia menyampaikan kebenaran-kebenaran pada mana pembuktian berdasarkan prinsip/aturan-aturan generik tidak diketemukan sebelumnya.

Roger Bacon jua dikenal sebagai yang memulai pencarian batu filsuf (Philosopher's Stone) dan obat mujarab buat kehidupan (the elixir of life): "Obat itu akan menghilangkan semua kekotoran serta sifat-sifat tidak baik dari beberapa jenis logam, dalam pendapat bijaksananya, melenyapkan banyak sifat-sifat tidak baik yeng mungkin telah berada pada tubuh insan selama berabad-abad."
Ide tentang keabadian diganti menggunakan gagasan mengenai umur panjang. Selanjutnya, kehidupan manusia di Bumi hanya sekedar menunggu serta menyiapkan diri buat keabadian pada global Tuhan. Ide tentang keabadian pada Bumi nir berbenturan menggunakan teologi Kristen.
Bacon bukan hanya dikenal sebagai seorang alkimiawan pada zenit zaman pertengahan, melainkan jua yang paling signifikan. Karya-karyanya digunakan oleh para alkimiawan yg tak terhitung jumlahnya dari abad limabelas hingga sembilanbelas. Alkimiawan lain dalam masa Bacon mempunyai beberapa ciri yang sama. Pertama, dan yang paling jelas, yaitu hampir semuanya merupakan anggota kependetaan (clergy).
Mudahnya, ini ditimbulkan karena sedikit orang pada luar sekolah parokial menerima pelajaran yg meneliti karya-karya turunan dari karya Arab. Juga, alkimia dalam masa ini disetujui sang gereja sebagai metode yang baik buat mengeksplorasi serta berbagi teologi. Alkimia jua menarik bagi orang-orang gereja karena ia memberikan pandangan rasionalistik tentang alam semesta di mana ketika itu insan (Eropa) baru mulai belajar mengenai rasionalisme.
Maka dalam akhir abad tigabelas, alkimia berkembang menjadi sebuah sistem keyakinan yang hampir terstruktur. Para pakar percaya pada teori makrokosmos-mikrokosmos dari Hermes, itu berarti, mereka mempercayai bahwa proses yg berpengaruh pada mineral dan zat-zat lain pula akan berpengaruh dalam tubuh manusia (misalnya, jika seseorang mampu memeriksa misteri pemurnian emas, maka ia bisa menerapkan tekniknya buat memurnikan jiwa manusia. Mereka percaya dalam empat unsur serta empat kualitas yg sudah diuraikan di atas..
Alkimiawan mempraktekkan pengetahuan mereka. Mereka bereksperimen secara aktif menggunakan bahan kimiawi serta menciptakan observasi dan teori tentang bagaimana cara alam semesta bekerja. Keseluruhan filsafat mereka berkisar antara keyakinan mereka bahwa jiwa insan terpisah di dalam diri insan sejak jatuhnya Adam. Dengan memurnikan dua sisi jiwa itu, manusia sanggup kembali menyatu menggunakan Tuhan.

Pada abad ke-14, pandangan-pandangan ini mengalami perubahan penting. William of Ockham, seseorang Fransiskan Oxford yang meninggal pada 1349, menyerang pandangan kaum Thomist mengenai kesesuaian antara iman serta pemikiran. Pandangannya, diterima secara luas sekarang, bahwa Tuhan hanya semata-mata diterima lewat iman; Ia tidak sanggup dibatasi sang pemikiran manusia. Tentu saja pandangan ini nir salah apabila seseorang menerima dalil tentang kettidakterbatasan Tuhan lawan keterbatasan kemampuan pemikiran insan, akan tetapi ini secara nir pribadi menghapus praktik alkimia pada abad empatbelas dan limabelas. Paus Yohanes XXII dalam athun baru 1300 mengeluarkan fatwa menentang alkimia, di mana hasilnya merupakan membersihkan seluruh personil gereja dari praktik Alkimia. Iklim berubah, Black plague, serta meningkatnya peperangan dan bala kelaparan yg menandai abad ini, tidak diragukan lagi pula merusak pencarian filsafat secara umum.

Alkimia dijaga kehidupannya sang orang semacam Nicolas Flamel, beliau patut diperhitungkan lantaran ia adalah seorang pada antara sedikit alkimiawan yg menulis dalam saat sulit tadi. Flamel yg hidup dari tahun 1330 hingga 1417 adalah pembuat pola dasar (archetype) dari alkimia termin selanjutnya.
Dia bukan seorang dari kalangan relijius sebagaimana kebanyakan pendahulunya, Dan seluruh ketertarikannya pada subjek seputar pencarian batu filsuf, pada mana ia dipercaya telah menemukannya; karya-karyanya banyak menghabiskan ketika dengan uraian proses dan reaksi-reaksi, tapi nir pernah benar-sahih memberikan rumus terjadinya transmutasi. Kebanyakan karya-karyanya bertujuan mengumpulkan pengetahuan alkimia yg sudah ada sebelumnya, khususnya yang berkaitan menggunakan batu filsuf.
Selama akhir zaman pertengahan (1300-1500) para alkimiawan kebanyakan misalnya Flamel: mereka berkonsentrasi dalam pencarian batu filsuf serta obat awet muda (elixir of youth), yang kini dipercayai menjadi 2 hal terpisah. Kiasan yang kurang jelas dan simbolisme pada tulisan mengarah pada penafsiran yang bervariasi. Misalnya, kebanyakan alkimiawan pada periode ini menafsirkan pemurnian jiwa untuk mengartikan transmutasi timah sebagai emas (pada mana mereka percaya bahwa air raksa elemental, atau 'quicksilver', memiliki peranan krusial). Mereka ini dianggap sebagai tukang sihir sang kebanyakan orang, dan acapkali disiksa karena praktik-praktik mereka.
Tycho Brahe, yg lebih dikenal dengan penyelidikannya mengenai astronomi dan astrologi, jua seseorang alkimiawan. Ia mempunyai laboratorium yang dibangun buat tujuan itu di institut observatorium.

