Proses Terbentuknya Badai Siklon Hurricane
Kalian pastinya seringkali mendengar serta melihat warta mengenai insiden angin topan pada global bukan?. Lantas bagaimana angin topan mampu terbentuk serta menjadi sebuah bencana yang dahsyat?. Begini penjelasannya.
Apa itu Angin Topan (Hurricane)?
Pusaran Badai (Hurricane) merupakan angin siklon tropis yang berasal dari daerah Samudera Atlantik, Laut Karibia, Teluk Meksiko, Pantai Barat Meksiko dan Timur Laut Pasifik. Sedangkan Angin Topan (Typhoons) terjadi pada wilayah barat Pasifik dan beberapa terjadi di Samudera Hindia serta Australasia. Baik Hurricane juga Topan adalah sama-sama tipe badai siklon hanya berbeda penamaan saja.
Hurricane biasa terjadi di daerah tropis lebih kurang 30 LU serta 30 LS tapi nir dekat dengan ekuator lantaran wiayah ekuator tidak memiliki variasi atmosfer yang cukup buat membangun angin siklon. Sebuah abda tropis dapat dikatakan hurricane jika ia memiliki kecepatan angin diatas 120 km per jam. Badai hurricane terdahsyat bahkan bisa menghasilkan kecepatan angin hingga 200 km per jam, tentu saja dia dengan mudah bisa menghancurkan apa pun yg dilaluinya di darat.
Apa faktor pembentuk Hurricane?
Hurricane berkembang pada daerah samudera menuju ekuator serta merupakan output berdasarkan akumulasi udara panas yg naik ke atmosfer serta hurricane cenderung menghilang ketika mencapai daratan.
Pembentukan hurricane dapat terjadi jika suhu udara diatas 26 derajat paling nir 60 m dibawah permukaan bahari serta kelembaban udara pada kisaran 75-80 persen. Kombinasi tadi menyediakan jumlah panas serta uap air yang relatif untuk berkembang menjadi sebuah hurricane. Kemudian sehabis tahap awal tersebut, hurricane terbentuk pada step berikut:
# Lautan hangat memanaskan udara di atasnya serta mengakibatkan udara akan naik membuat zona tekanan rendah disekitarnya.
# Udara yang naik tersebut mengandung banyak uap air karena evaporasi yang kuat di samudera kemudian lambat laun akan membentuk awan waktu suhu menurun di atmosfer atas.
# Transformasi uap air sebagai titik air pada udara ini mengeluarkan energi yg disebut panas laten membuahkan udara tetap memanas di udara permukaan.
# Hasil menurut panas laten pada udara tadi membuat awan Kumulonimbus sampai ketinggian 10.000 m diatas samudera dan berbentuk spiral berkiprah.
# Ketika udara di pada hurricane meningkat sampai level tertinggi, maka genre udara akan terjadi keluar menurut sentra angin (mata badai). Membuat kanopi awan Cirus.
# Efek Coriolis kemudian akan memutar badai searah jarum jam pada wilayah bumi utara sedangkan pada daerah bumi selatan akan menunjuk antagonis dengan arah jarum jam.
Ukuran badai hurricane bervariasi antara 100 hingga 1.500 km dan terjadi dalam saat beberapa hari dan menghilang pada ketika 4 - 5 hari. Hurricane sangat jarang terjadi dan hanya 10 persen terjadi pada wilayah tropis. Tahun 2018 merupakan tahun dimana Hurricane terjadi relatif poly pada Atlantik Utara yaitu 20 peristiwa dengan 4-lima diantaranya masuk kategori 4- 5 misalnya Badai Katrina yang menghancurkan daerah New Orleans di Amerika Serikat.
Sumber serta Gambar: