GAYA BELAJAR SISWA TERBARU
Di beberapa sekolah dasar serta lanjutan diAmerika, para pengajar menyadari bahwa para siswa memiliki cara yang optimal dalammempelajari warta baru. Mereka menyadari bahwa beebrapa anak didik perlu diajaridengan cara yang lain serta metode-metode baku. Jika diajari dengan metodestandar, kemungkinan kecil anak didik-siswa ini dapat berhasil. Pengetahuan tentanggaya belajar ini sudah membantu poly guru buat mengantarkan siswanya mampubalajar.
========================================
========================================
Anthony F. Gregorc (Hernowo, 2018) menyatakanbahwa gaya belajar ditentukan oleh cara seseorang memandang atau menerimainformasi. Cara memandang atau mendapat kabar itu dianggap persepsi.menurutnya, ada 2 macam persepsi yg dimiliki seorang: persepsi konkretdan persepsi abstrak.
Persepsi nyata menciptakan kita menyimpaninformasi secara pribadi melaiui kelima alat kita, yaitu penglihatan,penciuman, peraba, perasa, serta indera pendengaran. Ketika kita memakai persepsi ini,kita berada di sini dan kini , yang konkret serta yg jelas. Kita nir berusahamencari arti bunyi atau berusaha menghubungkan suatu gagasan atau konsep dengansesuatu yang lain. Kunci ungkapan sederhana mengenai kualitas persepsi iniadalah, “Sesuatu merupakan apa adanya.” Sebaliknya, persepsi tak berbentuk memungkinkankita memvisualisasikan, melahirkan pandangan baru, dan memahami atau meyakini sesuatu yangtidak bisa kita lihat secara apa adanya. Ketika menjalankan persepsi ini kitamenggunakan bisikan hati, daya intelektual, serta irnajinasi kita. Kita mampu melampauihal yang kita lihat secara apa adanya sampai mencapai yg lebih lebih jelasnya, lebihlembut. Kunci ungkapan yg menggambarkan kualitas persepsi ini adalah,“Sesuatu tidaklah selalu seperti apa yang terlihat.”
Dan ke 2 persepsi ini Gregorc kemudianmenemukan 2 ciri prosedur persepsi pada mengatur liputan, yaitusekuensial (lurus, teratur, mengikuti tahapan-tahapan yg logis) serta rambang(bengkok, nir teratur, terserah yg mana saja). Dan sini lahir kombinasiempat gaya belajar (1) Sekuensial Konkret dengan cirinya antara lain, seksama,stabil, dari warta, serta terorganisasi; (2) Sekuensial Abstrak menggunakan cirinyaantara lain analitis, objektif, teliti, logis, dan sitematis; (tiga) Acak Kongkretdengan cirinya, diantaranya sensitif, imajinatif, impulsif, serta fleksibel; serta(4 Acak Abstrak atau menggunakan cirinya, antara lain intuitif, realistis, inovatif,serta mengikuti insting.
Rita Dunn (Dr Porter dan Hernacki, 1999),pelopor di bidang gaya belajar yang lain telah menemukan poly variabel yangmempengaruhi cara belajar seseorang: fisik, emosional, sosiologis, danlingkungan. Sebagian orang bisa belajar menggunakan baik pada cahaya yang jelas,sedangkan yang lain baru bisa belajar jika pencahayaan suram. Ada sebagianorang paling baik menyelesaikan tugas belajarnya menggunakan berkelompok, sedangkanyang lain lebih menentukan otodidak lantaran dirasa lebih efektif. Sebagianorang memilih belajar dengan latar belakang iringan musik, sementara yg laintidak dapat belajar kecuali bila dalam suasana sepi. Ada orang yg memilihlingkungan kerjanya teratur menggunakan rapi, namun yg lain selalu menggelarsegala sesuatunya supaya semuanya bisa terlihat.
Gaya belajar adalah kombinasi cara siswamenyerap, mengatur, dan memasak informasi. Jika cara mengatur dan mengolahinformasi berwujud dominasi otak, cara menyerap informasi berwujud modalitasyang terdiri atas Visual atau V, Auditorial atau A, dan Kinestetik atau K.visual berarti menyerap kabar dengan cara melihat. Auditorial berartimenyerap keterangan dengan cara mendengar. Demikian pula, kinestetik adalahmenyerap informasi menggunakan cara beranjak, bekerja, dan menyentuh.
Tiap-tiap anak didik mempunyai kecenderungantersendiri untuk melihat, mendengar, atau meraba agar dapat memahami secaramaksimal sebuah kabar. Beberapa siswa, hanya dengan melihat, telah dapatmemerankan tokoh Himawan dalam drama berjudul Ayahku Pulang. Akan namun, siswayang lain masih memerlukan penjelasan rinci dan sutradara. Bahkan, sebagiansiswa wajib mencobanya beberapa kali buat bisa memerankannya secara baik.sebagai guru, secara sadar atau nir, Anda sudah melakukan identifikasi gayabelajar siswa. Ada anak didik yang lebih senang belajar gerombolan ; siswa lain lebihsenang menggunakan belajar sendiri; sementara siswa yg lain lagi lebih nyamanbelajar dengan bimbingan guru.