Salah seorang yg namanya timbul pada awal abad enambelas adalah Heinrich Cornelius Agrippa. Alkimiawan ini percaya bahwa dirinya merupakan seorang ahli sihir, dalam arti sebenarnya merasa bahwa dirinya mampu memanggil makhluk mistik. Pengaruhnya nir begitu berarti, tetapi misalnya halnya Flamel, beliau membuat goresan pena-goresan pena yg sebagai acuan para alkimiawan tahun-tahun sesudahnya. Sekali lagi seperti halnya Flamel, ia berbuat banyak buat mengganti alkimia dari filsafat yg sifatnya mistis sebagai magis okultis.
Ia meneruskan filosofi para alkimiawan terdahulu, termasuk pada dalamnya ilmu pengetahuan eksperimental, numerologi dsb., akan tetapi beliau menambahkan teori magis, yg mana ini menguatkan inspirasi alkimia sebagai keyakinan okultis. Meskipun demikian, Agrippa tetaplah seseorang Kristen, walaupun pandangannya acapkali mengalami pertarungan menggunakan gereja.
Alkimia serta Eropa Renaissance, Modern:
Alkimia Eropa terus berlanjut seperti ini sampai terbitnya Zaman Renaisans. Era ini jua menyaksikan menjamurnya penipu yang menggunakan tipuan kimiawi serta sulap buat "mendemonstrasikan" transmutasi logam biasa sebagai emas, atau yg mengaku mempunyai pengetahuan misteri yg — menggunakan kapital awal "sedikit" — niscaya akan mencapai tujuan tersebut.

Nama terpenting dalam masa ini merupakan Philippus Aureolus Paracelsus (Theophrastus Bombastus vonHohenheim (FMA gan ), 1493–1541) yang mencetak alkimia sebagai bentuk baru, menolak sebagian okultisme yang telah bertimbun selama bertahun-tahun, mempromosikan penggunaan pengamatan serta eksperimen untuk mempelajari tubuh insan. Ia menolak tradisi Gnotisisme, namun mempertahankan sebagian akbar filsafat Hermetis, neo-Platonis, dan Pythagorean; namun, ilmu Hermetis memuat begitu banyak teori Aristotelian sebagai akibatnya penolakannya terhadap Gnotisisme hampir tak terdapat adalah. Khususnya, Paracelsus menolak teori-teori sihir Agrippa dan Flamel. Ia tak menganggap dirinya seorang penyihir, serta mengecam orang-orang yg mengaku demikian.
Paracelsus merintis penggunaan zat kimia dan mineral pada bidang kedokteran, dan menulis "Banyak orang berkata bahwa alkimia bertujuan membuat emas serta perak. Bagiku, tujuan alkimia bukan itu, melainkan buat mempelajari kebaikan dan kekuatan yang terkandung dalam obat". Pandangan hermetisnya adalah bahwa penyakit serta kesehatan dalam tubuh bergantung dalam keselarasan antara insan si mikrokosm serta Alam si makrokosm. Ia memakai pendekatan yang berbeda menggunakan para pendahulunya, yakni menggunakan analogi ini bukan pada rangka pemurnian-jiwa, namun menggunakan maksud bahwa manusia harus mempunyai keseimbangan mineral tertentu dalam tubuhnya, dan bahwa penyakit-penyakit tubuh tertentu bisa disembuhkan menggunakan obat eksklusif. Meskipun upayanya mengobati penyakit dengan obat misalnya air raksa mungkin tampak galat dari sudut pandang terbaru, gagasan dasarnya tentang obat kimiawi ternyata bertahan diuji ketika.
Di Inggris, topik alkimia dalam masa ini acapkali dikaitkan menggunakan Dokter John Dee (13 Juli 1527 – Desember 1608), yg lebih dikenal menjadi astrolog, kriptografer, dan "konsultan ilmiah" umum bagi Ratu Elizabeth I. Dee dicermati menjadi ahli karya-karya Roger Bacon, dan relatif tertarik dalam alkimia sebagai akibatnya menulis kitab tentang topik ini menggunakan impak Kabala. Teman Dee, Edward Kelley — yg mengklaim bercakap-cakap dengan malaikat melalui bola kristal dan memiliki bubuk yg bisa mengganti air raksa menjadi emas — mungkin merupakan berasal usul gambaran charlatan-alkimiawan yang banyak dikenal.
Di antara alkimiawan-alkimiawan lain dalam masa ini, yang patut dicatat adalah Michal Sedziwój (Michael Sendivogius) (1566 - 1636), seseorang alkimiawan berkebangsaan Polandia, filosof serta dokter, perintis ilmu kimia. Ia mengasumsikan bahwa udara mengandung oksigen, 170 tahun sebelum Scheele dan Priestley, dengan menghangatkan nitre (saltpetre). Dia menduga gas yang dihasilkannya sebagai "minuman kehidupan".

Keruntuhan Alkimia Barat


Berakhirnya alkimia Barat disebabkan sang bangkitnya sains terbaru, yang menekankan eksperimentasi yg setepat-tepatnya dan menduga remeh "kebijaksanaan kuno". Meskipun benih peristiwa-insiden ini ditanam seawal abad ke-17, alkimia masih berjalan menggunakan baik selama 2 ratusan tahun, dalam keterangan dia mungkin telah mencapai titik terjauh (apogee)-nya pada abad 18. Akhir 1781 James Price menyatakan sudah menghasilkan bubuk yang bisa men-transmutasi air raksa menjadi perak atau emas.

Robert Boyle (1627–1691), lebih dikenal dengan studinya tentang gas (cf. Hukum Boyle) merintis metode ilmiah pada penyelidikan kimiawi. Ia nir memiliki asumsi apa-apa dalam eksperimennya serta dia menghimpun tiap data yang relevan; pada sebuah eksperimen, Boyle akan mencatat loka pada mana eksperimen berlangsung, ciri angin, posisi surya dan bulan, dan angka barometer, siapa tahu hal-hal tersebut terbukti relevan. Pendekatan ini suatu saat membawa dalam pembentukan ilmu kimia terbaru pada abad 18 dan abad 19 , Berdasarkan penemuan revolusioner berdasarkan Lavoisier dan John Dalton — yg pada akhirnya menyediakan kerangka kerja yang logis, kuantitatif serta dapat diandalkan untuk tahu transmutasi materi, serta mengungkapkan kegagalan tujuan alkimia yang sudah berlangsung lama seperti misalnya batu fisuf.
Sementara itu, alkimia Paracelsian menuntun pada pengembangan ilmu obat-obatan modern. Para eksperimentalis secara berangsur-angsur menemukan cara kerja tubuh manusia, seperti peredaran darah, dan dalam suatu waktu mengetahui bahwa poly penyakit disebabkan sang infeksi kuman atau kekurangan vitamin dan zat gizi alami. Didukung oleh perkembangan paralel dalam ilmu kimia organik, ilmu pengetahuan baru itu menggunakan mudahnya menggeser alkimia dari kiprahnya pada bidang medis, interpretif serta preskriptif, sekaligus mengurangi asa terhadap obat/ramuan ajaib dan membeberkan ketidakefektifan dan bahkan kadar racun yg dimiliki obat semacam itu.
Maka, ketika ilmu pengetahuan menggunakan mantap berlanjut menguak tabir dan merasionalkan mesin saat alam semesta, yeng dibangun pada metafisika materialistik-nya sendiri, Alkimia dicabut menurut hubungannya dengan kimia serta medis — tapi masih terbebani olehnya. Alkimia berkurang menjadi sebuah sistem filsafat yang dipercaya sulit dimengerti, lemah hubungannya menggunakan global material, beliau mengalami nasib yg serupa dengan disiplin ilmu esoteris lainnya misalnya Astrologi serta Kabbalah: dikeluarkan menurut kurikulum, dihindari sang para pendukung sebelumnya, diasingkan oleh para ilmuwan, serta dalam umumnya dicermati menjadi lambang charlatanism dan takhayul.

