Video Kisah SYARIFUDDIN KHALIFAH bayi Ajaib memeluk Islam di Umur 2 Bulan
SYARIFUDDIN KHALIFAH KINI TELAH DEWASA, BAYI AJAIB NON-MUSLIM AFRIKA
Kembali mengingat peristiwa tahun 90-an, dunia saat itu gempar menggunakan berita besar seorang bayi berumur dua bulan berdasarkan famili Katholik di Afrika yg menolak dibaptis. “Mama, unisibi baptize naamini kwa Allah, na jumbe wake Muhammad” (Ibu, tolong jangan baptis aku . Saya merupakan orang yg beriman kepada Allah dan RasulNya, Muhammad).
Ayah dan ibunya, Domisia-Francis, pun galau. Kemudian didatangkan seorang pendeta buat berbicara pada bayinya itu: “Are You Yesus?” (Apakah engkau Yesus?).
Kemudian dengan tenang sang bayi Syarifuddin menjawab: “No, I’m not Yesus. I’m created by God. God, The same God who created Jesus” (Tidak, aku bukan Yesus. Aku diciptakan oleh Tuhan, Tuhan yg sama menggunakan yg membangun Yesus). Saat itu ribuan umat Kristen di Tanzania dan sekitarnya dipimpin bocah ajaib itu mengucapkan 2 kalimat syahadat.
Bocah Afrika kelahiran 1993 itu lahir di Tanzania Afrika, anak keturunan non Muslim. Sekarang bayi itu sudah remaja, sehabis ribuan orang di Tanzania-Kenya memeluk agama Islam berkat dakhwahnya semenjak kecil. Syarifuddin Khalifah namanya, bayi ajaib yg sanggup berbicara banyak sekali bahasa misalnya Arab, Inggris, Perancis, Italia serta Swahili. Ia pun pandai berceramah dan menterjemahan al-Quran ke aneka macam bahasa tersebut. Hal pertama yang acapkali ia ucapkan merupakan: “Anda bertaubat, dan anda akan diterima sang Allah Swt.”
Syarifuddin Khalifah hafal al-Quran 30 juz pada usia 1,lima tahun serta telah menunaikan shalat 5 ketika. Di usia 5 tahun ia mahir berbahasa Arab, Inggris, Perancis, Italia serta Swahili. Satu bukti kuasa Allah buat berakibat insan sanggup bicara menggunakan berbagai bahasa tanpa wajib diajarkan.
a. Latar Belakang Syarifuddin Khalifah
Mungkin Anda terheran-heran bahkan tidak percaya, bila ada orang yg bilang bahwa di zaman terkini ini ada seseorang anak berdasarkan keluarga non Muslim yang hafal al-Quran serta bisa shalat dalam umur 1,5 tahun, menguasai lima bahasa asing pada usia 5 tahun, serta telah mengislamkan lebih berdasarkan 1.000 orang dalam usia yang sama. Tapi begitulah kenyatannya, dan karena itu ia disebut menjadi bocah ajaib; sebuah pertanda kebesaran Allah Swt.
Syarifuddin Khalifah, nama bocah itu. Ia dilahirkan di kota Arusha, Tanzania. Tanzania merupakan sebuah negara di Afrika Timur yg berpenduduk 36 juta jiwa. Sekitar 35 % penduduknya beragama Islam, disusul Kristen 30 persen dan sisanya majemuk kepercayaan terutama animisme. Namun, kota Arusha tempat kelahiran Syarifuddin Khalifah dominan penduduknya beragama Katolik. Di urutan kedua adalah Kristen Anglikan, lalu Yahudi, baru Islam dan terakhir Hindu.
Seperti kebanyakan penduduk Ashura, orangtua Syarifuddin Khalifah jua beragama Katolik. Ibunya bernama Domisia Kimaro, sedangkan ayahnya bernama Francis Fudinkira. Suatu hari pada bulan Desember 1993, tangis bayi membahagiakan famili itu. Sadar bahwa bayinya pria, mereka lebih gembira lagi.
Sebagaimana pemeluk Katolik lainnya, Domisia dan Francis juga menyambut bayinya dengan ritual-ritual Nasrani. Mereka pun berkeinginan membawa bayi cantik itu ke gereja buat dibaptis secepatnya. Tidak terdapat yg aneh ketika mereka melangkah ke Gereja. Namun saat mereka hampir memasuki altar gereja, mereka dikejutkan dengan bunyi yg aneh. Ternyata bunyi itu adalah suara bayi mereka. “Mama usinibibaptize, naamini kwa Allah wa jumbe wake Muhammad!” (Ibu, tolong jangan baptis saya. Saya merupakan orang yg beriman pada Allah dan RasulNya, Muhammad).
