Misteri Makam keramat dekat lanud adisucipto Dan jatuhnya Pesawat TNI
Ada sebuah makam keramat dekat lanud adisucipto yogyakarta yakni makam Pangeran Purbaya atau Wotgaleh. Disini, diyakakini bahkan oleeh pihak Tentara Nasional Indonesia sendiri terdapat sebuah aturan tak tertulis bagi siapapun penerbang termasuk pilot Tentara Nasional Indonesia adisucipto, jikalau menerbangkan pesawat tidak boleh melintas diatas makam keramat ini. Akibatnya? Fatal! Pesawat mampu jatuh.
Percaya gak percaya, tapi faktanya demikian. Sebab bukan kali ini saja pesawat jatuh pada dekat lokasi makam keramat yg memang dengan dengan lanud adisucipto ini. Hari ini 20 desember 2018, Pesawat TNI T50i Golden Eagle pada Lanud Adi Sucipto Yogyakarta yang dilaporkan jatuh pukul 09.40 WIB tadi pagi, pada waktu melakukan akrobatik udara. Beberapa orang menduga pesawat ini yang dikemudikan 2 orang awak ini tidak sengaja melintas dimakam keramat tadi. Penyebab ini memang tidak masuk akal.
Namun faktanya, ini bukan kali pertama pesawat jatuh pada daerah ini. Lepas 29 Apr 2018 pesawat latih jenis Gilder 611 pula pernah jatuh di derah ini.
Sebagaimana diyakini sang Letkol Sus (Purn) Heru Sardjono, naas yg menimpa pesawat itu tidak lepas menurut fakor supranatural yang jauh menurut jangkauan nalar sehat dalam umumnya.
Mantan petinggi Lanud Adisucipto Yogya ini bahkan meyakini terdapat prosedur lain tidak terlulis yg ditabrak sebagai akibatnya mengakibatkan pesawat itu jatuh. ”Bahwa ada faktor human error menjadi salah satu penyabab itu diakui memang iya ada, tapi terdapat kearifan lokal yang jua tidak boleh dipandang dengan sebelah mata. Ini memang tidak rasional tapi itu konkret,” tandas Heru, Jumat (29/4/2011).
Heru Sardjono menjelaskan, terjadinya kecelakaan mampu jadi lantaran penerbang kurang mengindahkan rambu-rambu kearifan lokal, yakni embargo keras melintas di atas makam Pangeran Purbaya atau Wotgaleh. ”Semua perusahaan penerbangan di sini, baik sipil maupun milter, paham benar bila ada tabu yg tak boleh dilanggar,” jelasnya.
Lebih jauh Heru menjlentrehkan, jauh sebelumnya ada peristiwa serupa yang menimpa pesawat latih jenis Charli, jatuh dan pilotnya sebagai korban. ”Lantaran Danlanudnya (Marsma TNI AU Purnomosidi) pribadi merespon menggunakan melakukan Jumatan dan berziarah ke makam Wotgaleh, wallahu’alam, bar kuwi yo aman (sesudah itu, aman). Sampai saya purna tugas, tidak ada fakta terdengar pesawat jatuh tuh,” celoteh laki-laki gaek yang sekarang aktif di sebuah lembaga swadaya warga .
Senada menggunakan itu. Warga Wotgaleh Sendangtirto Berbah Sleman, Andri, pula percaya pesawat jatuh karena melintas pada atas makam Pangeran Purboyo yg dimakamkan di sebelah utara Masjid penjuru mata angin. ”Biasanya pesawat melintas pada bagian selatan masjid, entah kenapa pesawat ini melintas pada masjid utara yang dikeramatkan,” katanya.
Yang pasti, lokasi jatuhnya pesawat ini ternyata berada 300 meter dari masjid Sulthoni Wotgaleh. Detik-dtk jelang kejatuhannya, Andri sempat melihat saat berada pada langit pesawat goyang yg mengangkut Sertu Ninang serta Sersan Karbol Habibun Rahman. ”Pesawat yang jatuh berada di belakang, namun lantaran goyang serta tidak seimbang maka tali yg menarik pesawat
tersebut dilepaskan,” tandasnya.
Komplek Wot Galeh Sisa sisa Kebesaran Pangeran Purbaya
Pangeran Purbaya memiliki nama muda Raden Mas Damar. Lantaran kesaktiannya beliau ditunjuk sebagai senapati perang prajurit Mataram ketika Sultan Agung bertahta. Ia bahkan sangat disegani oleh kaum penjajah.
Pintu masuk komplek Makam Wot Galeh
Wot Galeh merupakan sebutan bagi sebuah kompleks pemakaman yang berada tak jauh berdasarkan kompleks Bandara Adi Sutjitpto Maguwo, Sleman, Yogyakarta. Letaknya kira-kira ada pada sisi selatan landas pacu bandara, di antara huma sawah yg acapkali ditanami tanaman tebu.
