Utang Indonesia per Agustus 2018 Bengkak Pejabat Kaya Raya Rakyat Semakin Sengsara
Hingga akhir Agustus 2018, total utang pemerintah sentra tercatat Rp 3.438,29 triliun. Naik Rp 78,47 triliun dibandingkan akhir Juli 2018, yaitu Rp tiga.359,82 triliun.
Dalam denominasi dolar AS, jumlah utang pemerintah pusat di akhir Agustus 2018 adalah US$ 258,52 miliar, naik dari posisi akhir Juli 2018 yg sebanyak US$ 200,73 miliar.
Sebagian besar utang pemerintah merupakan dalam bentuk surat utang atau Surat Berharga Negara (SBN). Sampai akhir Agustus 2018, nilai penerbitan SBN mencapai Rp dua.684,28 triliun, naik menurut akhir Juli 2018 yang sebanyak Rp dua.628,34 triliun. Sementara itu, pinjaman (baik bilateral maupun multilateral) tercatat Rp 754,01 triliun, naik menurut bulan sebelumnya Rp 731,48 triliun.
Demikian dikutip detikFinance, berdasarkan data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan serta Risiko Kementerian Keuangan, Rabu (21/9/2016).
Berikut perkembangan utang pemerintah sentra serta rasionya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sejak tahun 2018:
2000: Rp 1.234,28 triliun (89%)
2001: Rp 1.273,18 triliun (77%)
2002: Rp 1.225,15 triliun (67%)
2003: Rp 1.232,lima triliun (61%)
2004: Rp 1.299,5 triliun (57%)
2005: Rp 1.313,lima triliun (47%)
2006: Rp 1.302,16 triliun (39%)
2007: Rp 1.389,41 triliun (35%)
2008: Rp 1.636,74 triliun (33%)
2009: Rp 1.590,66 triliun (28%)
2010: Rp 1.676,15 triliun (26%)
2011: Rp 1.803,49 triliun (25%)
2012: Rp 1.975,42 triliun (27,tiga%)
2013: Rp dua.371,39 triliun (28,7%)
2014: Rp dua.604,93 triliun (25,9%)
2015: Rp 3.098,64 triliun (26,8%)
Pertanyaanya, siapa yg menikmati hutang tersebut? Tentu saja pemerintah yang punya otak brilian yang kuat loby kong kalikong proyek diatas sana. Faktanya, warga miskin meningkat. Fasilitas generik masih semerawut.
sumber: //finance.dtk.com/warta-ekonomi-bisnis/d-3302704/utang-pemerintah-ri-rp-3438-t-naik-rp-78-t-dalam-sebulan
Dalam denominasi dolar AS, jumlah utang pemerintah pusat di akhir Agustus 2018 adalah US$ 258,52 miliar, naik dari posisi akhir Juli 2018 yg sebanyak US$ 200,73 miliar.
Sebagian besar utang pemerintah merupakan dalam bentuk surat utang atau Surat Berharga Negara (SBN). Sampai akhir Agustus 2018, nilai penerbitan SBN mencapai Rp dua.684,28 triliun, naik menurut akhir Juli 2018 yang sebanyak Rp dua.628,34 triliun. Sementara itu, pinjaman (baik bilateral maupun multilateral) tercatat Rp 754,01 triliun, naik menurut bulan sebelumnya Rp 731,48 triliun.
Demikian dikutip detikFinance, berdasarkan data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan serta Risiko Kementerian Keuangan, Rabu (21/9/2016).
Berikut perkembangan utang pemerintah sentra serta rasionya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sejak tahun 2018:
2000: Rp 1.234,28 triliun (89%)
2001: Rp 1.273,18 triliun (77%)
2002: Rp 1.225,15 triliun (67%)
2003: Rp 1.232,lima triliun (61%)
2004: Rp 1.299,5 triliun (57%)
2005: Rp 1.313,lima triliun (47%)
2006: Rp 1.302,16 triliun (39%)
2007: Rp 1.389,41 triliun (35%)
2008: Rp 1.636,74 triliun (33%)
2009: Rp 1.590,66 triliun (28%)
2010: Rp 1.676,15 triliun (26%)
2011: Rp 1.803,49 triliun (25%)
2012: Rp 1.975,42 triliun (27,tiga%)
2013: Rp dua.371,39 triliun (28,7%)
2014: Rp dua.604,93 triliun (25,9%)
2015: Rp 3.098,64 triliun (26,8%)
Pertanyaanya, siapa yg menikmati hutang tersebut? Tentu saja pemerintah yang punya otak brilian yang kuat loby kong kalikong proyek diatas sana. Faktanya, warga miskin meningkat. Fasilitas generik masih semerawut.
sumber: //finance.dtk.com/warta-ekonomi-bisnis/d-3302704/utang-pemerintah-ri-rp-3438-t-naik-rp-78-t-dalam-sebulan
