Misteri Gedung Microsoft dari Hal Unik sampai Legenda
Tak hanya pada indonesia hal hal yang berbau rahasia ramai pada perbincangkan. Bahkan super besar teknologi serta sains sekelas microsoft jua mempunyai beberapa rumor misterius tentang gedung mereka. Tata letak bangunan serta suasananya memang menyerupai sebuah universitas akbar.
Kampus yang terletak di Redmond, Negara Bagian Washington, Amerika Serikat, ini terdiri menurut poly gedung serta beberapa area diselingi taman, lapangan rumput serta bahkan sebuah tempat lindung.
Seperti wajarnya sebuah kampus, masih ada fasilitas yg mendukung kegiatan sehari-hari. Mulai menurut lapangan sepakbola, kantin sampai klinik kesehatan. Beberapa kantin memiliki restoran yg memang didatangkan dari luar Microsoft, beberapa dikelola secara terpadu.
Seperti yang diberitakan Wartawan Nextren.com, berkesempatan mengunjungi kampus tempat kerja sentra Microsoft beberapa waktu kemudian beserta beberapa jurnalis dari negara lain. Berikut adalah beberapa hal menarik yg didapati di sana:
1. Misteri Gedung Nomor Tujuh
Setiap gedung di Microsoft memiliki angka. Mulai berdasarkan gedung pertama, Building 1, hingga gedung 99, misalnya. Namun anehnya, nir terdapat gedung No 7 pada sana.
Wicak Hidayat/Kompas.com
Papan penunjuk arah yang menampilkan peta Kampus Microsoft di Redmond, sanggup dipandang bahwa nir terdapat arah menuju Building 7.
Rebecca Duffy, Global Program Manager Microsoft, berkata poly orang yg bertanya kenapa nir ada gedung nomor tujuh di kampus Redmond. Berbagai spekulasi pun timbul, mulai dari "tahayul" seputar nomor tujuh menjadi nomor sial /keberuntungan dan nir adanya gedung nomor tujuh merupakan syarat buat mendapatkan sukses.
Ada juga yg menyebutkan, Building 7 sebenarnya terdapat tetapi dirahasiakan sebagai akibatnya nir timbul di peta. Bak legenda Area 51, Building 7 pun dirumorkan sebagai loka berbagai produk rahasia Microsoft dikembangkan.
Lalu, apa kenyataannya? Menurut Duffy, hal itu semata-semata sebuah kesalahan manusiawi. Ya, Building 7 memang tidak pernah terdapat lantaran kesalahan penomoran yang dilakukan kontraktor Microsoft bertahun-tahun kemudian.
"Jadi mereka awalnya membuat gedung 1-6, yg mempunyai bentuk X yang serupa. Lalu, selama beberapa tahun nir ada pembangunan gedung baru. Pada waktu mereka (kontraktor-red) melanjutkan untuk membentuk gedung berikutnya, mereka agaknya lupa serta eksklusif menomori gedung yg baru dari nomor 8 serta seterusnya," ujar Duffy.
Pada waktu kesalahan itu diketahui, agaknya telah terlambat serta penomoran gedung telah terlanjur rampung. Kini, tidak adanya Building 7 jadi semacam "legenda" buat menghibur tamu Microsoft.
2. Legenda Danau Bill (Gates)
Dalam kunjungan ke kampus Redmond, rombongan jurnalis tidak hanya digiring menurut gedung ke gedung tetapi pula melintasi beberapa taman yg ada pada antaranya. Salah satunya adalah sebuah area dekat Building 1 alias gedung pertama Microsoft.
Di sana, terdapat sebuah wilayah yg relatif tertutup, dilingkupi pepohonan, menggunakan sebuah kolam yg lebih kurang sepanjang kolam renang ukuran olimpik. Tetapi bentuknya nir seperti kolam renang yang kotak, melainkan mempunyai lekuk-lekuk pada tepinya dan sebuah air terjun protesis berukuran kecil di keliru satu sisinya.