Mendengar itu, Domisia dan Francis gemetar. Keringat dingin bercucuran. Setelah beradu pandang dan sedikit berbincang, mereka tetapkan buat membawa kembali bayinya pergi. Tidak jadi membaptisnya.
Awal Maret 1994, waktu usianya melewati dua bulan, bayi itu selalu menangis ketika hendak disusui ibunya. Domisia merasa gundah serta khawatir bayinya kurang gizi apabila tidak mau minum ASI. Tetapi, diagnose dokter menyatakan beliau sehat. Kekhawatiran Domisia nir terbukti. Bayinya sehat tanpa kekurangan suatu apa. Tidak ada penerangan apapun mengapa Allah mentakdirkan Syarifuddin Khalifah nir mau minum ASI menurut ibunya setelah dua bulan.
Di tengah kebiasaan bayi-bayi belajar mengucapkan satu suku kata misalnya panggilan “Ma” atau lainnya, Syarifuddin Khalifah pada usianya yg baru empat bulan mulai mengeluarkan lafal-lafal aneh. Beberapa tetangga serta keluarga Domisia dan Francis terheran-heran melihat bayi itu berbicara. Mulutnya bergerak pelan dan berbunyi: “Fatuubuu ilaa baari-ikum faqtuluu anfusakum dzaalikum khairun lakum ‘inda baari-ikum, fataaba ‘alaikum innahuu huwattawwaburrahiim.”
Orang-orang yang takjub menimbulkan kegaduhan sementara namun kemudian mereka diam dalam keheningan. Sayangnya, ketika itu mereka tidak mengetahui bahwa yang dibaca Syarifuddin Khalifah adalah QS. Al-Baqarah ayat 54.
Domisia risi anaknya kerasukan setan. Ia pun membawa bayi itu ke pastur, tetapi permanen saja Syarifuddin Khalifah mengulang-ulang ayat itu. Hingga lalu cerita bayi kerasukan setan itu terdengar sang Abu Ayub, keliru seorang Muslim yg tinggal di daerah itu. Ketika Abu Ayub tiba, Syarifuddin Khalifah pula membaca ayat itu. Tak kuasa melihat pertanda kebesaran Allah, Abu Ayub sujud syukur di dekat bayi itu.
“Francis dan Domisia, sesungguhnya anak kalian nir kerasukan setan. Apa yg dibacanya adalah ayat-ayat al-Qur’an. Intinya beliau mengajak kalian bertaubat kepada Allah,” kata Abu Ayub.
Beberapa ketika sehabis itu Abu Ayub tiba lagi dengan membawa mushaf. Ia memperlihatkan kepada Francis dan Domisia ayat-ayat yang dibaca oleh bayinya. Mereka berdua butuh ketika pada pergulatan batin buat beriman. Keduanya pun akhirnya mendapatkan hidayah. Mereka masuk Islam. Sesudah masuk Islam itulah mereka menaruh nama buat anaknya menjadi “Syarifuddin Khalifah”.
Keajaiban berikutnya ada dalam usia 1,lima tahun. Ketika itu, Syarifuddin Khalifah sanggup melakukan shalat dan menghafal al-Quran dan Bible. Lalu dalam usia 4-lima tahun, beliau menguasai 5 bahasa. Pada usia itu Syarifuddin Khalifah mulai melakukan safari dakwah ke aneka macam penjuru Tanzania sampai ke luar negeri. Hasilnya, lebih berdasarkan seribu orang masuk Islam.
b. Kisah Nyata Syarifuddin Mengislamkan Ribuan Orang
Kisah konkret ini terjadi di Distrik Pumwani, Kenya, tahun 1998. Ribuan orang telah berkumpul pada lapangan buat melihat bocah ajaib, Syarifuddin Khalifah. Usianya baru lima tahun, namun namanya sudah sebagai buah bibir karena dalam usia itu ia sudah menguasai 5 bahasa. Oleh umat Islam Afrika, Syarifuddin dijuluki Miracle Kid of East Africa.
