TATA CARA ITIDAL DALAM SHOLAT TERBARU

Ada dua pendapat tentangtata cara i’tidal. Pertama, terdapat ulama yg berpendapat bersedekap dan ulamayang menyampaikan tidak bersedekap akan tetapi melepaskannya (berdiri dengan sikapsempurna).
1) Itidal menggunakan Bersedekap:
Itidal dengan Bersedekap,yaitu pulang meletakkan tangan kanan pada atas tangan kiri atau menggenggamnyadan menaruhnya di dada, waktu telah berdiri. Hal ini berdasarkan nash di bawahini:

# “Ia (Wa-il bin Hujr)mengatakan: “Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bila beliauberdiri pada shalat, beliau memegang tangan kirinya menggunakan tangan kanannya.”(HR. An-Nasa’i)

# “Telah menceritakan kepadakami Abdullah bin Maslamah, ia menyampaikan berdasarkan Malik, dia berkata berdasarkan Abu Hazm, iaberkata menurut Sahl bin Sa’d beliau mengatakan: “Adalah orang-orang (para teman)diperintah (sang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) agar seorang meletakkantangan kanannya atas lengan kirinya pada shalat.” (HR. Bukhari)

Komentar berdasarkan Syaikh Abdul‘Aziz bin Abdillah bin Baaz (termaktub pada fatwanya yang dimuat dalam majalahRabithah ‘Alam Islamy, edisi Dzulhijjah 1393 H/Januari 1974 M, tahun XI):

# “Dari hadits shahih iniada petunjuk diisyaratkan meletakkan tangan kanan atas tangan kiri ketikaseorang Mushalli (orang yg shalat) tengah berdiri baik sebelum ruku’ maupunsesudahnya. Lantaran Sahl menginformasikan bahwa para sahabat diperintahkan untukmeletakkan tangan kanannya atas lengan kirinya dalam shalat. Dan sudahdimengerti bahwa sunnah (Nabi) menyebutkan orang shalat pada ruku’ meletakkankedua telapak tangannya pada ke 2 lututnya, dan dalam sujud beliau meletakkankedua telapak tangannya pada bumi (loka sujud) sejajar menggunakan kedua bahunyaatau telinganya, dan pada keadaan duduk antara 2 sujud, begitu pun dalamtasyahud ia meletakkannya di atas ke 2 pahanya dan lututnya menggunakan dalilmasing-masing secara rinci. Dalam rincian sunnah tadi tidak tersisa kecualidalam keadaan berdiri. Dengan demikian dapatlah dimengerti bahwasanya maksuddari hadits Sahl diatas adalah disyari’atkan bagi Mushalli saat berdiri dalamshalat supaya meletakkan tangan kanannya atas lengan kirinya. Sama saja baikberdiri sebelum ruku’ maupun sesudahnya. Lantaran nir ada riwayat berdasarkan Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam membedakan antara keduanya, sang lantaran itubarangsiapa membedakan keduanya haruslah menerangkan dalilnya. (Kembali padakaidah ushul fiqh: “asal menurut ibadah merupakan haram kecuali ada penunjukannya” )

2) Itidal menggunakan BerdiriSikap Sempurna (Berdiri Lurus) serta Tidak menggunakan Bersedekap

Itidal menggunakan cara Berdiri SikapSempurna (Berdiri Lurus) dan Tidak menggunakan Bersedekap, yaitu tidakbersedekap akan tetapi melepaskannya (berdiri menggunakan sikap sempurna), berdasarkanhadits:

# “Kemudian angkatlahkepalamu hingga engkau berdiri menggunakan tegak [sehingga tiap-tiap ruas tulangbelakangmu kembali pata tempatnya].” (pada riwayat lain disebutkan: “apabila kamuberdiri i’tidal, luruskanlah punggungmu dan tegakkanlah kepalamu sampai ruastulang punggungmu mapan ke tempatnya).” (HR. Bukhari dan Muslim, dan riwayatlain oleh Ad-Darimi, Al-Hakim, Asy-Syafi’i dan Ahmad)

# Nabi shallallaahu ‘alaihiwa sallam bersabda:
“Allah, Tuhan YangMahaperkasa lagi Mahamulia nir mau melihat shalat seseorang yang tidakmeluruskan punggungnya saat berdiri pada antara ruku’ dan sujudnya (i’tidal,pent.) (HR. Ahmad dan Thabarani, shahih)

# Dari ‘Aisyah:
“Jika beliau mengangkatkepalanya berdasarkan rukuk, maka dia nir eksklusif sujud sebelum berdiri lurusterlebih dahulu (HR. Muslim)

# Dari Ibnu Atha’, iaberkata,
“Aku mendengar Abu Humaidberkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat…lalu beliauI’tidal sampai semua tulangnya kembali ke loka semula.” (HR. Ibnu Hibban)
b) Thuma’ninah DanMemperlama I’tidal

# “Beliau shallallahu‘alaihi wa sallam berdiri terkadang dikomentari oleh teman: “Dia sudah lupa”[karena saking lamanya berdiri]. (HR. Bukhari, Muslim serta Ahmad)
# “Nabi shallallaahu ‘alaihiwa sallam berakibat ruku’, berdiri setelah ruku’ serta sujudnya, juga dudukantara dua sujud hampir sama lamanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

c) Bacaan I’tidal
Ketika bangkit dari rukuk,seorang yang sedang shalat diperintahkan membaca Sami’ allahu LimanHamidahu (Allah Maha Mendengar terhadap orang yang memuji-Nya), baik diasebagai imam maupun makmum. Lalu bila beliau telah berdiri lurus (i’tidal),maka beliau membacaRabbana wa Laka al-Hamdu (Wahai Tuhan kami, bagi-Mu lahsegala kebanggaan) atau Allahuma Rabbana wa Laka al-Hamdu (Ya Allah Tuhankami, bagi-Mu lah segala pujian), yaitu berdasarkan hadits:

