Perlawanan Masa VOC Perlawanan Kesultanan Mataram
Semenjak perluasan Eropa barat ke banyak sekali belahan dunia, beberapa wilayah pada global mengalami imperlialisme tak terkecuali Indonesia. Penjajahan bangsa barat ini mengakibatkan keresahan serta kesengsaraan bagi rakyat pada berbagai daerah. Hal inilah yg memicu terjadinya perlawanan terhadap VOC sang masyarakat nusantara, salah satunya merupakan Kesultanan Mataram. Awalnya hubungan antara Kesultanan Mataram serta VOC berjalan baik. Lewat tipu makar, VOC berhasil merayu kerajaan Mataram supaya mampu mendirikan benteng serta tempat kerja perwakilan pada wilayah Jepara.
Akan namun usang kelamaan, Mataram pada bawah Sultan Agung menyadari bahwa kehadiran VOC di daerah kekuasaannya sangat membahayakan pemerintahan, sebagaimana dialami Jayakarta yg telah sepenuhnya dikuasai oleh VOC. Sultan Agung adalah raja terbesar Mataram yg punya asa akbar diantaranya:
1. Menyatukan semua Jawa pada bawah Mataram
Pada saat itu daerah-wilayah yg belum dikuasai Mataram adalah Banten, Surabaya serta Blambangan.
2. Mengusir VOC menurut Jawa
Dalam rangka mewujudkan harapan besarnya, Sultan Agung bermaksud membendung usaha-usaha VOC melakukan tekanan politik serta monopoli perdagangan. Serangan pertama Mataram terhadap VOC merupakan ke tempat kerja dagang pada Jepada dalam tahun 1618.
Selanjutnya, Sultan Agung menyerang Batavia. Keberadaan VOC pada Batavia dipercaya sebagai penghambat ambisi Sultan Agung menguasai sepenuhnya Tanah Jawa. Secara spesifik menghambat penguasaan atas Banten. Sultan Agung menyerang Batavia sebesar dua kali yaitu tahun 1628 serta 1629.
Serang pertama Mataram ke VOC gagal pada 1628. Tidak kurang dari 1.000 prajurit Mataram tewas dan agresi kedua pada Agustus-Oktober 1629 menggunakan kegagalan. Faktor gagalnya agresi ini merupakan kurangnya persediaan kuliner (dampak lumbung makanan pada Pantai Utara Jawa dimusnahkan VOC), kalah persenjataan serta endemi penyakit yg melanda pasukan Mataram.
Akan namun usang kelamaan, Mataram pada bawah Sultan Agung menyadari bahwa kehadiran VOC di daerah kekuasaannya sangat membahayakan pemerintahan, sebagaimana dialami Jayakarta yg telah sepenuhnya dikuasai oleh VOC. Sultan Agung adalah raja terbesar Mataram yg punya asa akbar diantaranya:
Pada saat itu daerah-wilayah yg belum dikuasai Mataram adalah Banten, Surabaya serta Blambangan.
2. Mengusir VOC menurut Jawa
Dalam rangka mewujudkan harapan besarnya, Sultan Agung bermaksud membendung usaha-usaha VOC melakukan tekanan politik serta monopoli perdagangan. Serangan pertama Mataram terhadap VOC merupakan ke tempat kerja dagang pada Jepada dalam tahun 1618.
Selanjutnya, Sultan Agung menyerang Batavia. Keberadaan VOC pada Batavia dipercaya sebagai penghambat ambisi Sultan Agung menguasai sepenuhnya Tanah Jawa. Secara spesifik menghambat penguasaan atas Banten. Sultan Agung menyerang Batavia sebesar dua kali yaitu tahun 1628 serta 1629.
Serang pertama Mataram ke VOC gagal pada 1628. Tidak kurang dari 1.000 prajurit Mataram tewas dan agresi kedua pada Agustus-Oktober 1629 menggunakan kegagalan. Faktor gagalnya agresi ini merupakan kurangnya persediaan kuliner (dampak lumbung makanan pada Pantai Utara Jawa dimusnahkan VOC), kalah persenjataan serta endemi penyakit yg melanda pasukan Mataram.