Wicak Hidayat/Kompas.com
Wilayah pada kurang lebih Lake Bill biasa dipakai untuk pesta, terutama pada masa-masa awal Microsoft.
Kolam itu, istilah Duffy, dijuluki "Lake Bill" alias Danau Bill. Kata Bill itu tentu saja merujuk pada Bill Gates, oleh pendiri Microsoft.
Di sisi kolam terdapat meja kayu, serta sebuah daerah lapangan rumput yg tak seberapa akbar. "Area ini umumnya digunakan buat pesta karyawan, terutama pada masa-masa awal Microsoft. Kami sanggup mengadakan pesta barbekyu buat momen istimewa, misalnya sesudah peluncuran produk," istilah Duffy.
Wicak Hidayat/Kompas.com
Lake Bill, sebuah kolam yang konon kerap digunakan oleh pimpinan tim yg akan berenang melintasinya apabila tim tadi berhasil memenuhi tenggat waktu atau terget terentu.
Hal yg menarik adalah, dalam pesta pasca-rampungnya sebuah produk itu, kadang akan terdapat orang yang berenang melintasi Danau Bill. Legendanya merupakan, pimpinan tim untuk produk tertentu akan bertaruh melintasi danau itu jika timnya bisa mencapai sasaran eksklusif, biasanya target tenggat waktu. Konon, pada masa awal Microsoft, bahkan Bill Gates pun pernah melintasi danau itu.
"Karena pimpinan tim, akan mendorong timnya buat kerja keras memenuhi tenggat mereka. Janji buat berenang menyeberangi danau pun jadi semacam motivasi bagi anggota tim, yg ingin melihat bos mereka melakukan itu," kata Duffy.
Tentunya tradisi itu sekarang sudah semakin jarang dilakukan. Salah satunya karena Microsoft bukan lagi semata-mata perusahaan software tradisional yang selalu meluncurkan produk pada bungkus.
Meski demikian, Legenda Danau Bill tetap terdapat serta jadi galat satu "cerita warga " yg menarik bagi karyawan Microsoft.
3. Walk of Fame
Di Hollywood, ada sebuah jalan yg menampilkan nama-nama para bintang film di trotoarnya. Turis kerap kali menghabiskan waktunya mencari nama bintang kesukaannya serta memotretnya sebagai kenang-kenangan.
Di Kampus Redmond, pula terdapat "Walk of Fame" semacam itu. Tetapi yg ditampilkan adalah nama-nama produk Microsoft yg pernah dirilis.
Wicak Hidayat/Kompas.com
Di taman ini Microsoft memasang plakat produk-produk mereka yg pernah diluncurkan. Walk of Fame yg segera menjadi
Bagi mereka yang menggunakan komputer sejak tahun 1980-an, jalan-jalan di Walk Of Fame itu sanggup menjadi semacam "jalan kenangan", mengingat kekaguman (atau kekesalan) di masa-masa awal menggunakan personal komputer .
Produk-produk klasik seperti Encarta, Microsoft Word 6 atau Microsoft Windows 95, tercantum pada sana. Juga produk-produk Microsoft yg "kurang populer", seperti Microsoft Hellbender atau Microsoft Bob.
Wicak Hidayat/Kompas.com
Plakat Microsoft Encarta
Kondisi plakat-plakat itu tampak telah termakan waktu. Saat ini pun, Duffy menuturkan, telah nir lagi dilakukan penambahan plakat baru. Bahkan penambahan plakat sudah berhenti semenjak beberapa tahun kemudian.
Seiring perkembangan peranti lunak yg makin pesat, dan perubahan yg dialami Microsoft, agaknya "Walk of Fame" itu akan menjadi semacam museum untuk mengenang masa-masa awal Microsoft dengan mimpi yang boleh dibilang sudah terwujud: menghadirkan satu PC pada setiap rumah.
