Karakteristik Iklim Indonesia
Iklim merupakan keadaan rata-homogen cuaca pada saat yg usang dan saat yang singkat. Bagaimanakah pola iklim pada Indonesia? Iklim pada Indonesia ditentukan oleh beberapa faktor antara lain:
Baca pula:
Pengertian konsep jarak mutlak serta nisbi
Penjelasan konsep aglomerasi
Baca pula:
Pengertian konsep jarak mutlak serta nisbi
Penjelasan konsep aglomerasi
1. Perairan laut
Indonesia merupakan daerah kepulauan yang memiliki bahari yg luas sebagai akibatnya menyebabkan terbentuknya pola iklim laut
2. Topografi
Wilayah Indonesia mempunyai ketinggian yg bervariasi mulai menurut dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan yg memiliki suhu udara yg tidak sinkron sebagai akibatnya membangun iklim vertikal dari dataran rendah ke atas yaitu iklim panas, sedang, sejuk dan dingin.
3. Letak astronomis
Secara astronomis Indonesia berada antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT - 141 BT, yang merupakan lintang rendah serta bersifat iklim tropis.
4. Letak geografis
Secara geografis Indonesia berada diantara benua Asia dan Australia sehingga sebagai perlintasan arah angin yang berganti arah setiap 6 bulan sekali. Pergantian arah angin musim itu mengakibatkan terjadinya ekspresi dominan kemarau dan trend hujan. Baca pula: Konsep jagat raya mengembang
Indonesia terletak di Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT)/ Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) yg merupakan wilayah pusat pembentukkan awan serta hujan. DKAT memiliki karakteristik bergerak mengikuti gerakan matahari (23,5 LU - 23,lima LS). Dengan syarat misalnya itu pola generik curah hujan di Indonesia adalah
1. Hujan di Indonesia akan dimulai dari arah barat lalu merambat ke timur
2. Curah hujan pada Indonesia bagian barat umumnya lebih tinggi dibanding bagian timur
3. Hujan bertambah jumlahnya dari dataran rendah ke pegunungan
4. Di wilayah pedalaman seluruh pulau, animo hujan jatuh pada demam isu pancaroba.
Pernyataan Oktober-April itu musim hujan hanya simplifikasi bagi anak Sekolah Dasar belaka, yang adalah warisan menurut Zaman Belanda (bahasa Belandanya hujan adalah "regen", jadi bulan yg ada alfabet "r"-nya masuk dalam demam isu hujan). Padahal bila kita belajar meteorologi/klimatologi, hujan di Indonesia itu sebagian akbar turun di sepanjang DKAT (Ekuator Termal), yaitu garis khayal yang melintasi daerah2 terpanas di muka bumi. Garis ini bergeser mengikuti pergeseran surya menurut bumi utara ke bumi selatan bolak-pulang.
Baca pula:
Di bulan Oktober, garis ini melintasi Aceh, Sumut, Filipina, makanya biasanya berita tanah longsor pada Sumut mulai terdengar pada bulan Oktober. Pada bulan itu pada Jawa masih kemarau kerontang pancaroba! Garis ini melintasi Jawa baru dalam bulan Januari, makanya banjir di Jawa poly terjadi pada bulan Januari-Februari.
Masih poly faktor hujan lainnya, misalnya impak badai siklon tropis pada tanggal pantai Australia maupun Filipina, atau masa pancaroba yang menyebabkan angin puting beliung. Jadi ini bukan perkara akurat atau tidaknya data iklim BMKG, tapi lebih kepada sistem pendidikan yang nir merangsang siswa buat bereksplorasi atau menguji keterangan. Itulah uniknya sistem iklim di Indonesia yang masih perlu penyelidikan lebih dalam lagi tentang karakteristiknya sehingga masyarakat paham serta mampu beradaptasi dengan kondisi yang ada. Baca pula: Ciri spasial gambaran inderaja
Sumber: BMKG
Sumber: BMKG