Warning Melihat Gerhana Matahari Bisa bikin Mata Buta Kalau..
Fenomena langka sekali seumur hayati eklips mentari total akan menghampiri indonesia dalam lepas 9 maret 2018. Ini menjadi momen menarik yang sayang apabila dilewatkan. Namun hati hatilah, fenomena alam eklips surya total ini pula menyimpan resiko bahaya yg sangat mengerikan. Apa itu? Bila anda melihat secara langsng eklips matahari total ini, resiko terberat merupakan: BUTA!
Saya katakan resiko terberat lantaran memang ada resiko teringan, resiko paling ringan ya nir terjadi apa apa dengan mata anda. Dalam artian begini, ibarat seroang balap liar. Maka rekomendasi saya merupakan, hati hati: balap liar sanggup bikin meninggal!, itu jika anda kecelakaan, akan tetapi bila anda beruntung, ya berarti anda selamat.
Well, balik ke topik. Secara ilmiah dan ilmu pengetahun, melihat eklips matahari total ini memang mengandung resiko. Pada dasarnya adalah, ketika anda melihat eklips mentari , itu nir sepenuhnya gelap gulita, terdapat seberkas cahaya terang menyinari hidupku mentari yang masih masuk ke mata yg melihat.
Disini poinya, mata insan, sangat rentan pada sinar mentari eksklusif. Sangat berbahaya bagi mata. Cahaya matahari terdiri menurut banyak sekali gelombang sinar baik berdasarkan sinar tampak (rona pelangi) juga sinar nir tampak misalnya UV yang berenergi serta berfrekuensi tinggi (panjang gelombang 290 nm) hingga sinar cahaya dengan gelombang radio yg berenergi serta berfrekuensi rendah (panjang gelombang beberapa meter) . (//id.pedoman materi Belajar.org/wiki/Radiasi_Matahari)
Pada organ mata,sinar cahaya UV dengan panjang gelombang lebih kurang 380 nm akan eksklusif ditransmisikan ke retina (bagian belakang organ mata yang sensitif). Dan berdasarkan fisiologi struktur mata, cahaya radiasi UV adalah penyebab terjadinya reaksi kimia yg mempercepat penuaan lapisan mata yg akan menciptakan katarak atau pada syarat menatap eksklusif eklips surya dapat menyebabkan “retina terpanggang”.
Besarnya intensitas sinar UV yg menempus ke retina mengakibatkan kerusakan pada sel batang (rod cell) serta kerucut (cone cell) pada mata. Cahaya mentari (khusus komponen UV) sebagai pemicu serangkaian reaksi kimia pada sel-sel mata yang mana akan menghambat kemampuan sel tersebut merespons objek visual. Dan dalam intensitas yg besar dan usang, akan mengakibatkan kerusakan parah pada sel mata. Yang dalam akhirnya akan menyebabkan mata mengalami buta ad interim atau bahkan buta total.
Bagaimana Cahaya Sampai ke Retina?
Seperti yang kita pelajari pada saat bangku sekolah, pupil manusia memiliki fungsi yg serupa dengan diafragma pada kamera. Pupil bisa melebar atau menyempit tergantung jumlah cahaya yang memasuki mata. Pada suasana gelap, diameter pupil membesar hingga 8 mm buat mengumpulkan cahaya yg relatif. Di siang hari yg terik, diameternya menyusut sampai 2 mm, bahkan mampu mengecil hingga kurang lebih 1,lima mm jika berhadapan dengan cahaya yang menyilaukan. Membesar atau menyusutnya ukuran pupil mata sangat tergantung resons saraf atas syarat visual yang terlihat (tidak termasuk sinar tidak tampak seperti Infrared, X, UV, TV, Radio atau gamma). Sehingga dalam aneka macam masalah, kita tak jarang mendengar bahwa sinar infrared atau gelombang sinar X tidak boleh pribadi kena mata, karena bisa mengakibatkan katarak dan kebutaan.
