Profil biodata Muhammad Riza Chalid Sang Pengusaha Minyak

Muhammad Riza Chalid begitu seringkali dianggap sebut terkait panasnya perkara Setya novanto yang diduga melanggar kode etik lantaran melobi PT freeport. Siapa sebenenarnya M Riza chalid ini? Yg menciptakan publik menjadi tambah bertanya-tanya karena M riza Chalid ini jarang sekali memberitahuakn wajah di media. Baik itu foto atau pun tampil pada media televisi.
Hanya ada satu foto riza chalid yang sangat familiar yakni foto ketika mengenakan blankon. Tapi perlahan huma, profil dan biodata lengkap M Reza chalid ini mulai dikenal luas.

Muhammad reza chalid sendiri mulai seringkali dianggap sebut lantaran dia adalah satu diantara tiga orang yg transkrip pembicaraannya sedang diselidiki berbagai pihak karena diduga akan melakukan tindakan yang merugikan negara. Artinya stya novanto kepala DPR, M riza chalid pengusaha, serta satu lagi Presdir Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin.
Berikut ini isi remakan atau transkrip rekaman. (MR=muhammad riza chalid, SN setya novanto, MS=Maroef Sjamsoeddin)
MR: Kita ini orang kerja, strateginya. Jadi Freeport jalan, bapak itu bisa terus happy, kita ikut-ikutan bikin apa. Kumpul-kumpul. Gua gak ada bos, nggak usah gedek-gedek. Ngapain gak happy. Kumpul-kumpul. Kita golf. Gitu, Kita beli private jet yang cantik, representative. Apalagi 

SN: Iya 

MR: Buat kita itu tak terdapat yang rakus. Ini mutual benefit, konsepnya mutual benefit. Barangnya kita semua. Kita semua kerja. Freeport 51 kasih kita lokal, support financing. Ya Pak 

SN: Kalau Freeport menjamin, seluruh juga mudah. Semua bank pribadi kasih. 

MR: Kan itu untuk tambang 

SN: Otomatis, merem aja itu 

MR: Lumayan ini, buat kumpul-kumpul paling 1 juta dollar. 

SN: Hayyaah 

MR: Saya ikut masuk ke Dharmawangsa ini, cost yg mereka bawakan sudah, tapi masih gedean mereka porsinya. Terlalu lama mereka itu boros. Saya konfiden Freeport niscaya jalan. Kalau hingga Jokowi nekat nyetop, jatuh beliau. 

MS: Yang jadi itu Amerika. Nggak diterima di Amerika

Profil Riza chalid


Muhammad Riza Chalid adalah salah satu pengusaha kelas kakap di indonesia. Bahkan Rizal Ramli pada bukunya ‘Menentukan Jalan Baru Indonesia‘ (April 2018) menyebut Riza Chalid atau Reza Chalid sebagai Teo Dollars yang pendapatan perharinya USD 600 ribu. Tak hanya itu, George Aditjondro pada buku Cikeas Makin Menggurita juga menyebut nama Riza Chalid.

Nama Riza Chalid berada pada urutan ke 88 pada 150 Richest Indonesian versi Globe Asia yg kekayaannya ditaksir US$ 415 Juta lewat perusahaan Global Energy Resources. Walaupun poly pihak yg menyampaikan bahwa kekayaannya sebenarnya jauh lebih besar dari jumlah tadi dan namanya layak masuk pada daftar orang terkaya pada Indonesia.

Peran Riza Chalid Di Permintaan Saham Freeport

“Dua kali bertemu Riza, dia pintar bicara, selalu berupaya membuat orang lain senang serta ingin menampakan keberadaan dirinya,” kata Maroef Sjamsoeddin  ketika bersaksi di Mahkamah Kehormatan Dewan, Kamis (tiga/12/2015) ketika mengungkapkan mengenai Riza Chalid.

Dalam penjelasannya Ma’roef Sjamsoeddin juga menyampaikan bahwa pengusaha Riza Chalid-lah yang berbicara mengenai permintaan 11 persen saham Freeport buat Presiden dan 9 persen buat Wakil Presiden.

Ma’roef sendiri sebelumnya tidak mengenal Riza Chalid. Ia baru mengenalnya selesainya Setya Novanto mengajak Riza Chalid buat bertemu dengan dirinya.