4. Museum Microsoft
Bicara soal museum, pada Kampus Redmond memang terdapat satu area yang benar-benar didesain menjadi sebuah museum. Area bernama Visitor Center itu menampilkan alat peraga yang menceritakan sejarah Microsoft.
Wicak Hidayat/Kompas.com
Visitor Center di Kantor Pusat Microsoft, Redmond, bagai museum yg menampilkan aneka macam produk Microsoft serta peraga sejarah perusahaan itu.
Misalnya, di salah satu sisi ruangan masih ada peragaan berbagai benda klasik dan produk Microsoft yg "membarui" benda itu. Mesin Tik antik, contohnya, dilengkapi menggunakan plakat yg mencantumkan Microsoft Office. Sebuah pengingat bagaimana cara insan bekerja sudah banyak berubah.
Wicak Hidayat/Kompas.com
Benda-benda klasik yang telah digantikan oleh produk Microsoft, termasuk mesik tik.
Tak jauh dari peragaan itu, terdapat "foto jadul" Microsoft di masa-masa awalnya. Foto itu menampilkan tim awal Microsoft yg berbagi peranti lunak pemrograman BASIC di kantor mereka pada Albuquerque, Texas, dalam 1975.
Area berikutnya dari museum itu lebih poly menampilkan produk terkini Microsoft. Jajaran tablet Surface 2, laptop serta tentu saja perangkat berbasis Windows Phone tampil pada sana. Kemudian terdapat pula daerah khusus yang menampilkan Xbox One.
Wicak Hidayat/Kompas.com
Tablet Microsoft Surface dipamerkan di ruang Visitor Center
Beberapa konsep "masa depan" jua ditampilkan di situ. Mulai berdasarkan perangkat wearable hingga layar sentuh ukuran besar resolusi tinggi menggunakan 100 titik sentuhan bernama Perceptive Pixels.
5. Laboratorium Ilmuwan "Gila"
Lokasi lain yang pula menarik, tetapi yg ini tidak terbuka buat umum, adalah laboratorium yang digunakan Microsoft buat pengembangan hal-hal "pada luar kotak" alias "out of the box". Salah satunya yang bernama Edison Lab.
Edison Lab dikepalai Stevie Batiche, laki-laki berambut panjang yg tampak selalu antusias mengungkapkan indera-alat "ajaib" yg terdapat di lab itu. Dalam kunjungan ini, Batiche menyebutkan berbagai eksperimen layar yang dilakukan Microsoft.
Wicak Hidayat/Kompas.com
Laboratorium Edison digunakan menjadi keliru satu tempat aneka macam eksperimen pada Microsoft.
Misalnya, ada sebuah layar yg bila dicermati sang 2 orang yang tidak sinkron akan menampilkan gambar yg tidak sinkron, meskipun mereka menatap layar yg sama. Salah satu skenario yang ditampilkan adalah bermain game First Person Shooter tanpa split screen.
Wicak Hidayat/Kompas.com
Edison Lab pula digunakan buat penelitian layar komputer
Selain itu, terdapat sebuah layar 3D yg tidak membutuhkan kacamata, hologram yang sanggup ditinjau menurut aneka macam sudut, layar transparan yang memungkinkan pengguna memanipulasi obyek di layar dengan meletakkan tangan pada belakang layar serta poly lagi.
Batiche berkata, tidak seluruh yang mereka kerjakan pada lab itu ditampilkan dalam rombongan jurnalis yg datang. Beberapa proyek masih "dirahasiakan".
6. Cybercrime Center
Microsoft pula mempunyai sebuah fasilitas khusus penanganan kejahatan cyber yang menarik. Secara visual, fasilitas tadi seperti dengan laboratorium di serial CSI, menggunakan dinding-dinding kaca dan layar-layar akbar.
Wicak Hidayat/Kompas.com
Cybercrime Center, tempat Microsoft memantau dan menganalisa aneka macam kegiatan ilegal pada internet.
