TEORI BELAJAR HUMANISTIK TERBARU

TEORI BELAJAR HUMANISTIK



Pengertian Teori BelajarHumanistik

Teori Belajar Humanistik ini berusaha memahami konduite belajar dari sudut pandangpelakunya, bukan berdasarkan sudut pandang pengamatnya. Tujuan primer para pendidikadalah membantu peserta didik untuk menyebarkan dirinya, yaitu membantumasing-masing individu buat mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yangunik serta membantu pada mewujudkan potensi-potensi yg terdapat dalam diri mereka.

=======================================


=======================================

Menurut teori belajar humanistik, prosesbelajar wajib dimulai dan ditujukan buat kepentingan memanusi akan manusia itusendiri. Oleh karena itu, teori belajar humanistik sifatnya lebih abstrak danlebih mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, serta psikoterapi,berdasarkan pada bidang kajian psikologi belajar. Teori humanistik sangat mementingkanisi yg dipelajari dari dalam proses belajar itu sendiri serta lebih poly berbiacaratentang konsep-konsep pendidikan buat membangun insan yang dicita-citakan,dan tentang proses belajar pada bentuk yg paling ideal.

Dalam teori belajarhumanistik proses belajar wajib berhulu dan bermuara pada insan itu sendiri.meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi menurut proses belajar, dalamkenyataan teori ini lebih banyak berbicara mengenai pendidikan serta prosesbelajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebihtertarik dalam pandangan baru belajar dalam bentuknya yg paling ideal berdasarkan pada belajarseperti apa adanya, misalnya apa yg mampu kita amati dalam dunia keseharian..teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan buat “memanusiakan insan” (mencapaiaktualisasi diri serta sebagainya) dapat tercapai.

Faktor motivasi danpengalaman emosional sangat penting pada peristiwa belajar, sebab tanpamotivasi serta impian berdasarkan pihak si belajar, maka tidak akan terjadi asimilasipengetahuan baru ke dalam struktur kognitif yg sudah dimilikinya. Teoribelajar humanistik beropini bahwa teori belajar apapun dapatdimanfaatkan, asal tujuannya buat memanusiakan insan yaitu mencapaiaktualisasi diri, pemahaman diri, dan realisasi diri orang yang belajar,secara optimal.

Dalam teori belajarhumanistik, belajar dipercaya berhasil bila si pelajar tahu lingkungannyadan dirinya sendiri. Peserta didik pada proses belajarnya wajib berusaha agarlambat laun ia sanggup mencapai aktualisasi diri menggunakan sebaik-baiknya. Teoribelajar ini berusaha memahami perilaku belajar berdasarkan sudut pandang pelakunya,bukan dari sudut pandang pengamatnya.(Uno, 2018: 13)

Selanjutnya Gagne dan Briggsmengatakan bahwa pendekatan humanistik adalah pengembangan nilai-nilai dansikap pribadi yg dikehendaki secara sosial dan pemerolehan pengetahuan yangluas mengenai sejarah, sastra, dan pengolahan taktik berpikir produktifPendekatan sistem mampu bisa pada lakukan sehingga para siswa dapatmemilih suatu planning pelajaran supaya mereka bisa mencurahkan saat mereka bagibermacam-macam tujuan belajar atau sejumlah pelajaran yg akan dipelajari ataujenis-jenis pemecahan kasus dan aktifitas-aktifitas kreatif yg mungkindilakukan.pembatasan simpel pada pemilihan hal-hal itu mungkin pada tentukanoleh keterbatasan bahan-bahan pelajaran dan keadaan namun dalam pendekatansistem itu sendiri nir ada yg membatasi keanekaragaman pendidikan ini. (Uno,2006: 13).

Tujuan utama para pendidikadalah membantu si siswa buat berbagi dirinya, yaitu membantu masing-masingindividu buat mengenal diri mereka sendiri menjadi insan yg unik danmembantu pada mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.