Begitu jua dalam kasus Gerhana Matahari. Syaraf kita penglihatan melihat seolah-olah gelapnya dunia lantaran gerhana surya berarti nir terdapat sinar mentari yg mencapai kebumi. Padahal menggunakan ukuran yg sangat akbar menurut matahari pada saat gerhana matahari tidak total, maka ada sejumlah sinar yang hingga ke bumi yg nir mampu dideteksi oleh mata. Ini mirip kita mencoba melihat sinar gelombang Infrared dalam HP saat transmisi data antar dua HP. Dalam hal ini, terdapat keterbatasan secara fisik pupil mata kita dalam pengaturan cahaya. Secara hitungan kasar, cahaya pribadi berdasarkan surya harus dilemahkan antara 10.000 sampai 50.000 kali agar kondusif bagi mata. Sehingga secara otomatis, dalam siang hari bolong, kita akan cenderung menghindari menatap surya secara pribadi serta sebaliknya pada syarat gelap (malam), pupil kita akan membuka selebar mungkin.
Perilaku pupil mata manusia dalam malam hari ternyata sama waktu terjadi eklips surya. Pada ketika eklips, pancaran cahaya matahari terhalang sebagian sang bulan sehingga bumi menjadi gelap (masuk daerah umbra-penumbra) , dan sebagai akibatnya reaksi pupil mata secara alami mengembang. Dan pada waktu orang menatap pribadi ke surya yang terlindung sang bulan, pupil mata nir bereaksi secara signfikan, padahal radiasi sinar-sinar UV tetap menempus ke bumi, menempus ke retina mata, yg sedang merusak sel btg dan kerucut mata.
Kefatalan akan terjadi bila kita acapkali atau dengan durasi usang menatap secara langsung ke matahari, karena dalam waktu itu bukan sinar tampak saja yg menembus mata, tetapi sinar-sinar berbahaya seperti UV permanen menerobos masuk membuat reaksi kimia yg merusak sel mata. Belum lagi, gelombang sinar inframerah (infrared) yg terkandung dalam sinar mentari turut “memanggang” mata anda secara nir disadari.
Cara aman melihat gerhana matahari
Satu satunya cara paling kondusif adalah dengan memakai kaca mata eklips. Dengan kacamata gerhana ini, cahaya yg masuk ke mata nir 100%. Pada artian sudah melemah alias meredup. Selain itu ada cara aman melihat eklips yakni waktu eklips pada 100% total gelap gulita, sama sekali tidak ada sinar surya yang tembus ke bumi.
Saya katakan resiko terberat lantaran memang ada resiko teringan, resiko paling ringan ya nir terjadi apa apa dengan mata anda. Dalam artian begini, ibarat seroang balap liar. Maka rekomendasi saya merupakan, hati hati: balap liar sanggup bikin meninggal!, itu jika anda kecelakaan, akan tetapi bila anda beruntung, ya berarti anda selamat.
Well, balik ke topik. Secara ilmiah dan ilmu pengetahun, melihat eklips matahari total ini memang mengandung resiko. Pada dasarnya adalah, ketika anda melihat eklips mentari , itu nir sepenuhnya gelap gulita, terdapat seberkas cahaya terang menyinari hidupku mentari yang masih masuk ke mata yg melihat.
fase gerhana mentari cincin yg sangat berbahaya bagi mata
Disini poinya, mata insan, sangat rentan pada sinar mentari eksklusif. Sangat berbahaya bagi mata. Cahaya matahari terdiri menurut banyak sekali gelombang sinar baik berdasarkan sinar tampak (rona pelangi) juga sinar nir tampak misalnya UV yang berenergi serta berfrekuensi tinggi (panjang gelombang 290 nm) hingga sinar cahaya dengan gelombang radio yg berenergi serta berfrekuensi rendah (panjang gelombang beberapa meter) . (//id.pedoman materi Belajar.org/wiki/Radiasi_Matahari)
Pada organ mata,sinar cahaya UV dengan panjang gelombang lebih kurang 380 nm akan eksklusif ditransmisikan ke retina (bagian belakang organ mata yang sensitif). Dan berdasarkan fisiologi struktur mata, cahaya radiasi UV adalah penyebab terjadinya reaksi kimia yg mempercepat penuaan lapisan mata yg akan menciptakan katarak atau pada syarat menatap eksklusif eklips surya dapat menyebabkan “retina terpanggang”.