Tentunya yang disaksikan rombongan adalah area terbuka tempat pengunjung. Namun fasilitas itu sebenarnya digunakan juga sang penegak aturan menurut aneka macam wilayah yang berhubungan dengan Microsoft buat menangani perkara kejahatan cyber eksklusif.
Wicak Hidayat/Kompas.com
Para peneliti pada Cybercrime Center Microsoft juga memantau dan menganalisa aneka macam program dursila, termasuk malware, botnet, sampai pembajakan peranti lunak. Sayangnya, ruang kerja peneliti cybercrime tidak boleh diabadikan.
Salah satu masalah yg ternama merupakan penanganan jaringan bot (botnet) Citadel maupun Conficker. Di fasilitas itu Microsoft pula memantau pembajakan peranti lunak mereka pada semua global.
7. Envisioning Center
Sebagai lokasi pamungkas pada kunjungan ke kampus Redmond merupakan sebuah area khusus yang dinamai Envisioning Center. Area ini dibuat bagi para eksekutif klien Microsoft, maupun pejabat negara atau pesohor yang berkunjung ke Microsoft.
Wicak Hidayat/Kompas.com
Wicak Hidayat/Kompas.com
Di Envisioning Center, konsep masa depan diperagakan menggunakan gaya teatrikal.
Area ini menampilkan konsep masa depan 3-10 tahun yang akan tiba. Dirancang pada bentuk ruangan-ruangan, Envisioning Center jadi alat buat bercerita bagaimana teknologi akan digunakan di masa depan, baik ketika bekerja ataupun pada rumah.
Wicak Hidayat/Kompas.com
Konsep teknologi masa depan pada Envisioning Center.
Konsep-konsep yg ditampilkan didesain buat menciptakan kagum, tetapi permanen dengan teknologi yang "bisa dipercaya". Maka jangan berharap terdapat hal-hal seperti mesin saat atau "pintu ke mana saja" pada sini.
Peragaan ditampilkan secara teatrikal, umumnya menggunakan seorang pemandu yg mengambil peran tertentu bagaikan aktor di anjung drama. Pengunjung akan dibawa melihat bagaimana seorang di masa depan, misalnya, melakukan kedap kerja dengan menghadapi layar ukuran besar dan "asisten eksklusif" berupa kecerdasan buatan.
sumber //www.nextren.com/read/2015/05/29/212800431/Misteri.gedung.nomor.7.kantor.pusat.microsoft
Kampus yang terletak di Redmond, Negara Bagian Washington, Amerika Serikat, ini terdiri menurut poly gedung serta beberapa area diselingi taman, lapangan rumput serta bahkan sebuah tempat lindung.
Seperti wajarnya sebuah kampus, masih ada fasilitas yg mendukung kegiatan sehari-hari. Mulai menurut lapangan sepakbola, kantin sampai klinik kesehatan. Beberapa kantin memiliki restoran yg memang didatangkan dari luar Microsoft, beberapa dikelola secara terpadu.
Seperti yang diberitakan Wartawan Nextren.com, berkesempatan mengunjungi kampus tempat kerja sentra Microsoft beberapa waktu kemudian beserta beberapa jurnalis dari negara lain. Berikut adalah beberapa hal menarik yg didapati di sana:
1. Misteri Gedung Nomor Tujuh
Setiap gedung di Microsoft memiliki angka. Mulai berdasarkan gedung pertama, Building 1, hingga gedung 99, misalnya. Namun anehnya, nir terdapat gedung No 7 pada sana.
Papan penunjuk arah yang menampilkan peta Kampus Microsoft di Redmond, sanggup dipandang bahwa nir terdapat arah menuju Building 7.
Rebecca Duffy, Global Program Manager Microsoft, berkata poly orang yg bertanya kenapa nir ada gedung nomor tujuh di kampus Redmond. Berbagai spekulasi pun timbul, mulai dari "tahayul" seputar nomor tujuh menjadi nomor sial /keberuntungan dan nir adanya gedung nomor tujuh merupakan syarat buat mendapatkan sukses.