Perusahaan-Perusahaan Riza Chalid

Sebenarnya nama Riza Chalid sudah poly dianggap-sebut menjadi pengusaha minyak yang ada di Singapura. Ia memiliki kepiawaian buat mengurusi tender-tender pengadaan minyak. Reza disebut-sebut mengatur impor migas sebagai akibatnya perusahaannya Global Energy Resources sebagai pemasok pengadaan minyak mentah buat Pertamina, lewat anak perusahaannya PETRAL (Pertamina Energy Trading Limited).
Riza Chalid berdampingan dengan pemilik AirAsia Tony Fernandez (Foto: Kaskus)

Perusahaan-perusahaan Riza Chalid disebutkan dalam kitab  Jojok S Putra, Mafia Migas di Dapur Cikeas. Dalam buku tersebut disebutkan bahwa beberapa perusahaan milik Riza Chalid antara lain Supreme Energy, Orion Oil, Paramount Petro, Straits Oil dan Cosmic Petroleum. Semua perusahaan ini  berbasis pada Singapura dan terdaftar di Virgin Island yang dikenal sebagai daerah  bebas pajak.

Perusahaan lain yang dimiliki Reza Chalid merupakan  Pacific Place, sebuah harta benda elit di jantung Jakarta. Tak berhenti hingga disitu, perusahaannya jua merambah sektor properti, konsesi beberapa tambang serta perkebunan akbar  dan memiliki saham di maskapai Air Asia Indonesia, lewat PT Fersindo Nusaperkasa. Fersindo Nusaperkasa bersama AirAsia sempat dikabarkan akan mengakuisisi PT Metro Batavia yang mengoperasikan Batavia Air (Metro Batavia) dan Aero Flyer Institute (AFI) namun urung dilakukan.

Globe Asia sendiri menggambarkan Reza Chalid menjadi pengusaha yg low-profile. Ia jua mempunyai KidZania Indonesia yg adalah “edutainment” yg berada di Pacific Place mall yg juga menjadi kepunyaannya. Selain itu, ia juga memiliki bisnis sekolah Al Jabr School yg adalah sekolah islam bilingual berstandar international.

Riza chalid dianggap sebut sebagai pengusaha yg sudah memulai usaha sejak era presiden soeharto. Ia dikenal dekat dengan putra pak harto tomy soeharto. Riza chalid jua sering disebut menjadi mafia migas di indonesia. (//www.kompasiana.com/ninoy/petral-faisal-basri-hatta-rajasa-serta-riza-chalid-dalam-sepak-terjang-mafia-migas_54f3afb6745513992b6c7df9). Bersama dengan hatta rajasa serta faisal basri. 

perusahaan petral merupakan keliru satu perusahaan Riza chalid. Kini petral telah bubar. 

Sepak terjang riza chalid


Ibarat angin, sanggup dirasakan tetapi tidak terlihat bentuknya. Mungkin pameo itu cocok disematkan pada sosok Mohamad Riza Chalid. Nama Riza Chalid identik menggunakan bisnis perminyakan pada Tanah Air. Bahkan, Majalah Tempo edisi 24 Maret 2018 pernah menulis sosok M Riza dengan judul berita Jejak Licin Saudagar Minyak.

Kala itu, Tempo menulis sosok Mohamad Riza Chalid karena kaitannya menggunakan masalah Gold Manor International Limited yang mengimpor minyak jenis Zatapi sebanyak 600 ribu barel buat Pertamina. Muaranya adalah, Komisi VII DPR terhadap Gold Manor yang diduga “main mata” menggunakan Pertamina dalam proses tender. Kala itu Schiller Marganda Napitupulu duduk menjadi direktur Gold Manor.

Gold Manor tercatat di Singapura dalam 10 Juli 2018 dengan nama Gold Manor Singapore Pte. Ltd. Direkturnya Schiller, sekretarisnya Tang Peng Chin, warga negara Singapura. Bisnis perusahaan ini jual-beli minyak mentah serta bahan kimia berbasis minyak. Pemiliknya merupakan Gold Manor International Ltd, perusahaan yang beralamatkan sebuah PO BOX di British Virgin Islands.

Di Singapura, dari data ACRA, badan pendaftaran perusahaan Singapura yg berlokasi di gedung International Plaza, Anson Road, Gold Manor bermarkas pada 30 Raffles Place, #11-00 Caltex House. Gedung itu lalu berubah nama menjadi Chevron House. Rupanya itu kepunyaan Tan Peng Chin, yang ternyata pembela terdakwa resmi.

Alamat Gold Manor International: PO Box 957, Offshore Incorporation Centre, Road Town, Tortola, British Virgin Islands, ternyata sama menggunakan Orion Oil Limited, pemilik Global Energy Resources Pte Ltd. Global Energy pertama kali tercatat pada Singapura pada 10 Mei 2018. Perusahaan itu berkantor pada 1 Kim Seng Road, #15-01, East Tower, Great World City. Salah satu direkturnya, Irawan Prakoso, beralamat di Jalan Mampang Prapatan Raya Nomor 49-atau Buncit Raya 49.

