MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF COOPERATIVE LEARNINGTIFE STAD TERBARU
a.Pengertian
Model pembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik kelas simpel yg bisa digunakan pengajar setiap hari buat membantu siswanya belajar setiap mata pelajaran, mulai dari keterampilan-keterampilan dasar hingga pemecahan masalah yg kompleks.
Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama, yakni kerjasama antar siswa pada grup buat mencapai tujuan pembelajaran (Johnson & Johnson, 1987). Siswa bekerja pada kelompok-gerombolan kecil saling membantu belajar satu sama lainnya. Kelompok-kelompok tersebut beranggotakan murid dengan output belajar tinggi, homogen-homogen dan rendah; pria serta perempuan ; murid dengan latar belakang suku tidak sinkron yg ada di kelas; dan anak didik penyandang cacat jika ada.
=====================================
=====================================
Model pembelajaran kooperatif membangun sebuah revolusi pembelajaran di kelas. Tidak ada lagi sebuah kelas yang sunyi selama proses pembelajaran, karena pembelajaran terbaik akan tercapai pada tengah-tengah percakapan di antara anak didik. Sedang terjadi kecenderungan pada mana-mana, bahwa para guru di semua duni mengubah gugusan tempat duduk siswa yang telah mereka duduki sekian usang dengan membentuk suatu lingkungan kelas baru tempat siswa secara rutin bisa saling membantu satu sama lain guna merampungkan bahan ajar akademiknya.
b.Tujuan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Pengelolaan pembelajaran menggunakan memakai strategi pembelajaran kooperatif, palign tidak ada tiga tujuan yg hendak dicapai, yaitu :
1)Hasil belajar akademik
Pembelajaran kooperatif bertujuan buat mempertinggi kinerja murid pada tugas-tugas akademik. Banyak pakar yang berpendapat bahwa model kooperatif unggul pada membantu murid buat tahu konsep-konsep yg sulit.
Pembelajaran kooperatif bisa memberi laba baik dalam anak didik kelompok bawah juga grup atas yg bekerja beserta menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa grup atas akan sebagai tutor bagi siswa grup bawah, jadi memperoleh bantuan spesifik menurut teman sebaya yg memiliki orentasi dan bahasa yg sama. Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok atas akan semakin tinggi kemampuan akademiknya lantaran memberi pelayanan sebagai tutor membutuhkan pemikiran lebih mendalam tentang hubungan inspirasi-ilham yg masih ada pada pada materi eksklusif.
2)Pengakuan adanya keragaman
Model kooperatif bertujuan supaya anak didik dapat menerima teman-temannya yg mempunyai banyak sekali macam perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut diantaranya perbedaan suku, agama, kemampuan akademkik, dan tingkat social.
3)Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting lain dari pembelajaran kooperatif adalah buat mengajarkan pada murid keterampilan social dan kolaborasi pada hal menyebarkan tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mengemukakan ide serta pendapat, serta bekerja pada gerombolan . Keterampkilan ini amat krusial buat mempunyai nantinya pada pada warga pada mana banyak kerja orang dewasa sebagian besar dilakukan pada organisasi yg paling bergantung satu sama lain serta pada mana rakyat secara budaya semakin beragama.
c.Tahapan Pembelajaran Kooperatif
Terdapat enam tahapan di dalam pelajaran yg memakai pembelajaran kooperatif. Pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi murid belajar. Fase ini diikuti sang Penyajian fakta; tak jarang menggunakan bahan bacaan daripada secara ekspresi. Selanjutnya murid dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan pengajar dalam ketika siswa bekerja beserta buat menuntaskan tugas mereka. Fase terakhir pembelajaran kooperatif mencakup presentasi hasil akhir kerja gerombolan , atau evaluasi tentang apa yang mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap usaha-usaha gerombolan maupun individu. Enam tahap pembelajaran kooperatif tadi dirangkum dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 1
Tahapan Pembelajaran Kooperatif
Fase-fase
Tingkah Laku Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan serta memotivasi siswa
Guru mengungkapkan tujuan pelajaran yang ingin dicapai dalam pelajaran tersebut dan memotivasi anak didik belajar
Fase 2
Menyajikan keterangan
Guru menyajikan informasi pada siswa menggunakan jalan demontrasi atau lewat bacaan.