Ada juga yg menyebutkan, Building 7 sebenarnya terdapat tetapi dirahasiakan sebagai akibatnya nir timbul di peta. Bak legenda Area 51, Building 7 pun dirumorkan sebagai loka berbagai produk rahasia Microsoft dikembangkan.
Lalu, apa kenyataannya? Menurut Duffy, hal itu semata-semata sebuah kesalahan manusiawi. Ya, Building 7 memang tidak pernah terdapat lantaran kesalahan penomoran yang dilakukan kontraktor Microsoft bertahun-tahun kemudian.
"Jadi mereka awalnya membuat gedung 1-6, yg mempunyai bentuk X yang serupa. Lalu, selama beberapa tahun nir ada pembangunan gedung baru. Pada waktu mereka (kontraktor-red) melanjutkan untuk membentuk gedung berikutnya, mereka agaknya lupa serta eksklusif menomori gedung yg baru dari nomor 8 serta seterusnya," ujar Duffy.
Pada waktu kesalahan itu diketahui, agaknya telah terlambat serta penomoran gedung telah terlanjur rampung. Kini, tidak adanya Building 7 jadi semacam "legenda" buat menghibur tamu Microsoft.
2. Legenda Danau Bill (Gates)
Dalam kunjungan ke kampus Redmond, rombongan jurnalis tidak hanya digiring menurut gedung ke gedung tetapi pula melintasi beberapa taman yg ada pada antaranya. Salah satunya adalah sebuah area dekat Building 1 alias gedung pertama Microsoft.
Di sana, terdapat sebuah wilayah yg relatif tertutup, dilingkupi pepohonan, menggunakan sebuah kolam yg lebih kurang sepanjang kolam renang ukuran olimpik. Tetapi bentuknya nir seperti kolam renang yang kotak, melainkan mempunyai lekuk-lekuk pada tepinya dan sebuah air terjun protesis berukuran kecil di keliru satu sisinya.
Wilayah pada kurang lebih Lake Bill biasa dipakai untuk pesta, terutama pada masa-masa awal Microsoft.
Kolam itu, istilah Duffy, dijuluki "Lake Bill" alias Danau Bill. Kata Bill itu tentu saja merujuk pada Bill Gates, oleh pendiri Microsoft.
Di sisi kolam terdapat meja kayu, serta sebuah daerah lapangan rumput yg tak seberapa akbar. "Area ini umumnya digunakan buat pesta karyawan, terutama pada masa-masa awal Microsoft. Kami sanggup mengadakan pesta barbekyu buat momen istimewa, misalnya sesudah peluncuran produk," istilah Duffy.
Lake Bill, sebuah kolam yang konon kerap digunakan oleh pimpinan tim yg akan berenang melintasinya apabila tim tadi berhasil memenuhi tenggat waktu atau terget terentu.
Hal yg menarik adalah, dalam pesta pasca-rampungnya sebuah produk itu, kadang akan terdapat orang yang berenang melintasi Danau Bill. Legendanya merupakan, pimpinan tim untuk produk tertentu akan bertaruh melintasi danau itu jika timnya bisa mencapai sasaran eksklusif, biasanya target tenggat waktu. Konon, pada masa awal Microsoft, bahkan Bill Gates pun pernah melintasi danau itu.
"Karena pimpinan tim, akan mendorong timnya buat kerja keras memenuhi tenggat mereka. Janji buat berenang menyeberangi danau pun jadi semacam motivasi bagi anggota tim, yg ingin melihat bos mereka melakukan itu," kata Duffy.
Tentunya tradisi itu sekarang sudah semakin jarang dilakukan. Salah satunya karena Microsoft bukan lagi semata-mata perusahaan software tradisional yang selalu meluncurkan produk pada bungkus.