Jadi, teori belajarhumanistik adalah suatu teori pada pembelajaran yg mengedepankan bagaimanamemanusiakan manusia serta peserta didik mampu membuatkan potensi dirinya.


Teori belajar humanistik bersifatsangat eklektik yaitu memanfaatkan atau merangkumkan berbagai teori belajardengan tujuan buat memanusiakan manusia serta mencapai tujuan yg diinginkankarena tidak dapat disangkal bahwa setiap teori mempunyai kelebihan dankekurangan.


Tokoh-tokoh Teori Belajar Humanistik


Banyak tokoh penganut aliranhumanistik, diantaranya:

1. Carl Rogers
Carl R. Rogers dalamHadis (2006: 71) kurang memberikan perhatian pada prosedur proses belajar.belajar dilihat sebagai fungsi holistik eksklusif. Mereka berpendapat bahwabelajar yang sebenarnya nir dapat berlangsung bila tidak ada keterlibatanintelektual juga emosional siswa. Oleh karena itu, dari teoribelajar humanisme bahwa motifasi belajar harus bersumber pada diri pesertadidik.

Roger membedakan 2 ciribelajar, yaitu: (1) belajar yang bermakna serta (dua) belajar yg tidak bermakna.belajar yg bermakna terjadi jika pada proses pembelajaran melibatkan aspekpikiran serta perasaan siswa, serta belajar yang nir bermaknaterjadi jika pada proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran akan tetapitidak melibatkan aspek perasaan siswa.

Bagaimana proses belajar dapatterjadi berdasarkan teori belajar humanisme?. Orang belajar lantaran ingin mengetahuidunianya. Individu menentukan sesuatu buat dipelajari, mengusahakan prosesbelajar dengan caranya sendiri, dan menilainya sendiri mengenai apakah prosesbelajarnya berhasil.

Menurut Roger, peranan gurudalam kegiatan belajar siswa berdasarkan pandangan teori kemanusiaan adalahsebagai fasilitator yg berperan aktif dalam : (1) membantu menciptakan iklimkelas yg kondusif supaya peserta didik bersikap positif terhadap belajar, (dua)membantu siswa buat memperjelas tujuan belajarnya serta memberikankebebasan pada peserta didik untuk belajar, (tiga) membantu siswa untukmemanfaatkan dorongan dan keinginan mereka sebagai kekuatan pendorong belajar,(4) menyediakan aneka macam asal belajar pada siswa, serta (5) menerimapertanyaan dan pendapat, dan perasaan berdasarkan berbagai siswa sebagaimanaadanya. (Hadis, 2018: 72)

2) Kolb
    Pandangan Kolbtentang belajar dikenal menggunakan “Belajar Empat Tahap” yaitu:

a. Tahap pandangan konkret
Padatahap ini seseorang mampu atau bisa mengalami suatu peristiwa atau suatukejadian sebagaimana adanya tetapi belum memilki pencerahan mengenai hakikat dariperistiwa tadi,

b. Tahap pemgamatan aktifdan reflektif
Tahapini seseorang semakin lama akan semakin mampu melakukan observasi secara aktifterhadap insiden yg dialaminya dan lebih berkembang.

c. Tahap konseptualisasi
Padatahap ini seseorang mulai berupaya buat membuat abstraksi, berbagi suatuteori, konsep, atau aturan dan mekanisme tentang sesuatu yg menjadi objekperhatiannya dan cara berpikirnya menggunakan induktif.

d. Tahap eksperimentasiaktif
Padatahap ini seseorang telah sanggup mengaplikasikan konsep-konsep, teori-teori atauaturan-anggaran ke pada situasi konkret dan cara berpikirnya menggunakan deduktif.