Pembuktian Alkimia pada masa kimia modern



Idealisme transmutasi zat dalam alkimia menjadi terkenal lagi pada abad ke-20 saat para fisikawan bisa mengubah atom timah menjadi atom emas melalui reaksi nuklir. Tetapi, atom emas baru ini, lantaran merupakan isotop yg labil, hanya bertahan 5 dtk kemudian terurai. Lebih belakangan, laporan mengenai transmutasi unsur atas-tabel — dengan cara elektrolisis atau kavitasi suara — sebagai sentra kontroversi gabugan dingin (cold fusion) pada tahun 1989. Tak satu pun klaim-klaim ini dapat diduplikasi. Dalam kedua kasus ini, kondisi yang dibutuhkan berada jauh pada luar jangkauan para ahli alkimia kuno.
Perkembangan ini sanggup ditafsirkan sebagai bagian berdasarkan reaksi yang lebih luas di dalam intelektualisme Eropa melawan gerakan Romantik dari abad sebelumnya. Mungkin akan bijaksana buat meneliti bagaimana sebuah disiplin ilmu yg pernah menerima prestise intelektual dan material, lebih berdasarkan 2 ribu tahun, bisa dengan mudahnya lenyap menurut alam pemikiran Barat.tuh, kan ? Sulit buat ngerti hal - hal tentang Alchemy. Seperti yg disinggung pada post - post sebelumnya, sejauh berita yg ane dapatkan, bukan berarti kita nir mampu memeriksa Alkimia. Hanya saja Fakultas Alkimia pada Indonesia sejauh ini belum bisa ane temukan  (Ya, iya namanya juga bukan Kurikulum harus). Tapi jika kita berkunjung keluar negeri yah, mungkin anda semua bakal nemuin Fakultas Alkimia seperti Paracelsus College, PON Seminar serta lain - lain. Tetapi bagi yg nir mempunyai biaya , kita masih sanggup melakukan praktik Alkimia menggunakan membaca - baca buku Alkimia(Yang berisi pengetahuan Alkimia) bukan buku mengenai Alkimia yang biasanya berisi pandangan - pandangan seseorang mengenai Alkimia, hipotesis - hipotesis sejarah, tokoh - tokoh dll yang notabene tidak berisis pengetahuan Alkimia (biasanya dibaca sang mereka para penikmat rahasia dan persekongkolan).
Bagi anda sekalian yg baru mendengar tentang Alkemia, tidak ada salahnya membaca buku Real Alchemy karya Robert A. Bartlett (Bukan Promo ya), akan tetapi kalau anda memliki darah keturunan Mad Dog  boleh kok dibaca eksklusif kitab - buku Karya Paracelsus dan alkemis selesainya Paracelsus yang susah dimengerti (tata bahasa antik, mengandung simbolisme yg sulit dimengerti, anagram, serta permainan kata-istilah), bahkan mengandung jebakan (kesalahan yg entah disengaja maupun tidak) yang ditujukan buat orang yg umum alkimia  (maksudnya mampu aja yg anda galat menafsirkan serta bukannya menghasilkan rumusan alkimia justru malah membuat nuklir aktif ).

Langkah - Langkah dasar buat menilik Alkimia :


1. Jelasnya anda harus mampu berbahasa Inggris, kalau anda gabisa berbahasa Inggris sampai Zimbabwe sebagai negara Adikuasa pun anda ga akan pernah ngerti apa maksud menurut goresan pena - goresan pena menurut kitab itu
2. Mengenal kata Reaksi - Reaksi dalam Kimia serta Fisika serta Penakarannya
3. Menghapal Planet - Planet serta Unsur Perlambangannya dan simbol - simbol planet, unsur serta 4 elemen, begitu pula mengenai nama - nama operasi alkimia, serta materi - materinya.(pokoknya anda harus belajar menghafal )
4. Selanjutnya, sama seperti pada sekolah, yaitu membaca teks - teks alkimia (yang poly masih ada di internet), namun disarankan terlebih dahulu untuk membaca buku - kitab modern tentang alkimia, yg umumnya sangat ramah terhadap pemula serta berisikan penjelasan - penjelasan pembuka bagi anda kaskuser yg awam.
5. Rintangan berikutnya (bila berniat praktek) tentu saja merupakan peralatan-alat-alat (yang mungkin relatif mahal untuk rakyat negara global ketiga/terkutuk?), secara proses - prosesnya membutuhkan paling tidak instrumen dasar laboratorium kimia berupa gelas-gelas/botol tahan panas (borosilicate) dan asal panas konstan yang mampu dipakai (dinyalakan) kurang lebih dua minggu sampai 1 bulan nonstop (pilih yg hemat listrik?)
6. Belum lagi bahan standar (khususnya wine, herbal nontropis, dan logam-logam) yang susah dicari/dibeli, bahkan saking “mahal”nya untuk ber-alkimia-ria hingga-hingga seorang alkemis menyarankan para alkemis wannabe untuk menikahi perempuan kaya terlebih dahulu (hmm… ide rupawan, benar ?… terdapat surat keterangan?). Karena itu lebih baik pelajari teorinya dulu hingga sahih-sahih hafal serta mengerti, tertanam jelas pada dalam hati, baru laksanakan praktek setelah dana mencukupi (sehabis “janda” mencukupi?) buat menghindari kesalahan fatal (lebih baik galat ketika teori daripada saat praktek) serta agar tidak berakhir boros.
7. Terakhir, tentu saja, praktek, kitab - buku terbaru umumnya disertai instruksi praktek (walaupun sifatnya informasional, serta penulis nir bertanggung jawab atas penggunaan/penyalahgunaannya). Mulai dari yg paling gampang, paling kondusif, paling murah, dan yang paling dimengerti, supaya meminimalisir kegagalan, lantaran kegagalan dapat berarti fatal (bagi dompet atau bagi kesehatan oleh pelajar).