Perjalanannya ke Kenya ketika itu adalah bagian menurut rangkaian safari dakwah ke luar negeri. Sebelum itu, ia sudah berdakwah ke hampir seluruh kota pada negaranya, Tanzania. Masyarakat Kenya mengetahui keajaiban Syarifuddin berdasarkan mulut ke lisan. Namun tidak sedikit pula yang sudah menyaksikan bocah ajaib itu lewat Youtube.
Orang-orang agaknya tidak tabah menanti. Mereka melihat-lihat dan menyelidik apakah kendaraan beroda empat yg datang membawa Syarifuddin Khalifah. Beberapa ketika lalu, Syaikh mini yang mereka nantikan akhirnya datang. Ia datang menggunakan pengawalan ketat layaknya seorang presiden.
Ribuan orang yg menanti Syarifuddin Khalifah rupanya bukan hanya orang Muslim. Tak sedikit orang-orang Kristen yang ikut hadir karena rasa bertanya-tanya mereka. Mungkin juga karena mereka mendengar bahwa bocah ajaib itu dilahirkan dari kelarga Katolik, tetapi hafal al-Quran pada usia 1,lima tahun. Mereka ingin melihat Syarifuddin Khalifah secara langsung.
Ditemani Haji Maroulin, Syarifuddin menuju tenda yang telah disiapkan. Luapan kegembiraan rakyat Kenya tampak kentara dari antusiasme mereka menyambut Syarifuddin. Wajar apabila anak sekecil itu mempunyai wajah yang cantik. Namun bukan hanya manis. Ada kewibawaan serta kenyamanan yg menciptakan orang-orang Kenya takjub dengannya. Mengalahkan kedewasaan orang dewasa.
Kinilah saatnya Syaikh cilik itu menaruh taushiyah. Tangannya yang dari tadi memainkan jari-jarinya, berhenti waktu namanya disebut. Ia bangkit menurut kursi menuju podium.
Setelah salam, beliau memuji Allah serta bershalawat kepada Nabi. Bahasa Arabnya sangat fasih, diakui oleh para ulama yg hadir pada kesempatan itu. Hadirin benar-sahih takjub. Bukan hanya kagum dengan kemampuannya berceramah, tetapi juga isi ceramahnya membuka mata hati orang-orang Kristen yang hadir pada saat itu. Ada seberkas cahaya hidayah yg masuk dan menelusup ke jantung nurani mereka.
Selain pandai memakai ayat al-Quran, sesekali Syarifuddin jua mengutip kitab suci agama lain. Membuat pendengarnya terbawa untuk mempelajari balik kebenaran teks ajaran serta keyakinannya selama ini.
Begitu ceramah usai, orang-orang Kristen mengajak dialog bocah ajaib itu. Syarifuddin melayani mereka menggunakan baik. Mereka bertanya tentang Islam, Kristen serta kitab -buku terdahulu. Sang Syaikh kecil mampu menaruh jawaban yang memuaskan. Dan itulah momen-momen hidayah. Ratusan pemeluk Kristiani yg telah berkumpul pada sekitar Syarifuddin mengucapkan syahadat. Menyalami tangan salah seorang perwakilan mereka, Syarifuddin menuntun syahadat serta mereka menirukan: “Asyhadu an laa ilaaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasuulullah.”
Syahadat relatif terbata-bata. Tetapi hidayah sudah membawa iman. Mata serta pipi pun menjadi saksi, air mata mulai berlinang sang luapan kegembiraan. Menjalani hidup baru pada Islam. Takbir menurut ribuan kaum muslimin yang menyaksikan insiden itu terdengar membahana pada bumi Kenya.
Bukan kali itu saja, orang-orang Kristen masuk Islam melalui perantaraan bocah ajaib Syarifuddin Khalifah. Di Tanzania, Libya dan negara lainnya kisah nyata itu pula terjadi. Apabila dijumlah, melalui dakwah Syarifuddin Khalifah, ribuan orang sudah masuk Islam. Ajaibnya, itu terjadi waktu usia Syaikh mini itu masih 5 tahun.
Para ulama dan habaib sangat mendukung dakwah Syaikh Syarifuddin Khalifah. Bahkan ulama besar misalnya al-Habib ali al-Jufri pun rela meluangkan waktunya untuk bertemu anak ajaib yg sekarang remaja serta berjuang dalam Islam. (Dikutip menurut kitab Mukjizat dari Afrika, Bocah yg Mengislamkan Ribuan Orang; Syarifuddin Khalifah).