3) Honey serta Mumford
Honey serta Mumfordmenggolongkan orang yg belajar ke pada empat macam atau golongan, yaitu:

a. Kelompok aktivis
Yaitumereka yang bahagia melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam berbagaikegiatan dengan tujuan buat memperoleh pengalaman-pengalaman baru.

b. Kelompok reflector
Yaitumereka yg memiliki kesamaan berlawanan menggunakan gerombolan aktivis. Dalammelakukan suatu tindakan kelompok ini sangat berhati-hati dan penuhpertimbangan.

c. Kelompok teoris
Yaitumereka yg memiliki kesamaan yang sangat kritis, senang menganalisis,selalu berpikir rasional menggunakan memakai penalarannya.

d. Kelompok pragmatis
Yaitumereka yang mempunyai sifat-sifat simpel, nir suka berpanjang lebar denganteori-teori, konsep-komsep, dalil-dalil, dan sebagainya.

4) Habermas
Menurut Habernas, belajarbaru akan tejadi bila terdapat hubungan antara individu menggunakan lingkungannya. Iamembagi tipe belajar menjadi 3, yaitu:

a. Belajar teknis (technicallearning)
Yaitubelajar bagaimana seorang bisa berinteraksi menggunakan lingkungan alamnya secarabenar.

b. Belajar mudah(practical learning)
Yaitubelajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi menggunakan lingkungan sosialnya,yaitu menggunakan orang-orang di sekelilingnya menggunakan baik.

c. Belajar emansipatoris(emancipatory learning)
Yaitubelajar yang menekankan upaya supaya seseorang mencapai suatu pemahaman dankesadaran tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya denganlingkungan sosialnya.

4) Arthur Combs
Belajar terjadi bilamempunyai arti bagi individu. Pengajar nir sanggup memaksakan materi yg tidakdisukai atau tidak relevan menggunakan kehidupan mereka. Anak tidak mampu matematikaatau sejarah bukan karena kolot namun karena mereka enggan serta terpaksa danmerasa sebenarnya nir ada alasan penting mereka wajib mempelajarinya. Perilakuburuk itu sebenarnya tak lain hanyalah dari ketidakmampuan seseorang untukmelakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya. Untuk itu guruharus memahami konduite peserta didik dengan mencoba tahu dunia persepsipeserta didik tadi sehingga jika ingin merubah perilakunya, guru harusberusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yg terdapat.

Perilaku internal membedakanseseorang berdasarkan yg lain. Combs beropini bahwa banyak guru membuat kesalahandengan berasumsi bahwa peserta didik mau belajar bila materi pelajarannyadisusun serta disajikan sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu padamateri pelajaran itu. Sehingga yang krusial ialah bagaimana membawa si pesertadidik buat memperoleh arti bagi pribadinya berdasarkan materi pelajaran tersebut danmenghubungkannya dengan kehidupannya.

Combs memberikan lukisanpersepsi diri pada global seorang misalnya 2 bundar (besar serta kecil)yg bertitik sentra dalam satu.. Lingkaran mini (1) merupakan citra daripersepsi diri dan lingkungan akbar (dua) adalah persepsi global. Makinjauh peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri makin berkurang pengaruhnyaterhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yg memiliki sedikit interaksi dengandiri, makin mudah hal itu terlupakan.

6). Bloom dan Krathwohl
Bloomdan Krathmohl lebih menekankan perhatiannya dalam apa yang mesti dikuasai olehindividu (menjadi tujuan belajar), sesudah melalui peristiwa-insiden belajar.tujuan belajarnya dikemukakan menggunakan sebutan Taksonomi Bloom, yaitu:
a.domain kognitif, terdiri atas 6 strata, yaitu:
1)Pengetahuan
2)Pemahaman
3)Aplikasi
4)Analisis
5)Sintesis
6)Evaluasi
b.domain psikomotor, terdiri atas 5 tingkatan, yaitu:
1)Peniruan
2)Penggunaan
3)Ketepatan
4)Perangkaian
5)Naturalisasi
c.domain afektif, terdiri atas 5 strata, yaitu:
1)Pengenalan
2)Merespon
3)Penghargaan
4)Pengorganisasian
5)Pengalaman

