Perbedaan Suksesi Primer dan Sekunder
Kali aku akan coba berikan penerangan mengenai disparitas mendasar antara suksesi utama menggunakan suksesi sekunder. Tapi sebelum masuk ke perbedaan diantara kedua suksesi tadi, saya jelaskan dulu mengenai definisi suksesi. Suksesi adalah suatu proses perubahan pada komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah yg berlangsung lambat secara teratur niscaya terarah dan bisa diramalkan. Suksesi-suksesi terjadi menjadi imbas berdasarkan modifikasi lingkungan fisik dalam komunitasnya serta hal tersebut memerlukan saat.
Proses ini berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang diklaim menjadi titik puncak. Dalam level ini, komunitas sudah mengalami homoestasis. Menurut konsep mutakhir suksesi merupakan pergantian jenis-jenis perintis oleh jenis-jenis yang lebih mantap yg sangat sinkron dengan lingkungannya. Baca juga: Jenis Lingkungan Hidup
1. Suksesi Primer
Jika ekosistem mengalami gangguan yg berat sekali, sebagai akibatnya komunitas awal sebagai hilang atau rusak total, menyebabkan di tempat tersebut tidak terdapat lagi yang tersisa dan akhirnya sebagai tempat asli baru. Gangguan itu bisa terjadi lantaran faktor alam misalnya erupsi, longsor atau karena tindakan manusia misalnya pembukaan tambang serta pembalakan. Habitat tadi secara perlahan searah namun niscaya akan berkembang suatu komunitas pada saat eksklusif yg usang akan mencapai suatu klimaks. Proses ini disebut dengan suksesi utama.
Batu-batuan yang dalam ekosistem yang rusak total dimaksud lantaran imbas iklim yaitu dalam siang hari akan kepanasan serta kering, pada malam hari atau waktu hujan akan kedinginan atau basah terkena air hujan atau embun maka akan terjadi pelapukan (Baca Juga: Animasi Proses Pelapukan). Debu-debu atau pelapukan menurut batu-batuan tersebut masih ada lapisan bahan organik yang bisa ditumbuhi sang tetumbuhan sederhana misalnya lumut kerak atau alga yang disebut juga sebagai tumbuhan pionie. Dengan kehadiran tanaman pioner tadi serta efek iklim pelapukan terus terjadi dan semakin banyak, begitu pula bahan organik akan semakin tebal sehingga dapat ditumbuhi sang organisme yang lebih tinggi tingkatannya misalnya Spyrogira.
Proses ini akan memerlukan saat lebih kurang 20-25 tahun. Semakin lama bahan organiknya semakin tebal sehingga dapat ditumbuhi sang tumbuhan setahun seperti herba. Dalam ketika sekitar satu abad tempat asal tersebut akan dapat ditumbuhi oleh tumbuhan tahunan dan dapat mencapai klimaks. Jika berlangsungnya suksesi ini dipengaruhi sang iklim tersebut disebut dengan klimaks-klimatik dan bila dipengaruhi daerah asal dianggap dengan klimaks-edaphik.
Proses ini akan memerlukan saat lebih kurang 20-25 tahun. Semakin lama bahan organiknya semakin tebal sehingga dapat ditumbuhi sang tumbuhan setahun seperti herba. Dalam ketika sekitar satu abad tempat asal tersebut akan dapat ditumbuhi oleh tumbuhan tahunan dan dapat mencapai klimaks. Jika berlangsungnya suksesi ini dipengaruhi sang iklim tersebut disebut dengan klimaks-klimatik dan bila dipengaruhi daerah asal dianggap dengan klimaks-edaphik.
2. Suksesi Sekuder
Prosesnnya hampir sama menggunakan suksesi primer tetapi letak perbedaannya adalah dalam keadaan kerusakan ekosistem atau kondisi awal menurut habitatnya. Ekosistem tadi mengalami gangguan tetapi nir total serta masih menyisakan komunitas tertentu. Gangguan tadi dapat disebabkan oleh kebakaran, kebanjiran ataupun sang tangan manusia.contohnya misalnya tegalan-tegalan, padang ilalang, semak belukar bekas tambang atau kebun yg ditinggal pemiliknya. Baca pula: Teknik Pertanian Berkelanjutan