SHARE bila anda suka dengan artikel ini
Kembali mengingat peristiwa tahun 90-an, dunia saat itu gempar menggunakan berita besar seorang bayi berumur dua bulan berdasarkan famili Katholik di Afrika yg menolak dibaptis. “Mama, unisibi baptize naamini kwa Allah, na jumbe wake Muhammad” (Ibu, tolong jangan baptis aku . Saya merupakan orang yg beriman kepada Allah dan RasulNya, Muhammad).
Ayah dan ibunya, Domisia-Francis, pun galau. Kemudian didatangkan seorang pendeta buat berbicara pada bayinya itu: “Are You Yesus?” (Apakah engkau Yesus?).
Kemudian dengan tenang sang bayi Syarifuddin menjawab: “No, I’m not Yesus. I’m created by God. God, The same God who created Jesus” (Tidak, aku bukan Yesus. Aku diciptakan oleh Tuhan, Tuhan yg sama menggunakan yg membangun Yesus). Saat itu ribuan umat Kristen di Tanzania dan sekitarnya dipimpin bocah ajaib itu mengucapkan 2 kalimat syahadat.
Bocah Afrika kelahiran 1993 itu lahir di Tanzania Afrika, anak keturunan non Muslim. Sekarang bayi itu sudah remaja, sehabis ribuan orang di Tanzania-Kenya memeluk agama Islam berkat dakhwahnya semenjak kecil. Syarifuddin Khalifah namanya, bayi ajaib yg sanggup berbicara banyak sekali bahasa misalnya Arab, Inggris, Perancis, Italia serta Swahili. Ia pun pandai berceramah dan menterjemahan al-Quran ke aneka macam bahasa tersebut. Hal pertama yang acapkali ia ucapkan merupakan: “Anda bertaubat, dan anda akan diterima sang Allah Swt.”
Syarifuddin Khalifah hafal al-Quran 30 juz pada usia 1,lima tahun serta telah menunaikan shalat 5 ketika. Di usia 5 tahun ia mahir berbahasa Arab, Inggris, Perancis, Italia serta Swahili. Satu bukti kuasa Allah buat berakibat insan sanggup bicara menggunakan berbagai bahasa tanpa wajib diajarkan.
a. Latar Belakang Syarifuddin Khalifah
Mungkin Anda terheran-heran bahkan tidak percaya, bila ada orang yg bilang bahwa di zaman terkini ini ada seseorang anak berdasarkan keluarga non Muslim yang hafal al-Quran serta bisa shalat dalam umur 1,5 tahun, menguasai lima bahasa asing pada usia 5 tahun, serta telah mengislamkan lebih berdasarkan 1.000 orang dalam usia yang sama. Tapi begitulah kenyatannya, dan karena itu ia disebut menjadi bocah ajaib; sebuah pertanda kebesaran Allah Swt.
Syarifuddin Khalifah, nama bocah itu. Ia dilahirkan di kota Arusha, Tanzania. Tanzania merupakan sebuah negara di Afrika Timur yg berpenduduk 36 juta jiwa. Sekitar 35 % penduduknya beragama Islam, disusul Kristen 30 persen dan sisanya majemuk kepercayaan terutama animisme. Namun, kota Arusha tempat kelahiran Syarifuddin Khalifah dominan penduduknya beragama Katolik. Di urutan kedua adalah Kristen Anglikan, lalu Yahudi, baru Islam dan terakhir Hindu.
Seperti kebanyakan penduduk Ashura, orangtua Syarifuddin Khalifah jua beragama Katolik. Ibunya bernama Domisia Kimaro, sedangkan ayahnya bernama Francis Fudinkira. Suatu hari pada bulan Desember 1993, tangis bayi membahagiakan famili itu. Sadar bahwa bayinya pria, mereka lebih gembira lagi.
Sebagaimana pemeluk Katolik lainnya, Domisia dan Francis juga menyambut bayinya dengan ritual-ritual Nasrani. Mereka pun berkeinginan membawa bayi cantik itu ke gereja buat dibaptis secepatnya. Tidak terdapat yg aneh ketika mereka melangkah ke Gereja. Namun saat mereka hampir memasuki altar gereja, mereka dikejutkan dengan bunyi yg aneh. Ternyata bunyi itu adalah suara bayi mereka. “Mama usinibibaptize, naamini kwa Allah wa jumbe wake Muhammad!” (Ibu, tolong jangan baptis saya. Saya merupakan orang yg beriman pada Allah dan RasulNya, Muhammad).