Prinsip-prinsip TeoriBelajar Humanistik
Pendekatan humanistikmenganggap peserta didik sebagai a whole person atau orang sebagaisuatu kesatuan. Dengan kata lain, pembelajaran tidak hanya mengajarkan materiatau bahan ajar yg sebagai sasaran, namun pula membantu peserta didikmengembangkan diri mereka sebagai manusia.
Keyakinan tadi telahmengarahkan munculnya sejumlah teknik dan metodologi pembelajaran yangmenekankan aspek humanistik pembelajaran. (Alwasilah, 1996: 23) Dalammetodologi semacam itu, pengalaman siswa merupakan yang terpenting danperkembangan kepribadian mereka dan penumbuhan perasaan positif dianggappenting dalam pembelajaran mereka. Pendekatan humanistik mengutamakan perananpeserta didik dan berorientasi dalam kebutuhan. Menurut pendekatan ini, materiatau materi ajar wajib dicermati menjadi suatu totalitas yg melibatkan orangsecara utuh, bukan sekedar menjadi sesuatu yang intelektual semata-mata.seperti halnya guru, peserta didik adalah manusia yang memiliki kebutuhan emosional,spritual, juga intelektual. Peserta didik hendaknya bisa membantu dirinyadalam proses belajar mengajar. Peserta didik bukan sekedar penerima ilmu yangpasif. (Purwo, 1989: 212)

Beberapa prinsip Teoribelajar Humanistik:
1.    Manusiamempunyai belajar alami
2.    Belajarsignifikan terjadi bila materi plajaran dirasakan murid mempuyai relevansidengan maksud tertentu
3.    Belajaryang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.
4.    Tugasbelajar yg mengancam diri merupakan lebih mudah dirasarkan apabila ancaman itu kecil
5.    Bilabancaman itu rendah terdapat pangalaman siswa pada memperoleh cara.
6.    Belajaryang bermakna diperolaeh apabila siswa melakukannya
7.    Belajarlancer bila peserta didik dilibatkan pada proses belajar
8.    Belajaryang melibatkan siswa seutuhnya bisa memberi hasil yang mendalam
9.    Kepercayaanpada diri pada siswa ditumbuhkan menggunakan membiasakan buat mawas diri
10.  Belajarsosial merupakan belajar tentang proses belajar.

Roger sebagai pakar dariteori belajar humanisme mengemukakan beberapa prinsip belajar yang pentingyaitu: (1). Manusia itu memiliki asa alamiah buat belajar, memiliki rasaingin tahu alamiah terhadap dunianya, dan hasrat yang mendalam untukmengeksplorasi serta asimilasi pengalaman baru, (dua). Belajar akan cepat serta lebihbermakna jika bahan yg dipelajari relevan dengan kebutuhan siswa, (tiga)belajar bisa di tingkatkan dengan mengurangi ancaman menurut luar, (4) belajarsecara partisipasif jauh lebih efektif menurut pada belajar secara pasif serta orangbelajar lebih poly bila belajar atas pengarahan diri sendiri, (5) belajaratas prakarsa sendiri yang melibatkan holistik pribadi, pikiran maupunperasaan akan lebih baik serta tahan lama , dan (6) kebebasan, kreatifitas, dankepercayaan diri dalam belajar bisa ditingkatkan menggunakan penilaian diri oranglain tidak begitu krusial. (Dakir, 1993: 64)
Aplikasi Teori BelajarHumanistik
Aplikasi teori humanistiklebih memilih pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnaimetode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalahmenjadi fasilitator bagi para peserta didik sedangkan pengajar memberikanmotivasi, pencerahan tentang makna belajar pada kehidupan siswa. Gurumemfasilitasi pengalaman belajar pada siswa dan mendampingi pesertadidik buat memperoleh tujuan pembelajaran.(Sumanto, 1998: 235)

Peserta didik berperansebagai pelaku primer (student center) yang memaknai proses pengalamanbelajarnya sendiri. Diharapkan peserta didik memahami potensi diri,mengembangkan potensi dirinya secara positif serta meminimalkan potensi diri yangbersifat negatif.