Fase 3
Mengorganisasikan anak didik ke dalam gerombolan -kelompok belajar
Guru menjelaskan pada anak didik bagaimana caranya membangun grup belajar serta membantu setiap gerombolan supaya melakukan transisi secara efisien.
Fase 4
Membimbing kelompok bekerja serta belajar
Guru membimbing grup-gerombolan belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase 5
Evaluasi
Guru mengevaluasi output belajar mengenai materi yg telah dipelajari atau masing-masing gerombolan mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya juga output belajar individu dan kelompok.
d.Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif di Kelas
Dalam pembelajaran kooperatif jua dibutuhkan tugas perencanaan. Misalnya; memilih pendekatan yang sempurna, memilih topik yang sesuai menggunakan model ini, pembentukan grup anak didik, menyiapkan Lomba Kompetensi Siswa atau panduan belajar murid, mengenalkan anak didik kepada tugas serta perannya pada gerombolan , merencanakan saat dan tempat duduk yg akan dipakai.
Sebelum pembelajaran kooperatif dimulai, murid perlu diperkenalkan terlebih dahulu apa itu pembelajaran kooperatif dan bagaimana aturan-aturan yg harus diperhatikan. Agar pembelajaran dapat berjalan lancar, usahakan kepada murid diberitahukan petunjuk-petunjuk mengenai yg akan dilakukan. Petunjuk-petunjuk tadi diantaranya menjadi berikut :
-Tujuan pembelajaran
-Apa saja yg akan dikerjakan anak didik dalam kelompok
-Batas waktu buat menyelesaikan tugas
-Jadwal aplikasi kuis
-Jadwal presentasi kelas buat grup penyelidikan
-Prosedur pemberian nilai penghargaan individu dan kelompok
-Format presentasi laporan.
2.Pengertian Metode STAD (Student Teams-Achievement Division)
STAD atau Tim Siswa-Kelompok Prestasi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, STAD terdiri dari lima komponen primer :
a.Presentasi Kelas
Pada kegiatan ini pengajar membicarakan tujuan pembelajaran, menjelaskan metode pembelajaran yg akan diterapkan, memotivasi siswa supaya siap menggunakan pelajaran yang akan diajarkan, lalu diikuti menggunakan penyajian kabar. Presentasi ini sering menggunakan ceramah-diskusi atau pedagogi langsung. Pada fase ini siswa wajib sahih-sahih memperhatikan guru karena dengan begitu akan membantu mereka mengerjakan kuis dengan baik.
b.Kerja Tim
Setelah presentasi kelas, murid dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tim disusun menurut empat atau 5 murid. Tim ini mewakili heterogenitas kelas dicermati berdasarkan kinerja yang kemudian, suku, serta jenis kelamin. Tim empat-5 orang pada yang terdiri dari dua orang laki-laki , 2/3 orang wanita atau sebalinya, yg mempunyai seorang anggota berkinerja tinggi, seseorang berkinerja rendah, serta 3 orang berkinerja rata-rata. Bila dimungkinkan perhatikan suku secara umum dikuasai serta minoritas. Siswa ditempatkan ke pada tim oleh pengajar, bukan oleh murid yg memiliki anggotanya sendiri.
Fungsi primer tim ini adalah menyiapkan anggotanya supaya berhasil menghadapi kuis. Setelah pengajar mempresentasikan materi, tim tadi berkumpul untuk mengusut LKS atau bahan lain. Mereka saling berdiskusi dan membantu setiap anggota tim supaya seluruh anggota dapat tahu materi yang dipelajari atau LKS yg mereka kerjakan. Kerja tim adalah ciri terpenting menurut STAD. Pada setiap saat diberikan fokus dalam anggota tim supaya melakukan yang terbaik buat timnya.