Meski demikian, Legenda Danau Bill tetap terdapat serta jadi galat satu "cerita warga " yg menarik bagi karyawan Microsoft.
3. Walk of Fame
Di Hollywood, ada sebuah jalan yg menampilkan nama-nama para bintang film di trotoarnya. Turis kerap kali menghabiskan waktunya mencari nama bintang kesukaannya serta memotretnya sebagai kenang-kenangan.
Di Kampus Redmond, pula terdapat "Walk of Fame" semacam itu. Tetapi yg ditampilkan adalah nama-nama produk Microsoft yg pernah dirilis.
Di taman ini Microsoft memasang plakat produk-produk mereka yg pernah diluncurkan. Walk of Fame yg segera menjadi
Bagi mereka yang menggunakan komputer sejak tahun 1980-an, jalan-jalan di Walk Of Fame itu sanggup menjadi semacam "jalan kenangan", mengingat kekaguman (atau kekesalan) di masa-masa awal menggunakan personal komputer .
Produk-produk klasik seperti Encarta, Microsoft Word 6 atau Microsoft Windows 95, tercantum pada sana. Juga produk-produk Microsoft yg "kurang populer", seperti Microsoft Hellbender atau Microsoft Bob.
Plakat Microsoft Encarta
Kondisi plakat-plakat itu tampak telah termakan waktu. Saat ini pun, Duffy menuturkan, telah nir lagi dilakukan penambahan plakat baru. Bahkan penambahan plakat sudah berhenti semenjak beberapa tahun kemudian.
Seiring perkembangan peranti lunak yg makin pesat, dan perubahan yg dialami Microsoft, agaknya "Walk of Fame" itu akan menjadi semacam museum untuk mengenang masa-masa awal Microsoft dengan mimpi yang boleh dibilang sudah terwujud: menghadirkan satu PC pada setiap rumah.
4. Museum Microsoft
Bicara soal museum, pada Kampus Redmond memang terdapat satu area yang benar-benar didesain menjadi sebuah museum. Area bernama Visitor Center itu menampilkan alat peraga yang menceritakan sejarah Microsoft.
Visitor Center di Kantor Pusat Microsoft, Redmond, bagai museum yg menampilkan aneka macam produk Microsoft serta peraga sejarah perusahaan itu.
Misalnya, di salah satu sisi ruangan masih ada peragaan berbagai benda klasik dan produk Microsoft yg "membarui" benda itu. Mesin Tik antik, contohnya, dilengkapi menggunakan plakat yg mencantumkan Microsoft Office. Sebuah pengingat bagaimana cara insan bekerja sudah banyak berubah.
Benda-benda klasik yang telah digantikan oleh produk Microsoft, termasuk mesik tik.
Tak jauh dari peragaan itu, terdapat "foto jadul" Microsoft di masa-masa awalnya. Foto itu menampilkan tim awal Microsoft yg berbagi peranti lunak pemrograman BASIC di kantor mereka pada Albuquerque, Texas, dalam 1975.
Area berikutnya dari museum itu lebih poly menampilkan produk terkini Microsoft. Jajaran tablet Surface 2, laptop serta tentu saja perangkat berbasis Windows Phone tampil pada sana. Kemudian terdapat pula daerah khusus yang menampilkan Xbox One.
Tablet Microsoft Surface dipamerkan di ruang Visitor Center
Beberapa konsep "masa depan" jua ditampilkan di situ. Mulai berdasarkan perangkat wearable hingga layar sentuh ukuran besar resolusi tinggi menggunakan 100 titik sentuhan bernama Perceptive Pixels.
5. Laboratorium Ilmuwan "Gila"
Lokasi lain yang pula menarik, tetapi yg ini tidak terbuka buat umum, adalah laboratorium yang digunakan Microsoft buat pengembangan hal-hal "pada luar kotak" alias "out of the box". Salah satunya yang bernama Edison Lab.