Mendengar itu, Domisia dan Francis gemetar. Keringat dingin bercucuran. Setelah beradu pandang dan sedikit berbincang, mereka tetapkan buat membawa kembali bayinya pergi. Tidak jadi membaptisnya.
Awal Maret 1994, waktu usianya melewati dua bulan, bayi itu selalu menangis ketika hendak disusui ibunya. Domisia merasa gundah serta khawatir bayinya kurang gizi apabila tidak mau minum ASI. Tetapi, diagnose dokter menyatakan beliau sehat. Kekhawatiran Domisia nir terbukti. Bayinya sehat tanpa kekurangan suatu apa. Tidak ada penerangan apapun mengapa Allah mentakdirkan Syarifuddin Khalifah nir mau minum ASI menurut ibunya setelah dua bulan.
Di tengah kebiasaan bayi-bayi belajar mengucapkan satu suku kata misalnya panggilan “Ma” atau lainnya, Syarifuddin Khalifah pada usianya yg baru empat bulan mulai mengeluarkan lafal-lafal aneh. Beberapa tetangga serta keluarga Domisia dan Francis terheran-heran melihat bayi itu berbicara. Mulutnya bergerak pelan dan berbunyi: “Fatuubuu ilaa baari-ikum faqtuluu anfusakum dzaalikum khairun lakum ‘inda baari-ikum, fataaba ‘alaikum innahuu huwattawwaburrahiim.”
Orang-orang yang takjub menimbulkan kegaduhan sementara namun kemudian mereka diam dalam keheningan. Sayangnya, ketika itu mereka tidak mengetahui bahwa yang dibaca Syarifuddin Khalifah adalah QS. Al-Baqarah ayat 54.
Domisia risi anaknya kerasukan setan. Ia pun membawa bayi itu ke pastur, tetapi permanen saja Syarifuddin Khalifah mengulang-ulang ayat itu. Hingga lalu cerita bayi kerasukan setan itu terdengar sang Abu Ayub, keliru seorang Muslim yg tinggal di daerah itu. Ketika Abu Ayub tiba, Syarifuddin Khalifah pula membaca ayat itu. Tak kuasa melihat pertanda kebesaran Allah, Abu Ayub sujud syukur di dekat bayi itu.
“Francis dan Domisia, sesungguhnya anak kalian nir kerasukan setan. Apa yg dibacanya adalah ayat-ayat al-Qur’an. Intinya beliau mengajak kalian bertaubat kepada Allah,” kata Abu Ayub.
Beberapa ketika sehabis itu Abu Ayub tiba lagi dengan membawa mushaf. Ia memperlihatkan kepada Francis dan Domisia ayat-ayat yang dibaca oleh bayinya. Mereka berdua butuh ketika pada pergulatan batin buat beriman. Keduanya pun akhirnya mendapatkan hidayah. Mereka masuk Islam. Sesudah masuk Islam itulah mereka menaruh nama buat anaknya menjadi “Syarifuddin Khalifah”.
Keajaiban berikutnya ada dalam usia 1,lima tahun. Ketika itu, Syarifuddin Khalifah sanggup melakukan shalat dan menghafal al-Quran dan Bible. Lalu dalam usia 4-lima tahun, beliau menguasai 5 bahasa. Pada usia itu Syarifuddin Khalifah mulai melakukan safari dakwah ke aneka macam penjuru Tanzania sampai ke luar negeri. Hasilnya, lebih berdasarkan seribu orang masuk Islam.
b. Kisah Nyata Syarifuddin Mengislamkan Ribuan Orang
Kisah konkret ini terjadi di Distrik Pumwani, Kenya, tahun 1998. Ribuan orang telah berkumpul pada lapangan buat melihat bocah ajaib, Syarifuddin Khalifah. Usianya baru lima tahun, namun namanya sudah sebagai buah bibir karena dalam usia itu ia sudah menguasai 5 bahasa. Oleh umat Islam Afrika, Syarifuddin dijuluki Miracle Kid of East Africa.