Peran guru pada tahap ini merupakan dalam saat validasi hasil presentasi kegiatan kelompok pada depan kelas. Guru mengarahkan pada jawaban yg dipercaya benar sehingga semua gerombolan dapat memperbaiki hasil kinerja mereka dan dalam akhirnya diharapkan semua siswa memperoleh satu konsep baru yg sahih.
c.Kuis
Pada akhir materi, para anak didik tadi dikenai kuis individual. Pada saat ini murid nir diperbolehkan bekerja satu sama lain. Hal ini menjamin supaya siswa secara individual bertanggung jawab buat memahami bahan ajar tadi.
d.Poin Perbaikan Individu
Setiap anak didik dapat menyumbang poin maksimum kepada timnya dalam system penskoran, tetapi nir seseorang siswapun dapat melakukan misalnya itu tanpa menunjukkan perbaikan atas kinerja masa lalu. Setiap siswa diberikan skor dasar, yg dihitung dari kinerja rata-rata anak didik pada kuis serupa sebelumnya.
1)Penentuan Skor Dasar Awal
Skor dasar mewakili skor homogen-homogen murid pada kuis yang lalu. Apabila anda memulai STAD selesainya anda memberikan tiga kuis atau lebih, gunakan skor kuis homogen-homogen menjadi skor dasar. Apabila tidak mempunyai skor kuis misalnya itu, gunakan nilai final murid berdasarkan tahun yg lalu, ataupun dapat dilakukan pre test terlebih dahulu.
2)Skor Individu
Dari output kuis, siswa memperoleh poin buat timnya berdasarkan pada berapa skor kuis mereka melampui skor dasar mereka., seperti model dalam tabel berikut :
Tabel 2
Kriteria Poin Perbaikan
Skor Kuis
IP
Nilai sempurna nir memandang berapa pun skor dasar
30 poin
Lebih berdasarkan 10 poin pada atas skor dasar
30 poin
1-10 poin di atas skor dasar
20 poin
1-10 poin di bawah skor dasar
10 poin
Lebih berdasarkan 10 poin di bawah skor dasar
5 poin
3)Skor Tim
Untuk menghitung skor tim, masukan setiap poin pemugaran murid pada lbr ihtirar tim yg sesuai, jumlahkan poin tadi dan bagi dengan jumlah anggota tim, bulatkan buat menghilangkan pecahan. Perhatikan bahwa skor tim lebih dipengaruhi oleh skor pemugaran daripada skor kuis rendah.
e.Penghargaan Tim
Segera mungkin sesudah setiap kuis terlaksana, pengajar seharusnya mengumumkan skor perbaikan individual dan skor tim serta menghadiahkan sertifikat atau penghargaan lain kepada tim yg memperoleh skor tinggi. Jika mungkin, pengumuman skor tim tadi dilakukan pada jam pelajaran pertama berikutnya setelah kuis tersebut bagi anak didik ini akan memperjelas hubungan antara bekerja menggunakan baik dan mendapat penghargaa dan hal ini akan menaikkan motivasi mereka untuk berbuat yg terbaik.
Berikan kriteria penghargaan, ada 3 tingkat penghargaan yg diberikan berdasarkan skor tim rata-homogen. Perhatikan bahwa seluruh tim dapat memperoleh penghargaan tersebut. Di pada sebuah kelas bisa terjadi lebih dari satu tim menerima penghargaan TIM SUPER atau TIM HEBAT ataupun TIM BAIK asal kriterianya terpenuhi. Artinya tim-tim tersebut tidak saling berkompetisi, sebagai model dapat dipandang pada tabel berikut ini :
Kriteria Penghargaan
Kriteria (Rata-rata Tim)
Penghargaan
15-19
TIM BAIK
20-24
TIM HEBAT
25-30
TIM SUPER
=========================================