Kompleks pemakaman yg berusia tua itu rupanya cukup terkenal diantara jejak langkah kaki para pelaku budaya spiritual Jawa. Pasalnya di loka tadi dimakamkan seseorang pangeran menurut Mataram yang terkenal sakti, yaitu Purbaya putra Panembahan Senapati menurut Rara Lembayung putri Ki Ageng Giring.
Pangeran Purbaya memiliki nama muda Raden Mas Damar. Lantaran kesaktiannya beliau ditunjuk sebagai senapati perang prajurit Mataram ketika Sultan Agung bertahta. Ia bahkan sangat disegani oleh kaum penjajah.
Pangeran Purbaya
Kompleks pemakaman ini setiap malam Selasa Kliwon juga Jumat Kliwon ramai didatangi para peziarah. Mereka datang buat samadi atau tirakat.
Pak Min, yang abdi dalem Keraton Yogyakarta, sebagai orang yang dianggap buat menjaga kompleks makam itu, sekaligus sebagai pemandu peziarah yg berniat tirakatan.
Tugas rutinnya diantaranya mencatat para tamu yg hendak berziarah, pula menaruh kabar yg dibutuhkan peziarah mengenai kompleks pemakaman yang bercorak arsitektur khas Keraton Yogyakarta itu.
Pintu masuk menuju makam pangeran Purbaya
Di dalam pagar tembok kompleks makam Wot Galeh itu terdapat sebuah masjid semi terbuka, serta cungkup berisi 2 makam, yakni Pangeran Purbaya, serta oleh bunda, Ratu Giring.
Selain itu, di belakang masjid terdapat sebuah sumur, yg syahdan dibuat semasa hayati Pangeran Purbaya. Bibir sumur dengan tinggi kira-kira semester tergolong lebar apabila dibandingkan lebar bibir sumur kebanyakan. Permukaan air nampak berkilau tertimpa cahaya bulan purnama.
Orang-orang yang berniat melakukan tirakat umumnya mengawali prosesi dengan diguyur badannya menggunakan air sumur tersebut sebesar tujuh kali. Pengguyuran air dilakukan dengan sebuah ember terbuat berdasarkan kayu. Angka tujuh merupakan simbol menurut pitulungan maupun simbol semoga tercapai tujuan yang dibutuhkan.
sumber: //www.lensaindonesia.com/2011/04/29/jatuh-melintas-pada-atas-makam-keramat-tanpa-permisi.html
//nasional.news.viva.co.id/news/read/634588-melintas-di-makam-ini--dianggap-sanggup-buat-pesawat-jatuh
masjid sulthoni wotgaleh dekat bandara adisucipto
Percaya gak percaya, tapi faktanya demikian. Sebab bukan kali ini saja pesawat jatuh pada dekat lokasi makam keramat yg memang dengan dengan lanud adisucipto ini. Hari ini 20 desember 2018, Pesawat TNI T50i Golden Eagle pada Lanud Adi Sucipto Yogyakarta yang dilaporkan jatuh pukul 09.40 WIB tadi pagi, pada waktu melakukan akrobatik udara. Beberapa orang menduga pesawat ini yang dikemudikan 2 orang awak ini tidak sengaja melintas dimakam keramat tadi. Penyebab ini memang tidak masuk akal.
Namun faktanya, ini bukan kali pertama pesawat jatuh pada daerah ini. Lepas 29 Apr 2018 pesawat latih jenis Gilder 611 pula pernah jatuh di derah ini.
Makam Pangeran Purbaya
Sebagaimana diyakini sang Letkol Sus (Purn) Heru Sardjono, naas yg menimpa pesawat itu tidak lepas menurut fakor supranatural yang jauh menurut jangkauan nalar sehat dalam umumnya.
Mantan petinggi Lanud Adisucipto Yogya ini bahkan meyakini terdapat prosedur lain tidak terlulis yg ditabrak sebagai akibatnya mengakibatkan pesawat itu jatuh. ”Bahwa ada faktor human error menjadi salah satu penyabab itu diakui memang iya ada, tapi terdapat kearifan lokal yang jua tidak boleh dipandang dengan sebelah mata. Ini memang tidak rasional tapi itu konkret,” tandas Heru, Jumat (29/4/2011).
Heru Sardjono menjelaskan, terjadinya kecelakaan mampu jadi lantaran penerbang kurang mengindahkan rambu-rambu kearifan lokal, yakni embargo keras melintas di atas makam Pangeran Purbaya atau Wotgaleh. ”Semua perusahaan penerbangan di sini, baik sipil maupun milter, paham benar bila ada tabu yg tak boleh dilanggar,” jelasnya.