Orang - Orang yg diduga adalah Seorang Alkemis


Count St. Germain
Di tengah-tengah berkembangnya filsafat serta seni di Eropa pada tahun 1700an, timbul seorang laki-laki misterius yg dipercaya mengetahui segalanya dan tidak pernah meninggal.
Pria tersebut merupakan Comte de saint Germain atau Count St.germain. Banyak legenda yang tercipta di sekeliling kehidupannya. Ada yg percaya jikalau ia merupakan manusia abadi yg telah berusia dua.000 tahun dan bahkan mengenal Yesus secara pribadi. Ada yg mengatakan jika beliau adalah reinkarnasi menurut orang-orang besar misalnya Plato atau Hesiod. Ada lagi yang percaya jika beliau adalah orang yang sama dengan Merlin, sang penyihir penasehat raja Arthur, dan banyak lagi.
Hanya sedikit yg sanggup diketahui menurut kehidupan St.germain. Sebagian orang menyebutnya sebagai keturunan Yahudi Alsatian, Yahudi Portugis atau bahkan keturunan raja Portugis. Ia fasih dalam berbagai profesi yang dijalaninya: petualang, penemu, herbalis, alkemis, pianis, pemain biola dan komposer.
Ia memiliki poly permata serta emas yg dibawanya kemana-mana. Dalam satu kesempatan, beliau berkata jikalau beliau mempunyai kemampuan untuk mengubah logam dasar menjadi emas serta mampu mengganti beberapa permata mini menjadi satu permata yang lebih besar . Bukan hanya itu, dia bahkan pula mengklaim bisa mengubah batu biasa menjadi berlian.
Figurnya yang misterius membuatnya menerima loka yang begitu mulia pada kalangan para penganut okultisme misalnya Teosofi yg menjulukinya Master Rakoczi atau Master R yg adalah galat satu berdasarkan para Master kebijakan antik yg hayati tak pernah mati dan dipercaya mempunyai kekuatan misalnya ilahi.
Ia pertama kali muncul ke publik dalam tahun 1743 pada London serta kemudian di Edinburgh dalam tahun 1745 dimana kemudian ia ditangkap karena diduga sebagai mata-mata. Tidak terdapat satu orangpun yg mengetahui dari-usul atau keberadaannya sebelum tahun 1743. Ini membuat spekulasi tentang identitasnya terus berkembang.
Horace Walpole, seseorang penulis Inggris kenamaan yang lalu sebagai temannya, menyinggungnya pada sebuah surat yang ditulis dalam tahun 1745:
"Pada hari itu, mereka menangkap seorang laki-laki aneh bernama Count St.germain. Ia sudah ada di kota itu selama 2 tahun dan ia menolak buat berkata siapa beliau sebenarnya serta darimana dia berasal. Namun, ia mengakui jikalau nama itu bukan nama aslinya. Ia pula sanggup menyanyi dan bermain biola menggunakan sangat baik."
Ketika diadili, pengadilan nir mampu menemukan bukti kalau dia merupakan seorang mata-mata sebagai akibatnya beliau dilepaskan. Segera setelah itu, dia mendapatkan reputasi sebagai pemain biola yang hebat yg menjalani kehidupan misalnya pertapa yang selibat (Tidak menikah).
Pada tahun 1746, beliau menghilang dari publik begitu saja.