Irawan bermarkas di sana. Bukan cuma dia, Schiller pula. Bahkan terdapat nama lain: Mohamad Riza Chalid dan Johnny Gerard Plate, yang sudah relatif lama dikenal di global jual-beli minyak. Keempatnya bersaling-silang memimpin dan mempunyai saham pada beberapa perusahaan yang berbasis pada Buncit 49. Di antaranya PT Aryan Indonesia, pemilik tempat bermain anak-anak Kidzania, PT Pradita Parahita Utama, dan PT Mitra Integra Solusindo.

Di bawah bendera Global Energy, Mohamad Riza telah lama berbisnis menggunakan Pertamina. Itu juga yg tergambar pada Laporan Kajian Restrukturisasi Pertamina 16 Juli 2018. Misalnya, dalam 2018, Global Energy merupakan pemasok terbesar (33,3 %) minyak mentah ke Pertamina Energy Services Ltd.

Pada 2018, Global menghilang dari Pertamina. Konon itu berkaitan dengan pengetatan aturan tender yg dibentuk Widya Purnama, direktur primer Pertamina 2018-2006. Sebab lainnya: permintaan dewan komisaris melalui ketuanya, Martiono Hadianto, supaya Pertamina menghindari kerja sama menggunakan special purpose company (SPC) yg didirikan di daerah eksklusif, semacam British Virgin Islands. Surat Martiono lepas 31 Maret 2018 itu telak memukul Global, yang dimiliki oleh Orion Oil Limited, diduga sebuah SPC pada British Virgin Islands.

Bersamaan dengan “hilangnya” usaha Global pada Pertamina, Gold Manor mendaftar pada Singapura. Irawan Prakoso dan Schiller, saat diwawancarai Tempo mengakui Gold Manor sebagai saudara kandung Global Energy. Tapi Irawan membantah Global yang beliau pimpin punya kaitan menggunakan Mohamad Riza. Mula-mula beliau malah mengaku tak mengenal Riza serta membantah mereka sama-sama bermarkas di Buncit 49. Jawabannya berubah sesudah Tempo menyebut PT Pradita Parahita Utama. “Ya… mungkinlah,” ungkapnya.

Irawan juga berkata Global tidak pernah memasok minyak mentah buat Pertamina. Ketika Tempo menampakan Laporan Kajian Restrukturisasi Pertamina, dia kelabakan. “Itu benar atau enggak, tidak memahami aku ,” katanya berkelit. Global punya satu tempat kerja lagi pada East Tower, gedung Great World City, yakni pada lantai 10, berbagi menggunakan Gold Manor. Profil perusahaan Gold Manor ternyata sangat sederhana, jauh menurut lengkap. Soal tempat kerja, hanya disebutkan mereka punya tempat kerja sentra pada Singapura dan perwakilan pada Jakarta. Tak ada alamat atau nomor telepon.

Laporan keuangan yang diaudit Foo Kon Tan Grant Thornton Singapura menerangkan bahwa per 31 Desember 2018 aset Gold Manor USD 21,lima juta-pada laporan itu masih ada kekeliruan pencatatan, ditulis hanya USD 1,7 juta-atau sekitar Rp 198 miliar. Sedangkan modalnya cuma USD tiga,5 juta (Rp 32,2 miliar). Ini jauh lebih mini dari harga Zatapi, sekitar USD 58,6 juta (Rp 545,9 miliar).

Mohamad Riza Chalid pula dikenal menjadi pemilik Kidzania yang berlokasi di Pacific Place Shopping Mall, Jakarta. Kidzania adalah merupakan sebuah pusat rekreasi berkonsep edutainment yg unik bagi anak-anak usia dua-16 tahun dan orang tua nya.

Kidzania dibangun khusus menyerupai replika sebuah kota yg sesungguhnya, tetapi dalam ukuran anak-anak, lengkap menggunakan jalan raya, bangunan, ritel jua banyak sekali kendaran yg berjalan pada sekeliling kota.

Di ‘kota’ ini, anak-anak memainkan kiprah orang dewasa sambil mempelajari banyak sekali profesi. Misalnya, menjadi seorang dokter, pilot, pekerja konstruksi, detektif swasta, arkeolog, pembalap F1 serta lebih dari 100 jenis profesi serta pekerjaan orang dewasa lainnya.

referensi bacaan

-//baranews.co/web/read/19024/siapa.sih.mafia.migas.itu..kesaksian.pelaku.1
-//reportaseindonesia.com/kabar-3329-hatta-rajasa-dibalik-mafia-migas-muhammad-riza-chalid.html
-//www.theglobal-review.com/content_detail.php?Lang=en&id=935&type=2
-//jakartaglobe.beritasatu.com/archive/150-richest-indonesians-5/

Popular posts from this blog

Pembagian Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Terbaru

ADZAN IQOMAH DAN DOA SESUDAH ADZAN TERBARU

Mencari Keliling dan Luas Gabungan Dari Persegi Panjang dan Setengah Lingkaran Terbaru