Pengertian Tektonisme Dan Pergerakan Epirogenesa Orogenesa

Kamu pernah merasakan gempa bumi?. Kalau beliau berarti kamu sedang mengalami peristiwa tektonisme. Tektonisme merupakan perubahan letak atau kedudukan lapisan bumi) (lapisan kulit bumi) secara horizontal ataupun vertikal. Ada yg menyebut tektonisme menggunakan Dislokasi dari berdasarkan kata dis = terpisah, locare = tempat. Jadi, dislokasi merupakan perubahan letak lapisan kulit bumi berdasarkan kedudukan semula.
Berdasarkan kecepatan gerakannya serta luas daerah yg terkena efek, kita mampu membagi tektonisme sebagai 2 yaitu:
  1. Gerak epirogenesa
  2. Gerak orogenesa
Kedua tenaga ini bersifat membentuk. Sebab keduanya termasuk tenaga endogen.

1. Gerak epirogenesa

Gerak epirogenesa seringkali disebut menggunakan gerakan pembentuk continent atau benua. Misalnya tenggelamnya sebuah benua yang disebut Gonwana, yang diperkirakan terletak pada sebelah selatan 1 Indonesia, pula tenggelamnya daratan Atlantis Seperti legenda berdasarkan Eropa. Gerak epirogenesa berjalan sangat lambat dan pada ketika lama , serta meliputi wilayah sangat luas.

Tanda-tanda adanya gerakan ini sanggup dilihat adanya perubahan garis pantai atau gisik
Gerak epirogenesa dianggap positif, jika bagian atas air laut mengalami kenaikan, atau garis pantai berpindah ke arah darat. Dapat juga dikatakan berpindahnya gisik ke arah daratan. Dalam hal ini yg turun merupakan daratannya. Gerak epirogenesa diklaim negatif, bila bagian atas air laut mengalami penurunan. Atau, pantai berpindah ke arah bahari Di wilayah pantai, kadang-kadang kita jumpai bekas garis pantai yg bertingkat-tingkat Ini pertanda bahwa wilayah itu sudah mengafami kenaikan atau pengangkatan berkali-kali. Atau, mengalami gerak epirogenesa negatif beberapa kali. Contoh: Pantai California, dan Norwegia.

2. Gerak orogenesa

Gerak orogenesa tak jarang disebut gerak pembentak gunung, lipatan, dan patahan. Gerak orogenesa bisa jua mengakibatkan 7 terjadinya tanah runtuh atau terpisah satu menggunakan lainnya. Gerak orogenesa waktunya nisbi lebih singkat serta wilayahnya lebih sempit


Gerakan ini sampai kini masih berpengaruh akbar terhadap terbentuknya pegunungan, vulkanisme, patahan, retakan, dan lipatan. Contoh yg dapat dipakai menjadi bukti yaitu formasi pulau-pulau di Nusa Tenggara hingga Pulau Banda. Pulau-pulau tadi kiranya merupakan puncak -zenit yang kelihatan di atas bagian atas ilaut, menurut suatu sistem pegunungan tinggi yg sedang terjadi atau sedang tumbuh.


Sisa-sisa batu, karang di Pulau Timor menandakan bahwa pulau itu telah naik lebih menurut 1.200 m. Mengapa ada permukaan kulit bumi yg terlipat dan terdapat yang patah? Seperti kita ketahui, bagian dalam bumi bertekanan besar dan bertemperatur tinggi. Hal itu menyebabkan sifat batuan menjadi cair liat (plastis). Apabila terjadi mobilitas orogenesa, terjadilah pegunungan lipatan.


Jika lapisan pada atasnya mengalami abrasi, maka pegunungan lipatan ini akan.timbul pada atas bagian atas menjadi pegunungan lipatan yang kita. Lihat sekarang. Di wilayah tropis, misalnya halnya Indonesia, adanya proses eksogen yang bertenaga, (erosi dan denudasi) berakibat kita nir pernah menjumpai pegunungan lipatan yang masih orisinil. Pegunungan lipafan di daerah tropis, sela-lu telah mengalami erosi serta denudasi (pengelupasan kulit bumi akibat gaya berat).

Di bawah ini dicantumkan garabar pegunungan lipatan yang masih asli dan yg telah mengalami erosi dan denudasi.

Selama zaman tertier, poly terjadi pegunungan lipatan yang luas dan sangat tinggi, sampai beratus-ratus meter pada atas permukaan air laut. Bahkan, ribuan meter. Contoh: Pegunungan Alpen, Pegunungan Kendeng, Pegunungan Serayu Selatan, Bukit Barisan, serta Rembang Hill.

Mengapa terdapat bagian atas kulit bumi yang patah ketika muncul gerak orogenesa? Lantaran dalam saat terjadi mobilitas orogenesa, kulit bumi mungkin nir lagi bersifat cair liat (plastis Hal iu tmengakibatkan retak atau patahnya kulit bumi tersebut. Maka terjadilah bentuk pegunungan patahan.
Jadi, output aktivitas tektonisme atau tektogenesa, dapat dibedakan:
—    Daerah patahan atau retakan, akibat mobilitas tektogenesa patahan.
—    Daerah lipatan, akibat mobilitas tektogenesa lipatan.

Pada daerah patahan, senng kita jumpai bagian-bagian terangkat yang lebih tinggi dari dalam wilayah sekitamya. Tetapi ada pula bagian-bagian yg justru karam atau mengalami penurunan. Daerah yg terangkat disebu horst. Sedang wilayah yg tenggelam atau turun disebut graben atau slenk. Di Indonesia terdapat jua tanda-tanda horst dan graben, contohnya pada Semangko (Sumatera), dan Piyungan (Yogyakarta).


Untuk detail, perhatikan gambar penampang melintang (block diagram) wilayah patahan ini dia:
A = horst 
B = graben 
C = horst
Dalam kenyataannya, bentuk horst ataupun graben (slenk) nir ideal seperti dalam gambar. Sebab daerah itu telah dipengaruhi tenaga eksogen. Pada horst telah terjadi erosi serta denudasi (pengelupasan kulit Ibumi lantaran gaya berat = tanah longsor akibat gaya bierat bumi). Sedang dalam graben atau slenk terjadi penimbunan atau sedimentasi. Karena itu bentuk yang kita jumpai pada lapangan merupakan bentuk seperti lembah pada umumnya.

Gerak tektogenesa patahan, dapat bersifat vertikal, bisa pula horizontal. Gejala itu terjadi juga pada tektogenesa lipatan. Ada yg bersifat vertikal, ada yg horizontal. Hasilnya terdapat yang berupa lipatan tegak, lipatan miring lipatan rebah.

Daerah lipatan ada yang sangat luas, sehingga lembah sinklinalnya jua sangat luas. Lembah sinklinal yang sangat luas itu disebut geosinklinal.


Daerah ladang minyak bumi pada Indonesia, umumnya jua terletak pada daerah geosinklinal, yg oleh Umbgrove disebut dengan idio geosinklinal.

Gambar: disini, disini

Popular posts from this blog

Pembagian Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Terbaru

ADZAN IQOMAH DAN DOA SESUDAH ADZAN TERBARU

Mencari Keliling dan Luas Gabungan Dari Persegi Panjang dan Setengah Lingkaran Terbaru