Potensi Fisik dan Non Fisik Desa
Apakah sekarang engkau tinggal pada wilayah desa?Sudahkah mengenali potensi desa engkau sendiri?. Desa merupakan unit pemerintahan di bawah kabupaten yg berhak menyelenggarakan pemerintahan sendiri. Indonesia mempunyai jumlah desa yang sangat akbar serta hal tadi adalah potensi akbar buat pembangunan. Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2018, jumlah total desa pada Indonesia mencapai 79.702 unit yg beredar dai mulai Aceh sampai Merauke. Potensi desa merupakan segala sesuatu yg ada di desa yang dapat dioptimalkan buat pembangunan dan kesejahteraan warga . Potensi desa terbagi menjadi 2 yaitu potensi fisik serta potensi non fisik. Baca jua: Pendekatan keruangan, ekologi serta kewilayahan
1. Potensi fisik
Potensi fisik merupakan potensi yang berkaitan dengan asal daya alam yg ada di desa seperti tanah, air, lahan pertanian, fauna ternak, cuaca iklim serta lainnya. Lokasi desa pada Indonesia bhineka lantaran kenampakan fisik dan morfologi Indonesia beranekaragam mulai menurut dataran rendah, pantai, bukit hingga pegunungan. Perbedaan kenampakan fisik tersebut akan berpengaruh terhadap jenis potensi desa yang bersangkutan. Misalnya di desa yg berlokasi di daerah pantai maka bisa diketahui syarat cuaca serta iklim di daerah tadi adalah panas. Sedangkan sumber daya alam yang terdapat pada pantai diantaranya tambak, kelapa, ikan, terumbu karang serta lainnya. Beda halnya dengan pada daerah dataran tinggi yang berhawa sejuk maka potensi fisik desanya akan berupa daerah pertanian yg subur, sayuran, dan hewan ternak. Baca jua: Dampak posisi strategis Indonesia di dunia
2. Potensi non fisik
Potensi non fisik merupakan segala potensi yang berkaitan dengan rakyat desa dan rapikan perilakunya. Potensi non fisik lainnya adalah forum desa, aparatur desa, adat tata cara serta budaya. Suatu warga desa yang hidup pada waktu yg lama akan membentuk rapikan kehidupan tersendiri. Tata kehidupan akan dipengaruhi sang syarat alam daerah desa itu sendiri. Misalnya Desa pada wilayah Tengger yg berlokasi pada daerah Gunung Bromo seringkali melakukan upacara adat Kasodo menggunakan membuang sesajen ke kaldera Bromo sebagai bentuk ritual meminta keselamatan. Beda halnya dengan desa yg berada dekat pantai misalnya pada Parang Tritis yang acapkali melakukan upacara buang sesajen ke laut. Baca jua: Jenis-jenis patahan kerak bumi
Sumber serta Gambar:
Geografi Desa Kota. Bintarto