Count St.germain - lukisan tahun 1745
12 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1758, dia muncul kembali di Versailles, Perancis. Pada tahun-tahun itu, beliau berhasil masuk ke lingkungan istana serta menjadi sahabat dekat raja Louis XV. Ia jua seringkali memberikan nasihat mengenai pola makan yg sehat dan kadang memberikan ramuan awet muda pada keluarga kerajaan. Konon dia mendapatkan pengaruhnya di hadapan raja Louis XV lantaran pernah membarui beberapa batu permata mini menjadi satu permata besar yang kemudian menciptakan nilainya bertambah.
Kepada beberapa orang yg mengenalnya, beliau mengaku telah berusia ratusan tahun walaupun secara fisik beliau masih terlihat misalnya seorang pria berusia 40 tahun. Di Perancis, juga terungkap bila dia menguasai poly bahasa serta memiliki pengetahuan yang sangat luas tentang sejarah. Pengaruh yg diciptakannya pada Perancis relatif besar sebagai akibatnya filsuf besar Voltaire pernah mengungkapkan kalau Count St.germain adalah "pria yang tahu segalanya serta tidak pernah mangkat ."
Tahun 1760, ia meninggalkan Perancis menuju Inggris karena galat seseorang pejabat kerajaan Perancis bernama Duke of Choiseul yg iri melihat kedekatannya menggunakan raja memerintahkan penangkapannya dengan tuduhan penipuan.
Dari Inggris, ia pergi ke Rusia serta berdiam ad interim pada St.petersburg. Kebetulan, dalam ketika yang sama, militer Rusia melakukan perebutan kekuasaan terhadap raja serta menempatkan Catherine the Great sebagai ratu. Ini membuat banyak orang percaya jika St.germain sebenarnya memiliki andil dalam insiden itu.
Tahun berikutnya, dia muncul di Belgia, membeli sebidang tanah dan hidup dengan nama alias "Surmont". Kemudian, ia memperlihatkan metode pewarnaan kain serta ramuan minyaknya kepada pihak kerajaan. Dalam proses penawaran ini, beliau bertemu dengan keliru seorang menteri Belgia bernama Karl Cobenz.
Kepada Cobenz, Count mengungkapkan bila ia merupakan seseorang keturunan raja. Belakangan, Cobenz mengaku jika dia telah melihat count membarui segumpal logam menjadi emas. Ini relatif menarik lantaran seorang menteri kerajaan tidak biasa mengucapkan sesuatu yang bohong.
Cassanova yg termashyur juga pernah melihat Count mengubah logam sebagai emas. Suatu hari, ia mengunjungi laboratorium Count dan memberikannya sebuah koin logam biasa. Tidak usang lalu, dia melihat koin logam itu telah berubah sebagai emas.
Sekarang, orang mulai mengenalnya menjadi seseorang alkemis yg pula keturunan raja. Tetapi, segala sesuatu tentang pria ini masih kabur dan misterius.
Lalu, ia menghilang kembali selama 11 tahun.
Tahun 1774, dia ada pulang pada Bavaria menggunakan memakai gelar Count of Tsarogy. Di sini ia berjumpa menggunakan keliru satu bangsawan Bavaria bernama Freherr Reinhard Gemmingen.
Dua tahun lalu beliau ada pada Jerman serta menyebut dirinya menjadi Count Welldone serta sekali lagi menawarkan resep-resep kosmetik, anggur, minuman, pengobatan tulang, kertas dan gading kepada kerajaan.
Di hadapan raja Frederick, ia mengaku sebagai anggota Freemasonry dan mengaku mempunyai kemampuan mengganti logam sebagai emas. Ia diberi tempat tinggal pada kediaman pangeran Karl yg jua anggota Freemasonry serta pada tempat itu beliau mempelajari obat-obatan herbal buat diberikan kepada orang-orang miskin. Ia tinggal di tempat ini sampai tahun yang secara resmi dianggap menjadi tahun kematiannya.
Walaupun sudah dikenal pada banyak kalangan, kehidupan Count masih diselubungi oleh misteri.
Pernah suatu hari, Count menyampaikan kepada sekumpulan sahabat-temannya: "Siapa pada antara kalian yang pernah melihat aku makan?"
Tidak terdapat satupun yg mengangkat tangan. Mereka memang sering melihat Count duduk di meja makan beserta teman-temannya, namun mereka mengakui jika Count tidak pernah menyentuh makanan yang disajikan.
Orang-orang disekelilingnya menjadi semakin yakin jika Count sudah menemukan rahasia Elixir of Life. Kepada mereka, Count jua seringkali mengungkapkan jika ia sudah berumur ratusan tahun dan pernah tinggal di masa Kaldea antik dan mengetahui rahasia para master berdasarkan Mesir.
Dalam kesempatan yang lain, Count sedang duduk di sebuah meja bersama teman-temannya sambil menceritakan sejarah global ratusan tahun yang lampau. Untuk sesaat, ia terdiam, lalu menoleh kepada pelayannya sembari bertanya: "Adakah yg saya lewatkan?"
Tanpa diduga, pelayan itu menyampaikan: "Tuan, anda lupa jika saya baru tinggal bersama anda selama 500 tahun sebagai akibatnya aku nir hadir pada ketika peristiwa itu. Mungkin pendahulu saya yg mengetahuinya."
Setelah bertahun-tahun menjalani kehidupan yg luar biasa di Jerman, sebuah peristiwa tak terduga terjadi dalam tahun 1784.
Pada lepas 27 Februari 1784, Count St.germain sedang berada di kastilnya di Eckenform ketika beliau dianggap menderita pneumonia serta mati dunia. Kematiannya disaksikan secara eksklusif oleh dokter yang merawatnya.
Reputasinya yang dikenal menjadi seorang alkemis membuat banyak orang mewaspadai jika Count telah meninggal lantaran di Eckenform sendiri tidak pernah ditemukan satupun batu nisan bertuliskan namanya.
Mungkin ada benarnya juga bila tahun itu count belum meninggal karena ada sebuah dokumen resmi Freemasonry yg menyebutkan jika dalam tahun 1785, Freemasonry cabang Perancis telah memilih dia sebagai perwakilan mereka pada sebuah kesepakatan yang diadakan dalam tahun itu beserta menggunakan Mesmer, Saint-Martin dan Cagliostro (yg jua dianggap sebagai alkemis dan hidup tak pernah mati).

Count St.germain - Lukisan tahun 1784
Tidak sampai disitu, dalam tahun 1789, St.germain dianggap timbul di istana Rusia dan disambut sang ratu sendiri. Lalu dalam tahun 1789, 5 tahun setelah kematiannya, Comtesse d'Adhemar mengaku berjumpa dengannya serta mengalami dialog yang relatif panjang di Gereja Recollets.
Pada Comtesse, dia menaruh ramalannya jika ratu Marie Antoinette akan meninggal dengan mengenaskan dan famili kerajaan akan musnah berantakan. Setelah itu menyampaikan bila beliau akan pergi ke Swedia untuk menilik raja Gustavius III dan mencoba buat mencegah terjadinya sebuah kejahatan besar .
Menurut Sang Comtesse, paras dan penampilan St.germain terlihat seperti seorang yg baru berusia 30 tahun lebih.
Lalu, pada tahun 1790, Franz Graeffer, seorang temannya yang berkebangsaan Austria mengaku mendapat sebuah surat menurut Count yg berbunyi:
"Besok malam, saya akan pergi lagi. Aku diharapkan di Konstantinopel, kemudian aku akan ke Inggris buat mempersiapkan 2 penemuan yg akan kalian miliki di abad berikutnya, yaitu kereta barah dan kapal uap. Pada akhir abad ini, saya akan menghilang berdasarkan Eropa dan pergi menyepi ke Himalaya. Aku akan berisitirahat, aku harus beristirahat."
Tidak terdapat yg tahu niscaya kemana beliau pergi pada tahun berikutnya. Kemunculannya yang berikutnya diketahui menurut catatan Comtesse d'Adhemar yang sebelumnya telah berjumpa dengannya dalam tahun 1789.
Pada tahun 1821, Comtesse d'Adhemar menulis:
"Setiap kali saya melihatnya, aku selalu takjub. Aku berjumpa dengannya saat ratu dibunuh dalam lepas 18 di Brumaire dan saya pulang berjumpa dengannya satu hari selesainya kematian duke of d'Enghien dalam Januari 1815 serta pula sekali lagi dalam malam kematian Duke de Berry."
Pada tahun 1821 itu, Mademoiselle de Genlis pula mengaku berjumpa menggunakan St.germain selama perundingan di Winna. Kesaksian ini diteguhkan sang Comte de Chalons.
Apakah benar St.germain masih hayati dalam tahun itu?

