Perbedaan Lahan Kritis dan Lahan Potensial
Di bagian atas bumi ini, jutaan hektar huma tersedia dan disediakan Tuhan buat mendukung kehidupan mahluk hidup. Berbagai jenis huma mulai dari lahan kemarau sampai huma basah tersebar dan dapat dimanfaatkan buat kehidupan manusia. Lahan terbagi sebagai 2 yaitu huma kritis dan huma potensial.
Lahan kritis adalah huma yang tidak produktif serta kalaupun dikelola maka produktifitasnya relatif rendah. Bila lahan kritis dikelola maka biaya pengelolaannya akan lebih besar dibandingkan hasil produksinya. Faktor penyebab huma kritis adalah:
- kemarau panjang
- genangan air yang terus-menerus
- erosi tanah dan masswasting
- manajemen huma yang kurang memerhatikan kelestarian lingkungan
- masuknya material yg nir bisa diurai sang mikroorganisme
- pembekuan air
- masuknya zat pencemar seperti pestisida atau limbah cair
Lahan kritis bila dibiarkan lama serta tidak terdapat upaya perbaikan akan sebagai lahan meninggal serta tidak mampu dipakai buat keberlanjutan hidup manusia terutama di bidang pangan. Beberapa upaya buat mengatasi lahan kritis diantaranya:
- menciptakan terasering dalam huma miring
- memanfaatkan huma sinkron peruntukannya
- reboisasi pada huma yang gundul
- reklamasi huma bekas tambang
- aplikasi pola pergiliran tanaman
- menghilangkan sampah yg sulit terurai
- pemupukan secara organik
- penambahan flora azola
- memanfaatkan eceng gondok buat kuliner ikan
Lahan potensial adalah huma yang belum dimanfaatkan atau belum diolah dan akan memiliki nilai ekonomi yang besar lantaran memiliki sifat yang fertile serta memiliki nilai jual tinggi. Lahan potensial wajib dimanfaatkan menggunakan sebaik mungkin agar mampu mensejahterakan mahluk yg terdapat diatasnya. Upaya pelestarian serta pemanfaatan huma potensial antara lain adalah:
- merencanakan tata guna huma yg baik
- pengendalian peembangunan pemukiman dan ladang pindah
- menciptakan UU tata kelola lahan
- memperbanyak taman kota
- mempertinggi kesuburan tanah menggunakan metode organik