Tipe Klasifikasi Tanah Gambut

Pada postingan sebelumnya telah dijelaskan mengenai genesa tanah gambut. Kali ini saya akan coba berikan mengenai pembagian terstruktur mengenai menurut tanah gambut itu sendiri.
Jadi Gambut terdiri menurut berbagai macam jenis jika dipandang menurut berbagai sudut pandang antara lain: taraf kematangan, kedalaman, kesuburan serta posisi terbentuknya. Perbedaan ciri gambut akan berakibat dalam pola tata guna lahan gambut itu sendiri. Baca jua: Fenomena intrusi magma dike vertikal

Menurut taraf kematangannya, gambut dibagi menjadi:
  • Gambut saprik (matang), yaitu gambut yg sudah melapuk dan bahan asalnya sudah tidak mampu dikenali. Berwarna cokelat tua hingga hitam dan bila diremas sang tangan kandungan seratnya < 15%.
  • Gambut hemik (setengah matang), yaitu gambut 1/2 lapuk dan sebagian bahan induknya masih bisa dikenali. Berwarna cokelat serta bila diremas bahan seratnya di kisaran 15-75%.
  • Gambut fibrik (mentah), yaitu gambut yg belum melapuk serta bahan induknya sanggup dikenali menggunakan gampang. Berwarna cokelat dan bila diremas bahan seratnya > 75%.
Menurut taraf kesuburannya, gambut dibagi sebagai:
  • Gambut eutrofik, yaitu gambut yg fertile dan kaya akan bahan mineral, basa dan unsur hara lainnya. Gambut tipe ini umumnya memiliki lapisan yang tipis serta dipengaruhi oleh sedimen sungai atau bahari.
  • Gambut mesotrofik, yaitu gambut relatif subur serta dicirikan menggunakan kandungan mineral basa yg sedang.
  • Gambut oligotrofik, yaitu gambut yg tidak fertile karena miskin mineral dan hara. Gambut jenis ini bisanya jauh menurut pengaruh lumpur sungai dan laut.
Menurut lingkungan pembentukannya, gambut dibagi sebagai:
  • Gambut ombrogen, yaitu gambut yg terbentuk dalam lingkungan yang hanya dipengaruhi sang air hujan.
  • Gambut topogen, yaitu gambut yg terbentuk  pada lingkungan air pasang sungai/bahari. Dengan demikian gambut topogen lebih fertile dibandingkan gambut ombrogen.
Menurut kedalamannya, gambut dibagi menjadi:
  • gambut dangkal (50 -100 cm)
  • gambut sedang (100 - 200 centimeter)
  • gambut dalam (200 - 300 centimeter)
  • gambut sangat pada (> 300 centimeter)
Menurut lokasinya, gambut dibagi sebagai:
  • gambut pantai, yaitu terbentuk dekat pantai serta dipengaruhi pasang laut.
  • gambut pedalaman, yaitu gambut yang hanya dipengaruhi oleh air hujan karena jauh dari laut.
  • gambut transisi, yaitu gambut yg terbentuk diantara kedua daerah tadi.
Menurut berbagai penelitian, gambut di Indonesia sebagian besar termasuk kategori mesotrofik dan oligotrofik. Gambut eutrofik pada Indonesia sangat sedikit serta paling poly tersebar pada daerah pantai serta genre sungai. Secara generik gambut di Sumatera lebih fertile dibandingkan gambut pada Kalimantan. Di Pulau Jawa, gambut tersisa salah satunya pada wilayah Lakbok Ciamis serta merupakan keliru satu laboratorium gambut di Jawa. Gambut di Lakbok sekarang poly dialihfungsi sebagai huma pertanian. Baca jua: Profil vertikal air tanah
Sumber:
disini
Fahmuddin Agus serta I. G Made Subiska
Balai Penelitian Tanah Bogor

Popular posts from this blog

Pembagian Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Terbaru

Mencari Keliling dan Luas Gabungan Dari Persegi Panjang dan Setengah Lingkaran Terbaru

Contoh Soal USBN Biologi SMA dan Kunci Jawabannya Part3 Terbaru