Besarnya intensitas sinar UV yg menempus ke retina mengakibatkan kerusakan pada sel batang (rod cell) serta kerucut (cone cell) pada mata. Cahaya mentari (khusus komponen UV) sebagai pemicu serangkaian reaksi kimia pada sel-sel mata yang mana akan menghambat kemampuan sel tersebut merespons objek visual. Dan dalam intensitas yg besar dan usang, akan mengakibatkan kerusakan parah pada sel mata. Yang dalam akhirnya akan menyebabkan mata mengalami buta ad interim atau bahkan buta total.
Bagaimana Cahaya Sampai ke Retina?
Seperti yang kita pelajari pada saat bangku sekolah, pupil manusia memiliki fungsi yg serupa dengan diafragma pada kamera. Pupil bisa melebar atau menyempit tergantung jumlah cahaya yang memasuki mata. Pada suasana gelap, diameter pupil membesar hingga 8 mm buat mengumpulkan cahaya yg relatif. Di siang hari yg terik, diameternya menyusut sampai 2 mm, bahkan mampu mengecil hingga kurang lebih 1,lima mm jika berhadapan dengan cahaya yang menyilaukan. Membesar atau menyusutnya ukuran pupil mata sangat tergantung resons saraf atas syarat visual yang terlihat (tidak termasuk sinar tidak tampak seperti Infrared, X, UV, TV, Radio atau gamma). Sehingga dalam aneka macam masalah, kita tak jarang mendengar bahwa sinar infrared atau gelombang sinar X tidak boleh pribadi kena mata, karena bisa mengakibatkan katarak dan kebutaan.
Begitu jua dalam kasus Gerhana Matahari. Syaraf kita penglihatan melihat seolah-olah gelapnya dunia lantaran gerhana surya berarti nir terdapat sinar mentari yg mencapai kebumi. Padahal menggunakan ukuran yg sangat akbar menurut matahari pada saat gerhana matahari tidak total, maka ada sejumlah sinar yang hingga ke bumi yg nir mampu dideteksi oleh mata. Ini mirip kita mencoba melihat sinar gelombang Infrared dalam HP saat transmisi data antar dua HP. Dalam hal ini, terdapat keterbatasan secara fisik pupil mata kita dalam pengaturan cahaya. Secara hitungan kasar, cahaya pribadi berdasarkan surya harus dilemahkan antara 10.000 sampai 50.000 kali agar kondusif bagi mata. Sehingga secara otomatis, dalam siang hari bolong, kita akan cenderung menghindari menatap surya secara pribadi serta sebaliknya pada syarat gelap (malam), pupil kita akan membuka selebar mungkin.
Perilaku pupil mata manusia dalam malam hari ternyata sama waktu terjadi eklips surya. Pada ketika eklips, pancaran cahaya matahari terhalang sebagian sang bulan sehingga bumi menjadi gelap (masuk daerah umbra-penumbra) , dan sebagai akibatnya reaksi pupil mata secara alami mengembang. Dan pada waktu orang menatap pribadi ke surya yang terlindung sang bulan, pupil mata nir bereaksi secara signfikan, padahal radiasi sinar-sinar UV tetap menempus ke bumi, menempus ke retina mata, yg sedang merusak sel btg dan kerucut mata.
Kefatalan akan terjadi bila kita acapkali atau dengan durasi usang menatap secara langsung ke matahari, karena dalam waktu itu bukan sinar tampak saja yg menembus mata, tetapi sinar-sinar berbahaya seperti UV permanen menerobos masuk membuat reaksi kimia yg merusak sel mata. Belum lagi, gelombang sinar inframerah (infrared) yg terkandung dalam sinar mentari turut “memanggang” mata anda secara nir disadari.
Cara aman melihat gerhana matahari
kaca mata gerhana
Seperti diketahui, pase eklips matahari terbagi kedalam beberapa fase, diataranya adalah eklips surya sabit, dimana surya tampak separuh atau 1/4 tampak misalnya sabit, lalu fase eklips matahari cincin, dimana cahaya matahari melingkar bulan, serta terakhir eklips surya total. Nah pada fase eklips total ini anda bisa melihat langsung, namun sayang peristiwa ini sangat sementara waktu, mungkin beberapa dtk. Jadi hati hatilah.
So, melihat eklips matahari total memang sanggup bikin buta kalau anda melihat secara langsung tidak pakai pengaman.