Lebih jauh Heru menjlentrehkan, jauh sebelumnya ada peristiwa serupa yang menimpa pesawat latih jenis Charli, jatuh dan pilotnya sebagai korban. ”Lantaran Danlanudnya (Marsma TNI AU Purnomosidi) pribadi merespon menggunakan melakukan Jumatan dan berziarah ke makam Wotgaleh, wallahu’alam, bar kuwi yo aman (sesudah itu, aman). Sampai saya purna tugas, tidak ada fakta terdengar pesawat jatuh tuh,” celoteh laki-laki gaek yang sekarang aktif di sebuah lembaga swadaya warga .
Senada menggunakan itu. Warga Wotgaleh Sendangtirto Berbah Sleman, Andri, pula percaya pesawat jatuh karena melintas pada atas makam Pangeran Purboyo yg dimakamkan di sebelah utara Masjid penjuru mata angin. ”Biasanya pesawat melintas pada bagian selatan masjid, entah kenapa pesawat ini melintas pada masjid utara yang dikeramatkan,” katanya.
Yang pasti, lokasi jatuhnya pesawat ini ternyata berada 300 meter dari masjid Sulthoni Wotgaleh. Detik-dtk jelang kejatuhannya, Andri sempat melihat saat berada pada langit pesawat goyang yg mengangkut Sertu Ninang serta Sersan Karbol Habibun Rahman. ”Pesawat yang jatuh berada di belakang, namun lantaran goyang serta tidak seimbang maka tali yg menarik pesawat
tersebut dilepaskan,” tandasnya.
Komplek Wot Galeh Sisa sisa Kebesaran Pangeran Purbaya
Pangeran Purbaya memiliki nama muda Raden Mas Damar. Lantaran kesaktiannya beliau ditunjuk sebagai senapati perang prajurit Mataram ketika Sultan Agung bertahta. Ia bahkan sangat disegani oleh kaum penjajah.
Pintu masuk komplek Makam Wot Galeh
Wot Galeh merupakan sebutan bagi sebuah kompleks pemakaman yang berada tak jauh berdasarkan kompleks Bandara Adi Sutjitpto Maguwo, Sleman, Yogyakarta. Letaknya kira-kira ada pada sisi selatan landas pacu bandara, di antara huma sawah yg acapkali ditanami tanaman tebu.
Kompleks pemakaman yg berusia tua itu rupanya cukup terkenal diantara jejak langkah kaki para pelaku budaya spiritual Jawa. Pasalnya di loka tadi dimakamkan seseorang pangeran menurut Mataram yang terkenal sakti, yaitu Purbaya putra Panembahan Senapati menurut Rara Lembayung putri Ki Ageng Giring.
Pangeran Purbaya memiliki nama muda Raden Mas Damar. Lantaran kesaktiannya beliau ditunjuk sebagai senapati perang prajurit Mataram ketika Sultan Agung bertahta. Ia bahkan sangat disegani oleh kaum penjajah.
Pangeran Purbaya
Kompleks pemakaman ini setiap malam Selasa Kliwon juga Jumat Kliwon ramai didatangi para peziarah. Mereka datang buat samadi atau tirakat.
Pak Min, yang abdi dalem Keraton Yogyakarta, sebagai orang yang dianggap buat menjaga kompleks makam itu, sekaligus sebagai pemandu peziarah yg berniat tirakatan.
Tugas rutinnya diantaranya mencatat para tamu yg hendak berziarah, pula menaruh kabar yg dibutuhkan peziarah mengenai kompleks pemakaman yang bercorak arsitektur khas Keraton Yogyakarta itu.
Pintu masuk menuju makam pangeran Purbaya
Di dalam pagar tembok kompleks makam Wot Galeh itu terdapat sebuah masjid semi terbuka, serta cungkup berisi 2 makam, yakni Pangeran Purbaya, serta oleh bunda, Ratu Giring.
Selain itu, di belakang masjid terdapat sebuah sumur, yg syahdan dibuat semasa hayati Pangeran Purbaya. Bibir sumur dengan tinggi kira-kira semester tergolong lebar apabila dibandingkan lebar bibir sumur kebanyakan. Permukaan air nampak berkilau tertimpa cahaya bulan purnama.
Orang-orang yang berniat melakukan tirakat umumnya mengawali prosesi dengan diguyur badannya menggunakan air sumur tersebut sebesar tujuh kali. Pengguyuran air dilakukan dengan sebuah ember terbuat berdasarkan kayu. Angka tujuh merupakan simbol menurut pitulungan maupun simbol semoga tercapai tujuan yang dibutuhkan.
sumber: //www.lensaindonesia.com/2011/04/29/jatuh-melintas-pada-atas-makam-keramat-tanpa-permisi.html
//nasional.news.viva.co.id/news/read/634588-melintas-di-makam-ini--dianggap-sanggup-buat-pesawat-jatuh