Banyak orang yang mempercayai hal itu.
Pada tahun sehabis tahun 1821, seorang penulis Inggris bernama Albert Vandam mengatakan jika beliau pernah berjumpa menggunakan seseorang pria misterius yg mirip menggunakan Comte de Saint Germain.
"Ia menyebut dirinya Mayor Fraser. Ia hayati sendiri dan kaya raya. Ia juga mempunyai pengetahuan luas mengenai Eropa serta pada beberapa kesempatan, beliau mengungkapkan jikalau beliau mengenal Nero dan sudah berbicara menggunakan Dante."
Sama seperti St.germain, Mayor Fraser juga terlihat misalnya seseorang pria berusia 40 tahun dan menghilang begitu saja dalam tahun-tahun berikutnya. Menariknya, pada tahun 1820, seorang bernama Mayor Fraser menerbitkan sebuah buku yang menceritakan mengenai perjalanannya ke Himalaya dimana dia berhasil mencapai Gangotri, yaitu asal paling kudus berdasarkan sungai Ganga dan mandi di sana. Ini sesuai dengan surat Count yang ditulis buat sahabatnya. Jadi, banyak yg percaya jikalau Mayor Fraser sesungguhnya adalah Count sendiri.
ada tahun 1835, Count diklaim ada lagi di Paris, kemudian di Milan tahun 1867 serta di Mesir dalam tahun-tahun berikutnya. Napoleon bahkan disebut pernah bertemu menggunakan dirinya dan masih menyimpan catatan mengenainya.
Setelah itu, keliru seseorang pemimpin Teosofi bernama Annie Besant menjamin jika beliau bertemu St.germain pada tahun 1896 dimana oleh guru mengajarkan kepadanya berbagai hikmat.
Anggota Teosofi lainnya bernama CW.leadbeater juga menjamin bertemu menggunakan St.germain di Roma tahun 1926. Leadbeater berkata jika ketika itu, St Germain memperlihatkan kepadanya sebuah jubah yg pernah dipakai keliru seorang kaisar romawi.
Anggota Teosofi lainnya bernama Guy ballard pula mengaku pernah berjumpa menggunakan Count. Tetapi, kesaksiannya kali ini sedikit tidak selaras lantaran Ballard mengklaim bila Count memperkenalkannya menggunakan para pengunjung berdasarkan Venus. Ballard bahkan menulis sebuah buku mengenai hal ini.
Jika melihat berdasarkan kehidupannya, maka sebenarnya tidak terdapat yang aneh berdasarkan Count St.germain. Ia mungkin memang keturunan raja yang memiliki banyak keahlian, suka menghilang selama beberapa tahun dan mempunyai kharisma yang luar biasa. Satu-satunya misteri yang ada padanya hanyalah rumor yg menyebutkan kalau dia merupakan seorang alkemis yg mampu mengobah logam dasar sebagai emas (Philosopher's Stone) dan sudah menemukan misteri umur panjang (elixir of life).
Annie Besant pernah mengadakan penyelidikan mengenainya serta dia percaya kalau St.germain merupakan anak berdasarkan pangeran Transylvania bernama Francis Racoczi yang diasingkan oleh kerajaan. Pendapat ini dikonfirmasikan oleh kabar kalau galat satu menurut anak-anak pangeran Racoczi yang dibesarkan sang pihak keluarga kerajaan Austria pergi meninggalkan kerajaan Austria. Penulis lain bernama Raymond Bernard percaya jika Count sebenarnya adalah Francis Bacon yang juga dipercayainya sebagai tokoh yg menulis menggunakan memakai nama Shakespeare.
Tapi, permanen saja nir terdapat yang aneh dengan hal itu.
Beberapa peneliti yg skeptis percaya jika legenda Count terlalu dibesar-besarkan. Rumor-rumor mengenai kehebatannya mampu saja beredar dampak gosip yg dihembuskan poly orang yang mengenalnya.
Misalnya, tidak berapa lama sehabis tahun kematiannya, seseorang komedian Inggris bernama Milord Gower mulai menirukan karakter Count pada aksi panggungnya. Tidak sanggup disangkal jika dia lebih menekankan pada sisi satir dibanding liputan, contohnya menggunakan mengatakan bila Count merupakan seseorang alkemis yg hidup tak pernah mati serta bahkan mengenal Yesus.
Rumor seperti ini mungkin telah mengakibatkan pengkultusan terhadap eksklusif Count. Pengkultusan ini kemudian dinyalakan kembali oleh kaum esoterik yg anggota-anggotanya menulis banyak buku tentang laki-laki ini. Namun, sama misalnya tokoh misterius lainnya pada dalam sejarah, kita mungkin tidak akan pernah bisa memastikan identitasnya, entahkah beliau seorang penipu, mata-mata, pesulap atau benar-sahih seorang alkemis yang sudah menemukan rahasia Elixir of Life.nicholas Flamel

Nicolas Flamel (1330-1417) adalah seorang ahli kimia berkebangsaan Perancis. Dia menuliskan buku ahli kimia terpopulernya artinya Livre des figures hiéroglypiques di Paris pada tahun 1612 serta Exposition of the Hieroglyphicall Figures di London dalam tahun 1624. Dia dilahirkan di Paris dalam tahun 1330. Dia adalah kaligrafer serta penulis kitab di Universitas Paris. Menurut kata pengantar buat karyanya dan rincian tambahan yg sudah terkumpul semenjak publikasi, Flamel adalah yg paling dicapai para pakar alkimia Eropa dan telah belajar seni berdasarkan converso Yahudi di jalan ke Santiago de Compostela.
Seperti Harkness Debora mengungkapkan, "pikir Lainnya Flamel merupakan penciptaan abad ke-17 editor serta penerbit putus harapan buat menghasilkan edisi cetak terkini risalah alkimia dianggap antik lalu tersebar dalam naskah buat publik membaca avid." Penegasan terkini yg poly surat keterangan buat dia atau tulisannya muncul di teks-teks alkemis abad ke-16, bagaimanapun, tidak dikaitkan dengan asal tertentu. Inti berdasarkan reputasi adalah bahwa dia berhasil di dua tujuan magis alkimia - bahwa ia menciptakan Batu Bertuah, yang mengubah timah sebagai emas, dan bahwa dia dan istrinya Perenelle kebakaan dicapai melalui "Elixir of Life"
Nicolas dan istrinya, Perenelle merupakan Katolik Roma yg taat. Kemudian pada kehidupan mereka dicatat untuk kekayaan mereka serta filantropi serta beberapa interpretasi tentang alkimia modern. Sebuah kitab alkimia, yg diterbitkan pada Paris dalam 1613 sebagai tokoh Livre des hiéroglypiques dan pada London pada tahun 1624 sebagai Pameran menurut Angka Hieroglyphical ini disebabkan Flamel. Ini adalah deretan desain syahdan ditugaskan oleh Flamel buat timpanum pada des Cimetière Innocents di Paris, usang menghilang pada waktu karya tersebut dipublikasikan. Dalam pengantar penerbit pencarian Flamel buat batu filsuf digambarkan.
Menurut pendahuluan yg, Flamel sudah membuat itu sebagai karya seumur hidupnya untuk memahami teks buku 21-laman misterius ia dibeli. Pendahulunya menjamin bahwa lebih kurang 1378, dia pergi ke Spanyol buat bantuan menggunakan terjemahan. Di bepergian pulang, ia melaporkan bahwa beliau bertemu menggunakan seorang bijak, yang mengidentifikasi buku Flamel sebagai salinan Kitab asli berdasarkan Abraham Mage. Dengan pengetahuan ini, selama beberapa tahun ke depan, Flamel dan istrinya diduga relatif diterjemahkan berdasarkan kitab yang berhasil mereplikasi resep buat Batu Bertuah, menghasilkan perak pertama pada 1382, dan kemudian emas.

