Resmi Ahmad Dhani Nyalon Gubernur DKI 2018 Siapa yang Mau milih
Mungkin telah sebagai tabiat partai PKB yang mengurus orang orang terkenal alias artis buat dijadikan menjadi gacoan dalam sebuah pemilu. Setelah beberapa tahun yang lalu, PKB mengusung rhoma irama menjadi calon presiden, kali ini PKB balik mengusun seniman papan atas Ahmad dhani sebagai calon gubernur DKI jakarta periode 2018-2022.
Seperti liputan okezobe, Hasbiallah Ilyas selaku Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) PKB DKI Jakarta, telah mengunjungi kediaman Ahmad Dhani. Mereka melakukan perbincangan relatif serius dan berlangsung secara tertutup pada dalam tempat tinggal Dhani.
Dan hasilnya perbincangan yang bergulir selama sekira 2 jam itu, akhirnya Ahmad Dhani mengaku isi perbincangannya dengan Hasbiallah. PKB positif tetap akan mendaulat dirinya menjadi bakal calon Gubernur DKI Jakarta.
Bos Republik Cinta Manajemen ini didapuk sebagai bakal calon Gubernur periode 2018-2022 sang PKB lantaran beberapa alasan. Selain dirinya loyal pada PKB, Ahmad Dhani jua merupakan orang asli Nahdlatul Ulama (NU), sehingga ia dipercaya dapat menyejahterakan kaum Nahdliyin, (rakyat NU).
Tidak menduga ini suatu beban atau paksaan, Ahmad Dhani menilai apabila kepercayaan PKB yg diberikan kepadanya memang sudah sebagai tugas suami siri Mulan Jameela ini. Dhani permanen ngoyo buat terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Ini bukan paksaan, akan tetapi tugas saya menjadi kader NU buat menyejahterakan kaum Nahdliyin. Nanti ending gimana, yang kentara saya mau jadi gubernur DKI selain ingin menyejahterakan warga Jakarta," paparnya.
Ahmad dhani bisa berakhir seperti Rhoma irama
Jika melihat ke belakang, PKB jua pernah berminat mengusung public figure ketika pilpres 2018 lalu. Ketika itu, penyanyi dangdut Rhoma Irama dijanjikan akan didukung sang PKB buat sebagai calon presiden.
Pada akhirnya, Rhoma batal diusung sang PKB. PKB sendiri justru meninggalkan Rhoma serta mendukung Jokowi menjadi presiden. Rhoma sempat murka dan nir terima dengan hal itu.
Apakah nasib Rhoma Irama akan menimpa Ahmad Dhani pada Pilkada DKI 2018 ini? Menurut pengamat politik dari Cyrus Network, Hasan Nasbi, terpilihnya Ahmad Dhani hanyalah gimik PKB saja.
Hasan menyampaikan pernyataannya itu bukan tidak berdasar. Hal itu ditinjau berdasarkan kejadian-insiden sebelumnya. Tidak hanya Rhoma Irama, PKB pernah berniat mendukung Mahfud MD yg jua gagal.
Harus kompromi
Apalagi, jika mengingat jumlah kursi PKB pada DPRD DKI yang hanya 6 kursi saja. Kondisi ini menciptakan PKB bukan termasuk partai kuat dalam pilkada DKI. Bahkan, PKB tidak cukup berkoalisi menggunakan satu partai saja.
Hasan mengungkapkan akan terjadi kompromi saat PKB telah berkoalisi nanti. (Baca: PKB DKI: Ahmad Dhani menggunakan Siapa Saja Menang!)
Apalagi bila PKB merupakan partai dengan jumlah kursi terkecil pada koalisi. Dia nir mempunyai bargaining position yang kuat buat mempertahankan calon milik mereka di hadapan sahabat koalisi lainnya.
Jika memperhatikan hal itu, bahkan Ahmad Dhani sekalipun belum niscaya jadi diusung sang PKB. Hasan berkata PKB menjadi partai usang niscaya mengetahui situasi ini serta sanggup memprediksi apa yang akan terjadi pada masa mendatang.
Dia mempertanyakan, apakah pengusungan Ahmad Dhani merupakan niat berfokus atau tindak PHP (pemberi harapan palsu) misalnya yg telah-telah? Apapun jawabannya, istilah beliau, permanen sulit untuk mengusung Dhani sebagai cagub DKI.
Pertanyaanya kemudian, apabila sahih ahmad dhani nyalon gubernur DKI? Siapa yg bakal mau milih? Bukan apa2. Melihat komentar para netizen, tampaknya anti banget dengan ahmad dhani. Apa lagi bagi sahabat ahok. Ngurus tempat tinggal tangga aja gak becus, apalagi ngurus DKI, pungkasnya.
Seperti liputan okezobe, Hasbiallah Ilyas selaku Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) PKB DKI Jakarta, telah mengunjungi kediaman Ahmad Dhani. Mereka melakukan perbincangan relatif serius dan berlangsung secara tertutup pada dalam tempat tinggal Dhani.
Dan hasilnya perbincangan yang bergulir selama sekira 2 jam itu, akhirnya Ahmad Dhani mengaku isi perbincangannya dengan Hasbiallah. PKB positif tetap akan mendaulat dirinya menjadi bakal calon Gubernur DKI Jakarta.