Edison Lab dikepalai Stevie Batiche, laki-laki berambut panjang yg tampak selalu antusias mengungkapkan indera-alat "ajaib" yg terdapat di lab itu. Dalam kunjungan ini, Batiche menyebutkan berbagai eksperimen layar yang dilakukan Microsoft.
Laboratorium Edison digunakan menjadi keliru satu tempat aneka macam eksperimen pada Microsoft.
Misalnya, ada sebuah layar yg bila dicermati sang 2 orang yang tidak sinkron akan menampilkan gambar yg tidak sinkron, meskipun mereka menatap layar yg sama. Salah satu skenario yang ditampilkan adalah bermain game First Person Shooter tanpa split screen.
Edison Lab pula digunakan buat penelitian layar komputer
Selain itu, terdapat sebuah layar 3D yg tidak membutuhkan kacamata, hologram yang sanggup ditinjau menurut aneka macam sudut, layar transparan yang memungkinkan pengguna memanipulasi obyek di layar dengan meletakkan tangan pada belakang layar serta poly lagi.
Batiche berkata, tidak seluruh yang mereka kerjakan pada lab itu ditampilkan dalam rombongan jurnalis yg datang. Beberapa proyek masih "dirahasiakan".
6. Cybercrime Center
Microsoft pula mempunyai sebuah fasilitas khusus penanganan kejahatan cyber yang menarik. Secara visual, fasilitas tadi seperti dengan laboratorium di serial CSI, menggunakan dinding-dinding kaca dan layar-layar akbar.
Cybercrime Center, tempat Microsoft memantau dan menganalisa aneka macam kegiatan ilegal pada internet.
Tentunya yang disaksikan rombongan adalah area terbuka tempat pengunjung. Namun fasilitas itu sebenarnya digunakan juga sang penegak aturan menurut aneka macam wilayah yang berhubungan dengan Microsoft buat menangani perkara kejahatan cyber eksklusif.
Para peneliti pada Cybercrime Center Microsoft juga memantau dan menganalisa aneka macam program dursila, termasuk malware, botnet, sampai pembajakan peranti lunak. Sayangnya, ruang kerja peneliti cybercrime tidak boleh diabadikan.
Salah satu masalah yg ternama merupakan penanganan jaringan bot (botnet) Citadel maupun Conficker. Di fasilitas itu Microsoft pula memantau pembajakan peranti lunak mereka pada semua global.
7. Envisioning Center
Sebagai lokasi pamungkas pada kunjungan ke kampus Redmond merupakan sebuah area khusus yang dinamai Envisioning Center. Area ini dibuat bagi para eksekutif klien Microsoft, maupun pejabat negara atau pesohor yang berkunjung ke Microsoft.
Di Envisioning Center, konsep masa depan diperagakan menggunakan gaya teatrikal.
Area ini menampilkan konsep masa depan 3-10 tahun yang akan tiba. Dirancang pada bentuk ruangan-ruangan, Envisioning Center jadi alat buat bercerita bagaimana teknologi akan digunakan di masa depan, baik ketika bekerja ataupun pada rumah.
Konsep teknologi masa depan pada Envisioning Center.
Konsep-konsep yg ditampilkan didesain buat menciptakan kagum, tetapi permanen dengan teknologi yang "bisa dipercaya". Maka jangan berharap terdapat hal-hal seperti mesin saat atau "pintu ke mana saja" pada sini.
Peragaan ditampilkan secara teatrikal, umumnya menggunakan seorang pemandu yg mengambil peran tertentu bagaikan aktor di anjung drama. Pengunjung akan dibawa melihat bagaimana seorang di masa depan, misalnya, melakukan kedap kerja dengan menghadapi layar ukuran besar dan "asisten eksklusif" berupa kecerdasan buatan.
sumber //www.nextren.com/read/2015/05/29/212800431/Misteri.gedung.nomor.7.kantor.pusat.microsoft