Flamel hayati ke selama 80an dan pada 1410 dirancang batu nisan sendiri, yang diukir menggunakan tanda-indikasi serta simbol misterius alkimia. Batu nisan yang diawetkan di Musée de Cluny pada Paris serta catatan hidupnya yg legendaris. Selain buku misterius dari 21 page penuh dengan simbol-simbol alkimia dikodekan serta menulis misterius, dia pula mungkin telah mengusut beberapa teks dalam bahasa Ibrani. Minat Flamel dihidupkan kembali pada abad ke-19 serta Victor Hugo menyebutkan namanya dalam The Bongkok dari Notre Dame. Eric Satie tertarik sang Flamel. Dia telah mencapai status legendaris pada bundar alkimia sang abad ke-17 pertengahan menggunakan referensi pada jurnal Isaac Newton buat "Caduceus, Dragons menurut Flammel".
Nicholas Flamel sendiri (apabila pernah membaca novel Harry Potter yg pertama, Harry Potter and Sorcerer Stone. Anda pula akan mendapati nama ini, menggunakan deskripsi sosok yg persis sama—sebagai seorang alkemis, sekaligus pencipta ramuan buat memperpanjang usia serta batu bertuah) memang pernah hidup. Ia sahih-benar ada. Ia lahir pada Paris pada tanggal 28 September 1330. Flamel dikenal sebagai alkemis yang terkenal pada masanya. Menurut catatan sejarah, beliau mangkat pada tahun 1418. Walau dalam saat dibongkar ternyata makamnya kosong.
Sampai ketika ini, bekas kediaman Sang Alkemis terdapat di Paris. Di suatu jalan bernama Rue du Montmorency kita akan mendapati sebuah bangunan bertanda AUBURGE NICOLAS FLAMEL. Rumah tersebut, yg pernah didiami oleh Flamel dan istrinya Perenelle Flamel, merupakan keliru satu bangunan tertua pada Paris. Rumah tersebut sampai waktu ini dilestarikan oleh para penduduk Paris sebagai wujud terima kasih dalam Flamel atas pengabdiannya buat ilmu pengetahuan. Di Paris bahkan pula ada jalan yg menyandang nama Flamel serta istrinya, yaitu Rue Nicolas Flamel dan Rue Perenelle.
Ini adalah rumah batu tertua di kota tadi. Ada sebuah prasasti tua pada dinding:. Kami, ploughmen serta wanita yg hayati di teras rumah ini, dibangun dalam 1407, diminta buat mengatakan setiap harinya "Bapa Kami" serta "Ave Maria" Tuhan berdoa bahwa rahmat-Nya mengampuni orang berdosa yang miskin dan mangkat .
Fulcanelli

"Salah satu kisah paling aneh yang pernah ada menurut awan misteri yg menyelimuti ilmu kuno alchemy merupakan kisah yang menyangkut master modernnya, Fulcanelli"

---Kenneth Johnson, 1992---
Alchemy merupakan sebuah ilmu pengetahuan kuno yang serius dalam bisnis untuk mengganti logam dasar sebagai emas (transmutasi), penelitian mengenai Elixir of Life (ramuan hayati abadi) serta pencapaian hikmat tingkat tinggi. Praktek ini sudah dilakukan oleh penduduk masa purba, mulai menurut Mesir, India, Mesopotamia, Eropa hingga Cina dan Jepang.

Salah satu aspek yang terpenting dari ilmu Alchemy adalah Philospher's Stone, sebuah substansi yang dianggap mampu membarui logam dasar menjadi emas. Substansi ini sudah dicari sang para alchemist selama ribuan tahun tanpa hasil.
Selama ini, Alchemy masih digolongkan kedalam Pseudo Science karena dianggap nir mengikuti kaidah sains yang baku dan tidak ada bukti ilmiah yang dihasilkan. Bahkan Isaac Newton yg pernah menulis beberapa bahasan soal alchemy pula tidak berhasil memecahkan misteri Philospher's Stone atau Elixir of Life. Tentu saja, ini membuat ilmu alchemy tergantung-gantung diantara fiksi dan realita.
Namun, pada awal abad ke-20, pada Paris, beredar sebuah rumor kalau pada kota itu tinggal seorang alchemist yg hayati secara misteri dan telah berhasil memecahkan misteri antik transmutasi, dengan istilah lain, rahasia Philosopher's Stone sendiri. Alchemist ini dikenal menggunakan nama Fulcanelli.
Rumor ini berasal menurut Eugene Leon Canseliet (1899-1982) serta sahabatnya Jean-Julien Champagne (1877-1932) yang mengaku menjadi anak didik langsung berdasarkan Fulcanelli. Kedua orang ini pula pendiri berdasarkan grup esoterik misteri Perancis bernama Les Freres d'Heliopolis atau The Brotherhood of Heliopolis.

Eugene Canseliet

Jean-Julien Champagne
Fulcanelli yg berarti "The Fire of the Sun" diklaim sebagai master yg memimpin kelompok mini tadi.
Menurut Canseliet, Fulcanelli merupakan seseorang pria yg sudah berumur, kaya raya dan memiliki pengetahuan yang luar biasa dalam seni, arsitektur serta bahasa. Ia pula disebut sebagai alchemist sejati yg telah memperoleh pengetahuan mengenai misteri Philosopher's Stone. Tetapi, bukti diri laki-laki misterius ini masih dirahasiakan dari anggota perkumpulan lainnya. Hanya Canseliet dan Champagne yang pernah bertemu muka dengannya.
Para anggota yg nir pernah berjumpa menggunakan master alchemist ini mulai meragukan keberadaannya, sampai suatu hari, sebuah kitab misterius muncul.