"Sampai saat ini, pimpinan PKB DKI permanen mempercayakan saya untuk jadi pemimpin pada DKI," celoteh Ahmad Dhani di kediamannya di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, Rabu (10/2/2016) malam.
Bos Republik Cinta Manajemen ini didapuk sebagai bakal calon Gubernur periode 2018-2022 sang PKB lantaran beberapa alasan. Selain dirinya loyal pada PKB, Ahmad Dhani jua merupakan orang asli Nahdlatul Ulama (NU), sehingga ia dipercaya dapat menyejahterakan kaum Nahdliyin, (rakyat NU).
"Dan, alasan utama itu bagaimana masyarakat di bawah khususnya kaum Nahdliyin sanggup lebih sejahtera lah. Karena saya sebagai kader NU punya tanggung jawab terhadap kesejahteraan kamu Nahdliyin," tegasnya optimis.
Tidak menduga ini suatu beban atau paksaan, Ahmad Dhani menilai apabila kepercayaan PKB yg diberikan kepadanya memang sudah sebagai tugas suami siri Mulan Jameela ini. Dhani permanen ngoyo buat terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Ini bukan paksaan, akan tetapi tugas saya menjadi kader NU buat menyejahterakan kaum Nahdliyin. Nanti ending gimana, yang kentara saya mau jadi gubernur DKI selain ingin menyejahterakan warga Jakarta," paparnya.
Ahmad dhani bisa berakhir seperti Rhoma irama
Jika melihat ke belakang, PKB jua pernah berminat mengusung public figure ketika pilpres 2018 lalu. Ketika itu, penyanyi dangdut Rhoma Irama dijanjikan akan didukung sang PKB buat sebagai calon presiden.
Pada akhirnya, Rhoma batal diusung sang PKB. PKB sendiri justru meninggalkan Rhoma serta mendukung Jokowi menjadi presiden. Rhoma sempat murka dan nir terima dengan hal itu.
Apakah nasib Rhoma Irama akan menimpa Ahmad Dhani pada Pilkada DKI 2018 ini? Menurut pengamat politik dari Cyrus Network, Hasan Nasbi, terpilihnya Ahmad Dhani hanyalah gimik PKB saja.
"Mungkin Ahmad Dhani ditarik bukan buat meramaikan pilkada tetapi hanya untuk meramaikan proses penjaringan yg dilakukan PKB saja, supaya jadi perhatian publik," ujar Hasan ketika dihubungi, Kamis (11/2/2016).
Hasan menyampaikan pernyataannya itu bukan tidak berdasar. Hal itu ditinjau berdasarkan kejadian-insiden sebelumnya. Tidak hanya Rhoma Irama, PKB pernah berniat mendukung Mahfud MD yg jua gagal.
"PKB kan misalnya ini pula sama Rhoma Irama, Mahfud MD, bahkan Jusuf Kalla, tapi akhirnya kan enggak pula," ujar beliau. (Baca: Kecewa Batal Jadi Capres, Rhoma Tarik Dukungan berdasarkan PKB)
Harus kompromi
Apalagi, jika mengingat jumlah kursi PKB pada DPRD DKI yang hanya 6 kursi saja. Kondisi ini menciptakan PKB bukan termasuk partai kuat dalam pilkada DKI. Bahkan, PKB tidak cukup berkoalisi menggunakan satu partai saja.
Hasan mengungkapkan akan terjadi kompromi saat PKB telah berkoalisi nanti. (Baca: PKB DKI: Ahmad Dhani menggunakan Siapa Saja Menang!)
"Mereka mampu saja melakukan penjaringan lalu hasilnya akan dinegosiasikan dengan partai koalisi. Ujungnya bisa saja yg diusung malah pada luar output penjaringan semula tergantung hasil komprominya," ujar Hasan.
Apalagi bila PKB merupakan partai dengan jumlah kursi terkecil pada koalisi. Dia nir mempunyai bargaining position yang kuat buat mempertahankan calon milik mereka di hadapan sahabat koalisi lainnya.
Jika memperhatikan hal itu, bahkan Ahmad Dhani sekalipun belum niscaya jadi diusung sang PKB. Hasan berkata PKB menjadi partai usang niscaya mengetahui situasi ini serta sanggup memprediksi apa yang akan terjadi pada masa mendatang.
Dia mempertanyakan, apakah pengusungan Ahmad Dhani merupakan niat berfokus atau tindak PHP (pemberi harapan palsu) misalnya yg telah-telah? Apapun jawabannya, istilah beliau, permanen sulit untuk mengusung Dhani sebagai cagub DKI.
"Lantaran kalaupun serius, ya itu tersebut, PKB tetap harus berkompromi dengan partai koalisi lainnya," ujar beliau. (Baca: Rhoma Irama: PKB Usung Capres berdasarkan Partai Lain, Kami Tarik Dukungan)
Pertanyaanya kemudian, apabila sahih ahmad dhani nyalon gubernur DKI? Siapa yg bakal mau milih? Bukan apa2. Melihat komentar para netizen, tampaknya anti banget dengan ahmad dhani. Apa lagi bagi sahabat ahok. Ngurus tempat tinggal tangga aja gak becus, apalagi ngurus DKI, pungkasnya.