Tujuan pembelajaran lebihkepada proses belajarnya daripada output belajar. Adapun proses yang umumnyadilalui adalah :
1.   Merumuskantujuan belajar yg jelas
2.   Mengusahakanpartisipasi aktif peserta didik melalui kontrak belajar yg bersifat jelas ,amanah dan positif.
3.  Mendorong pesertadidik untuk mengembangkan kesanggupan siswa buat belajar atasinisiatif sendiri
4.  Mendorongpeserta didik untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secaramandiri
5.  Peserta didikdi dorong buat bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri,melakukkan apa yg diinginkan serta menanggung resiko menurut konduite yangditunjukkan.
6.  Pengajar menerimapeserta didik apa adanya, berusaha tahu jalan pikiran peserta didik, tidakmenilai secara normatif tetapi mendorong siswa buat bertanggungjawabatas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
7.    Memberikankesempatan murid buat maju sinkron menggunakan kecepatannya
8.  Evaluasidiberikan secara individual dari perolehan prestasi siswa. (Mulyati,2005: 182)

Pembelajaran berdasarkanteori humanistik ini tepat buat diterapkan. Keberhasilan aplikasi ini adalahpeserta didik merasa bahagia bergairah, berinisiatif pada belajar serta terjaadiperubahan pola pikir, perilaku serta sikap atas kemauan sendiri. Peserta didikdiharapkan menjadi manusia yg bebas, berani, tidak terikat oleh pendapatorang lain serta mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpamengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , kebiasaan , disiplin atauetika yang berlaku.


Implikasi Teori BelajarHumanistik
Penerapan teori humanistiklebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yg mewarnaimetode-metode yang diterapkan. Peran pengajar pada pembelajaran humanistik adalahmenjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi,kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Gurumemfasilitasi pengalaman belajar kepada peserta didik serta mendampingi pesertadidik buat memperoleh tujuan pembelajaran.

Peserta didik berperansebagai pelaku utama (stundent center) yg memaknai prosespengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa tahu potensi diri,mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yangbersifat negatif.

Psikologi humanistik memberiperhatian atas pengajar sebagai fasilitator. Berikut ini merupakan banyak sekali cara untukmemberi kemudahan belajar dan aneka macam kualitas fasilitator, yaitu:
1.  Fasilitatorsebaiknya memberi perhatian pada penciptaan suasana awal, situasi kelompok,atau pengalaman kelas
2.  Fasilitatormembantu buat memperoleh serta memperjelas tujuan-tujuan perorangan pada dalamkelas serta juga tujuan-tujuan grup yang bersifat umum.
3. Dia mempercayaiadanya harapan berdasarkan masing-masing peserta didik buat melaksanakantujuan-tujuan yg bermakna bagi dirinya, menjadi kekuatan pendorong, yangtersembunyi pada dalam belajar yang bermakna tersebut.
4.  Dia mencobamengatur dan menyediakan sumber-sumber buat belajar yg paling luas serta mudahdimanfaatkan para peserta didik buat membantu mencapai tujuan mereka.
5. Dia menempatkandirinya sendiri sebagai suatu asal yg fleksibel buat dapat dimanfaatkanoleh gerombolan .
6.  Di dalammenanggapi ungkapan-ungkapan di pada grup kelas, serta mendapat baik isiyang bersifat intelektual dan perilaku-perilaku perasaan serta mencoba buat menanggapidengan cara yang sesuai, baik bagi individual ataupun bagi kelompok
7. Bilamana cuacapenerima kelas sudah mantap, fasilitator berangsur-sngsur bisa berperanansebagai seseorang siswa yg turut berpartisipasi, seseorang anggotakelompok, dan turut menyatakan pendangannya menjadi seorang individu, sepertipeserta didik yang lain.
8. Dia mengambilprakarsa buat ikut serta pada gerombolan , perasaannya dan juga pikirannyadengan tidak menuntut dan pula tidak memaksakan, namun menjadi suatu andilsecara langsung yg boleh saja dipakai atau ditolak sang peserta didik
9. Dia harus tetapwaspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya perasaan yg dalamdan bertenaga selama belajar
10. Di pada berperansebagai seorang fasilitator, pimpinan harus mencoba buat menganali danmenerima keterbatasan-keterbatasannya sendiri. (Dakir, 1993: 65).
Ciri-ciri guru yangfasilitatif adalah :
1.   Meresponperasaan peserta didik
2.   Menggunakanide-ide siswa untuk melaksanakan hubungan yg sudah dirancang
3.   Berdialogdan berdiskusi dengan peserta didik
4.   Menghargaipeserta didik
5.   Kesesuaianantara perilaku serta perbuatan
6. Menyesuaikan isikerangka berpikir siswa (penerangan untuk mementapkan kebutuhan segeradari siswa)
7.  Tersenyum padapeserta didik. (Syaodih, 2018: 152)
Guru-pengajar cenderungberpendapat bahwa pendidikan merupakan pewaris kebudayaan, pertanggungan jawabansosial serta bahan pembelajaran yg spesifik, mereka percaya bahwa masalah initidak dapat di serahkan begitu saja kepada siswa.

