Perbedaan TopBottom dan BottomUp Pembangunan
Sejak era Indonesia merdeka sampai waktu ini pembangunan ekonomi terus berjalan. Perbedaan era pemerintahan berdampak pada disparitas pola pembangunan itu sendiri. Secara generik pendekatan pembangunan di Indonesia mengkategorikan ke pada 2 pendekatan utama yaitu Pendekatan Pembangunan berdasarkan Atas (Top- Down), Pendekatan Pembangunan menurut Bawah (Bottom-up).
Baca pula:
Mekanisme angin fohn serta dampaknya
Faktor penyusupan air tanah
Piramida penduduk perluasan, stasioner serta konstruktif
Baca pula:
Mekanisme angin fohn serta dampaknya
Faktor penyusupan air tanah
Piramida penduduk perluasan, stasioner serta konstruktif
a. Pendekatan Pembangunan menurut Atas (Top-Down)
Konsep pendekatan Top-Down yaitu perencanaan pembangunan yang segala keputusan krusial serta jenis kegiatannya telah dipengaruhi oleh pemerintah. Dalam hal ini warga bersifat pasif hanya mendapat segala sesuatunya berdasarkan sentra. Peran aktif warga pada wilayah nir terasa dan pemangku kepentingan dipercaya telah memahami mengenai segala kasus dan solusi yg terdapat pada daerah yang bersangkutan. Di Indonesia konsep pendekatan ini sangat inheren dalam era orde baru dari tahun 1970an hingga akhir 1990an. Beberapa kelebihan serta kekurangan berdasarkan pendekatan ini antara lain:
Kelebihan
1. Masyarakat tidak perlu repot untuk menaruh masukan dan pandangan baru kepada pemangku kebijakan karena acara telah berjalan sendiri.
2. Hasil program pembangunan mampu optimal karena biaya ditanggung sang pemerintah pusat.
3. Para pelaksana kebijakan pada sentra dapat berkerja dengan optimal.
Kelemahan
1. Masyarakat kurang diberikan ruang buat memberikan gagasan pada pembangunan di wilayahnya.
2. Masyarakat nir mengetahui menggunakan lebih jelasnya tentnag jalannya acara dari awal hingga akhir.
3. Ada beberapa kalangan rakyat yang nantinya merasa kecewa dengan aktivitas pembangunan karena tidak sinkron dengan harapannya
b. Pendekatan Pembangunan dari Bawah (Bottom-Up)
Pendekatan Bottom-up merupakan perencanaan pembangunan dimana warga lebih berperan dalam memberikan gagasan dari awal hingga pelaksanaan penilaian. Dalam hal ini pemerintahan hanya berperan sebagai fasilitator pembangunan. Beberapa kelebihan dan kekurangan berdasarkan pendekatan ini antara lain adalah:
Kelebihan
1. Masyarakat berperan aktif dalam menaruh gagasan/inspirasi mengenai program yang akan dilaksanakan.
2. Peran rakyat lebih dominan dibandingkan masyarakat.
3. Masyarakat mengetahui dengan detail aplikasi pembangunan berdasarkan mulai awal hingga penilaian.
Kelemahan
1. Peran pemerintah tidak bergitu optimal dan cenderung hanya menjadi penonton.
2. Sering terjadi kesalahpahaman antara masyarakat menggunakan pemerintah lantaran perbedaan pandangan.
3. Hasil pembangunan belum tentu baik dikarenakan pada tingkat pusat pendidikan pegawai cenderung lebih tinggi dibandingkan pada daerah.
Baca pula: Backwash serta spread effect pembangunan
Baca pula: Backwash serta spread effect pembangunan
Gambar: disini