Berikut ini, Anda diajak mengenalidaerah-wilayah visual dan auditoris yg terdapat dalam diri Anda. Tutup mata Anda.bayangkan pada pikiran Anda tetang “secangkir kopi”. Tunjukkan dengan jariAnda di mana di kepala Anda tempat secangkir kapi itu dapat “dicermati”! JikaAnda tidak bisa “melihat”-nya, tidak jadi masalah; jangan risi. Bayangkansesuatu yg lain dan tunjukkan di bagian mana, di kepala Anda, sesuatu ituberada. Kalau dengan cara ini pun Anda belum sanggup, cobalah buat mendengarkankata-istilah “secangkir kopi”.
Sekarang tunjukkan dengan jari di bagian kepalamana Anda mendengarkan kata-kata tadi. Biarkan jari Anda pada loka tersebut danbukalah mata Anda.
Pelatihan ini menerangkan wilayah-wilayah visualdan auditori Anda. Penglihatan umumnya pada tengah-tengah kening, sedangkanpendengaran umumnya berada di sebelah kiri, wilayah indera pendengaran. Kepekaan motorikberada di kepala permukaan. Pelatihan ini jua menerangkan bahwa sebagianorang bisa menggunakan gampang melakukan visualisasi “secangkir kopi”. Merekadikategorikan bergaya belajar visual (visual learner). Sebagian yg lain sangatmudah tahu dengan mengandalkan indera pendengaran tentang “secangkir kopi”. Merekadikategorikan bergaya belajar auditori (auditory learner). Sedangkan merekayang sulit mengidentifikasi lokasi pemahamannya mengenai “secangkir kopi”termasuk pada kategori gaya belajar haptik atau kinestetik (haptic/kinestheticlearner).
Sekitar 65 persen murid mempunyai kecenderunganmenggunakan gaya belajar visual. Informasi diolah dengan melihat, membaca, danmemperhatikan mobilitas eksklusif. Siswa yg seperti ini cenderung kurang menyukaipetunjuk secara mulut; beliau lebih senang membacanya. Siswa yang bergaya belajarvisual ini bisa “menangkap” ilham-pandangan baru yg ada pada pikiran; beliau pula mampumengingat tempat-loka menarik yg pernah dikunjunginya. Pembelajar inimenyukai “melihat” apa yg sedang dialami dan dipelajarinya. Dia senang melihatseseorang dengan “kunci-kunci” tertentu. Bahkan, buat mempertegas sesuatu yangdiucapkannya, sering beliau menyertainya dengan simbol-simbol, Misalnya, ketikamenyebut angka 2, beliau menyertainya menggunakan menerangkan dua jari.
Berbeda menggunakan anak didik yang bergaya visual, siswayang bergaya auditoris cenderung sebagai pendengar. Cynthia Tobias, penulis TheWay They Learn, menjelaskan bahwa 30 % rakyat kita perlu meminta untukmengulang petunjuk/perintah, walaupun secara perlahan, agar bisa “mendengar”informasi yang diterimanya. Kelompok ini sanggup belajar menggunakan baik melaluiberdiskusi, Karena mudah terganggu sang suara-suara gaduh, mereka menyukaialunan musik lembut menjadi “sahabat” belajar. Pembelajar auditoris sukamendengar sesuatu. Karenanya, pebelajar ini cenderung cepat bosan terhadapstirnulasi visual. Berikut ini, dikemukakan perbandingan cara berpikir siswayang bergaya belajar aditorial dan visual.
Ciri-ciri murid bergaya belajar Auditorial,antara lain
- Carabelajar tahap demi termin
- Mempunyaikelebihan auditoris
- Belajarsecara coba dan ralat
- Bersifatanalitis
- Perhatianpada rincian
- Bagusdalam aritmatika
- Bisamengikuti petunjuk lisan
- Bisamengikuti petunjuk lisan
- Ingatanjangka pendek
- Hidupterorganisasi menggunakan baik
- Belajardan model
- Bisamengerjakan menggunakan baik tes yang berkala menggunakan ketat
- Bisabelajar terlepas dan emosi
Ciri-karakteristik siswa bergaya belajar Visual, antaralain:
- Caraberfikir global
- Mempunyaikelebihan dalam visual
- Belajarbeberapa konsep secara langsung
- Bersifatsintetis
- Perhatianpada keseluruhan
- Bagusdalam penalaran
- Pandaidalam membaca peta
- Menyukaimenulis dengan komputer
- Ingatanjangka panjang
- Menciptakanmetode sendiri agar terorganisir
- Mengembangkanmodel tersendiri
- Bisamengerjakan menggunakan baik tes yg tidak bersiklus menggunakan ketat
- Bisabelajar teriepas dan emosi
Pembelajar bergaya belajar kinestetik mengolahinformasi melalui rabaan gerakan. Sebagian akbar anak-anak mengandalkan gaya iniuntuk memasak berita. Itulah sebabnya, waktu diajak menonton pameranlukisan, misalnya anak-anak sulit diajak pindah loka karena dia ingin melihatdan merabanya. Mereka cenderung menggunakan gerakan kepala, tangan atau bahasatubuh lain pada berbicara.
=================================