Teori belajar humanistik akan sangat membantu para pendidik dalam memahamiarah belajar pada dimensi yang lebih luas, sehingga upaya pembelajaran apapundan pada konteks manapun akan selalu diarahkan serta dilakukan buat mencapaitujuannya. Meskipun teori humanistik tak jarang dikritik lantaran sulit diterapkandalam konteks yg lebih praktis dan dipercaya lebih dekat menggunakan bidangfilsafat, teori kepribadian dan psikoterapi menurut dalam bidang pendidikan,sebagai akibatnya sulit diterjemahkan ke dalam langkah-langkah yg lebih konkret danpraktis. Tetapi sumbangan teori ini amat akbar. Ide-ilham, konsep-konsep,taksonomi-taksonomi tujuan yang sudah dirumuskannya dapat membantu parapendidik serta guru buat tahu hakikat kejiwaan manusia.

Dalam praktiknyateori ini cenderung mengarahkan murid untuk berpikir induktif, mementingkanpengalaman, serta membutuhkan keterlibatan anak didik secara aktif dalam prosesbelajar.


DAFTAR PUSTAKA 

Dakir, Dasar-dasarPsikologi. Jakarta: Pustaka Pelajar, 1993.

Darsono, Max. Belajardan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press. 2018.

F., Azies dan A. ChaedarAlwasilah, Pengajaran Bahasa Komunikatif; Teori serta Praktek. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 1996.

Hadis, Abdul. PsikologiDalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2018.

Mulyati, PsikologiBelajar. Yogyakarta: CV. Andi Offset. 2018.

Purwo, Bambang Kaswanti.(ed.).pellBA 2: Pertemuan Linguistik Lembaga Bahasa Atma Jaya. Jakarta: LembagaBahasa Unika Atma Jaya. 1989.

Soemanto, Wasty. PsikologiPendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1998.

Sudrajat, Ahkmad. MediaPembelajaran. Artikel. Diakses pada //ahkmadsudrajat.wordpress. Com /bahan-ajar/media-pembelajaran.

Sukmadinata, serta NanaSyaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Cet. IV, Bandung: RemajaRosdakarya, 2018.

Suprobo, Novina. TeoriBelajar Humanistik. Diakses pada //novinasuprobo.wordpress. Com /2008/06/15/teori-belajar-humanistik


Uno, Hamzah B. OrientasiBaru Dalam Psikologi Perkembangan. Jakarta: Bumi aksara,  2018



= Baca Juga =


Popular posts from this blog

Pembagian Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Terbaru

ADZAN IQOMAH DAN DOA SESUDAH ADZAN TERBARU

Mencari Keliling dan Luas Gabungan Dari Persegi Panjang dan Setengah Lingkaran Terbaru