Perjalanannya ke Kenya ketika itu adalah bagian menurut rangkaian safari dakwah ke luar negeri. Sebelum itu, ia sudah berdakwah ke hampir seluruh kota pada negaranya, Tanzania. Masyarakat Kenya mengetahui keajaiban Syarifuddin berdasarkan mulut ke lisan. Namun tidak sedikit pula yang sudah menyaksikan bocah ajaib itu lewat Youtube.
Orang-orang agaknya tidak tabah menanti. Mereka melihat-lihat dan menyelidik apakah kendaraan beroda empat yg datang membawa Syarifuddin Khalifah. Beberapa ketika lalu, Syaikh mini yang mereka nantikan akhirnya datang. Ia datang menggunakan pengawalan ketat layaknya seorang presiden.
Ribuan orang yg menanti Syarifuddin Khalifah rupanya bukan hanya orang Muslim. Tak sedikit orang-orang Kristen yang ikut hadir karena rasa bertanya-tanya mereka. Mungkin juga karena mereka mendengar bahwa bocah ajaib itu dilahirkan dari kelarga Katolik, tetapi hafal al-Quran pada usia 1,lima tahun. Mereka ingin melihat Syarifuddin Khalifah secara langsung.
Ditemani Haji Maroulin, Syarifuddin menuju tenda yang telah disiapkan. Luapan kegembiraan rakyat Kenya tampak kentara dari antusiasme mereka menyambut Syarifuddin. Wajar apabila anak sekecil itu mempunyai wajah yang cantik. Namun bukan hanya manis. Ada kewibawaan serta kenyamanan yg menciptakan orang-orang Kenya takjub dengannya. Mengalahkan kedewasaan orang dewasa.
Kinilah saatnya Syaikh cilik itu menaruh taushiyah. Tangannya yang dari tadi memainkan jari-jarinya, berhenti waktu namanya disebut. Ia bangkit menurut kursi menuju podium.
Setelah salam, beliau memuji Allah serta bershalawat kepada Nabi. Bahasa Arabnya sangat fasih, diakui oleh para ulama yg hadir pada kesempatan itu. Hadirin benar-sahih takjub. Bukan hanya kagum dengan kemampuannya berceramah, tetapi juga isi ceramahnya membuka mata hati orang-orang Kristen yang hadir pada saat itu. Ada seberkas cahaya hidayah yg masuk dan menelusup ke jantung nurani mereka.
Selain pandai memakai ayat al-Quran, sesekali Syarifuddin jua mengutip kitab suci agama lain. Membuat pendengarnya terbawa untuk mempelajari balik kebenaran teks ajaran serta keyakinannya selama ini.
Begitu ceramah usai, orang-orang Kristen mengajak dialog bocah ajaib itu. Syarifuddin melayani mereka menggunakan baik. Mereka bertanya tentang Islam, Kristen serta kitab -buku terdahulu. Sang Syaikh kecil mampu menaruh jawaban yang memuaskan. Dan itulah momen-momen hidayah. Ratusan pemeluk Kristiani yg telah berkumpul pada sekitar Syarifuddin mengucapkan syahadat. Menyalami tangan salah seorang perwakilan mereka, Syarifuddin menuntun syahadat serta mereka menirukan: “Asyhadu an laa ilaaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasuulullah.”
Syahadat relatif terbata-bata. Tetapi hidayah sudah membawa iman. Mata serta pipi pun menjadi saksi, air mata mulai berlinang sang luapan kegembiraan. Menjalani hidup baru pada Islam. Takbir menurut ribuan kaum muslimin yang menyaksikan insiden itu terdengar membahana pada bumi Kenya.
Bukan kali itu saja, orang-orang Kristen masuk Islam melalui perantaraan bocah ajaib Syarifuddin Khalifah. Di Tanzania, Libya dan negara lainnya kisah nyata itu pula terjadi. Apabila dijumlah, melalui dakwah Syarifuddin Khalifah, ribuan orang sudah masuk Islam. Ajaibnya, itu terjadi waktu usia Syaikh mini itu masih 5 tahun.
Para ulama dan habaib sangat mendukung dakwah Syaikh Syarifuddin Khalifah. Bahkan ulama besar misalnya al-Habib ali al-Jufri pun rela meluangkan waktunya untuk bertemu anak ajaib yg sekarang remaja serta berjuang dalam Islam. (Dikutip menurut kitab Mukjizat dari Afrika, Bocah yg Mengislamkan Ribuan Orang; Syarifuddin Khalifah).
SHARE bila anda suka dengan artikel ini