# Dari Abu Hurairah:
“Bahwasanya Nabi shallallaahu‘alaihi wa sallam mengucapkan Sami’ allahu Liman Hamidahu (Allah Maha Mendengarterhadap orang yang memuji-Nya) saat mengangkat punggungnya berdasarkan rukuk.kemudian ketika berdiri, dia membaca Rabbana wa Laka al-Hamdu (Wahai Tuhankami, bagi-Mu lah segala kebanggaan).” (HR. Ahmad, Bukhari serta Muslim)

# Dari Anas:
“Dan jika imam membacaSami’ allahu Liman Hamidahu (Allah Maha Mendengar terhadap orang yangmemuji-Nya), maka katakanlah: Allahumma Rabbana wa Laka al-Hamdu (Ya AllahTuhan kami, bagi-Mu lah segala kebanggaan).” (HR. Bukhari)

# Dari Abu Hurairah yangdikeluarkan oleh Ahmad dan lain-lain, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Jika imam membaca Sami’allahu Liman Hamidahu (Allah Maha Mendengar terhadap orang yg memuji-Nya), makakatakanlah: Allahumma Rabbana wa Laka al-Hamdu (Ya Allah Tuhan kami, bagi-Mulah segala kebanggaan). Barangsiapa bacaannya bersamaan menggunakan bacaan malaikat,maka akan diampuni dosa-dosanya yang sudah lalu.” (Al-Bukhari, bab Adzan, pasalKeutamaan Allahumma Rabbana wa Laka al-Hamdu)

Bacaan yang diperintahkanketika i’tidal, sekurang-kurangnya merupakan tahmid (Rabbana wa Laka al-Hamdu).dan jikalau mungkin, disunnahkan ditambah menggunakan bacaan-bacaan yang antara lainditunjukkan dalam hadits berikut:

Bacaan 1:
# Dari Ubaid bin al-Hasandari Abu Aufa, ia mengungkapkan:
“Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam ketika mengangkat kepalanya dari ruku’ mengucapkan, sami’allahu liman hamidah,

“RABBANA LAKAL HAMDU MIL USSAMAAWAATI WA MIL-UL-ARDHI WA MIL’U MAA SYI’TA MIN SYAI-IN BA’DU”

[Artinya]: “Ya Allah yaTuhan kami, bagi-Mu-lah segala puji, sepenuh langit dan sepenuh bumi, dansepenuh apa saja yang Engkau kehendaki sehabis itu.” (Musnad al-Mustkhraj ‘alashahih Muslim)

Bacaan 2:
# Dari Rafi’, sesungguhnyaia berkata,
“Pada suatu hari kami shalatdi belakang Rasulullah maka tatkala beliau bangkit berdasarkan ruku’, beliaumengucapkan:
“SAMI’ ALLAAHU LIMAN HAMIDAH”

[Artinya]: “Allah mendengar orang yg memujinya”
Kemudian terdapat seseorang pria pada belakang beliau yangmembaca:

RABBANA LAKAL HAMDU HAMDANKATSIIRAN THAYYIBAN MUBAARAKAN FIIHI’

[Artinya]: “Ya Allah yaTuhan kami, bagi-Mu-lah segala kebanggaan yang banyak, yg baik serta yang adabarakah pada dalamnya.”

Maka tatkala Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam terselesaikan mengerjakan shalat, dia bertanya,“Siapa yang tadi membaca doa.” Seorang laki-laki menjawab, ‘Saya!’ MakaRasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Saya melihat 37 Malaikattergopoh-gopoh buat segera menjadi penulis yg pertama’.” (Shahih IbnuKhuzaimah).

Bacaan tiga:
# Dari Abu Said al-Khudri,dia mengatakan,
“Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam ketika bangun menurut ruku’ (i’tidal) dia mengucapkan:

“RABBANA LAKAL HAMDU MIL’USSAMAWATI WAL ARDHI WA MIL’U MA SYI’TA MIN SYAI’IN BA’DU. ALLAHUMMA LA MANI’A LIMAA’THAITA WALA MU’THIYA LIMA MANA’TA WA LA YANFA’U DZAL JADDI MINKAL JADDU”

[Artinya]: “Ya Allah, bagiEngkaulah segala puja dan puji, sepenuh langit, sepenuh bumi, serta sepenuh apasaja yang engkau kehendaki. Ya Allah Tak terdapat yg bisa menghalangi apa yangakan Engkau berikan dan nir terdapat jua yang mampu memberikan apa yang Engkaularang serta tidaklah kekayaan itu dapat menolong yg empunya kecuali seizinEngkau.” (HR. Muslim)


= Baca Juga =





Popular posts from this blog

Pembagian Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Terbaru

Contoh Soal PG Pendidikan Agama Islam PAI Kelas XI Semester 1 K13 Beserta Jawaban Part3 Terbaru

INILAH CONTOH ISIAN CATATAN FAKTA PKG 14 KOMPETENSI