Buku itu muncul di Paris pada tahun 1926 dengan judul "Le Mystere des Cathedrales" atau 'The Mystery of Cathedrals" dan hanya dicetak sebanyak 300 eksemplar.
Konon, siapa saja yang membaca buku itu menggunakan cara yg sempurna akan mengetahui rahasia transmutasi misalnya membarui timah menjadi emas. Nama pengarang yg tercantum pada sampul depan buku itu hanya satu kata, Fulcanelli.
36 Ilustrasi dalam buku itu dibentuk oleh Jean Julien Champagne serta istilah pengantarnya ditulis oleh Eugene Canseliet. Canseliet mengaku telah mengatur penerbitan kitab itu atas permintaan langsung berdasarkan Fulcanelli.
Dengan terbitnya kitab ini, keraguan akan keberadaan tokoh misterius itu sirna karena buku itu mengandung taraf intelektualitas yg luar biasa.
Buku ini berisi topik mengenai interpretasi simbol pada berbagai katedral Gothic dan bangunan lain pada Eropa. Menurut isi kitab ini, bangunan-bangunan Gothic tersebut menyembunyikan instruksi alchemy pada simbol-simbol yg terukir pada bangunan itu.
Walaupun topik ini telah pernah disinggung oleh banyak penulis sebelumnya, namun nir pernah terdapat orang yang menulis menggunakan cara yang begitu kentara dan khusus. Dengan demikian Fulcanelli mulai menjadi pusat perhatian di kalangan para alchemist serta okultis di paris.
Pada tahun 1930, buku ke 2 kembali timbul. Judulnya "Les Demeures Philosophales" atau 'The Dwellings of the Philosophers". Sekali lagi, Canseliet menulis kata pengantarnya serta Champagne membuat ilustrasinya.
Canseliet mengaku kalau Fulcanelli sebenarnya pula sudah menciptakan buku ketiga yang berjudul "Finis Gloria Mundi" atau "The End of Worldly Glory". Namun, entah mengapa, Fulcanelli memerintahkan untuk menghancurkan naskahnya sebelum diterbitkan.
Menurut Canseliet, Fulcanelli pernah menaruh kepadanya sejumlah serbuk alchemy yg disebut "powder of projection" dalam tahun 1922. Dengan serbuk ini, Fulcanelli mengijinkan Canseliet mengganti empat ons timah menjadi emas.
Transmutasi
Kesaksian Canseliet mengenai kemampuan Fulcanelli membarui logam menjadi emas diteguhkan oleh Albertus Spagyricus.
Dalam bukunya yang berjudul "The Alchemist of the Rocky Mountains", ia berkata jika Fulcanelli pernah mengganti 1/2 pon timah menjadi emas serta mengubah empat ons perak sebagai uranium pada tahun 1937.
Peristiwa transmutasi ini terjadi di Castel de Lere, dekat Borges serta disebut-sebut disaksikan sang Pierre de Lesseps bersama dua pakar fisika, seorang pakar kimia dan seseorang pakar geologi.
Albertus berkata:
"Ketika Fulcanelli menambahkan substansi tak dikenal kedalam setengah pon timah cair, timah itu berubah menjadi emas dengan berat yang sama. Fulcanelli melakukan hal yang sama dengan perak yang kemudian segera berubah menjadi Uranium. Ketika ditanya nama substansinya, ia hanya berkata kalau substansi itu asal dari Ferrous Pyrite."

Tentu saja, apabila peristiwa ini sahih terjadi, maka nir diragukan lagi, Fulcanelli mungkin merupakan satu-satunya alchemist abad 20 yg berhasil melakukan transmutasi.
Selain kemampuannya melakukan transmutasi, Fulcanelli pula dianggap memiliki pengetahuan yg jauh lebih maju dibanding jamannya. Kesaksian mengenai ini datang menurut seorang ahli kimia yg pula jurnalis bernama Jacques Bergier.
Pertemuan dengan Jacques Bergier
Pada Juni 1937, Bergier mengaku pernah didatangi sang seorang pria misterius yg memintanya buat mengungkapkan pesan pada ilmuwan fisika Andre Helboner. Pria misterius itu mengatakan jika ia merasa berkewajiban memperingatkan mereka akan bahaya yg bisa ditimbulkan berdasarkan bisnis memanipulasi tenaga nuklir. Saat itu, bom atom belum tercipta. Ini berarti laki-laki misterius tersebut mempunyai pengetahuan yang belum dikenal luas di global sains ketika itu. Bergier yakin kalau laki-laki itu adalah Fulcanelli.

Jacques Bergier
Yang lebih aneh lagi adalah, setelah kunjungan ke Bergier, American Office for Strategic Services (Cikal bakal CIA) mulai mengadakan penelitian yg ekstensif tentang sosok Fulcanelli sampai akhir perang dunia II. Tujuannya adalah buat mengumpulkan seluruh ilmuwan yang memiliki pengetahuan awal tentang nuklir buat mencegah pembelotan pada pihak musuh. Tetapi Fulcanelli tidak pernah ditemukan.
Pertemuan Terakhir Canseliet serta Fulcanelli
Dalam kesaksiannya puluhan tahun kemudian, Canseliet mengaku berjumpa lagi dengan Fulcanelli dalam tahun 1954 dimana beliau melihat Fulcanelli nir bertambah tua. Ini menampakan kalau beliau juga berhasil menemukan rahasia Elixir of Life.
"Master sudah sangat tua, tetapi 80 tahun misalnya biasa saja baginya. 30 tahun kemudian, saya balik melihatnya dan dia terlihat seperti seorang yg berusia 50 tahun. Ia tidak terlihat lebih tua dibandingkan aku ."
Saat itu Canseliet mengadakan perjalanan ke Seville, Spanyol, dimana dia dibawa melewati jalan yg berliku-liku menuju sebuah kastil akbar yg berada pada antara pegunungan. Setibanya disana, dia disambut sang Fulcanelli sendiri.
Di dalam kastil, Canseliet mengaku melihat terdapat wanita serta anak-anak berpakaian misalnya abad pertengahan. Lalu, Fulcanelli membawanya ke sebuah laboratorium serta mengijnkannya buat melakukan eksperimen. Setelah perjumpaan itu, beliau nir pernah bertemu menggunakan Fulcanelli lagi.
Sosok Fulcanelli tidak pernah timbul lagi ke permukaan. Canseliet juga berkata bila tahun itu adalah tahun terakhir perjumpaannya dengan tokoh misterius itu.






























Popular posts from this blog

Pembagian Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Terbaru

Contoh Soal PG Pendidikan Agama Islam PAI Kelas XI Semester 1 K13 Beserta Jawaban Part3 Terbaru

INILAH CONTOH ISIAN CATATAN FAKTA PKG 14 KOMPETENSI